KASUS
PEMBIMBING :
dr. Rokhmad Widiatma, Sp.Rad
Oleh :
Vivian Saputra / 406172084
Pemeriksaan Umum
– Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, compos mentis.
– Tanda Vital
• Suhu : 36.9° C
• Nadi : 95 x/menit, reguler, isi cukup
• Laju Nafas : 20 x/mnt
• TD : 120/60 mmHg
PEMERIKSAAN SISTEM
– Kepala : Normochepali, tidak ada deformitas.
– Rambut : Hitam, tampak terdistribusi merata, tidak mudah dicabut
– Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+), mata cekung (-/-)
– Hidung : Bentuk normal, simetris, sekret (-/-)
– Telinga : Bentuk dan ukuran normal, liang telinga lapang, sekret (-/-),
serumen (-/-)
– Mulut : Mukosa bibir dan mulut kering, faring hiperemis (-), tonsil
T1/T1, faring hiperemis (-)
– Leher : Simetris, trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN SISTEM
Thorax : Gerak dan bentuk simetris, retraksi (-)
– Cor :
– Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
– Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
– Perkusi : Redup, batas jantung normal
– Auskultasi : Bunyi jantung I & II cepat, murmur (-), gallop (-)
– Pulmo :
– Inspeksi : Retraksi dinding dada (-), simetris kanan dan kiri
– Palpasi : Krepitasi (-), stem fremitus sama kuat
– Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
– Auskultasi : SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-)
PEMERIKSAAN SISTEM
– Abdomen
– Inspeksi : distensi abdomen(+), striae (-), purpura (-), spider naevi (-)
– Auskultasi : Bising usus (+) normal
– Perkusi : pekak di seluruh kuadran abdomen (+), nyeri ketok (-), pekak sisi
(+), pekak alih (+)
– Palpasi : Defans muscular (-), hepar teraba membesar (+) 5 jari dibawah
arcus costae, tepi/ permukaan tidak rata, konsistensi padat, nyeri tekan (+)
perut kanan atas. , splenomegali (-), fluid wave (+)
– Kulit : Turgor kembali cepat, ikterik (-)
– Extremitas : edema -/-/+/+, Akral hangat, CRT<2”
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS TATALAKSANA
– Hepatoma – Inf. NaCl 20 tpm
– Asites – Inj Ezola 40mg/24 jam
– Hepatitis B – Sucralfat syr 3x1 cth
– Penyakit jantung iskemik – Pamol tab 3x500mg
– vomitus – Hepabalance tab 2x1
– Lanzoprazol tab1x1
– CPG tab 1x1
– ISDN tab 1x1
– Sistenol tab 3x1
RESUME
1. Metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein.
2. Detoksifikasi zat sisa,
obat dan senyawa asing.
3. Sintesis protein plasma
4. Penyimpanan glikogen,
Fisiologi lemak, besi, tembaga, dan
banyak vitamin.
5. Pengaktifan vitamin D yang
diproduksi oleh hati dan
ginjal
6. Pengeluaran bakteri dan
sel darah merah yang
sudah rusak
7. Ekskresi kolesterol dan
bilirubin
HEPATOMA
Sirosis hati
FAKTOR Diabetes
Obesitas Mellitus
RISIKO
Alkohol
Klasifikasi Hepatoma secara Makroskopik
• sering berbentuk multinoduler. Biasanya hati membesar, dengan nodul yang bermacam-
macam besar dan bentuknya (nodul yang ireguler). Warna juga bermacam-macam, dari
Tipe kuning kehijauan sampai hijau tua. Seringkali disertai sirosis.
noduler
• suatu bentuk masif yang besar pada salah satu satu lobus dengan hanya 1 nodul saja. Tumor
massa yang besar tersebut sering kali terdapat di lobus kanan dan mungkin pada lobus
Tipe masif / lainnya dijumpai tumor kecil-kecil. Kadang-kadang pada lobus kanan terdapat tumor yang
mononodul masif, dan lobus kiri bentuk sirosis
ar masif
• umumnya besarnya hati terdapat dalam batas normal tapi seluruhnya terisi oleh sel-sel
karsinoma yang difus, dan yang kadang-kadang susah dibedakan dengan sirosis portal.
Tipe difus
MANIFESTASI KLINIS
• pasien yang tanpa gejala dan tanda fisik hepatoma yang jelas, biasanya ditemukan
melalui pemeriksaan AFP (alfa fetoprotein) dan teknik pencitraan.
Hepatoma
fase subklinis
• Hepatoma fase klinis tergolong hepatoma stadium sedang, lanjut, dan manifestasi utama yang sering
ditemukan :
• nyeri abdomen kanan - perut kembung
• massa abdomen atas - anoreksia
• letih - berat badan menurun
Hepatoma • demam - ikterus
fase klinis • asites
• Pada stadium akhir hepatoma sering timbul metastasis ke paru, tulang, dan banyak organ lain
PEMERIKSAAN LAB
• ↓ kadar Hb, biasanya sekitar 10 gr%
• Jumlah lekosit sedikit ↑
• ↑ LED , tergantung dari kerusakan sel hati dan metastase, tetapi
Sel-sel darah umumnya meningkat
• tes faal hati : alkali fosfatase, SGOT, SGPT yang biasanya terdapat
kenaikan kadarnya.
• Tes faal hati lainnya yang dapat berubah bila pada penderita
Tes disertai dengan sirosis hati, yaitu kadar albumin, kolestrol dan
biokimiawi trigliserida juga menurun
PEMERIKSAAN SEROLOGIS
• Jika AFP ≥ 500 ng/L bertahan 1 bulan atau ≥ 200 ng/L bertahan 2 bulan, tanpa bukti
penyakit hati aktif, dapat disingkirkan kehamilan dan kanker embrional kelenjar
Alfa- reproduksi, maka dapat dibuat diagnosis hepatoma
fetoprotein • Diagnosis ini dapat lebih awal 6-12 bulan dari timbulnya gejala hepatoma.
(AFP)
• HbsAg positif pada 30% kasus dengan hepatitis kronis dan sirosis
hati. Disamping itu, ditemukan lebih dari 10 % HbsAg positif pada
HbsAg penderita KHP
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1. Ultrasonografi (USG)
(1) Karsinoma hepatoseluler. USG menggambarakan lesi tidak berkapsul yang sebagian
hiperekoik, bagian dalam isoekoik dibandingkan dengan gambaran parenkim sekitar.
Kontur liver ireguler, batas hepar bulat.
PEMERIKSAAN
Karateristik warna Doppler menunjukkan adanya HCC pada hepar : lesi kaya vaskularisasi
yang dibandingkan dengan parenkim hepar disekitarnya. Hemangioma : pola berbentuk
titik. Metastasis multipel : pola melingkar. Focal Nodular Hyperplasia (FNH) : pola ruji-ruji
roda
PEMERIKSAAN
Penyangatan kontras pada lesi HCC. Pada saat sebelum penyangatan (A), aliran darah
hanya terlihat pada area perifer dari lesi hipoekoik yang berukuran 15 mm (panah).
Setelah diinjeksi Levovist melalui vena Cubiti (B), kontras yang melalui vena porta (panah)
mengalir keluar dari tumor dan masuk ke dalam cabang posterior superior vena porta
yang ada.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
2. CT Scan
(D) pada fat-suppressed-T2-weighted MRI, bagian sentral dari tumor (kepala panah)
menunjukkan intensitas rendah dibandingkan parenkim hepar sekitarnya. (E) pada T1-
weighed-opposed-phase MRI, tumor juga tampak dengan intensitas rendah.
DIAGNOSIS BANDING
• Pada gambaran CT non kontras, hemangioma tampak sebagai
Hemangioma gambaran yang hipodens dengan batas yang jelas. Kalsifikasi jarang,
dan umumnya terdeteksi secara tidak sengaja
• Pada gambaran CT, FNH tampak sebagai lesi hipodens (42-57%) atau
Focal Nodular isodens (40-48%) tanpa batas yang jelas dan kadang dengan zona
Hyperplasia (FNH) sentral hipodens yang intensif. Jika lesinya isodens, efek “massa”
mungkin merupakan satu-satunya kriteria untuk mendeteksi FNH