0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
51 tayangan3 halaman
Pre-oksigenasi dengan masker oksigen sebelum tindakan medis penting untuk meningkatkan cadangan oksigen pasien. Hal ini membantu meningkatkan durasi apnea tanpa desaturasi jika terjadi kesulitan ventilasi setelah induksi anestesi. Bag & mask ventilation merupakan langkah awal dalam manajemen jalan napas kecuali untuk rapid sequence intubation untuk mencegah aspirasi.
Pre-oksigenasi dengan masker oksigen sebelum tindakan medis penting untuk meningkatkan cadangan oksigen pasien. Hal ini membantu meningkatkan durasi apnea tanpa desaturasi jika terjadi kesulitan ventilasi setelah induksi anestesi. Bag & mask ventilation merupakan langkah awal dalam manajemen jalan napas kecuali untuk rapid sequence intubation untuk mencegah aspirasi.
Pre-oksigenasi dengan masker oksigen sebelum tindakan medis penting untuk meningkatkan cadangan oksigen pasien. Hal ini membantu meningkatkan durasi apnea tanpa desaturasi jika terjadi kesulitan ventilasi setelah induksi anestesi. Bag & mask ventilation merupakan langkah awal dalam manajemen jalan napas kecuali untuk rapid sequence intubation untuk mencegah aspirasi.
• Jika mungkin, preoksigenasi dgn face mask oxygen sebaiknya dilakukan
terlebih dahulu sebelum semua intervensi managemen jalan napas. • O2 dikirim dengan menggunakan masker selama beberapa menit sebelum induksi anestesi. • Dengan cara ini, kapasitas residu fungsional, cadangan oksigen pasien dibersihkan dari nitrogen. • Hingga 90% dari FRC normal 2L setelah preoksigenasi diisi dengan O2 • Mempertimbangkan kebutuhan O2 normal 200-250 mL/menit, pasien dengan preoksigenasi mungkin memiliki cadangan O2 5-8 menit. • Meningkatkan durasi apnea tanpa desaturasi, jika ventilasi setelah induksi anestesi tertunda. • Kondisi yg meningkatkan kebutuhan O2 (sepsis, kehamilan) dan menurunkan FRC (obesitas, kehamilan) megurangi periode apnea sebelum terjadi desaturasi. Bag & Mask Ventilation • Merupakan langkah pertama dalam managemen jalan napas pada sebagian besar situasi dengan penngecualian pada pasien yg menjalani rapid sequence intubation. • Rapid sequnce induction cegah BMV untuk menghindari inflasi lambung dan untuk mengurangi potensi terjadinya aspirasi isi lambung pada pasien yang tidak puasa & mereka yang mengalami pengosongan lambung tertunda • Pada keadaan darurat BMV mendahului percobaan intubasi dalam upaya mengoksigenasi pasien, dengan pemahaman bahwa ada risiko aspirasi tersirat • Seperti yg ditulis di atas, tangan kiri anestesis menyokong masker di wajah pasien. Wajah dinaikkan ke dalam masker dengan jari ke3,4,5 tangan kiri pemberi anestesi. • jari” diletakkan di mandibula, dan rahang didorong ke depan mengangkat pangkal lidah menjauhi faring posterior membuka jalan napas. • Jempol dan jari telunjuk diletakkan di bagian atas masker • Jika jalan napas paten, pompa bag akan menghasilkan naiknya dada. • Jika ventilasi tidak efektif (tidak ada tanda naiknya dada, tidak ada end-tidal CO2 yang terdeteksi, tidak ada kabut di clear mask), jalan napas oral / nasal dapat ditempatkan untuk meredakan obstruksi jalan napas sekunder akibat jaringan faring berlebihan. • Difficult mask ventilation sering ditemukan pada pasien dengan obesitas morbid, janggut dan kelainan bentuk kraniofasial • Pada tahun” lalu anestesi rutin diberikan hanya dengan adiministrasi masker • Dekade akhir” ini, bermacam” alat supraglotis telah diizinkan untuk penyelamatan jalan napas (ketika BMV tidak memungkinkan) dan managemen anestesi jalan napas rutin (ketika intubasi tidak dianggap perlu)