Anda di halaman 1dari 6

BILAS LAMBUNG

CONNIE WALLECK, RN

Indikasi
Perdarahan traktus gastrointestinal atas
Menelan racun atau toksin
Kelebihan dosis obat yang membahayakan hidup
Pengawasan terhadap suhu yang tidak wajar

Kontaindikasi
Dicurigai adanya ruptur esofagus
Menelan bahan-bahan kaustik
Menelan minyak yang telah disuling (relatif)

Peralatan
Selang Ewald dengan lubang besar (32F) Semprit Toomey 50 ml
atau selang Salem sump ukuran 18F Pelumas
Botol besar (kantong) untuk aliran Hemostat (tuk mengeklem selang)
masuk 2 sampai 3 liter Gown
Selang dengan lubang besar untuk Sarung tangan
aliran masuk dan aliran keluar Bantalan kasa ukuran 4 x 4 inci
Konektor Y Pelindung wajah
Botol untuk aliran keluar

Kewaspadaan Umum
1. Pakailah sarung tangan
2. Pakailah gown atau apron plastik
3. Gunakan pelindung wajah

Teknik
1. Jelaskan perihal tindakan tersebut kepada pasien dan mintalah ijin
bila kesadaran memungkinkan
2. Lakukan pelumasan selang ewald
3. Pakailah sarung tangan dan gown
4. Pastikan bahwa pasien dalam keadaan sadar dengan refleks gag
yang masih lengkap. Jika pasien tidak sadar, maka trakhea harus diintubasi
dengan selang endotrakeha yang bermanset (lihat Bab 3) sebelum memulai
bilas lambung.
5. Pasien ditempatkan dalam posisi tiduran di atas brancard dengan
sisi kiri pasien berada di atas (miring ke kanan) dan kedua kaki lebih tinggi
daripada kepala (sehingga mulut lebih rendah daripada laring untuk
memperkecil kemungkinan aspirasi) (Gambar 9.4)
6. Kepala pasien difleksikan
7. Anda berdiri disisi anterior pasien dan menghadap ke pasien
8. Masukkan selang Ewald melalui mulut dan majukan selang ke
dalam perut dengan menggunakan tekanan ringan. Tindakan tersebut dapat
dipermudah dengan memegang lidah memakai bantalan kasa ukuran 4x4
inci dan kemudian menariknya keluar. (jika anda memilih untuk
menggunakan salem sump tube maka lihat halaman 164 pada teknik insersi
selang nasogastrik).
9. Penempatan selang bisa dipastikan benar yaitu dengan
mengalirnya isi gaster dan/ata lakukan auskultasi di atas lambung untuk
mengetaui udara yang diinjeksikan.
10. Kirimkan sampel isi gaster ke laboratorium toksikologi pada kasus-
kasus penelanan racun atau toksin.
11. Alirkan semua isi gaster
12. Buatlah suatu rangkaian sistem lavase (gambar 9.5)
13. Isilah botol untuk aliran masuk (kantong) dengan larutan garam
fisiologis yang dingin atau larutan garam fisiologis reguler sedangkan
selang aliran masuk diklem dulu.
14. Lakukan klem selang aliran keluar, lalu bukalah selang aliran
masuk dan pada permulaan lakukan infus dengan larutan garam fisiologis
250 ml. volume dari tiap-tiap infus dapat dinaikkan sampai 500 ml asalkan
dapat diterima oleh pasien.
15. Lakukan klem selang aliran masuk dan bukalah selang aliran
keluar dengan membiarkan cairan lavase mengalir akibat gaya gravitasi
menuju ke sebuah tempat penampungan di atas lantai atau bangku kaki
yang rendah. Apabila sebagian besar dari cairan lavase telah mengalir,
ulangilah proses tersebut.
16. Lakukan infus dan alirkan larutan sampai cairan yang mengalir
kembali menjadi bersih.
17. Pada kasus-kasus overdosis, setelah lavase diselesaikan maka
yang tersebut di bawah ini dapat diberikan:activated charcoal 50 sampai
100 gr, dan suatu katarik seperti misalnya magnesium sitrat atau sorbitol.

Komplikasi
Aspirasi
Ketidakseimbangan elektrolit
Perforasi esofagus atau lambung
Trauma terhadap mukosa gaster
Esofagitis refluks
Disritmia jantung
Hipotermia (jika larutan garam fisiologis dingin digunakan dalam jumlah besar)
Asidosis

Catatan Penting
1. Lakukan pengisapan kavum oris berulang kali selama tindakan untuk
mencegah aspirasi yang mungkin terjadi
2. Tentukan nilai paten selangnya.
3. Perkiraan penempatan selang sebelum memulai lavase karena selang
dapat membelit di dalam orofaring atau esofagus atau bisa juga masuk ke
paru-paru. Jika terdapat suatu keraguan tentang penempatan selang maka
mintalah foto rontgent sebelum mulai lavase. Lavase paru dapat fatal.
4. Peliharalah jalan napas.
5. Catatan aliran masuk dan aliran keluar harus selalu tepat dan akurat
untuk mencegah distensi.
6. Drainase dapat dipermudah dengan menggulingkan pasien dari kanan
ke kiri.
7. Tahanlah pasien seperlunya untuk menghindarkan terlepasnya selang.
8. Jika digunakan selang Salemb berlubang, drainase perlu dilakukan
dengan aspirasi memakai syringe toomey. Aspirasi dengan semprit harus
dihindari sejauh mungkin apabila digunakan selang Ewald karena dapat
menyebabkan kerusakan berat akibat penghisapan terhadap mukosa gaster.
9. Apabila menggunakan bilas lambung untuk mengobati hipotermia,
maka hangatkan cairan lavase dengan alat penghangat darah atau
dihangatkan dalam microwave oven.

INSERSI SELANG NASOGASTRIK


MARCY LAYTON, MD

Indikasi
Meringankan ileus
Bilas lambung, pada kasus perdarahan gastrointestinal, serta pasien kelebihan
dosis
Pasien-pasien koma yang sedang dalam pengobatan dan/atau pasien yang
diintubasi
Pemberian makanan enteral

Kontaindikasi
Baru saja mengalami pembedahan esofagus
Koagulopati (relatif)
Baru saja mengalami pembedahan hidung atau trauma hidung

Peralatan
Selang nasogastrik, No.14 F sampai 18F Semprit Toomey 50 ml
Jadi petolatum atau jeli lidokain Plester
Sarung tangan Segelas air
Masker dan pelindung

Kewaspadaan Umum
1. Pakailah masker dan sarung tangan
2. Gunakan pelindung mata

Teknik
1. Jika kondisi pasien memungkinkan, jelaskan perihal tindakan tersebut
kepada pasien dan mintalah ijin.
2. Posisi yang ideal adalah pasien duduk 90 derajat dengan leher fleksi
ke depan (untuk memendekkan trakhea)
3. Tentukan jalan melalui hidung yang mana yang paling lebar
4. Pakailah sarung tangan, masker dan pelindung mata
5. Oleskan pelumas sampai ujung distal selang nasogastrik
6. Masukkan selang nasogastrik ke dalam lubang hidung persis
sampai nasofaring (gambar 9.6)
7. Jika pasien kooperatif, suruhlah ia untuk menelan sesapan air
begitu selang nasogastrik dimajukan ke dalam lambung.
8. Untuk memastikan apakah posisinya benar, maka lakukan aspirasi
isi lambung dengan syringe Toomey dan lakukan auskultasi di atas lambung
begitu udara diinjeksikan melalui semprit.
9. Selang diplester pada posisi dimana terletak di luar jangkauan
pasien.

Komplikasi
Trauma lokal disebabkan oleh iritasi selang
Penempatan endobronkial (jika tidak yakin akan posisinya, maka periksalah
dengan foto rongent)
Selang terus-menerus melingkar dalam nasofagus
Sinusitis
Otitis media
Epistaksis
Perforasi lempeng kribriformis, nasofaring, atau esofagus.

Catatan Penting
1. Jika pasien tidak kooperatif, maka diperlukan sedasi ringan dan
pengekangan diri.
2. Jika pasien mempunyai refleks gag yang jelas, lakukan anestesi
nasofaring dengan obat anestesi kerja pendek yang disemprotkan (misalnya
setakain) atau menggunakan jeli lidokain sebagai pelumas.
3. Jika pasien ompong, maka insersi selang dapat dipermudah dengan
menggunakan tangan anda yang satunya dalam orofaring untuk
membimbing selang turun ke esofagus.
4. Keraskan selang dengan menempatkannya di dalam bak es sehingga
akan mempermudah insersi jika selang tersebut melilit di dalam nasofaring.
5. Pada pasien-pasien dengan cidera kepala dan/atau cedera wajah yang
kemungkinan menderita fraktur basis kranii, maka rute orogastrik dianjurkan
untuk mengurangi risiko terhadap sinusitis dan meningitis serta untuk
menghindari insersi selang masuk ke dalam otak.
6. Rute orogastrik juga dapat digunakan pada seorang pasien dengan
koagulopati berat yang harus menggunakan selang lambung.
7. Posisi selang perlu diperkuat dengan pemeriksaan foto sinar X
sebelum memulai dengan pemberian makan enteral.
8. Intubasi yang sangat sulit dapat dipermudah karena penempatannya
dengan penglihatan langsung menggunakan laringoskop serta forsep Magill.
9. Sebagai usaha terakhir, dapat digunakan endoskopi.

Referensi
Broughton WA, Green AE, Hall MW, Bass JB: The technique of placing a
nasoenteric tube. J Crit Ilness 5:1101, 1990.

Anda mungkin juga menyukai