Anda di halaman 1dari 14

DEMAM BERDARAH (DENGUE HEMORRHAGIC FEVER)

Definisi

Demam Dengue, adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri
otot,
sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam.

Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam
dengue
yang disertai pembesaran hati dan tanda-tanda perdarahan.

Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan
penderita jatuh dalam keadaan syok akibat kebocoran plasma. Keadaan ini
disebut Dengue Shock Syndrome (DSS).

Gejala

Infeksi oleh virus Dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma


virus
nonspesifik sampai perdarahan yang fatal.Gejala Demam Dengue tergantung
Pada
umur penderita. Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa demam
Disertai
dengan ruam-ruam pada kulit. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa,
biasa
dimulai dengan demam ringan atau tinggi (>39 derajat C) yang tiba-tiba
dan
berlangsung selama 2 - 7 hari, disertai dengan sakit kepala hebat, nyeri
di
belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah dan ruam-ruam. Bintik-
bintik
perdarahan di kulit sering terjadi, kadang-kadang disertai bintik-bintik
perdarahan di tenggorokan dan selaput bening mata.

Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, perasaan tidak enak di ulu
hati,
nyeri di tulang rusuk kanan atau nyeri di seluruh perut. Kadang-kadang
demam
mencapai 40 - 41 derajat C dan terjadi kejang demam pada bayi.

DHF adalah komplikasi serius demam dengue yang dapat mengancam jiwa
penderitanya, ditandai oleh:

a.. Demam tinggi yang terjadi tiba-tiba


b.. Tanda-tanda perdarahan
c.. Pembesaran hati
d.. Kadang-kadang disertai syok

Tanda-tanda perdarahan pada DHF dimulai dari tes Torniquet positif dan
bintik-bintik perdarahan di kulit (ptechiae). Ptechiae ini bisa terlihat
di
seluruh anggota gerak, ketiak, wajah, dan gusi. Juga bisa terjadi
perdarahan
hidung, gusi dan perdarahan dari saluran cerna dan perdarahan dalam
urin.

Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokkan menjadi 4 tingkatan :

a.. Derajat 1: demam diikuti gejala tidak khas. Satu-satunya tanda


perdarah-an adalah tes torniquet positif atau mudah memar.
b.. Derajat 2: gejala derajat 1 ditambah dengan perdarahan spontan.
Perdarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
c.. Derajat 3: terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut
nadi
yang cepat dan lemah , hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab
dan
penderita gelisah.
d.. Derajat 4: terjadi syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan
tekanan
darah yang tidak dapat diperiksa.
Fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam. Setelah
demam
selama 2 - 7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tanda-tanda
gangguan sirkulasi darah. Penderita berkeringat, gelisah, kaki dan
tangan
dingin dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi.

Pada kasus yang tidak terlalu berat gejala-gejala ini hampir tak
terlihat,
menandakan kebocoran plasma yang ringan. Bila kehilangan plasma hebat,
akan
terjadi syok, syok berat dan kema-tian bila tidak segera ditangani.

Pada penderita dengan DSS, kondisi penderita akan cepat memburuk.


Ditandai
dengan nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun hingga kurang dari 20
mmHg
atau terjadi hipotensi. Kulit dingin, lembab dan penderita mula-mula
terlihat
mengantuk kemudian gelisah.

Bila keadaan ini tidak segera ditangani penderita akan meninggal dalam
Waktu
12-24 jam. Dengan pemberian cairan pengganti, kondisi penderita akan
dengan
cepat membaik. Pada syok yang berat sekalipun, penderita akan membaik
dalam
2-3 hari. Tanda-tanda adanya perbaikan adalah jumlah urine yang cukup
dan
kembali nya nafsu makan.

Diagnosa

Pada awal terjadinya demam, DHF sulit dibedakan dengan infeksi lain yang
disebabkan oleh berbagai jenis virus, bakteri atau parasit. Setelah hari
ketiga atau keempat baru pemeriksaan darah dapat membantu diagnosa.

Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah :


a.. Penurunan jumlah trombosit (< 100.000 sel/mm3)
b.. Peningkatan konsentrasi sel darah (> 20% di atas rata-rata nilai
normal)
c.. Hasil laboratorium semacam ini biasanya ditemukan pada hari ke-3
sampai
hari ke-7.

Pengobatan

Untuk mengatasi demam biasanya diberikan parasetamol. Salisilat tidak


digunakan karena akan memicu perdarahan dan asidosis. Parasetamol
diberikan
selama demam masih mencapai 39 derajat C, paling banyak 6 dosis dalm 24
jam.

Kadang-kadang diperlukan obat penenang pada anak-anak yang sangat


gelisah.
Kegelisahan ini biasa terjadi karena dehidrasi atau gangguan fungsi
hati.

Haus dan dehidrasi merupakan akibat dari demam tinggi, tidak adanya
nafsu
makan dan muntah. Untuk mengganti cairan yang hilang harus diberikan
cairan
yang cukup melalui mulut atau melalui vena. Cairan yang diminum
sebaiknya
mengandung elektrolit seperti oralit. Cairan lain yang biasa digunakan
adalah
jus buah-buahan.

Penderita HARUS SEGERA DIRAWAT bila ditemukan gejala-gejala seperti di


bawah
ini :

a.. Takikardia, denyut jantung meningkat.


b.. Kulit pucat dan dingin
c.. Denyut nadi melemah
d.. Terjadi perubahan derajat kesadaran, penderita terlihat ngantuk
atau
tertidur terus menerus.
e.. Urine sangat sedikit
f.. Peningkatan konsentrasi hematokrit secara tiba-tiba
g.. Tekanan darah menurun hingga kurang dari 20 mmHg

Dengan tanda-tanda tersebut berarti penderita mengalami dehidrasi yang


signifi
kan, sehingga diperlukan pengganti cairan secara intravena (infus-red).
Oksigen juga diperlukan pada penderita yang mengalami syok. Transfusi
darah
hanya diberikan pada penderita dengan tanda-tanda perdarahan
yang signifikan.

Pencegahan

Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat menangkal virus dengue
dengan berbagai serotipe. Satu-satunya usaha pencegahan atau
pengendalian
dengue adalah dengan memerangi nyamuk yang berperan pada penularan virus
dengue. Aedes aegypti berkembang biak terutama di tempat-tempat buatan
manusia
seperti wadah plastik, ban mobil bekas dan tempat lain yang menampung
air
hujan. Nyamuk ini menggigit pada siang hari, beristirahat di dalam rumah
dan
meletakkan telurnya pada tempat-tempat air bersih tergenang.

Pencegahan dilakukan dengan langkah 3M:

1. Menguras bak air

2. Menutup tempat-tempat yang mungkin menjadi tempat berkembang biak


nyamuk

3. Mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air

Ditempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang


membunuh
larva nyamuk seperti abate. Hal ini bisa mencegah perkembangbiakan
nyamuk
selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap beberapa
waktu
tertentu.

Ditempat yang sudah terjangkit DHF dilakukan penyemprotan insektisida


secara
fogging. Untuk perlindungan yang lebih intensif, orang-orang yang tidur
siang
sebaiknya menggunakan kelambu, memasang kasa nyamuk di pintu dan
jendela,
menggunakan semprotan nyamuk di dalam rumah dan obat-obat nyamuk yang
dioleskan.

Terapi dengan TOGA

- Kapsul Buah Makasar 3 x1 kaps/hari

- Kapsul Mimba 3 x 1 Kaps/hari

- Kapsul Sambiloto 3 x 1 Kaps/hari

Fungsi ketiga kapsul diatas adalah untuk menekan perkembangan virus

- Tapak Liman 3 x 1 Kaps/hari

- Juice Jambu Biji Merah

Fungsi kedua bahan diatas adalah untuk meningkatkan kesehatan dan juga
tromboisit darah.

Demikian Sharing dari saya semoga bermanfaat.


Salam Hormat

http://www.freelists.org/post/pistons92/Fwd-FWDEMAM-BERDARAH

DEMAM BERDARAH
I. DEFINISI

Demam Dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot,
sendi, dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam
berdarah dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam dengue yang
disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan.

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Family Flaviviridae, dengan
genusnya adalah Flavivirus. Virus mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan
DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan
manifestasi yang berbeda tergantung dari serotipe virus dengue. Morbiditas penyakit
DBD menyebar di negara-negara tropis dan sub tropis. Disetiap negara penyakit
DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.

II. PATOFISIOLOGI

Patogenesis dan Patofisiologi, patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami namun


terdapat 2 perubahan patofisiologi yang menyolok, yaitu meningkatnya permeabilitas
kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok.
Pada DBD terdapat kejadian unik yaitu terjadinya kebocoran plasma kedalam rongga
pleura dan rongga peritoneal. Kebocoran plasma terjadi singkat (24-28 jam).

Hemostatis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopeni dan


koagulopati, mendahului terjadinya manifestasi perdarahan. Aktivasi sistem
komplemen selalu dijumpai pada pasien DBD kadar C3 dan C5 rendah, sedangkan
C3a dan C5a meningkat. Mekanisme aktivasi komplemen tersebut belum diketahui.
Adanya kompleks imun telah dilaporkan pada DBD. Namun demikian peran
kompleks antigen-antibodi sebagai penyebab aktivasi komplemen pada DBD belum
terbukti.

Selama ini diduga bahwa derajat keparahan penyakit DBD dibandingkan dengan DD
dijelaskan adanya pemacuan dari multiplikasi virus di dalam makrofag oleh antibodi
heterotipik sebagai akibat infesi dengue sebelumnya. Namun demikian terdapat bukti
bahwa faktor virus serta responsimun cell-mediated terlibat juga dalam patogenesis
DBD.

III. GEJALA dan TANDA-TANDANYA

Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus
nonspesifik sampai perdarahan yang fatal. Gejala demam dengue tergantung pada
umur penderita, pada balita dan anak-anak kecil biasanya berupa demam, disertai
ruam-ruam makulopapular. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa
dimulai dengan demam ringan, atau demam tinggi ( > 39 derajat C ) yang tiba-tiba
dan berlangsung 2-7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri
sendi dan otot, mual-muntah, dan ruam-ruam.

Bintik-bintik pendarahan di kulit sering terjadi, kadang-kadang disertai bintik-bintik


pendarahan dipharynx dan konjungtiva. Penderita juga sering mengeluh nyeri
menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan ( costae dexter ), dan
nyeri seluruh perut. Kadang-kadang demam mencapai 40-41 derajat C, dan terjadi
kejang demam pada balita.

DHF adalah komplikasi serius dengue yang dapat mengancam jiwa penderitanya,
oleh :

1. Demam tinggi yang terjadi tiba-tiba


2. Manifestasi pendarahan
3. Nepatomegali atau pembesaran hati
4. Kadang-kadang terjadi shock manifestasi pendarahan pada DHF, dimulai dari test
torniquet positif dan bintik-bintik pendarahan di kulit ( ptechiae ). Ptechiae ini
bisa terjadi di seluruh anggota gerak, ketiak, wajah dan gusi, juga bisa terjadi
pendarahan hidung, gusi, dan pendarahan dari saluran cerna, dan pendarahan
dalam urine.

Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokan menjadi 4 tingkat :

1. Derajat I : Demam diikuti gejala spesifik, satu-satunya manifestasi pendarahan


adalah test Terniquet yang positif atau mudah memar.
2. Derajat II : Gejala yang ada pada tingkat 1 ditambah dengan pendarahan spontan,
pendarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
3. Derajat III : Kegagalan sirkulasi ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan
lemah, hipotensi, suhu tubuh rendah, kulit lembab, dan penderita gelisah.
4. Derajat IV : Shock berat dengan nadi yang tidak teraba, dan tekanan darah tidak
dapat di periksa, fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.

Setelah demam 2-7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tanda-tanda
gangguan sirkulasi darah, penderita berkeringat, gelisah, tangan dan kakinya dingin
dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi. Pada kasus yang tidak
terlalu berat gejala-gejala ini hampir tidak terlihat, menandakan kebocoran plasma
yang ringan.

IV. DIAGNOSA

Diagnosis banding perlu bipertimbangkan bilamana terdapat kesesuain klinis dengan


demam tifoid, campak, influenza, chikungunya dan tospirosis. Pada awal mulainya
demam, DHF sulit dibedakan dari infeksi lain yang disebabkan oleh berbagai jenis
virus, bakteri dan parasit. Setelah hari ketiga atau keempat baru pemeriksaan darah
dapat membantu diagnosa.

Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah :


1. Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3
2. Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% diatas rata-
rata.

Hasil laboraturium seperti ini biasanya ditemukan pada hari ketiga sampai ke-7.
Kadang-kadang dari x-ray dada ditemukan efusi pleura atau hipralbuminemia
yang menunjukan adanya kebocoran plasma. Kalau penderita jatuh dalam
keadaan syok, maka kasusnya disebut sebagai Dengue Shock Syndrome ( DSS ).

V. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan terdiri dari :

a. Pencegahan

Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk flavivirus demam
berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau
mengurangi vektor nyamuk demam berdarah.

Cara pencegahan DBD :

1. Bersihakan tempat penyimpanan air ( bak mandi, WC ).


2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air.
3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas (kaleng bekas,
botol bekas ).
4. Tutuplah lubang-lubang, pagar pada pagar bambu dengan tanah.
5. Lipatlah pakaian atau kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk
tidak hinggap di situ.
6. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin untuk membunuh jintik-
jintik nyamuk ( ulangi hal ini setiap 2 sampai 3 bulan sekali.

b. Pengobatan

Pengobatan penderita demam berdarah adalah dengan cara :


1. Pengantian cairan tubuh
2. Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter dalam 24 jam.
3. Gastroenteritis oral solution atau kristal diare yaitu garam elektrolid
( oralit kalau perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5 menit )
4. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit diperlukan untuk mencegah
terjadinya syok yang dapat terjadi secara tepat.
5. Pemasangan infus NaCl atau Ringer melihat keperluanya dapat
ditambahkan, Plasma atau Plasma expander atau preparat hemasel.
6. Antibiotik diberikan bila ada dugaan infeksi sekunder.

VI. PROGNOSIS

Infeksi dengue pada umumnya mempunyai prognosis yang baik, DF dan DHF
tidak ada yang mati. Kematian dijumpai pada waktu ada pendarahan yang berat,
shock yang tidak teratasi, efusi pleura dan asites yang berat dan kejang. Kematian
dapat juga disebabkan oleh sepsis karena tindakan dan lingkungan bangsal rumah
sakit yang kurang bersih. Kematian terjadi pada kasus berat yaitu pada waktu muncul
komplikasi pada sistem syaraf, kardiovaskuler, pernapasan, darah, dan organ lain.

Kematian disebabkan oleh banyak faktor, antara lain :

1. Keterlambatan diagnosis
2. Keterlambatan diagnosis shock
3. Keterlambatan penanganan shock
4. Shock yang tidak teratasi
5. Kelebihan cairan
6. Kebocoran yang hebat
7. Pendarahan masif
8. Kegagalan banyak organ
9. Ensefalopati
10. Sepsis
11. Kegawatan karena tindakan
VII. KESIMPULAN

Demam berdarah adalah adalah demam virus akut yang disertai sakit
kepala, nyeri otot, sendi, dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan
ruam-ruam.
Patofisiology demam berdah adalah Patogenesis dan Patofisiologi,
patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami namun terdapat 2 perubahan
patofisiologi yang menyolok, yaitu meningkatnya permeabilitas kapiler
yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok.
Gejala dan tandanya demam berdarah dengue adalah . Gejala demam
dengue tergantung pada umur penderita, pada balita dan anak-anak kecil
biasanya berupa demam, disertai ruam-ruam makulopapular.
Diagnosa demam berdarah dengue adalah Diagnosa ditegakkan dari gejala
klinis dan hasil pemeriksaan darah :

1. Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3

2. Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20%


diatas rata-rata.

Penatalaksanaan demam berdarah adalah Diagnosa ditegakkan dari gejala


klinis dan hasil pemeriksaan darah :

1. Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3

2. Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% diatas rata-rata


Pengobatan penderita demam berdarah adalah dengan cara :

a. Pengantian cairan tubuh

b. Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter dalam


24 jam.
c. Gastroenteritis oral solution atau kristal diare yaitu garam
elektrolid ( oralit kalau perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5
menit )

Prognosis demam berdarah dengue adalah Infeksi dengue pada umumnya


mempunyai prognosis yang baik, DF dan DHF tidak ada yang mati.
Kematian dijumpai pada waktu ada pendarahan yang berat, shock yang
tidak teratasi, efusi pleura dan asites yang berat dan kejang

http://cetrione.blogspot.com/2008/06/demam-berdarah-i.html

Demam Berdarah Dengue

Definisi

Penyakit demam berdarah dengue (DBD)


adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat
menyerang semua orang dan dapat
mengakibatkan kematian terutama pada anak,
serta sering menimbulkan kejadian luar biasa
atau wabah. Di Indonesia sejak dilaporkannya
kasus DBD pada tahun 1968 terjadi
kecenderungan peningkatan insidens.

Keadaan ini terutama disebabkan karena 4 jenis virus dengue telah ada di Indonesia dan
nyamuk penularnya tersebar luas. Namun angka kematian menurun tajam sejak tahun
1968 sampai sekarang.

Penyakit ini ditularkan orang yang dalam darahnya terdapat virus dengue. Orang ini bisa
menunjukkan gejala sakit, tetapi bisa juga tidak sakit, yaitu jika mempunyai kekebalan
yang cukup terhadap virus dengue. Jika orang digigit nyamuk aedes aegypti maka virus
akan masuk bersama darah yang dihisapnya. Didalam tubuh nyamuk itu, virus dengue
akan berkembang dan menyebar ke seluruh bagian nyamuk. Sebagian besar virus tersebut
berada pada kelenjar liur yang terdapat pada alat tusuk nyamuk. Sehingga waktu nyamuk
tersebut menggigit orang lain, maka bersamaan dengan air liur nyamuk masuk kedalam
darah, virus dengue dipindahkan kepada orang lain.
Gejala Klinis

Gejala utama dari demam berdarah dengue adalah demam yang mendadak tinggi
(>39oC), terus menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat dan biasanya
diikuti dengan;

Nyeri kepala
Menggigil
Lemas
Nyeri di belakang mata
Nyeri otot dan tulang
Ruam kulit (kulit kemerahan)
Anoreksia
Mual muntah
Selanjutnya akan diikuti oleh tanda perdarahan seperti;

Gusi berdarah
Mimisan
Timbul bintik-bintik merah pada kulit (petekie)
Muntah darah
Buang air besar berwarna hitam

Pada fase demam biasanya diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada fase kritis ini
suhu tubuh menurun, bagian tubuh seperti tangan dan kaki dingin dan biasanya merasa
seperti sudah sembuh. Padahal pada fase ini kita harus waspada, sebab bisa terjadi
sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.

Laboratorium

Pada awal fase demam akan dijumpai jumlah leukosit normal, kemudian jumlah leukosit
akan menurun selama fase demam. Jumlah trombosit pada awal demam pada umumnya
normal, penurunan jumlah trombosit (< 100.000/mm 3) biasanya ditemukan antara hari
ketiga sampai ketujuh. Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa
jumlah trombosit dalam batas normal atau menurun. Peningkatan kadar hematokrit (Ht)
selalu dijumpai pada DBD, karena hal ini merupakan indikator terjadinya kebocoran
plasma. Untuk pemeriksaan radiologis (foto rontgen dada) hanya untuk melihat adanya
kebocoran cairan ke dalam rongga dada.

Tata Laksana

Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu


mengatasi kehilangan cairan sebagai akibat dari
kebocoran plasma dan perdarahan. Obat-obatan yang
diberikan bersifat simtomatik (mengobati gejala) bila
demam diberikan antipiretik (penurun demam), mual
diberikan antiemetik dst. Rasa haus dan keadaan
kekurangan cairan dapat timbul sebagai akibat demam
tinggi, anoreksia dan muntah. Jenis minuman yang
dianjurkan adalah jus buah, teh manis, sirup, susu, serta
larutan oralit. Apabila cairan oral tidak dapat diberikan
maka sebaiknya pasien dirawat untuk diberikan cairan infus. Pasien diharapkan tirah
baring selama masih demam maupun fase syok dan selalu di monitor kadar trombosit
serta kadar hematokrit sampai normal kembali.

Pencegahan

Pemberantasan DBD seperti juga penyakit menular lain, didasarkan atas pemutusan
rantai penularan. Dalam hal DBD, komponen penularan terdiri dari virus, aedes aegypti
dan manusia. Karena sampai saat ini belum terdapat vaksin yang efektif terhadap virus
itu, maka pemberantasan ditujukan pada menusia dan terutama pada vektornya dengan
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN-DBD). Tempat berkembang
biak nyamuk aedes aegypti adalah penampungan air bersih yang tidak langsung
berhubungan dengan tanah seperti : bak mandi/wc, minuman burung, air tandon, air
tempayan/gentong, kaleng, ban bekas, talang air, dll.

http://www.klikdokter.com/illness/detail/184

Anda mungkin juga menyukai