Anda di halaman 1dari 26

Modul V Masalah Keswa 83

MODUL V

MASALAH-MASALAH KESEHATAN JIWA

Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada individu dan keluarga di masyarakat
membutuhkan penanganan praktisi kesehatan. Keperawatan meyakini sebagai salah satu
profesi kesehatan meyakini adanya kolaborasi dan kerja tim untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dialami individu, keluarga maupun masyarakat sehingga beberapa
tindakan keperawatan membutuhkan kolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan
lainnya; salah satunya adalah dokter. Agar tidak terjadi kesalahan komunikasi dan
persepsi dalam melaksanakan peran kolaborasi maka perawat perlu memahami cara
pandang profesi kedokteran terhadap masalah kesehatan.
Modul ini akan menjelaskan dan memberikan kesempatan kepada saudara untuk
memahami konsep tentang gangguan jiwa dari sudut pandang medis. Masalah gangguan
jiwa yang akan dipelajari pada modul ini adalah psikotik, depresi, panik dan gangguan
penyesuaian.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini, saudara diharapkan mampu:
1. Mendeteksi adanya gangguan psikotik, depresi, panik serta gangguan penyesuaian
pada individu yang diduga mengalami gangguan jiwa
2. Mengenali diagnosis medik pasien dan memberikan pengobatan sesuai dengan dosis
dan standar prosedur
3. Menggunakan penatalaksanaan medis untuk menunjang asuhan keperawatan yang
diberikan
4. Mengidentifikasi kesesuaian dan kesinambungan antara tindakan keperawatan dan
tindakan medik
5. Menetapkan kondisi pasien yang memerlukan rujukan kesehatan
Modul V Masalah Keswa 84

B. APA YANG DIMAKSUD DENGAN GANGGUAN JIWA ?

Materi ini membahas tentang konsep gangguan jiwa dengan menggunakan pendekatan
medis. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai dasar dalam pemberian asuhan
keperawatan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah adanya
perubahan fungsi jiwa yang menyebabkan gangguan pada fungsi jiwa, sehingga
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran
sosial baik peran di keluarga maupun masyarakat.

Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi biologis, psikologis, sosial, spiritual. Secara
umum gangguan fungsi jiwa yang dialami seorang individu dapat terlihat dari
penampilan, komunikasi, proses berpikir, interaksi dan aktivitasnya sehari-hari.

1. PSIKOTIK

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu
menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku
kacau/aneh. Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.

a. Gangguan Psikotik Akut

1) Gambaran utama perilaku


Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
a) Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
b) Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
c) Kebingungan atau disorientasi
d) Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri,
kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau
lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa
alasan
Modul V Masalah Keswa 85

2) Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah
sebagai berikut :
a) Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya,
mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak
ada bendanya)
b) Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat
diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa
mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa
diamati/diawasi oleh orang lain)
c) Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
d) Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
e) Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

3) Diagnosis banding
Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena
dimungkinkan adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.

a) Epilepsi
b) Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
c) Febris karena infeksi
d) Demensia dan delirium atau keduanya
e) Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan
gangguan psikotik kronik lain
f) Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara
atau proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami
suatu episode maniak
g) Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang
mengalami depresi
Modul V Masalah Keswa 86

4) Penatalaksanaan
Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang psikotik akut berikut hak dan kewajibannya
a) Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga
Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian
informasi yang akan disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada
modul VI B tentang asuhan keperawatan pasien halusinasi, waham, isolasi
sosial. Beberapa informasi yang perlu disampaikan pada pasien dan keluarga
antara lain tentang :
(1) Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama
perjalanan penyakit sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu
episode akut saja
(2) Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat,
memerlukan hospitalisasi atau pengawasan ketat di suatu tempat yang
aman. Jika pasien menolak pengobatan, mungkin diperlukan tindakan
dengan bantuan perawat kesehatan jiwa masyarakat dan perangkat
desa serta keamanan setempat
(3) Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya
Keluarga atau teman harus mendampingi pasien
Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum,
eliminasi dan kebersihan)
Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera
b) Konseling pasien dan keluarga
(1). Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan
pengobatan psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung
jawab keluarga dalam pengobatan pasien
(2). Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak
dengan stresor
(3). Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala
membaik
Modul V Masalah Keswa 87

c) Pengobatan
Program pengobatan untuk psikotik akut :
(1). Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau
Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari
Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek
samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang
lebih tinggi
(2). Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika
untuk mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1
sampai 3 kali sehari)
(3). Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah
gejala hilang.
Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku
di bawah ini, lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.
Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan
suntikan benzodiazepine atau obat antiparkinson
Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan
pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker
Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan
obat antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)

5). Rujukan
Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat
diatasi melalui tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada :
Kasus baru gangguan psikotik
Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam,
kekakuan, hipertensi, hentikan obat antipsikotik lalu rujuk
Modul V Masalah Keswa 88

b. Gangguan Psikotik kronik


1) Gambaran perilaku
Untuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan
perilaku utama yang secara umum ada.
a) Penarikan diri secara sosial
b) Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri
c) Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau
aneh)
d) Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan
yang dilaporkan keluarga

Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :


a) Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi
b) Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara
c) Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan
supranatural, merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal
d) Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek
yang tak lazim di dalam tubuhnya
e) Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran

2) Diagnosa banding
Beberapa kondisi yang dapat menjadi diagnosis banding psikosis akut
diantaranya adalah :
a) Depresi jika ditemukan gejala depresi (suasana perasaan yang menurun
atau sedih, pesimisme, perasaan bersalah)
b) Gangguan bipolar jika ditemukan gejala mania (eksitasi, suasana perasaan
meningkat, penilaian diri yang berlebihan)
c) Intoksikasi kronik atau putus zat karena alkohol atau zat/bahan lain
(stimulansia, halusinogenik)
d) Efek penggunaan zat psikoaktif atau gangguan depresif dan gangguan
ansietas menyeluruh jika berlangsung setelah satu periode abstinensia
(misalnya, sekitar 4 minggu)
Modul V Masalah Keswa 89

3) Penatalaksanaan
Berikut ini akan diuraikan tentang penatalaksanaan pada pasien psikotik
kronik secara medik.
a) Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga.
Untuk lebih jelasnya saudara dapat membaca isi informasi dan metode
penyampaian yang tepat pada modul VI B tentang asuhan keperawatan
pada pasien halusinasi, waham, isolasi sosial, defisit perawatan diri.
Beberapa informasi yang dapat saudara sampaikan pada pasien dan
keluarga antara lain :
(1) Gejala penyakit jiwa (perilaku aneh dan agitasi)
(2) Antisipasi kekambuhan
(3) Penanganan psikosis akut
(4) Pengobatan yang akan mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan
(5) Perlunya dukungan keluarga terhadap pengobatan dan rehabililtasi
pasien
(6) Perlunya organisasi kemasyarakatan sebagai dukungan yang berarti
bagi pasien dan keluarga
b) Konseling pasien dan keluarga
Beberapa topik yang dapat menjadi fokus konseling adalah :
(1) Pengobatan dan dukungan keluarga terhadap pasien
(2) Membantu pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam
pekerjaan dan kegiatan sehari-hari
(3) Kurangi stress dan kontak dengan stres
c) Pengobatan
Program pengobatan untuk psikotik kronik :
(1) Antipsikotik yang mengurangi gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg; 1 3 kali sehari
Chlorpromazine 100-200 mg ; 1 3 kali sehari
Dosis harus serendah mungkin; hanya untuk menghilangkan gejala,
walaupun beberapa pasien mungkin membutuhkan dosis yang lebih
tinggi
Modul V Masalah Keswa 90

(2) Obat anti psikotik diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah


episode pertama penyakitnya dan lebih lama sesudah episode
berikutnya
(3) Obat antipsikotik mempunyai efek jangka panjang yang disuntikkan
jika pasien gagal untuk minum obat oral
(4) Berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang mungkin timbul :
Kekakuan otot (distonis dan spasme akut), yang dapat diatasi
dengan obat anti parkinson atau benzodiazepine yang
disuntikkan
Kegelisahan motorik yang berat (Akatisia) yang dapat diatasi
dengan pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker
Obat anti Parkinson yang dapat mengatasi gejala parkinson
(antara lain trihexyphenidil 2 mg sampai 3 kali sehari, ekstrak
belladonna 10-20 mg 3x sehari, diphenhydramine 50 mg 3 x
sehari)

4) Rujukan
Beberapa kriteria perlunya rujukan kasus adalah :
a) Semua kasus baru dengan gangguan psikotik
b) Depresi atau mania dengan gejala psikotik.
c) Perlu kepastian diagnosis dan terapi yang paling sesuai pada kasus kronis
d) Keluarga merasakan terbebani dengan kondisi pasien dan memerlukan
konsultasi dengan pelayanan masyarakat yang sesuai
e) Pertimbangkan konsultasi untuk kasus dengan efek samping motorik yang
berat

Bagaimana? Apakah saudara sudah memahami konsep medikal psikotik, jika belum
pelajari kembali ! Jika sudah, saudara dapat menerapkan konsep ini sebagai acuan
pada pemberian asuhan keperawatan
Modul V Masalah Keswa 91

2. DEPRESI

Depresi adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan suasana hati (alam perasaan) yang
menurun, proses pikir melambat dan perilaku lamban (trias depresi). Depresi bukan
merupakan kelemahan atau kemalasan tetapi ketidak berdayaan pasien untuk mengatasi
masalahnya. Depresi adalah penyakit yang lazim terjadi dan tersedia terapi yang efektif
untuk mengatasi depresi.

a. Keluhan utama
Beberapa perilaku yang menunjukkan depresi adalah :
1) Terdapat satu atau lebih gangguan fisik (kelelahan, rasa nyeri)
2) Penurunan konsentrasi dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang
menjadi kebiasaannya
3) Sensitif (cepat marah, cepat tersinggung)
4) Berdiam diri dan memperlihatkan ekspresi wajah datar atau sedih
5) Gerakan cenderung lamban dan tidak ber semangat melakukan
aktivitas.
6) Khusus pada anak dan remaja, sering depresi ditunjukkan dalam
bentuk gejala gangguan tingkah laku, menarik diri atau perilaku acting out
(misalnya, sikap menentang, ngebut, perkelahian atau perilaku mencederai diri)
7) Beberapa kondisi yang menunjang depresi seperti baru melahirkan,
stroke, parkinson atau multiple sclerosis

b. Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis depresi perilaku yang perlu di perhatikan adalah :
1) Suasana hati sedih
2) Kehilangan minat atau kesenangan akan hal-hal yang menjadi ke biasaannya
3) Konsentrasi berkurang
4) Agitasi atau perlambatan gerak atau pembicaraan
5) Gejala penyerta berikut seringkali ditampilkan/ditemukan :
Gangguan tidur
Modul V Masalah Keswa 92

Rasa bersalah atau hilang kepercayaan diri


Kelelahan atau kehilangan tenaga atau penurunan libido
Nafsu makan terganggu
Pikiran atau usaha bunuh diri atau pikiran lebih baik mati,
Kecemasan atau kegelisahan

3. Diagnosis banding
a) Gangguan depresi berat dengan ciri psikotik jika disertai halusinasi atau waham.
b) Penggunaan zat dan atau alkohol yang berat
c) Efek samping beberapa pengobatan (beta-bloker, anti hipertensi lain,
kontrasepsi oral, kortikosteroid)

4. Penatalaksanaan
Berikut ini akan dibahas penatalaksanaan pada pasien depresi.

1) Pasien, keluarga dan masyarakat perlu diberikan informasi tentang depresi


Untuk mengetahui lebih jelas tentang fokus informasi dan metode penyampaian
yang tepat pelajari modul VI B tentang asuhan keperawatan pada pasien
halusinasi, waham, isolasi sosial.

2) Konseling pasien dan keluarga dengan fokus pada:


a) Risiko timbul ide dan usaha bunuh diri
b) Kegiatan jangka pendek yang menyenangkan pasien atau yang
membangkitkan kepercayaan diri
c) Bimbing pasien untuk memperbaiki pola pikir (mind set). Sehingga tidak
terpusat pada pikiran negatif atau rasa bersalah dan melawan pesimisme dan
kritik terhadap diri serta tidak bertindak sesuai perasaan (misalnya,
mengakhiri perkawinan, meninggalkan pekerjaan)
d) Bimbing cara mengenali dan mengatasi adanya tekanan-tekanan dalam
kehidupan, fokuskan pada langkah sederhana yang dapat dilakukan oleh
pasien untuk mengurangi atau mengatasi masalahnya. Hindari keputusan yang
besar atau perubahan pola hidup.
Modul V Masalah Keswa 93

e) Jika ada gejala fisik, diskusikan hubungan antara gejala fisik yang dialami
dengan suasana hati (alam perasaan)
f) Sesudah ada perbaikan, rencanakan dengan pasien tindakan yang harus
diambil jika terjadi kekambuhan

3) Pengobatan
Untuk menerapkan prinsip pengobatan ini saudara perlu melihat pada lampiran dan
untuk memperdalam aplikasi pengobatan ini saudara perlu mempelajari modul VI B
tentang asuhan keperawatan pada pasien isolasi sosial
a) Antidepresan jika suasana sedih atau kehilangan minat menonjol selama 2
minggu dan ditemukan 4 atau lebih gejala depresi.
Antidepresan (misalnya, imipramin) harus dimulai dengan 25-50 mg setiap
malam dan dinaikkan sampai 100-150 mg dalam 10 hari. Dosis lebih rendah
harus diberikan jika pasien lebih tua atau fisiknya sakit
Obat harus diminum setiap hari, kemungkinan perbaikan akan terjadi dalam
2-3 minggu sesudah pengobatan dimulai dan efek samping ringan mungkin
timbul, tetapi biasanya menghilang dalam 7-10 hari.
Tekankan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum berhenti
minum obat
Lanjutkan antidepresan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah keadaan
membaik
b) Pengobatan diberikan langsung pada kunjungan pertama kasus depresi berat
sedangkan pada depresi sedang pengobatan diberikan pada kunjungan berikut;
jika konseling tidak menolong.
c) Gunakan obat yang sama jika pasien berespon baik terhadap suatu obat tertentu
dimasa lalu
d) Pada pasien lansia atau sakit secara fisik sakit, gunakan pengobatan dengan efek
samping antikolinergik dan kardiovaskuler yang lebih sedikit/ringan.
e) Jika pasien cemas atau tidak bisa tidur, gunakan obat dengan efek sedatif kuat
dan berikan sampai mencapai dosis efektif.
Modul V Masalah Keswa 94

4. Rujukan
Indikasi perlunya rujukan pada kasus depresi adalah jika pasien menunjukkan
gejala dibawah ini.
a) Mempunyai ide atau melakukan usaha bunuh diri atau membahayakan orang
lain
b) Gejala-gejala psikotik
c) Depresi yang bertahan walaupun sudah diberikan tindakan pengobatan diatas
d) Perlu dilakukan tindakan medik :
Terapi Kejang Listrik (ECT); yang biasanya dilakukan pada kasus depresi
dengan risiko bunuh diri (biasanya dilakukan di RS/RSJ)
Memerlukan psikoterapi yang lebih intensif (misalnya, terapi kognitif, terapi
interpersonal)

Penatalaksanaan masalah depresi ini memerlukan pertimbangan konsultasi psikiatrik dan


untuk lebih melengkapi penatalaksanaannya lihat gangguan psikotik akut.

3. PANIK
Panik diartikan sebagai gangguan akibat kecemasan yang memuncak dan pasien
merasakan rasa yang tak bisa dijelaskan, seringkali disertai dengan keluhan fisik atau
aktivitas motorik tertentu. Panik adalah suatu gangguan yang lazim dan bisa diobati.
Ansietas seringkali menghasilkan sensasi fisik yang menakutkan seperti nyeri dada,
pusing atau napas pendek. Ansietas panik juga menyebabkan pikiran yang menakutkan
(takut mati, perasaan akan jadi gila atau hilang kontrol).

a. Keluhan utama
Masalah panik diketahui terjadi bila pasien datang dengan satu atau lebih gejala fisik
seperti nyeri dada, pusing, napas pendek.

b. Pedoman diagnostik
Untuk menetapkan diagnosis pasti dari gangguan ini beberapa perilaku yang
menunjukkan diagnosis panik adalah :
Modul V Masalah Keswa 95

1) Serangan panik atau rasa yang tak bisa dijelaskan muncul secara mendadak,
berkembang dengan cepat dan dapat berlangsung hanya beberapa menit.
2) Serangan itu muncul bersama dengan gejala fisik seperti palpitasi, nyeri dada,
rasa tercekik, rasa mual, pusing, perasaan bahwa keadaan menjadi tidak
realistik, atau rasa takut akan kehilangan kontrol diri atau menjadi gila,
serangan jantung, mati mendadak.

c. Diagnosis banding
Beberapa kondisi medis yang mempunyai gejala yang sama dengan serangan panik
adalah sebagai berikut :
1) Aritmia, iskemia otak, penyakit koroner, tirotoksikosis. Melalui pengkajian
riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik kondisi medis diatas dapat diabaikan.
2) Gangguan pobia dan depresi.

d. Penatalaksanaan
1) Menginformasikan pada pasien dan keluarga tentang hal-hal sebagai berikut.
Untuk lebih memperjelas informasi yang harus diberikan saudara perlu membaca
modul IV mengenai intervensi krisis. Beberapa informasi dibawah ini dapat
membantu saudara dalam menghadapi pasien dan keluarga
a) Panik adalah suatu gangguan yang lazim dan bisa diobati
b) Ansietas seringkali menghasilkan sensasi fisik yang menakutkan seperti nyeri
dada, pusing atau napas pendek, semua itu akan berlalu bila ansietas diatasi
c) Ansietas panik juga menyebabkan pikiran yang menakutkan (takut mati,
perasaan akan jadi gila atau hilang kendali diri). Hal ini dapat berlalu bila
ansietas diatasi
d) Fokus perhatian kepada gejala fisik akan menambah rasa takut karena gangguan
mental akibat ansietas dan kondisi fisik saling memperkuat.
e) Ansietas akan semakin kuat jika individu menarik diri atau menghindari situasi
dimana serangan panik pernah terjadi.
Modul V Masalah Keswa 96

2) Konseling pasien dan keluarga


Banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan pengobatan.
Berdasarkan kondisi tersebut pasien perlu dibimbing untuk melakukan latihan
mengatasi panik. Berikut ini beberapa teknik untuk mengatasi serangan panik
a). Diam ditempat sampai serangan panik berlalu
b). Konsentrasikan diri untuk mengatasi ansietas, bukan pada gejala fisik
c). Lakukan pernapasan yang perlahan dan rileks. Dianjurkan tidak bernapas terlalu
dalam atau terlalu cepat karena dapat menyebabkan munculnya beberapa gejala
fisik panik. Pernapasan yang terkendali akan mengurangi gejala fisik.
d). Sadari bahwa ini adalah suatu serangan panik, dan pikirankan bahwa sensasi yang
menakutkan akan segera berlalu.

3) Pengobatan
Program pengobatan yang harus diberikan pada pasien untuk mengatasi serangan
paniknya adalah sebagai berikut :
a) Antidepresan (misalnya, impramin 25 mg dan ditingkatkan sampai 100-150
mg), diberikan malam hari dalam 2 minggu jika pasien sering dalam keadaan
depresi berat
b) Pengobatan anti ansietas jangka pendek (Lorazepam 0,5-1,0 mg sampai 3 kali
sehari atau alprazolam 0,25-1,0 mg sampai 3 kali sehari) jika pasien mengalami
serangan yang jarang dan terbatas. Penggunaan yang terus menerus bisa
menimbulkan ketergantungan dan gejala panik akan timbul kembali bila
dihentikan
c) Hindari pemeriksaan penunjang atau pengobatan yang tak perlu.
Untuk menerapkan pemberian obat-obatan ini saudara dapat membaca pada
lampiran modul ini dan mempelajari modul IV mengenai intervensi krisis

4) Rujukan
Beberapa kondisi pasien panik yang membutuhkan rujukan adalah sesuai dengan
kondisi di bawah ini.
a) Konsultasi spesialistik jika serangan berat berlanjut setelah pengobatan diatas
b) Rujuk untuk psikoterapi kognitif dan perilaku, bagi pasien yang tidak membaik
Modul V Masalah Keswa 97

c) Hindari konsultasi medis yang tidak perlu karena panik sering menyebabkan
gejala fisik.

4. GANGGUAN PENYESUAIAN

Gangguan penyesuaian adalah keluhan kejiwaan dalam berbagai bentuk setelah


mengalami trauma.

a. Keluhan utama
1) Pasien merasa tidak berdaya, kewalahan atau tidak mampu menyesuaikan diri
2) Mungkin disertai gejala fisik yang berkaitan dengan stress seperti tidak bisa tidur,
sakit kepala, nyeri perut, nyeri dada, palpitasi

b. Pedoman diagnostik
Untusk mendiagnosis pasti gangguan penyesuaian ini perlu dianalisis kondisi-kondisi
dibawah ini.
1) Reaksi akut terhadap peristiwa yang traumatik atau penuh stres yang baru terjadi
2) Stres berat akibat suatu peristiwa traumatik yang baru terjadi atau kontak dengan
peristiwa traumatik yang pernah terjadi di masa lalu
3) Secara umum gejala utamanya bersifat somatik
4) Gejala lain mungkin dapat menyertai :
Suasana hati/perasaan menurun atau sedih
Ansietas/Kecemasan
Merasa tak mampu menyesuaikan diri
5) Reaksi akut biasanya berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa minggu

c. Diagnosis banding
Beberapa kondisi yang menjadi perbandingan diagnosis gangguan penyesuaian
adalah :
1) Gangguan disosiatif (konversi) jika ada gejala disosiatif (gangguan yang tiba-tiba
muncul dari gejala somatik yang tak lazim).
Modul V Masalah Keswa 98

2) Gejala akut mungkin bertahan atau berkembang. Jika gejala yang bermakna
bertahan lebih dari 1 bulan, pertimbangkan diagnosis lain
3) Gangguan depresif jika muncul gejala depresi
4) Gangguan ansietas menyeluruh jika muncul gejala ansietas
5) Keluhan somatik tak terjelaskan jika gejala somatik yang berkaitan dengan stress
berlangsung lama
6) Gangguan akibat kehilangan jika muncul gejala yang berkaitan dengan kehilangan
seseorang yang dikasihi/dicintai
7) Gangguan penggunaan alkohol dan gangguan penggunaan obat/zat psikoaktif jika
penggunaan alkohol atau obat/zat psikoaktif mencapai taraf berat

d. Penatalaksanaan

1) Berikan informasi pada pasien dan keluarga.


Informasi yang dapat diberikan pada pasien dan keluarga tentang gangguan
penyesuaian ini dapat saudara ketahui lebih banyak di modul VI B tentang asuhan
keperawatan pada pasien isolasi sosial. Beberapa informasi yang perlu saudara
ketahui adalah :
a) Efek stress terhadap kondisi fisik dan mental
b) Gejala-gejala yang berkaitan dengan stress Istirahat jangka pendek dan
pembebasan dari stres bisa membantu pasien
c) Motivasi untuk melakukan kegiatan yang biasa dilakukan dalam beberapa
minggu

2) Konseling pasien dan keluarga

Dalam melakukan konseling pada pasien gangguan penyesuaian focus konseling


adalah pada :
a) Bantu pasien untuk mengenali hikmah dari stres yang dialami
b) Bimbing pasien mengidentifikasi cara positif untuk menghadapi stres
c) Bimbing pasien untuk mengidentifikasi langkah yang bisa dilakukan untuk
memodifikasi keadaan yang menimbulkan stres. Jika situasi tidak bisa diubah,
diskusikan strategi pemecahan masalah.
Modul V Masalah Keswa 99

d) Bantu pasien untuk mengidentifikasi sumber koping atau sistem pendukung


pasien : keluarga, sahabat dan masyarakat

3) Pengobatan
Kebanyakan reaksi stres akut akan teratasi tanpa penggunaan pengobatan. Tetapi
bila membutuhkan terapi maka saudara perlu memperhatikan hal-hal yang tertulis
dibawah ini. Untuk lebih memperluas pengetahuan anda dan mempelajari
penerapan pemberian terapi ini dalam keperawatan saudara perlu mempelajari
lampiran modul ini dan modul VI B tentang asuhan keperawatan pada pasien
isolasi sosial
a) Jika terjadi gejala ansietas berat, gunakan obat anti ansietas selama satu
sampai tiga hari misalnya lorazepam 0,5-1,0 mg 1 3 kali sehari.
b) Jika pasien mengalami insomnia berat, gunakan obat hipnotik 1 3 hari
misalnya estazolam 1 mg setiap malam.

4). Rujukan
Jika gejala berlangsung kurang dari 1 bulan, pertimbangkan untuk merujuk ke
pelayanan kesehatan yang lebih ahli (spesialistik)

C. PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN DAN KELUARGA TENTANG


PENGOBATAN
Setiap pasien mendapat terapi obat dari dokter maka pada saat pemakaian obat perlu
dijelaskan informasi tentang obat. Hal ini diperlukan untuk mengurangi ketidakpatuhan
obat yang merupakan salah satu penyebab kekambuhan pasien.
Modul V Masalah Keswa 100

Isi pendidikan kesehatan meliputi:


1. Jenis atau macam obat
Pasien dan keluarga dijelaskan jenis obat yang dipakai yaitu nama obat disertai
guna dan manfaatnya. Termasuk jelaskan warna obat yang biasa ditemukan
2. Dosis
Jelaskan dosis obat,dapat dikaitkan dengan warna dan besar kecilnya obat disertai
ukuran seperti 1 mg, 10 mg, dst.
3. Waktu pemakaian obat
Pemakaian obat sering disebut 1 kali per hari, 2 kali per hari, atau 3 kali per hari.
Sering pula ditambahkan dengan minum obat setelah makan. Sehingga
pemahaman pasien dan keluarga dapat bebrbeda-beda. Oleh karena itu, informasi
perawat harus jelas, misalnya makan obat 3 kali per hari setelah makan pada jam
7 pagi, 13 siang, dan 19 malam.
4. Akibat berhenti obat
Perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarga tentang akibat memberhentikan obat
tanpa konsultasi yaitu terjadi kekambuhan karena pada tubuh pasien tidak cukup
zat yang dapat mengontrol perilaku, pikiran, atau perasaan.
Dosis obat atau memberhentikan obat hanya boleh dilakukan dengan konsultasi
dengan dokter. Jika dosis dikurangi atau diberhentikan sendiri, maka
kemungkinan kambuh akan tinggi.
5. Nama pasien
Perlu pula dijelaskan pada pasien dan keluarga agar dapat mengecek nama pada
botol obat atau kantong obat sesuai dengan nama pasien.

Penjelasan tentang obat yang perlu disampaikan pada pasien dan keluarga adalah jenis
obat (nama obat) disertai efek dan side efek, dosis obat, waktu minum obat, akibat
berhenti minum obat, dan ketepatan nama pasien.
Setelah beberapa hari minum obat perlu dievaluasi apakah pasien dan keluarga
merasakan perbedaan antara sebelum minum obat dan setelah minum obat.
Modul V Masalah Keswa 101

Latihan 1

Tujuan : Memberikan pengalaman mengidentifikasi gangguan jiwa


yang terjadi pada individu di masyarakat

Prosedur : 1. Pelajari cerita dibawah ini secara berkelompok


2. Identifikasi gangguan jiwa yang terjadi pada Ny Titi
sesuai klasifikasi medis dalam modul ini
3. Tuliskan hasil analisis tersebut pada lembar kerja yang
tersedia

Kasus :
Ny Titi, 32 th tinggal di huntara Neuheun bersama suami dan 2 orang anaknya.
Sudah 1 minggu ini Ny Titi memperlihatkan perilaku yang membingungkan.
Kadang-kadang bicara atau tertawa-tawa sendiri di sudut barak. Bila diingatkan
suaminya ia marah. Menurut suaminya sejak rumah dan orangtuanya menjadi
korban tsunami dan jenazahnya tidak ditemukan Ny Titi mulai sering melamun
dan menangis. Selama itu perilaku Ny Titi belum banyak berubah. Tetapi di
minggu terakhir ini ia tidak mengurusi anak, suami bahkan dirinya sendiri. Sering
tidur larut malam.
Modul V Masalah Keswa 102

Latihan 2

Tujuan : Memberikan pengalaman mengidentifikasi gangguan jiwa


yang terjadi pada individu di masyarakat

Prosedur : 1. Pelajari cerita dibawah ini secara berkelompok


2. Identifikasi gangguan jiwa yang terjadi pada Tn Hamid
sesuai klasifikasi medis dalam modul ini
3. Tuliskan hasil analisis tersebut pada lembar kerja yang
tersedia

Kasus :
Tn Hamid, 38 th tinggal di huntara Nusa, Lhok Nga bersama 1 orang anaknya.
Menurut dokter di poskeslit Tn Hamid adalah langganan berobatnya karena
hampir tiap minggu Tn Hamid mengeluhkan rasa nyeri pada perut dan dadanya
serta keluhan sesak dan dada berdebar. Tn Hamid kehilangan istri, 1 orang anak
dan adik kandungnya dalam tragedi Tsunami di Lhok Nga. Sehari-hari Tn Hamid
hanya duduk di warung kopi atau tiduran di rumahnya. Saat diminta bantuannya
untuk membangun Aula Tn Hmaid mengatakan tidak enak badan. Saat diajak
bercakap-cakap jawaban yang diberikan terdengar pelan dan ogah-ogahan dalam
menjawab.
Modul V Masalah Keswa 103

Lampiran 1
Contoh Lembar Kerja

LEMBAR KERJA
KASUS

Kemungkinan diagnosis medik


..
.
.
.

Perilaku yang mendukung


..
.
.
.
..
.
.
.

PENATALAKSANAAN
..
.
.
.
..
Modul V Masalah Keswa 104

Lampiran 2
MASALAH MEDIKAL DAN PENATALAKSANAANNYA

NO DIAGNOSA MASALAH PENGOBATAN EFEK OBAT EFEK SAMPING & TINDAKAN


MEDIK KEPERAWATAN
1. Mulut kering
1 Psikotik 1. Perubahan persepsi 1. Chlorpromazine Memblok reseptor
sensori : Halusinasi 100 200 mg Berikan permen atau permen karet
pascasinaps dopamine
(lihat modul VI) rendah gula, es, minum air sedikit tapi
(3 kali per hari) di bangsal ganglia,
sering ( 2 liter per hari )
2. Perubahan proses hipotalamus sistem
2. Haloperidol limbik, batang otak Pastikan bahwa pasien membersihkan
piker : Waham (lihat muluit secara teratur
(Haldol) 2-5 mg dan medulla
modul VI ) (1 3 kali per
hari ) Berhubungan dengan 2. Pandangan kabur
pencegahan transmisi Jelaskan bahwa gejala tersebut
pencegah-dopamin kebanyakan mungkin berkurang setelah
impuls sarap disinaps beberapa minggu
Berikan bantuan untuk tugas-tugas yang
mebutuhkan ketajaman penglihatan

3. Konstipasi
Pesankan makanan tinggi serat, dukung
untuk meningkatkan aktivitas fisik dan
masukan cairan jika hal ini tidak
merupakan kontraindikasi untuk pasien
Modul V Masalah Keswa 105

NO DIAGNOSA MASALAH PENGOBATAN EFEK OBAT EFEK SAMPING & TINDAKAN


MEDIK KEPERAWATAN
4. Sedasi
Diskusikan dengan dokter
kemungkinan pemberian obat
dilakukan sebelum tidur
Diskusikan dengan dokter
kemungkinan menurunkan dosis atau
instruksi untuk mengurangi obat-
obatan sedatif
Instruksikan pasien untuk tidak
menyetir atau mengoperasikan
peralatan yang berbahaya selama
mengalami sedasi

5. Hipotensi ortostatik
Instruksikan pasien untuk bangkit
perlahan-lahan dari posisi berbaring
atau duduk, pantau tekanan darah
(berbaring dan berdiri) tiap shif; catat
dan laporkan perubahan - perubahan
yang bermakna

6. Fotosensitivitas
Pastikan bahwa pasien memakai tabir
surya, pakaian, kaca mata pelindung
matahari selama kontak langsung
dengan matahari di luar ruangan
Modul V Masalah Keswa 106

NO DIAGNOSA MASALAH PENGOBATAN EFEK OBAT EFEK SAMPING & TINDAKAN


MEDIK KEPERAWATAN
2 Depresi Depresi Imipramin (Trisiklik) Meningkatkan 1. Mulut kering
25-50 mg suasana hati dan Minum air sedikit-sedikit tapi
( malam hari ) mengurangi sering ( 2 liter per hari )
gejala lain yang Pastikan bahwa pasien melakukan
berhubungan kebersihan diri secara teratur
dengan depresi
sedang sampai 2. Penglihatan kabur
berat Berikan keterangan dengan mengatakan
bahwa gejala ini paling mungkin hilang
setelah beberapa minggu
3. Konstipasi (sulit BAB)
Berikan makanan tinggi serat tingkatkan
latihan fisik, tingkatkan masukan cairan
4. Sedasi/mengantuk
Minta obat sesuai pesanan dokter
untuk diberikan sebelum tidur
Minta dokter untuk menurunkan
dosis atau minta obat yang kurang
mengandung sedatif
Instruksikan pasien untuk tidak
menyetir mobil atau menggunakan
peralatan yang berbahaya sementara
mengalami sedasi
Modul V Masalah Keswa 107

NO DIAGNOSA MASALAH PENGOBATAN EFEK OBAT EFEK SAMPING & TINDAKAN


MEDIK KEPERAWATAN
5. Hipotensi ortostatik
Instruksikan pasien untuk bangkit dari
posisi duduk dan berbaring secara
perlahan-lahan
Pantau tekanan darah (berbaring dan
berdiri) secara sering, catat dan
laporkan perubahan yang bermakna
6. Takikardia, Aritmia
Pantau tekanan darah secara cermat, dan
frekwensi/irama denyut nadi, laporkan
perubahan yang bermakna kepada dokter
7. Fotosensitivitas
Pastikan baha pasien menggunakan tabir
surya, pakaian, kaca mata pelindung
matahari selama berada di luar ruangan
3 Panik 1. Bunuh diri 1. Diazepam Mengontrol 1. Mengantuk, Kacau Mental, Letargi
(Valium) 5-40 kelainan ansietas, Instruksikan pasien untuk tidak
2. Perilaku mg somatoform, mengemudikan kendaraan atau
Kekerasan disosiatif, kejang mengoperasikan mesin-mesin berbahaya
2. Lorazepam 0,5- dan untuk selama menggunakan obat-obatan ini
1,0 mg meringankan 2. Toleransi, Ketergantungan Fisik dan
sementara gejala- Psikologis
gejala insomnia Instruksikan pasien yang mendapatkan
dan ansietas terapi jangka panjang untuk tidak
menghentikan pemakaian obat-obatan ini
secara tiba-tiba
Modul V Masalah Keswa 108

NO DIAGNOSA MASALAH PENGOBATAN EFEK OBAT EFEK SAMPING & TINDAKAN


MEDIK KEPERAWATAN

3. Hipotensi Ortostatik
Pantau tanda-tanda vital. Instruksikan
pasien untuk bangkit perlahan-lahan dari
posisi berbaring atau duduk

4. Mulut Kering
Tawarkan permen rendah gula atau
permen karet, es, minum air sedikit tapi
sering ( 2 liter per hari )

5. Mual/Muntah
Bila memungkinkan minum obat
bersama dengan makanan atau susu
untuk meminimalkan kelainan
gastrointestinal

6. Diskrasias Darah
Laporkan segera gejala-gejala nyeri
tenggorok, demam, tidak enak badan,
mudah memar atau perdarahan yang
tidak biasanya kepada dokter

Keterangan : Karena pengobatan jangka panjang perlu diberikan vitamin sesuai dengan kebijakan program pengobatan di tempat pelayanan
kesehatan yang menjadi rujukan.

Anda mungkin juga menyukai