B
POST LAMINECTOMY DECOMPRESI a/i MYELOPATY
LEVEL C2 + HERNIA NUCLEUS PURPOSUS LEVEL C2-3,
C5-6 , L4-L5 + OEDEM PARU+HHD
DI RUANG PERAWATAN NCCU
RSHS BANDUNG
1. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Ny. B
Usia : 59 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : PNS
Suku : Batak
Alamat : Kp. Cimindi no 48 RT 05 RW 21 Cimahi Selatan
Cibeureum
Diagnosa Medis : Post Laminectomy Decompresi A/I Myelopaty Level C2 +
Hernia Nucleus Purposus Level C2-3, C5-6 , L4-L5 +
Oedem Paru + Cad Nstemi
No. Medrec : 0001267904
Tgl Masuk RS : 04-04-2013
Tgl Pengkajian : 06-05-2013
2. PENGKAJIAN
a. Anamnesa :
- Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak nafas
- Alasan Masuk Rumah Sakit
Kurang lebih 5 bulan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh
lemah kaki kanan sehingga sulit berjalan, diikuti kaki kirinya dan
kedua tangannya, 1 bulan yang lalu keluhan semakin memberat
tepatnya 2 minggu yang lalu klien sulit berjalan dan tidak dapat
memegang benda ditanganya, keluhan dirasakan juga pada badan,
leher sampai ujung kaki, sebelum dibawa ke RSHS klien dibawa ke
RS. Cibabat setelah dilakukan pemeriksaan x-ray dan MRI kemudian
klien dirujuk ke RSHS
- Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh sesak nafas terdengar suara ronchi, sesak dirasakan
bertambah apabila klien banyak dimobilisasikan sesak berkurang
apabila klien beristirahat dengan diberikan O2 8 liter/menit dan
setelah dilakukan nebulizer penitoin, saturasi O2 tidak konstan
menurun apabila klien dilepas O2 sebagai contoh sewaktu dilakukan
Nebulizer, sesak dirasakan setiap waktu dan skala sesak berat.
b. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum
Penampilan : klien terlihat lemah
Kesadaran : GCS E4M4Vt
- Sistem pernapasan
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, ada retraksi otot-otot bantu
pernapasan, terpasang mayo dan ETT, O2 8 liter/menit, tidak ada lesi,
jejas, saturasi O2 86,7%
Auskultasi : Bunyi napas ronchi, gargling (+), RR : 28x/menit
Perkusi : Redup, dulnes
Palpasi : Tidak ada benjolan pada dada
- Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Konjungtiva anemis, tidak ada pembesaran KGB, tidak ada
peningkatan JVP, bentuk dada simetris, terpasang monitir EKG
dengan gambaran sistem tachikardi. Di status pasien mempunyai
riwayat jantung dengan gambaran sinus tachikardi, hasil foto thoraks
menunjukan kardiomegali dan arterosklerosis aorta
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler, murmur (-),
Gallop (-)
Palpasi : Tidak ada benjolan pada rongga dada, TD : 140/98 mmHg,
CRT > 3 detik, HR : 92 x/menit, Akral dingin, Edema ektremitas atas
dan bawah
Perkusi : redup, dulnes
- Sistem pencernaan
Inspeksi : Mukosa bibir kering peceh-pecah, terdapat lesi di tepi mulut
akibat plester pemasangan ETT, kebersihan mulut kotor, terdapat
banyak sekret di mulut di antara selang ETT dan mayo, muntah (-),
tidak ada pembesaran abdomen. Terpasang selang NGT
Perkusi : Tidak ada akumulasi gas lambung
Auskultasi : BU (+), BU 8x/menit
Palpasi : Tidak ada pembesaran limpa dan hepar
- Sistem perkemihan
Inspeksi : Terpasang Dower Cateter, urine berwarna kuning pekat,
jumlah urine 100 cc/jam, tidak ada distensi kandung kemih, diuresis
(+), hematuri (-)
Palpasi : Tidak ada masa dan benjolan
- Sistem integumen
Inspeksi : Kulit sawo matang, terdapat lesi ditepi mulut pada
perlekatan plester ETT, terdapat bula di punggung bawah, terpasang
infus RL 15x/mnt dengan syringe pump dobutamin 21 cc/jam dan
valcon 2,9 cc/jam
Palpasi : Suhu 37 C, turgor kulit normal, terdapat udema pada
ektremitas atas dan bawah.
- Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran KGB dan hepar
- Sistem muskuloskeletal
Inspeksi : terdapat edema ekstremitas atas dan bawah,
ROM 3 3
1 1
- Sistem Persarafan
Status mental (orientasi, atensi, memori, berhitung) tidak dapat dikaji.
GCS E4M4VT , pupil bulat isokor
a. Nervus I (olfaktorius) : Belum dapat dinilai karena klien terpasang
NRM apabila oksigen dilepas dalam waktu tertentu saturasi menurun
b. Nervus II (optikus) : Baik pasien bisa melihat jari perawat saat
di kaji lapang pandang
c. Nervus III (okulomotoris) : Klien dapat menggerakkan bola mata
dengan, Intruksi dari perawat, pupil bulat isokor diameter 3 mm.
d. Nervus IV (troklearis) : Baik gerak mata ke lateral bawah
e. Nervus V (trigeminus) : Tidak terlalu baik, klien tidak bisa
merasakan usapan kapas pada lengan
f. Nervus VI (abdusen) : Tidak terdapat strabismus
g. Nervus VII (fasialis) : Alis mata, lipatan hidung, sudut mulut
simetris, otot wajah bisa digerakan, bisa membuka mulut sesuai
intruksi, rasa kecap belum dapat dinilai.
h. Nervus VIII (vestibulokochlearis) : Klien bisa mendengar apa yang
dikatakan perawat
i. Nervus IX (glosofaringeus) : Terdapat reflek muntah saat dilakukan
oral hygiene, dan bisa menelan saat diberikan air minum oral
j. Nervus X (vagus) : Baik
k. Nervus XI : Belum dapat dinilai
l. Nervus XII : Belum dapat menjulurkan lidah dan pergerakkan
lidah ke lateral (belum dapat dinilai) karena masih terpasang ETT
dan mayo
Pengkajian Refleks
a. Refleks achilles : negatif
b. Refleks patella : positif
c. Refleks biceps : negatif
d. Refleks periosto radialis : negatif
e. Refleks trisep : positif
f. Refleks babinsky : positif
c. Pola aktifitas sehari-hari
a. Nutrisi : Di RS klien makan dan minum melalui selang NGT, klien
diberi diet cair 21 cc/jam
b. Eliminasi : Pasien BAK melalui Foley kateter, diuresis (+),
hematuri(-), warna urine kuning pekat. BAB melalui pempers
c. Istirahat/tidur : GCS E4M4VT, klien terlihat lemah dan sering
tertidur
d. Aktivitas : Klien dibantu total oleh perawat
e. Kebersihan diri : Klien dimandikan pada pagi hari 1x/hari oleh
perawat,dilakukan oral hygine karena terdapat gejala pneumonia, oral
hygine menggunakan larutan antiseptik chorhexidine 0,2 %.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
Tanggal 03-05-2013
Darah rutin Hasil Nilai Rujukan
Hb 16 gr/dl 13,5-17,5 g/dL
Ht 46% 40-52 %
Leukosit 12.000/mm3 4400-11300/mm3
Eritrosit 4,94 juta /ml 4,5-6,5 juta/UL
Trombosit 244.000/mm3 150.000-450000/mm3
Index Eritrosit Hasil Nilai Rujukan
MCV 93,5 fL 80-166 fL
MCH 32,4 pg 26-34 pg
MCHC 34,6 % 32-36 %
Kimia Klinik Hasil Nilai Rujukan
Ureum 45 15-50 mg/dl
Kreatinin 0,62 0,7-1,2 mg/dl
AST (SGOT) 18 L s/d 37 U/L 37 C
ALT (SGPT) 24 L s/d 40 U/L 37 C
Protein Total 6,3 6,6-8,7 g/dl
Kolesterol HDL 45 >45 mg/dl
Kolesterol LDL 104 < 130 mg/dl
Trigliserida 214 L <160 mg/dl
GDS 115 <140 mg/dl
Natrium (Na) 136 135-145 meq/dl
Kalium (K) 5,23 3,6-5,5 meq/dl
Klorida (Cl) 103 98-108 meq/dl
Kalsium (Ca.bebas) 5,28 4,7-5,2 meq/l
Magnesium 2,21 1,70-2,55 mg/dl
Spirometri
Foto Thorax
Foto Cervikal
EKG
Darah Tanggal 11-05-2013
Ditemukan Kuman Klebsiella Pneumonie
Terapi
a. Dobutamin 21 cc/menit (menurunkan kontraktilitas jantung,
meningkatkan cardiac out put)
b. Merepenem 3 x 1 gr (jam 10.00, 18.00 dan 02.00) (antibiotil
akibat infeksi bakteri aerob dan an aerob)
c. Ketorolac 2 x 1 ampul (jam 10.00 dan 22.00) (Analgetik)
d. Ranitidin 2 x 1 ampul (jam 10.00 dan 22.00) (antiemetik, anti
erosif, menghambat sekresi asam lambung)
e. Aspilet 1 x 81 mg (jam 15.00) (anti cougulan)
f. Dorpidognel 1 x 75 mg (jam 15.00)
g. Sukralfat sirup 4 x 10 cc (09.00, 15.00, 21.00 dan 03.00)
(mukoprotektor atau berfungsi untuk melindungi selaput lendir
dari lambung)
h. Nebulizer 4x (pentolin) (09.00, 15.00, 21.00 dan 03.00)
(bronchodilator)
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : - Saat Faktor non-kardiogenik
Gangguan pertukaran gas
ditanyakan apakah
pasien mengalami Ventilator Associated Pneumonia
sesak kemudian (VAP)
pasien
menganggukan Ketidakseimbangan staling force
kepala dan berkata
dengan suara pelan Tekanan kapiler paru meningkat,
saya sesak tekanan onkotik plasma menurun,
DO : tekanan negative interstitial
PH : 7,452 meningkat, tekanan onkotik
( Alkalosis) interstitial meningkat
PCO2 : 27,9
mmHg Cairan berpindah ke intertitial
(Hiperventilasi
Alkalosis Akumulasi cairan berlebih
Respiratorik)
PO2 : 50,8 Alveoli terisi cairan
mmHg
(Hipoksemia Atau bisa saja
Berat) Faktor kardiogenik
HCO3 : 19,1
mEq/L Gagal jantung kiri akibat
(Asidosis arteroslerosis
Metabolik)
TCO2 : 44,6 Ketidakseimbangan staling force
mmol/L
Base Excess : (- Tekanan kapiler paru meningkat,
Retraksi otot
nafas tambahan Akumulasi cairan berlebih
Ronchi
Dulnes Alveoli terisi cairan
Warna kulit
pucat
Keletihan
Sekret (+)
Terpasang mayo
dan ETT
Hasil
pemeriksaan
Spirometri
menunjukan
adanya
obstruksi
alveolar
Hasil EKG
menunjukan
adanya
arterosklerosis
dan sinus
tachikardia
Hasil Foto
Thoraks
menunjukan
adanya
kardiomegali
Hasil
pemeriksaan
darah
ditemukan
adanya kuman
Klebsiella
Pneumonie
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
2 DS : - Faktor non-kardiogenik Bersihan jalan napas
DO : tidak efektif
Terpasang mayo Ventilator Associated Pneumonia
dan ETT (VAP)
Terpasang
ventilator Ketidakseimbangan staling force
Sekret (+) pada
mulut disela- Tekanan kapiler paru meningkat,
sela selang tekanan onkotik plasma menurun,
ETT, mayo tekanan negative interstitial
RR=28 x/menit
Terpasang Cairan berpindah ke intertitial
canule O2 8
L/menit Akumulasi cairan berlebih
Terlihat banyak
Alveoli terisi cairan
sekret yang
keluar dari
Pemasangan alat bantu nafas
mulut klien
(ventilator), ETT, mayo
PH : 7,452
( Alkalosis) Area invasi Mikroorganisme
PCO2 : 27,9
Merangsang sel goblet
mmHg
Terbentuklah sekret yang berlebih
(Hiperventilasi
Alkalosis
Respiratorik)
PO2 : 50,8
mmHg
(Hipoksemia
Berat)
HCO3 : 19,1
mEq/L
(Asidosis
Metabolik)
TCO2 : 44,6
mmol/L
Base Excess : (-
2,8) (Asidosis)
Saturasi O2
86,7 %
Sesak nafas
Hasil
pemeriksaan
Spirometri
menunjukan
adanya
obstruksi
alveolar
Hasil
pemeriksaan
Spirometri
menunjukan
adanya
obstruksi
alveolar
Hasil EKG
menunjukan
adanya
arterosklerosis
dan tachikardia
Hasil Foto
Thoraks
menunjukan
adanya
kardiomegali
lumpuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang biasanya muncul adalah:
jantung
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Fungsi pertukaran gas dapat 1. Takipneu adalah mekanisme kompensasi
Gangguan pertukaran gas maksimal setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi, kedalaman
berhubungan dengan tindakan keperawatan selama 3 dan kualitas pernapasan untuk hipoksemia dan peningkatan usaha
alveolar hiperventilasi 24 jam dengan kriteria hasil: serta pola pernapasan.
nafas
DS : - Saat ditanyakan 1. Tidak mengeluh sesak
2. Pantau dan catat gas-gas
apakah pasien mengalami 2.RR normal (16-20 / menit) darah sesuai indikasi :
2. Mengetahui kecenderungan gagal nafas
sesak kemudian pasien 3.AGD normal:
kaji kecenderungan 3. Mengoptimalkan pernapasan
menganggukan kepala dan (PO2): 75-100 mm Hg
(PCO2): 35-45 mm Hg kenaikan PCO2 atau 4. Mengeluarkan sekret
berkata dengan suara pelan kecendurungan penurunan
saya sesak (SaO2): 94-100% 5. Mengeluarkan sekret
(HCO3): 22-26 mEq/liter PO2
6. Pernapasan yang adekuat
DO : pH: 7.35-7.45
BE : -2- +3 3. Pertahankan tirah baring 7. Posisi yang berbeda menurunkan resiko
PH : 7,452 dengan kepala tempat
4.Tidak ada suara nafas perlukaan akibat imobilisasi
( Alkalosis) tidur ditinggikan 30
tambahan 8. Pemberian oksigen secara adequat dapat
PCO2 : 27,9 mmHg sampai 45 derajat
(Hiperventilasi mensuplai dan memberikan cadangan
Alkalosis Respiratorik) 4. Berikan dorongan untuk oksigen, sehingga mencegah terjadinya
PO2 : 50,8 mmHg batuk dan napas dalam,
bantu pasien untuk hipoksia
(Hipoksemia Berat)
HCO3 : 19,1 mEq/L mebebat dada selama 9. Dyspneu, sianosis merupakan tanda
(Asidosis Metabolik) batuk terjadinya gangguan nafas disertai dengan
TCO2 : 44,6 mmol/L kerja jantung yang menurun timbul
5. Lakukan suction, postural
Base Excess : (-2,8) drainage perkusi, vibrasi takikardia dan capilary refill time yang
(Asidosis) memanjang/lama.
Saturasi O2 86,7 6. Instruksikan pasien untuk
10. Untuk mencegah kondisi lebih buruk pada
% melakukan pernapasan
Sesak nafas diagfragma atau bibir gagal nafas
RR : 28 x/menit
NRM 8 lt/menit 7. Bantu pasien untuk
Retraksi otot nafas melakukan reposisi
tambahan secara sering
Ronchi
8. Berikan terapi oksigenasi
Dulnes
Warna kulit pucat
9. Observasi tanda tanda
Keletihan
vital
Sekret (+)
Terpasang mayo dan
ETT 10. Berikan obat-obat jika
Hasil pemeriksaan ada indikasi seperti
Spirometri menunjukan steroids, antibiotik,
adanya obstruksi bronchodilator dan
alveolar ekspektoran
Hasil EKG
menunjukan adanya
arterosklerosis dan
tachikardia
Hasil Foto Thoraks
menunjukan adanya
kardiomegali
2 Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi kecepatan, 1. Perubahan yang terjadi dapat dilihat dari
efektif berhubungan keperawatan, gangguan kedalaman, frekuensi, hasil pengkajian serta berguna dalam
dengan akumulasi sekret. oksigenasi (bersihan jalan irama, dan bunyi napas menunjukkan adanya komplikasi dan
DS : - napas) klien dapat berkurang luasnya bagian otak yang terkena
dengan kriteria: 2. Atur posisi semi fowler 2. Posisi semi fowler akan mengurangi tahana
DO : 1. RR 12-24 x/m (head up 30 45derajat) paruakibat gaya gravitasi sehingga
Terpasang mayo dan 2. Suara napas mempermudah ekspansi paru
ETT bersih/vesikuler 3. Jaga kepatenan Trakeal 3. Trakeal Tube (TC) digunakan untuk
Terpasang ventilator 3. Retraksi interkostal & Tube mencegah obstruksi jalan nafas dan
sternokleidomastoideus (-) mempermudah ventilasi udara, masuknya
Sekret (+)
4. Nilai AGD dalam batas O2 dari dan ke paru-paru
Suara nafas ronchi
normal 4. Lakukan penghisapan 4. Suction dilakukan agar jalan nafas tetap
RR=28 x/menit
5. Pembentukan sekret lendir dengan hati-hati bersih. Penghisapan dilakukan hati-hati
Terpasang canule O2 8
berkurang akibat selama 10-15 detik. catat untuk mencegah peningkatan TIK
L/menit
mikroorganisme pada mulut sifat, warna, dan bau 5. Perubahan posisi dapat nerangsang
Terlihat banyak sekret 6. Mulut bersih dari sekret dan secret. mobilisasi secret di saluran nafas
yang keluar dari mulut kotoran lain 5. Berikan O2 sesuai indikasi 6. Pemberian O2 dapat meningkatkan
klien oksigenisasi ke otak dan mencegah hipoksia
PH : 7,452 6. Lakukan fisioterapi dada 7. Nilai AGD dapat mengambarkan status
( Alkalosis) setiap 2 jam oksiginesasi klien-klien tanda-tanda asidosis
PCO2 : 27,9 mmHg 7. Monitor nilai AGD secara respiratorik
(Hiperventilasi periodic 8. Mengurangi mikroorganisme pada mulut
Alkalosis Respiratorik) 8. Lakukan oral hygiene yang akan memperberat gejala dan
PO2 : 50,8 mmHg dengan larutan antiseptik merangsang pembentukan sekret
(Hipoksemia Berat) seperti chlorhrxidinr, 9. Mengencerkan sekret
HCO3 : 19,1 mEq/L povidonr iodine, listerin
(Asidosis Metabolik) atau rebusan air sirih
TCO2 : 44,6 mmol/L 9. Kolaborasi ekspektoran
atau lakukan terapi
Base Excess : (-2,8) inhalasi seperti nebulizer
(Asidosis)
Saturasi O2 86,7
%
Sesak nafas
Hasil pemeriksaan
Spirometri menunjukan
adanya obstruksi
alveolar
Hasil pemeriksaan
Spirometri menunjukan
adanya obstruksi
alveolar
Hasil EKG
menunjukan adanya
arterosklerosis dan
sinus tachikardia
Hasil Foto Thoraks
menunjukan adanya
kardiomegali
3 1. Kaji kembali 1. Mengidentifikasi masalah utama terjadinya
Gangguan Mobilisasi fisik Setelah dilakukan tindakan kemampuan dan keadaan gangguan mobilitas fisik.
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 jam secara fungsional pada
hemiparese karena Klien mampu melaksanakan kerusakan yang terjadi. 2. Menentukan kemampuan mobilisasi
kerusakan neuron motorik aktivitas fisik sesuai dengan
bawah dan atas kemampuannya 2. Monitor fungsi motorik 3. Mencegah terjadinya kontraktur.
dan sensorik setiap hari 4. Penekanan terus-menerus menimbulkan
DS :
Kriteria hasil:
3. Ajarkan dan dukung dekubitus.
DO : pasien dalam latihan ROM 5. Mencegah secara dini dekubitus.
1. Tidak terjadi kontraktur
Klien nampak lemah sendi secara aktif atau pasif untuk
Seluruh aktifitas 2. Bertabahnya kekuatan otot mempertahankan atau 6. Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit
dibantu oleh perawat 3. Klien menunjukkan meningkatkan kekuatan dan dan menurunkan dekubitus.
ketahanan otot.
ROM tindakan untuk 7. Kolaborasi penanganan physiotherapy.
meningkatkan mobilitas 4. Ajarkan dan bantu pasien
3 3
dalam proses perpindahan
1 1 atau posisi setiap 2 jam
sekali.
Kolaborasi :
1. Koordinasikan aktivitas
dengan ahli physioterapi
08-05-13 Rilla
07.30 - Operan dinas pagi S:-
O : Klien dianjurkan untuk pemasangan CVP, terapi
dilanjutkan, tangan kanan dan kiri klien sudah bisa bergerak
dengan tonus otot 5, hanya kaki kanan masih belum bisa
digerakan, aktifitas masih dibantu, keluhan utama masih
sesak dan sudah bisa batuk.
08.00 3 - Memandikan klien S:-
- Meng aspirasi cairan bula pada O : Dibagian punggung bawah terdapat bula
punggung klien
10.00 1,2,3 - Kolaborasi pemberian obat, merofenem S :
,4 1 gr, ketorolac 2cc, ranitidin 2 cc, O : Sekret (+) kental kekuningan, TD 127/82 mmHg
sukralfat 10 cc P : Suction berkala setiap 1 jam
- Nebulizer pentolin I : Suction
E : Tujuan belum tercapai
R : Kolaborasi antibiotik, bronchodilator, pustural drainage,
pemberian O2
13-05-15
07.30 - Operan dinas pagi - S:
- O: Pasien dipindahkan ke ruangan rawat jalan karena
pemulihan penyakit dalam
II. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. B Ruang : NCCU RSHS
No Reg : 0001267904
NO
TGL/JAM EVALUASI TTD
DX
07/05/13
13.00 1,2 S: Pasien masih mengeluh sesak Rilla
O:
- RR = 26 x/menit
- Suara nafas tambahan ronchi (+), gargling
- Sekret (+) kental kekuningan
- NRM 8 lt/menit
- PH 7,478 masih dibawah normal
- PO2 59 mmHg masih dibawah normal
- Base Excess 3,3 berubah menjadi positif
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi dengan pendelegasian pada perawat jaga sore untuk terus melakukan suction
berkala, nebulizer sesuai jadwal, kolaborasi antibiotik sesuai jadwal.
08-05-13 S: Klien mengatakan lemas
O:
- ROM 3 4
1 2
- Aktifitas klien masih dibantu secara total oleh perawat
- Tangan kanan dan kiri , kaki kiri sudah bisa digerakan ke segala arah, tahan terhadap grafitasi
dan sedikit ada tahanan otot
- Kaki kanan masih belum bisa digerakan
- Klien sudah bisa miring kiri meskipun di bantu
A: Masalah belum teratasi sebagian
P: Pendelegasian kepada perawat jaga sore untuk melatih ROM pasif dan membantu aktifitas klien
13-05-13 S :- Rilla
O:
- Terpasang CVP
- TD : 140/100 mmHg
- EKG : ST
- Masih Edema ekstremitas atas dan bawah
- R :29 x/mnt
- HR : 135 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi pendelegasian kepads perawat di ruangan lain batasi aktifitas untuk
meringankan beban jantung, ciptakan suasana nyaman agar pasien bisa beristirahat dengan tenang,
pertahankan kolaborasi obat
DAFTAR PUSTAKA
Simon, G. 1981. Diagnostik Rontgen untuk Mahasiswa Klinik dan Dokter Umum. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga
Harrison. 1995. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume3. Yogyakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Black & Hawk. 2005. Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positif Outcomes. Volume1. Edisi 7. Elsevier Saunders