Anda di halaman 1dari 3

Tutorial Pemasangan Nasogastric Tube

Nasogastric tube (NGT) adalah tabung fleksibel yang dimasukkan melewati lubang hidung
ke arah distal menuju esofagus dan lambung. Naskah ini akan membahas mengenai indikasi,
kontraindikasi, cara pemasangan, perawatan dan komplikasi dari pemasangan NGT.

Indikasi

Tatalaksana ileus baik obstruktif maupun paralitik.


Pemberian obat-obatan enteral untuk pasien-pasien yang tidak dapat menelan
sendiri/dengan aman.
Pemberian nutrisi enteral.
Lavase lambung, dalam keadaan perdarahan atau intoksikasi zat tertentu.
Kontraindikasi

Striktura esofagus (penyempitan lumen)


Fraktur basilar atau fasial, risiko untuk insersi intrakranial.
Peralatan yang dibutuhkan

Tabung NGT, bisa PVC, polyurethane atau silikon. Tabung NGT yang terbuat dari
PVC biasa digunakan untuk dekompresi atau pemakaian dalam jangka pendek (<5
hari), sedangkan yang terbuat dari polyurethane atau silikon dapat digunakan dalam
jangka waktu lebih panjang (14-28 hari). Pada pasien dewasa ukuran tabung NGT
yang dapat digunakan adalah 14-16 Fr untuk dekompresi, sedangkan untuk pemberian
nutrisi gunakan tabung silikon 12-14 Fr.
Gel anastetik lidokain.
Spray anastetik lidokain.
Spuit Toomey
Plester untuk fiksasi
Unit suction dinding bila perlu
Kantung steril untuk dekompresi
Emesis basin
Gelas berisi air dengan sedotan
Langkah tindakan

1. Perkenalkan diri anda dan jelaskan secara singkat serta jelas tindakan yang akan anda
lakukan.
2. Mintalah persetujuan tindakan dari pasien/penanggung jawab pasien.
3. Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dekat dengan anda.
4. Evaluasi lubang hidung mana yang paling lapang, bisa dengan meminta pasien
menghembuskan napas dengan menutup salah satu lubang hidung, pilih lubang
dengan hambatan terendah.
5. Keluarkan tabung dari pembungkus, luruskan dan untuk memudahkan insersi ujung
dari tabung dapat di lingkarkan di ujung jari sebanyak 3-5 putaran untuk membuat
ujungnya menghadap ke bawah.
6. Ukur panjang insersi yang dibutuhkan, dengan mengukur mulai dari lubang hidung,
ke arah mandibula, kemudian ke arah processus xiphoideus, berikan tanda panjang
insersi.
7. Berikan gel lidocaine pada ujung dari tabung NGT dan semprotkan anestesi lokal
lidokain ke farings posterior pasien untuk membantu mengurangi refleks tersedak dan
rasa tak nyaman.
8. Tempatkan pasien pada posisi duduk minimal 60°, dengan kepala pada sniffing
position.
9. Mulai lakukan insersi tabung NGT secara perlahan namun mantap, dengan sudut
sejajar bidang datar dan ujung NGT melengkung ke bawah.
10. Majukan perlahan sampai kira-kira ujung NGT berada di area larings, saat pasien
mulai terasa mau tersedak, minta pasien untuk menunduk dan menelan (dapat dibantu
dengan minum air dengan sedotan). Koordinasikan gerakan maju tabung NGT dengan
gerakan menelan pasien.
11. Terus majukan perlahan namun mantap sampai pada posisi yang telah ditentukan
sebelumnya. Setelah mencapai titik yang ditentukan, minta pasien berbicara untuk
membantu menentukan tabung tidak masuk ke trakea.
12. Apabila pasien tersedak secara berlebihan atau sesak atau tidak dapat berbicara,
segera tarik tabung NGT dan coba kembali pemasangannya.
13. Ambil spuit Tomey (spuit dengan ujung khusus untuk NGT), isi dengan udara dan
kemudian dorong dengan cepat, sambil auskultasi area lambung dengan stetoskop.
Konfirmasi NGT benar masuk ke lambung apabila terdengar bunyi dorongan tersebut
pada auskultasi, kemudian aspirasi untuk memastikan isi lambung.
14. Apabila telah dilakukan konfirmasi posisi benar, lakukan fiksasi NGT dengan
menggunakan plester ke arah atas di hidung pasien.

Clinical pearls

Pemasangan NGT rutin pasca operasi tidak disarankan, oleh karena memperlambat
waktu kembalinya motilitas usus dan meningkatkan risiko kemungkinan komplikasi
paru.
Lavase lambung untuk intoksikasi hanya dilakukan pada keadaan-keadaan tertentu, di
mana terjadi intoksikasi dengan zat letal dan telah dipertimbangkan bahwa
keuntungan lebih besar dibandingkan dengan risiko komplikasi tindakan.
Lakukan evaluasi secara rutin (per hari) untuk memastikan NGT masih diperlukan,
dan laukan pemantauan rutin (4-8 jam sekali) dengan irigasi air untuk memastikan
patensi. Apabila tidak diperlukan segera lakukan pencabutan tabung.
Catat jumlah cairan yang keluar via NGT apabila digunakan untuk dekompresi atau
lavase.
Komplikasi tindakan bisa berupa:
o Tabung malposisi, terbelit atau terpuntir
o Refluks isi lambung, karena gangguan motilitas esofagus dan dapat
menyebabkan esofagitis, perdarahan gastrointestinal atau aspirasi paru.
o Iritasi kronik atau nekrosis karena tekanan.
o Peningkatan risiko pneumonia.
o Perforasi struktur terkait.
o Epistaksis.

(Sumber : http://www.nejm.org)

Anda mungkin juga menyukai