Anda di halaman 1dari 14

VENTILASI MASKER

UNIT GAWAT DARURAT

Disusun Oleh :

Dela Puspita

1995032

Kelompok 3 Sartika Asih

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2021
VENTILASI MASKER
2

Definisi

     Bag valve mask (BVM) adalah metode standar untuk memberikan ventilasi

penyelamatan secara cepat kepada pasien apnea atau kegagalan ventilasi yang

parah. Dalam ventilasi BVM, kantung yang bisa menggembungkan sendiri

(resuscitator bag) dipasang ke nonrebreathing valve dan kemudian ke face mask

yang sesuai dengan jaringan lunak wajah. Ujung kantung dipasang ke sumber

oksigen (oksigen 100%) dan biasanya reservoir bag. Masker secara manual

dipegang erat pada wajah, dan meremas kantung akan memberikan ventilasi bagi

pasien melalui hidung dan mulut. Kecuali ada kontraindikasi, alat bantu jalan

nafas seperti nasofaring dan / atau orofaring airways digunakan selama ventilasi

BVM untuk membantu menciptakan jalan nafas yang paten. Positive end

expiratory pressure (PEEP) valves harus digunakan jika bantuan lebih lanjut

diperlukan untuk oksigenasi tanpa kontraindikasi untuk penggunaannya.

Keberhasilan ventilasi BVM memerlukan kompetensi teknis dan bergantung pada

4 hal:

- airway yang paten

- Mask seal adekuat                 

- Teknik ventilasi yang tepat                   

- PEEP valve sesuai kebutuhan untuk meningkatkan oksigenasi     

              

Paten airway untuk ventilasi BVM membutuhkan:


3

- Menjaga orofaring bersih dari penghalang fisik ( mis ., Sekret, muntahan,

benda asing)                   

- Posisi pasien yang tepat dan manuver manual untuk meringankan

obstruksi lidah dan jaringan lunak pada saluran napas bagian atas                   

- Tambahan jalan nafas seperti nasofaring atau orofaring airway untuk

memfasilitasi pertukaran udara yang efektif

- Penyediaan ventilasi dan oksigenasi yang berhasil secara cepat adalah

tujuannya.                   

Indikasi

- Ventilasi darurat untuk apnea, gagal napas, atau henti napas yang akan

datang                   

- Pre-ventilasi dan / atau oksigenasi atau ventilasi sementara dan / atau

oksigenasi selama upaya untuk mencapai dan mempertahankan definitive

artificial airway ( misalnya, intubasi endotrakeal)           


        

Kontraindikasi

- Tidak ada kontraindikasi medis untuk memberikan dukungan ventilasi

kepada pasien; namun, kontraindikasi legal (perintah jangan-resusitasi)

mungkin berlaku.                   
4

Komplikasi

     Jika bag valve mask digunakan untuk jangka waktu lama atau jika dilakukan

dengan tidak benar, udara dapat masuk ke dalam perut. Jika hal ini terjadi dan

terjadi distensi lambung, nasogastric tube harus dimasukkan untuk mengevakuasi

udara yang terkumpul di dalam lambung.

Peralatan

- Sarung tangan, masker, gaun, dan pelindung mata ( misal universal

precautions)

- Oropharygeal airways, nasopharygeal airways,  lubricating ointment                

- Bag-valve apparatus                   

- PEEP valve                   

- Ventilation face mask dengan ukuran bervariasi                   

- Oxygen source (100% oksigen, 15 L/menit)                   

- Nasogastric tube

- Suctioning apparatus dan kateter Yankauer ; Magill forceps (jika

diperlukan untuk mengeluarkan benda asing yang mudah dijangkau dan

pasien tidak memiliki refleks muntah) untuk membersihkan faring sesuai

kebutuhan                   

- Pulse oximeter

- Peralatan Capnography     

 
5

Pertimbangan Tambahan

- Ventilasi bag-valve-mask (BVM) dilakukan oleh dua orang jika

memungkinkan. Ventilasi bag-valve-mask dapat dilakukan dengan satu

atau dua orang, tetapi ventilasi BVM dua orang lebih mudah dan lebih

efektif karena penutup yang rapat harus dicapai dan ini biasanya

membutuhkan dua tangan pada masker.                   

- Kecuali ada kontraindikasi, tambahan pharyngeal airway digunakan saat

melakukan ventilasi BVM. Orofaringeal airway digunakan kecuali pasien

memiliki refleks muntah yang intak; dalam kasus seperti itu, nasofaring

airway (nasal trumpet) digunakan. Bilateral nasopharyngeal airways dan

orofaringeal airway digunakan jika diperlukan untuk ventilasi.                   

- Di antara banyak faktor yang dapat mempersulit pencapaian air-tight seal

adalah deformitas wajah (traumatis atau alami), janggut tebal, obesitas,

gigi yang buruk, trismus, dan cervical pathology. Dalam situasi seperti itu,

BVM dapat dicoba, tetapi jika tidak berhasil, supraglotis airway dipasang

(kecuali ada kontraindikasi).                   

- Positive end expiratory pressure (PEEP) dapat digunakan selama BVM

untuk meningkatkan oksigenasi. PEEP dapat meningkatkan alveolar

recruitment dan dengan demikian oksigenasi jika oksigenasi terganggu

bahkan dengan oksigen 100% karena atelektasis. PEEP juga telah terbukti

mencegah cedera paru-paru. Namun, PEEP harus digunakan dengan hati-


6

hati pada pasien yang hipotensi atau ketergantungan pre-load karena

mengurangi aliran balik vena.                  

Posisi

Posisi sniffing — hanya jika tidak ada cedera cervical spine

- Posisikan pasien terlentang di atas stretcher.                   

- Sejajarkan jalan napas bagian atas untuk aliran udara yang optimal dengan

menempatkan pasien pada posisi proper sniffing. Posisi proper sniffing

yang menyelaraskan external auditory canal dengan sternal notch. Untuk

mencapai posisi sniffing, handuk lipat atau bahan lain mungkin perlu

diletakkan di bawah kepala, leher, atau bahu, sehingga leher flexed on the

body dan kepala extended on the neck. Pada pasien obesitas, banyak

handuk lipat atau ramp device komersial mungkin diperlukan untuk

mengangkat bahu dan leher secara memadai. Pada anak-anak, bantalan

biasanya dibutuhkan di belakang bahu untuk menampung enlarged

occiput.                   

Posisi kepala dan leher untuk membuka jalan napas: Posisi sniffing:
7

A: Kepala rata di atas strecther; kontriksi airway. B: Telinga dan sternal notch sejajar,
dengan wajah sejajar dengan langit-langit (dalam posisi sniffing), membuka jalan napas.

Jika ada kekhawatiran cedera cervical spine

- Posisikan pasien terlentang atau agak miring di atas strecther;.

- Posisikan diri Anda di kepala strecther;

- Hindari menggerakkan leher dan, jika memungkinkan, gunakan hanya

manuver jaw thrush atau chin lift tanpa memiringkan kepala untuk

memfasilitasi pembukaan jalan napas bagian atas secara manual.

Anatomi yang Relevan

- Menyelaraskan external auditory dengan sternal notch dapat membantu

membuka jalan napas atas untuk memaksimalkan pertukaran udara dan

menetapkan posisi terbaik untuk melihat jalan napas jika intubasi

endotrakeal diperlukan.                   
8

- Derajat elevasi kepala yang paling selaras dengan telinga dan sternal

notch bervariasi (misalnya , tidak ada pada anak-anak dengan occipitus

yang besar, sebagian besar pada pasien obesitas).      


             

Prosedur

- Masukan orofaringeal airway (kecuali pasien memiliki refleks muntah)

atau satu atau dua nasofaring airway sebelum ventilasi bag-valve-mask

(BVM).                   

- Pilih masker yang pas di mulut dan hidung tetapi tidak menutupi

mata.                   

- Lakukan ventilasi BVM dua orang jika memungkinkan.

Teknik two person mask

- Dalam teknik dua orang, operator yang lebih berpengalaman menangani

mask, karena mempertahankan penutup mask yang tepat adalah tugas yang

paling sulit. Operator kedua meremas kantung.                   

- Tepatkan kepala di stretcher dan minta operator kedua berdiri di

samping.                   

- Dengan menggunakan kedua tangan, pegang masker di antara ibu jari dan

jari telunjuk yang diletakkan di kedua sisi connector stem.                   

- Pastikan untuk tidak meletakkan tangan atau masker di mata pasien,

pertama-tama letakkan bagian hidung masker di atas hidung cukup tinggi

untuk menutupi bridge tanpa kebocoran udara. Selanjutnya, turunkan

masker di atas dagu dan biarkan menempel di sepanjang dua malar


9

eminences. Tutupi batang hidung, dua malar eminances, dan bibir bawah

pasien dengan mask untuk mendapatkan proper seal. Stretching bagian

dalam masker sebelum meletakkannya di atas hidung dan mulut dapat

membantu membuat penutup yang lebih rapat.                   

- Penempatan tangan tradisional adalah "C-E" grip, menempatkan jari

tengah, manis, dan kelingking ("E") di bawah mandibula dan menarik

mandibula ke atas, sedangkan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf

"C" lalu menekan ke bawah melawan mask.                   

- Alternatif, yang sering disukai, metode (1, 2) dapat digunakan di mana

thenar eminances (otot di pangkal ibu jari) menahan masker ke

wajah. Tempatkan thenar eminences (pangkal ibu jari di telapak tangan) di

sepanjang tepi lateral masker. Kemudian turunkan masker ke wajah dan

letakkan 4 jari lainnya di bawah mandibula. Tekan masker ke wajah

dengan thenar eminances sambil menarik mandibula ke atas dengan

jari. Kemiringan kepala dapat diterapkan secara bersamaan. Teknik ini

lebih mudah dilakukan, memungkinkan penggunaan otot tangan yang

lebih kuat untuk mempertahankan seal yang tepat, meminimalkan fatigue,

dan memungkinkan 4 jari daripada 3 untuk mengangkat mandibula

(menyelesaikan chin lift dan jaw thrust).                   

- Jika menggunakan posisi tangan tradisional, lakukan manuver head tilt-

chin lift dengan menarik masker dan wajah pasien dengan jari tengah,

manis, dan kelingking sambil memegang masker ke wajah pasien, untuk

lebih membuka jalan napas. Jika tangan Anda cukup besar, letakkan jari


10

kelingking Anda di belakang rahang bawah untuk melakukan manuver jaw

thrust. Pemosisian ulang ini membantu mengarahkan udara ke dalam

trakea daripada ke kerongkongan dan mencegah distensi lambung.                   

- Pastikan untuk menarik hanya pada bagian tulang mandibula, karena

tekanan ke jaringan lunak leher atau di bawah dagu dapat menghalangi

jalan napas.                   

- Setelah seal yang tepat tercapai, minta operator kedua memasang kantung

ke masker dan mulai ventilasi.                   

Gambar 2. Head tilt- chin-lift adalah metode yang paling reliable untuk
membuka jalan napas

Teknik one person mask

- Dengan satu tangan, pegang masker, dengan ibu jari dan jari telunjuk

dililitkan pada connector stem masker. Sebagian besar operator

menggunakan tangan nondominan mereka untuk memegang masker, tetapi

kedua tangan dapat digunakan selama penutup masker dapat

dipertahankan dengan baik.                   

- Pastikan untuk tidak meletakkan tangan atau masker di atas mata pasien,

pertama-tama letakkan masker hidung di atas hidung, lalu turunkan ke atas


11

mulut pasien. Pangkal hidung, dua malar eminance, dan mandibular

alveolar ridge harus ditutup dengan masker untuk mencapai proper seal.

- Sekarang rentangkan jari tengah, manis, dan kelingking di bawah

mandibula pasien, dan tarik ke atas ke dalam masker. Manuver ini mirip

dengan teknik head tilt-chin lift dan selanjutnya membuka jalan

napas.                   

- Sambil mempertahankan traction ke atas pada mandibula, tekan masker ke

bawah ke wajah untuk mendapatkan masker seal yang rapat. Jika tangan

Anda cukup besar , letakkan jari kelingking Anda di belakang ramus

mandibula untuk melakukan manuver jaw thrust untuk lebih membuka

jalan napas.                   

- Pastikan untuk menarik hanya pada bagian tulag mandibula, karena

tekanan ke jaringan lunak leher atau di bawah dagu dapat menghalangi

jalan napas.                   

- Setelah segel yang tepat tercapai, gunakan tangan Anda yang lain untuk

memulai ventilasi.                   

Bag Ventilation dan oksigenasi

- Untuk setiap tarikan napas, squeeze kantung dengan mantap dan halus,

untuk menghasilkan volume tidal 6 hingga 7 mL / kg (atau sekitar 500 mL

untuk ukuran rata-rata orang dewasa) selama 1 detik, lalu lepaskan

kantung agar mengembang kembali. Jika menggunakan kantong volume


12

1000 mL, remas hanya setengahnya untuk mendapatkan volume tidal yang

benar.                   

- Dalam kasus serangan jantung, jangan melebihi 8 sampai 10 napas per

menit ( yaitu , satu napas lengkap setiap 6 hingga 7,5 detik).                   

- Amati proper chest rise selama ventilasi; dalam praktiknya, Anda dapat

menggunakan volume tidal yang cukup besar untuk menyebabkan dada

naik.                     

- Pantau pasien, periksa suara napas dan, jika mungkin, end-tidal karbon

dioksida dan pulse oximeter. (Pulse oximetry mungkin tidak berguna

selama serangan jantung karena perfusi perifer yang buruk.) Kaji apakah

ventilasi yang adekuat berkelanjutan dan berkelanjutan atau memerlukan

terlalu banyak upaya fisik. Jika tersedia, gunakan wave capnografy,

indikator masker seal dan ventilasi yang baik.                   

- Jika oksigenasi inadequate meskipun dalam bentuk yang benar dan

penggunaan oksigen 100%, pasang positive end expiratory pressure

(PEEP) untuk merekrut lebih banyak alveoli untuk pertukaran gas. Set

PEEP valve awalnya pada 5 dan tingkatkan sesuai kebutuhan untuk

meningkatkan saturasi oksigen. Namun, hindari PEEP pada pasien

hipotensi.                   

- Jika ventilasi atau oksigenasi masih belum memadai, persiapkan untuk

manuver jalan nafas lainnya seperti jalan nafas supraglottic atau intubasi

endotrakeal.                   
13

Meningkatkan Hasil Tim Perawatan Kesehatan

Ventilasi bag-mask adalah teknik yang sangat berguna saat menghadapi pasien

yang mengalami gangguan pernapasan. teknik ini biasa digunakan oleh EMS, ahli

anestesi, perawat ICU, terapis pernapasan, dan ahli intensif. Teknik ini bisa

menyelamatkan hidup dan relatif lebih mudah daripada intubasi. Jika dilakukan

dengan baik, pasien dapat diberi oksigen sampai ahli anestesi dapat mengintubasi

pasien. pendekatan interprofesional akan memberikan perawatan terbaik bagi

pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Soleimanpour M, Rahmani F, Ala A, et al: Comparison of four techniques

on facility of two-hand bag-valve-mask (BVM) ventilation: E-C, thenar

eminence, thenar eminence (dominant hand)-E-C (non-dominant hand)


and thenar eminence (non-dominant hand) - E-C (dominant hand). J

Cardiovasc Thorac Res 8(4):147-151, 2016. doi:10.15171/jcvtr.2016.30.

2. Otten D, Liao MM, Wolken R, et al: Comparison of bag-valve-mask

hand-sealing techniques in a simulated model. Ann Emerg Med 63(1):6-

12.e3, 2014. doi:10.1016/j.annemergmed.2013.07.014.

3. Strzelecki C, Shelton CL, Cunningham J, Dean C, Naz-Thomas S,

Stocking K, Dobson A. A randomised controlled trial of bag-valve-mask

teaching techniques. Clin Teach. 2020 Feb;17(1):41-46. [PubMed]

4. Carlson JN, Wang HE. Updates in emergency airway management. Curr

Opin Crit Care. 2018 Dec;24(6):525-530. [PubMed]


14

5. Kroll M, Das J, Siegler J. Can Altering Grip Technique and Bag Size

Optimize Volume Delivered with Bag-Valve-Mask by Emergency Medical

Service Providers? Prehosp Emerg Care. 2019 Mar-Apr;23(2):210-214.

[PubMed]

Anda mungkin juga menyukai