Anda di halaman 1dari 45

PEMICU 2 BLOK UROGENITAL

Vivian Saputra
405140126
Learning Issue
1. Kelainan kongenital organ genital pada anak
(fimosis, parafimosis, kriptorkismus,
hipospadia, epispadia, retractile testis)
2. Batu saluran kemih di vesica, ureter dan
uretra
3. Infeksi saluran kemih
KELAINAN KONGENITAL ORGAN
GENITAL PADA ANAK
Fimosis
Prepusium penis yang tidak bisa diretraksi ke
proksimal sampai korona glandis.
• Dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir
(karena adanya adesi antara prepusium dengan
glans penis)
• Sampai usia 3-4 tahun, penis tumbuh &
berkembang  debris yg dihasilkan epitel
prepusium (smegma) akan mengumpul di dalam
prepusium  perlahan” memisahkan prepusium
dari glans penis.

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


• Ereksi penis secara berkala akan menyebabkan
prepusium mengalami dilatasi secara
perlahan-lahan  prepusium menjadi retraktil
& dapat ditarik ke proksimal.
• 90% prepusium sudah dapat diretraksi saat
usia 3 tahun.

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Fimosis
Gambaran klinis:
• Sulit kencing
• Pancaran urin mengecil
• Ujung prepusium penis menggelembung pada saat
berkemih.
• Kadang terdapat benjolan lunak di ujung penis =
korpus smegma (timbunan smegma dalam sakus
prepusium penis)

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Fimosis
Tatalaksana  tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau
retraksi yg dipaksakan pada fimosis (bisa
menimbulkan luka & terbentuk sikatriks pada ujung
prepusium sebagai fimosis sekunder)
Fimosis yg disertai balanitis Dicoba diberikan salep
xerotika obliterans deksametason 0,1%, dioleskan
3x atau 4x.
Fimosis yg menimbulkan Indikasi dilakukan sirkumsisi
keluhan miksi, ujung prepusium
yang menggelembung saat
miksi, atau fimosis yg disertai
infeksi postitis

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Parafimosis
Prepusium penis yg diretraksi sampai sulkus
koronarius tidak bisa dikembalikan seperti keadaan
awal & timbul suatu jeratan pada penis di belakang
sulkus koronarius.

• Prepusium yg tidak segera dikembalikan ke tempat


semula dapat menyebabkan terjadi gangguan pada
aliran balik vena superfisial  edema glans penis &
terasa nyeri  jika dibiarkan maka jeratan di sebelah
distal akan semakin membengkak  nekrosis glans
penis.

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Parafimosis
Tatalaksana
• Usahakan untuk mengembalikan prepusium dengan
cara manual yaitu dengan teknik memijat glans
selama 3-5 menit. (dengan harapan edema
berkurang & prepusium dikembalikan pada
tempatnya).
• Jika tidak berhasil  lakukan dorsum insisi pada
jeratan.
• Setelah edema & proses inflamasi menghilang,
pasien dianjurkan untuk sirkumsisi.

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Hipospadia
• Adalah kelainan kongenital dimana muara uretra terletak di
sebelah ventral penis & sebelah proksimal ujung penis.
• Meatus uretra dapat terletak di glandular hingga perineal.
• Angka kejadian = 3,2 dari 1000 kelahiran hidup.
• Pada hipospadia tidak ada prepusium ventral, jadi prepusium
dorsal menjadi berlebihan (dorsal hood)
• Sering disertai dengan korde (penis angulasi ke ventral) &
kadang terdapat stenosis meatus uretra dan anomali bawaan
(testis maldesensus atau hernia inguinalis)

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Hipospadia
Klasifikasi
Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan
koreksi korde, hipospadia dibagi menjadi 3 bagian
besar:
1. Hipospadia anterior (tipe glanular, subkoronal,
penis distal)
2. Hipospadia medius (midshaft & penis proksimal)
3. Hipospadia posterior (penoskrotal, skrotal, perineal)

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Tindakan
• Tujuan dilakukan operasi hipospadia :
– Kosmetik penis  fungsi miksi & fungsi seksual normal
(ereksi lurus & pancaran ejakulasi kuat)
– Penis tumbuh dengan normal
• Reparasi hipospadia dianjurkan pada usia pra sekolah agar
tidak mengganggu kegiatan belajar.
• Pada hipospadia posterior yg disertai maldesensus testis 
dianjurkan melakukan uretroskopi praoperatif untuk melihat
ada tidaknya pembesaran utrikulus prostatikus.

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Penyulit yg bisa terjadi setelah dilakukan operasi
hipospadia :
- Fistula uretrokutan
- Striktur uretra
- Korde yg belum sepenuhnya terkoreksi
- Timbul divertikel uretra

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Testis Maldesensus
• Saat masa janin testis ada di rongga abdomen & beberapa
saat sebelum bayi lahir, testis akan turun ke dalam kantung
skrotum atau mengalami desensus testikulorum.
• Faktor yang mempengaruhi penurunan testis ke skrotum:
– Tarikan dari gubernakulum testis & refleks dari otot
kremaster
– Perbedaan pertumbuhan gubernakulum dgn pertumbuhan
badan
– Dorongan dari tekanan intraabdominal.
• Jika proses desensus testikulorum tidak berjalan baik maka
testis tidak ada di dalam kantong skrotum = maldesensus.

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Testis Maldesensus
• Jika testis tidak mencapai skrotum namun masih berada pada
jalur normal = kriptorkismus.  mungkin terletak di kanalis
inguinalis atau di rongga abdomen (di antara fossa renalis &
anulus inguinalis internus).
• Apabila testis keluar dari jalur normal = testis ektopik. 
mungkin terletak di perineal, di luar kanalis inguinalis (di
antara aponeurosis obliqus eksternus & jaringan subkutan,
suprapubik atau regio femoral).

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Angka Kejadian
• Angka kejadian kriptorkismus pada bayi prematur
±30% (10x lebih banyak daripada bayi cukup bulan
(3%)).
• Semakin bertambahnya usia, testis akan mengalami
desensus secara spontan  saat usia 1 tahun, angka
kriptorkismus menjadi 0,7-0,9%
• Setelah usia 1 tahun , testis yg letaknya tidak normal
jarang bisa mengalami desensus testis secara
spontan.

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Etiologi
• Testis maldesensus dapat terjadi akibat adanya
kelainan pada:
– Gubernakulum testis
– Kelainan intrinsik testis
– Defisiensi hormon gonadotropin yg memacu
proses desensus testis

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Gambaran Klinis
• Pada anak  pasien datang berobat karena orang tuanya
tidak menjumpai testis di kantong skrotum
• Pada dewasa  keluhan : belum memiliki anak setelah
menikah beberapa tahun.

• Kadang terasa benjolan di perut bagian bawah yg disebabkan


oleh testis maldesensus mengalami trauma, torsio atau
berubah menjadi tumor testis.
• Inspeksi pada regio skrotum : terlihat hipoplasia kulit skrotum
karena tidak pernah ditempati testis.
• Palpasi : testis tidak teraba di kantong skrotum (melainkan di
inguinal atau tempat lain)

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Pemeriksaan
• Uji dengan pemberian hormon hCG  untuk mengetahui
keberadaan testis.
• USG  jarang dilakukan
• Pemeriksaan flebografi selektif  untuk mencari keberadaan
testis secara tidak langsung (dengan mencari plexus
pampiniformis. jika plexus pampiniformis tidak ada artinya
kemungkinan testis tidak pernah ada.
• laparoskopi

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Diagnosis Banding
• Seringkali dijumpai testis yang biasanya di kantung skrotum
tiba” ada di daeah inguinal atau pada keadaan lain kembali ke
tempat semula  terjadi akibat refleks otot kremaster yg
terlalu kuat = testis retraktil / kriptorkismus fisiologis.
• Maldesensus testis perlu dibedakan dengan anorkismus
(testis memang tidak ada)

Dasar-dasar Urologi Edisi 2


Tindakan
• Medikamentosa
pemberian hormonal pada kriptorkismus banyak memberikan
hasil terutama pada kelainan bilateral. Obat yang sering
digunakan adalah hormon hCG yg disemprotkan intranasal.
• Operasi
Tujuan operasi pada kriptorkismus:
– Mempertahankan fertilitas
– Mencegah timbulnya degenerasi maligna
– Mencegah terjadinya torsio testis
Operasi yg dikerjakan : orkidopeksi (meletakkan testis ke
dalam skrotum dengan melakukan fiksasi pada kantong sub
dartos)
Dasar-dasar Urologi Edisi 2
BATU SALURAN KEMIH
Batu Saluran Kemih
• Menurut tempatnya digolongkan menjadi : batu ginjal & batu
kandung kemih.
• Batu ginjal  keadaan tidak normal dalam ginjal &
mengandung komponen kristal serta matriks organik.
• Lokasi batu ginjal dijumpai khas di kaliks atau pelvis & bila
akan keluar bisa terhenti di ureter / kandung kemih.
• Sebagian besar batu ginjal mengandung batu kalsium.
• Batu oksalat, kalsium oksalat atau kalsium fosfat dapat
dijumpai secara bersama sampai 65-85% dari keseluruhan
batu ginjal.

Buku Ajar Imu Penyakit Dalam


Epidemiologi
• Batu ginjal  penyebab terbanyak kelainan di saluran kemih.
• Amerika Serikat, Eropa, Australia  batu saluran kemih
banyak dijumpai di saluran kemih bagian atas.
• India, Thailand & Indonesia  lebih banyak dijumpai batu
kandung kemih.

Buku Ajar Imu Penyakit Dalam


Patogenesis & Klasifikasi
• Pembentukan batu saluran kemih membutuhkan keadaan
supersaturasi. Inhibitor pembentuk batu umumnya dijumpai
dalam air kemih normal.
• Beberapa reaktan dapat memacu pembentukan batu
misalnya: asam urat, memacu batu kalsium oksalat.
• Aksi reaktan inhibitor belum sepenuhnya diketahui tapi
diduga berperan pada pembentukan awal atas nukleasi
kristal, progresi kristal atau agregatasi kristal.
• Batu ginjal dapat terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa
faktor pembentuk kristal kalsium & menimbulkan agregasi
pembentukan batu.

Buku Ajar Imu Penyakit Dalam


• Proses pembentukan batu dimungkinkan dengan
kecenderungan ekskresi agregat kristal yg lebih besar &
kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat dalam air kemih.
• Proses perubahan kristal yg terbentuk di tubulus menjadi batu
masih belum jelas.
• Diperkirakan bahwa agregasi kristal menjadi cukup besar
sehingga tertinggal & biasanya ditimbun pada duktus
kolektivus akhir.  timbunan tsb membesar (pengendapan ini
diperkirakan timbul pada bagian sel epitel yg mengalami lesi)

Buku Ajar Imu Penyakit Dalam


Faktor Risiko Penyebab Batu
>85% batu pada laki” & 70% pada perempuan mengandung kalsium terutama
kalsium oksalat. Predisposisi kejadian batu khususnya batu kalsium:
– Hiperkalsiuria – Faktor diet
– Hipositraturia – Jenis cairan yang
– Hiperurikosuria diminum
– Penurunan jumlah air – Hiperoksaluria
kemih – Ginjal spongiosa medulla
– Batu kalsium fosfat &
Asidosis Tubulus Ginjal
Tipe 1

Buku Ajar Imu Penyakit Dalam


Batu Ginjal dan Batu Ureter
• Batu ginjal terbentuk pada tubuli ginjal kemudian di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal, & bahkan mengisi pelvis dan
seluruh kaliks ginjal.
• Batu staghorn  batu yg mengisi pielum & >2 kaliks ginjal
memberikan gambaran seperti tanduk rusa.
• Batu yg tidak terlalu besar  didorong peristaltik otot” sitem
pelvikales  turun ke ureter  batu ureter.
• Tenaga peristaltik ureter mencoba untuk mengeluarkan batu
hingga turun ke buli”.
• Batu ukuran kecil bisa keluar spontan tapi batu ukuran lebih
besar sering tetap berada di ureter & menyebabkan reaksi
peradangan (periureteritis)
Gambaran Klinis
• Keluhan pasien tergantung pada posisi atau letak batu, besar
batu, & penyulit yg telah terjadi.
• Keluhan yang paling dirasakan pasien adalah nyeri pada
pinggang.
• Batu yg letaknya di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien
sebagai nyeri pada saat buang air kecil .
• Hematuria sering dikeluhkan pasien sebagai akibat trauma yg
terjadi pada mukosa saluran kemih yg disebabkan oleh batu.
Pemeriksaan
• Pemeriksaan fisik :
– mungkin didapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-
vertebra
– Teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis
– Terlihat tanda” gagal ginjal, retensi urin & jika ada infeksi
didapatkan demam / menggigil.
• Pemeriksaan sedimen urin  menunjukkan adanya
leukosituria, hematuria & dijumpai kristal” pembentuk batu.
• Foto polos abdomen
• Pielografi Intra Vena (PIV)  untuk menilai keadaan anatomi
& fungsi ginjal.
• USG  dikerjakan jika pasien tidak memungkinkan untuk
menjalani pemeriksaan PIV.
Tatalaksana
• Batu dapat dikeluarkan dengan cara :
– Medikamentosa  ditujukan untuk batu berukuran <5mm
karena diharapkan batu bisa keluar spontan.
– ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)  alat untuk
memecah batu menjadi fragmen” kecil sehingga mudah
dikeluarkan lewat saluran kemih.
– Tindakan endourologi  tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan batu saluran kemih yg terdiri dari memecah
batu, & mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat
yg dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih.
– Bedah Laparoskopi
– Pembedahan terbuka
Batu Buli-Buli
• Batu buli” atau vesikolitiasis sering terjadi pada pasien yang
menderita gangguan miksi / terdapat benda asing di buli-buli.
• Gangguan miksi terjadi pada pasien : hiperplasia prostat,
striktur uretra, divertikel buli”, atau buli” neurogenik.
• Kateter yg dipasang dalam waktu lama sering menjadi inti
terbentuknya batu buli” .
Gejala
• Gejala khas batu buli” adalah gejala iritasi:
– Nyeri kencing / disuria
– Perasaan tidak enak saat kencing.
– Kencing tiba” berhenti kemudian kembali lancar dengan
perubahan posisi tubuh.
Pemeriksaan
• Foto polos abdomen
• PIV  pada fase sistogram memberikan gambaran
sebagai negatif
• USG  bisa mendeteksi batu radiolusen pada buli”
Tatalaksana
• Batu buli-buli dapat dipecahkan dengan litotripsi
atau jika terlalu besar perlu dilakukan pembedahan
terbuka (vesikolitotomi)
Batu Uretra
• Batu uretra biasanya berasal dari batu ginjal / ureter yg turun
ke buli” kemudian masuk ke uretra.
• Batu uretra yg merupakan batu primer yg terbentuk di uretra
sangat jarang kecuali jika terbentuk di dalam divertikel uretra.
• Keluhan pasien : miksi tiba” berhenti hingga terjadi retensi
urin yg mungkin sebelumnya didahului dengan nyeri
pinggang.
• Batu yg ada di uretra anterior sering bisa diraba oleh pasien
berupa benjolan keras di uretra pars bulbosa maupun
pendularis, atau kadang” tampak di meatus uretra eksterna.
• Batu yang ada di uretra posterior  nyeri dirasakan di
perineum atau rektum.
Tatalaksana
• Seringkali batu yg ukurannya tidak terlalu besar bisa keluar
spontan asalkan tidak ada kelainan atau penyempitan pada
uretra.
• Batu pada meatus uretra eksternum atau fossa navikularis
bisa diambil dengan forsep setelah terlebih dahulu dilakukan
pelebaran meatus uretra (meatotomi)
• Batu kecil di uretra anterior bisa dicoba dikeluarkan dengan
melakukan lubrikasi terlebih dahulu dengan harapan batu bisa
keluar spontan.
• Batu yg masih cukup besar & ada di uretra posterior didorong
dahulu ke buli” lalu dilakukan litotripsi.
Evaluasi Pasien Batu Ginjal
• Cara penetapan diagnosis penyebab batu:
1. Riwayat penyakit batu
2. Gambaran batu saluran kemih dengan melalukan
pemeriksaan :
– USG
– Pemeriksaan radiografi (foto abdomen biasanya)  bisa
menunjukkan ukuran, bentuk, posisi & dapat digunkan
untuk membedakan batu kalsifikasi
Keterbatasan pemeriksaan foto sinar tembus abdomen :
tidak bisa mebedakan batu dalam ginjal dan luar ginjal
serta tidak bisa untuk menentukan batu radiolusen, batu
kecil & batu yg tertutup bayangan struktur tulang

Buku Ajar Imu Penyakit Dalam


Evaluasi Pasien Batu Ginjal
– Urogram  deteksi batu radiolusen sebagai defek
pengisian, menunjukkan lokasi batu dalam sistem
kolektivus & menunjukkan kelainan anatomis.
– CT-scan helikal dan kontras.
3. Investigasi biokimiawi
- Pemeriksaan pH, berat jenis air kemih, sedimen air kemih
 u/ menentukan hematuri, leukosituria, kristaluria.
- Pemeriksaan kultur kuman  penting untuk mengetahui
ada tidaknya infeksi saluran kemih.

Buku Ajar Imu Penyakit Dalam


Evaluasi Pasien Batu Ginjal
• Bila batu keluar, maka perlu dilakukan pencarian faktor risiko
& mekanisme timbulnya batu.
• Hal” yg perlu dilakukan :
– Menampung air kemih 24 jam (atau waktu tertentu)
– Pengurangan pH air kemih
– Penampungan air kemih dengan bahan pengawet 10 mL
timol 5% dalam isopropanol untuk 2L
– Pemeriksaan serum
– Mengikuti protokol diet

Buku Ajar Imu Penyakit Dalam


PENGOBATAN
• Tujuan pengobatan : mengatasi gejala
– Batu saluran kemih dapat menimbulkan keadaan darurat
bila batu turun dalam sistem kolektivus & bisa nyebabin
kelainan sebagai kolik ginjal atau infeksi dalam sumbatan
saluran kemih.
– Nyeri yg timbul akibat batu saluran kemih dapat dijelaskan
lewat 2 mekanisme:
• Dilatasi sistem sumbatan dengan peregangan reseptor
sakit
• Iritasi lokal dinding ureter atau dinding pelvis ginjal
disertai edema & pelepasan mediator sakit.

Buku Ajar Imu Penyakit Dalam


PENGOBATAN
• Keluhan nyeri kolik batu saluran kemih bisa dilakukan
diagnosis banding dengan keadaan:
– Kolik ginjal akibat penyakit urologi lain (aliran bekuan
darah, aliran jaringan nekrotik, striktur, kompresi atau
angulasi berat ureter
– Nyeri abdomen oleh sebab lain.
• Kombinasi nyeri pinggang dan febris adalah tanda infeksi
saluran kemih.
• Dilatasi sistem kolektivus adalah petanda timbulnya
kedaruratan untuk menghilangkan sumbatan.
• Tindakan emergency ditujukan untuk pasien dengan kolik
ginjal. Pasien dianjurkan untuk tirah baring dan dicari
penyebab lain.
Buku Ajar Imu Penyakit Dalam
PENGOBATAN
• Pengambilan batu
– Batu dapat keluar spontan
berdasarkan ukuran, bentuk dan posisi batu dapat
diestimasi, batu akan keluar spontan atau harus diambil.
Batu yg tidak diharapkan keluar dnegan spontan apabila
ukurannya sebesar atau >6mm, disertai dilatasi hebat
pelvis, infeksi.  dilakukan pengambilan batu dan
pencegahan batu kambuh.
- Pengambilan batu :
Gelombang kejutan litotrips ekstrakorporeal,
perkutaneus nefrolitomi/ cara lain,
pembedahan.

Buku Ajar Imu Penyakit Dalam


Pencegahan (Batu Kalsium Kronik- Kalsium
Oksalat)
• Menurunkan konsentrasi reaktan (Ca & oksalat)
• Me↑kan konsentrasi inhibitor pembentukan batu
• Pengaturan diet
– Peningkatan masukan cairan
– Masukan cairan terutama pada malam hari akan meningkatkan
aliran kemih & menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam
air kemih.
– Hindari soft drinks lebih dari 1 liter / minggu
– Kurangin asupan protein
– Batasi asupan natrium. (diet rendah natrium 80-100
mq/hari)dapat memperbaiki reabsorpsi kalsium proksimal
sehingga terjadi pengurangan ekskresi natrium & ekskresi
kalsium
Buku Ajar Imu Penyakit Dalam
INFEKSI SALURAN KEMIH

Anda mungkin juga menyukai