Om Swastyastu
Om Swastyastu
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES
MELITUS
Oleh :
Desak Made Ari Wahyuni P07120216011
I Pt Wawan Narebdra Putra P07120216012
Komang Agus Wiranata P07120216013
Made Ayu Ryas Prihatini P07120216014
Ni Luh Ade Seriasih P07120216015
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus adalah keadaan
hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal ,yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata , ginjal, saraf dan pembuluh
darah, disertai lesi pada membran basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskopik
electron (Mansjoer, 2001).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme
yang ditandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan
oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan
neuropati. (Yuliana elin, 2009)
2. Tanda dan Gejala
Mansjoer (2001) :
1) Poliuri (sering kencing dalam jumlah banyak)
2) Polidipsi (banyak minum)
3) Polifagi (banyak makan)
4) Lemas
5) Berat Badan Menurun
6) Kesemutan
7) Mata kabur
8) Impotensi pada pria
9) Pruritus pasa vulva
3. Pathway
Manifestasi utama penyakit DM adalah hiperglikemia,
yang terjadi akibat :
1. berkurangnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam
sel
2. berkurangnya penggunaan glukosa oleh berbagai
jaringan
3. peningkatan produksi glukosa (glukoneogenesis) oleh
hati.
Menurut Askandar (2010) seseorang dapat dikatakan
menderita Diabetes Melitus apabila menderita dua dari
tiga gejala yaitu :
a) Keluhan TRIAS: Polifagi : Banyak minum, Poliuri :
Banyak kencing dan Polifagi : banyak makan.
b) Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120
mg/dl
c) Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih
dari 200 mg/dl
Sedangkan menurut Waspadji
(2009) keluhan yang sering terjadi
pada penderita Diabetes Melitus
adalah: Poliuria, Polidipsia,
Polifagia, Berat badan menurun,
Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus
menurun, Bisul/luka, Keputihan.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Mansjoer, 1999 mengatakan bahwa
pemeriksaan penunjang sangat penting
dilakukan pada penderita DM untuk
menegakkan diagnose kelompok resiko DM
yaitu kelompok usia dewasa tua (lebih dari 40
tahun), obesitas, hipertensi, riwayat keluarga
DM riwayat kehamilan dengan bayi lebih dari
4000 gram, riwayat DM selama kehamilan.
Dapat dilakukan pemeriksaan antara lain:
1. Aseton plasma (keton) > positif secara mencolok
2. Asam lemak bebas:kadar lipid dan kolesterol meningkat
3. Elektrolit :natrium naik ,turun kalium naik, turun, fosfor turun
4. Gas Darah Arteri :menunjukkan PH menurun dan HCO3
menurun (Asidosis Metabolik) dengan kompensasi alkalosis
respiratorik.
5. Urine: Gula dan aseton positif (berat jenis dan osmolaritas
meningkat.
6. Kultur dan Sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada
saluran kemih infeksi saluran pernafasan, dan infeksi pada
luka
Menurut Arora (2009: 15), pemeriksaan
yang dapat dilakukan meliputi 4 hal yaitu:
a) Postprandial
b) Hemoglobin glikosila
c) Tes toleransi glukosa oral
d) Tes glukosa darah dengan finger stick
5. Penatalaksanaan Medis
a) Perencanaan Makanan
Standar yang dianjurkan adalah :
Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %
Protein sebanyak 10 – 15 %
Lemak sebanyak 20 – 25 %
Untuk kepentingan klinik praktis, penentuan
jumlah kalori dipakai rumus Broca yaitu
Barat Badan Ideal = (TB - 100) - 10%,
sehingga didapatkan :
1. Berat badan kurang ≤ 90% dari BB Ideal
2. Berat badan normal = 90 - 110% dari BB Ideal
3. Berat badan lebih = 110 - 120% dari BB Ideal
4. Gemuk ≥ 120% dari BB Ideal.
Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari BB Ideal dikali kelebihan
kalori basal yaitu untuk laki-laki 30 kkal/kg BB, dan wanita 25 kkal/kg
BB, kemudian ditambah untuk kebutuhan kalori aktivitas (10 - 30%
untuk pekerja berat). Koreksi status gizi (gemuk dikurangi, kurus
ditambah) dan kalori untuk menghadapi stress akut sesuai dengan
kebutuhan. Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi
tersebut diatas dibagi dalam beberapa porsi yaitu :
1. Makanan pagi sebanyak 20%
2. Makanan siang sebanyak 30%
3. Makanan sore sebanyak 25%
4. 2 - 3 porsi makanan ringan sebanyak 10-15 % diantaranya. (Iwan S
2010)
b). Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-
4 kali seminggu) selama kurang lebih 30
menit yang disesuaikan dengan kemampuan
dan kondisi penyakit . Sebagai contoh olah
raga ringan adalah berjalan kaki biasa
selama 30 menit, olehraga sedang berjalan
cepat selama 20 menit dan olah raga berat
jogging (Iwan S, 2010).
c). Obat Hipoglikemik
Sulfonilurea
Biguanid
Insulin
d). Penyuluhan
Edukator bagi pasien diabetes yaitu
pendidikan dan pelatihan mengenai
pengetahuan dan keterampilan yang
bertujuan menunjang perubahan
perilaku untuk meningkatkan
pemahaman pasien akan penyakitnya,
yang diperlukan untuk mencapai
keadaan sehat yang optimal.
6. Komplikasi
Komplikasi yang bersifat akut
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang
disebabkan penurunan glukosa darah.
Hiperglikemia
Kelompok hiperglikemia, dari anamnese ditemukan
masukan kalori yang berlebihan, penghentian obat oral
maupun insulin yang didahului oleh stress akut.
Hiperglikemik Non-Ketotik (HNK)
HNK ditandai dengan hiperglikemia berat non ketotik atau
ketotik dan asidosis ringan
Komplikasi yang bersifat kronik
Pembuluh darah Sirkulasi yang jelek menyebabkan penyembuhan luka
yang jelek & bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke,
gangren kaki & tangan, impoten & infeksi