a.Keadaan Normal
Implied consent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat,
tanpa pernyataa tegas. Isyarat persetujuan ini ditanggap dokter dari sikap dan
tindakan pasien. Umumnya tindakan dokter disini adalah tindakan yang biasa
dilakukan atau sudah diketahui umum. Misalnya pengambilan darah untuk
pemeriksaan laboratorium, melakukan suntikan pada pasien, melakukan
penjahitan luka dan lain sebagainya.
b.Keadaan Darurat
Impied consent bentuk lain adalah bila pasien dalam keadaan gawat
darurat (emergency) sedang dokter memerlukan tindakan segera, sedang
pasien dalam keadaan tidak bisa memberikan persetujuan dan keluarganya
pun tidak ditempat, maka dokter dapat melakukan tindakan medik terbaik
menurut dokter.
2. Dinyatakan (Expressed Consent)
Expressed consent adalah persetujuan yang dinyatakan secara
lisan atau tulisan, bila yang akan dilakukan lebih dari prosedur
pemeriksaan dan tindakan biasa.
A.Informasi
Bagian yang terpenting dalam pembicara mengenai informed consent
tentulah mengenai informasi atau penjelasan yang perlu disampaikan
kepada pasien atau keluarga. Masalahnya adalah informasi mengenai
apa (what) yang perlu disampaikan, kapan disampaikan (when), siapa
yang harus menyampaikan (who) dan informasi yang mana (which)
yang perlu disampaikan.
Inti dari persetujuan adalah persetujuan haruslah didapat sesudah pasien
mendapat informasi yang adekuat. Yang harus diperhatikan adalah bahwa
yang berhak memberikan persetujuan adalah pasien yang sudah dewasa
(diatas 21 tahun atau sudah menikah) dan dalam keadaan sehat mental.
Ada lima syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya PTM, yaitu :
1. Diberikan secara bebas
2. Diberikan oleh orang yang sanggup membuat perjanjian
3. Telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien
dapat memahami tindakan itu perlu dilakukan
4. Mengenai suatu hal yang khas
5. Tindakan itu juga dilakukan dalam kondisi yang sama.
Seperti dikemukakan pada bagian awal, tidak semuanya pasien
atau keluarga setuju dengan tindakan medik yang akan dilakukan
dokter. Dalam situasi demikian, kalangan dokter atau kalangan
kesehatan lainnya harus memahami bahwa pasien atau keluarga
mempunyai hak untuk menolak usul tindakan yang akan dilakukan. Ini
disebut dengan informed refusal.
Tidak ada hak dokter yang memaksa pasien mengikuti
anjurannya, walaupun dokter menganggap penolakan bisa
berakibatkan gawat atau kematian pada pasien. Bila dokter gagal
dalam menyakinkan pasien ada alternatif tindakan yang diperlukan,
maka untuk keamanan untuk dikemudian hari, sebaiknya dokter atau
rumah sakit meminta pasien atau keluarga menandatangani surat
penolakan terhadap anjuran tindakan medik yang diperlukan.
A. Pengertian Penerimaan Pasien
Penerimaan pasien adalah suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam
penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai
orientasi ruangan, perawatan medis, dan tata tertib ruangan.
1.Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ perawat primer/ perawat
delegasi.
2.Perawat memperkenalkan dirinya kepada klien dan dukungannya.
3.Perawat menunjukan kamar/ tempat tidur klien dan mengantarkan ketempat yang
telah ditetapkan.
4.Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ketempat tidur dan
memberikan posisi yang nyaman.
5.Perawat melakukan pengkajian sesuai format.
6.Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar.
7.Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan, perewatan
(termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (Dokter
yang bertanggung jawab) dan tata tertib ruangan.
8.Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan.
9.Apabila pasien kurang paham, maka diminta untuk menandatangani informad
consent sentralisasi obat.
10.Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuisioner tingkat kepuasan klien.
E. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan pasien baru
b).Perawat Primer
Tugas perawat primer dalam penerimaan pasien baru antara lain :
1.Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru.
2.Menandatangani lembar penerimaan pasien baru.
3.Melakukan pengkajian pada pasien baru.
4.Mengorientasi klien pada ruangan.
5.Memberi penjelasan tentang dokter dan perawat yang bertanggung
jawab.
6.Mendokumentasikan penerimaan pasein baru.
c).Perawat Pelaksana
Salah satu tugas perawat pelaksana adalah membantu PP
dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru.