Anda di halaman 1dari 10

 Hana Julia (172010200264)

 Fahmi Acmadan (172010200266)


 Riska Devi Wulandari (172010200184)
 M. Jhodi Anggi (172010200269)
 M. Fahmi Fandani (172010200260)
 Erly Rosvita Putri (172010200179)
 Achmad Amam (172010200258)
Pengertian Bayi Tabung

Fertilisasi in vitro atau pembuahan in vitro IVF, atau sering


disebut bayi tabung, adalah suatu proses pembuahan sel telur
oleh sel sperma di luar tubuh sang wanita. Proses ini melibatkan
pemantauan dan stimulasi proses ovulasi seorang wanita,
mengambil suatu ovum atau sel sel telur dari ovarium (indung
telur) wanita itu dan membiarkan sel sperma membuahi sel sel
tersebut di dalam sebuah medium cair dilaboratorium. Sel telur
yang telah dibuahi (zigot) dikultur selama 2-6 hari didalam
sebuah medium pertumbuhan dan kemudian dipindahkan ke
rahim wanita yang sama ataupun wanita yang lain, dengan
tujuan menciptakan keberhasilan kehamilan.
Proses Pembentukan Bayi
Tabung (IVF)
Cara pembuatan bayi tabung atau proses terjadinya bayi tabung, untuk memulai
proses bayi tabung dibutuhkan tekad yang kuat mengingat prosesnya yang tidak
mudah. Berikut ini adalah tahap-tahap proses bayi tabung:

1. Dokter akan melakukan seleksi pasien terlebih dahulu, apakah masih layak
untuk mengikuti program bayi tabung atau tidak. Bila layak, barulah pasien bisa
masuk dan mengikuti program bayi tabung.
2. Isteri diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur
mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru
dihentikan setelah sel – sel telurnya matang
3. Kemudian, dilakukan stimulasi dengan merangsang indung telur si calon ibu
untuk memastikan banyaknya sel telur. Karena secara alami, sel telur hanya satu.
Namun untuk bayi tabung, diperlukan sel telur lebih dari satu untuk memperoleh
embrio. Pematangan sel – sel telur di pantau setiap hari melalui pemeriksaan darah
isteri dan pemeriksaan ultrasonografi. Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel
telur sebanyak-banyaknya. Dokter kemudian memilih sel telur terbaik dengan
melakukan seleksi. pada proses ini pasien disuntikkan hormon untuk menambah
jumlah produksi sel telur. Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur
dianggap cukup matang dan siap dibuahi. Proses injeksi ini dapat mengakibatkan
adanya efek samping.
4. Pemantauan pertumbuhan folikel berupa suatu cairan berisi sel telur di indung
telur yang bisa dilihat dengan USG. Pemantau tersebut bertujuan untuk melihat
apakah sel telur tersebut sudah cukup matang untuk dipanen.
5. Menyuntikkan obat untuk mematangkan sel telur yang belum dipanen agar siap.
6. Setelah itu dokter atau tenaga medis akan melakukan proses pengambilan sel
telur untuk di proses di laboratorium. Pengambilan sel telur dilakukan dengan
penusukan jarum ( pungsi ) melalui vagina dengan tuntunan ultrasonografi. Selama
masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Sel telur tersebut akan
berjalan melewati saluran telur dan kemudian bertemu dengan sel sperma pada
kehamilan yang normal.

7. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur,


8. Pengambilan sperma dari suami pada hari yang sama. Bagi suami yang tidak
memiliki masalah dengan spermanya, maka pengambilan sperma umumnya
dilakukan dari hasil masturbasi. Tapi jika ternyata ada masalah dengan sperma atau
masturbasi, sperma diambil dengan cara operasi untuk mengambil sperma langsung
dari buah zakar.
9. kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sperma suaminya yang telah
diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik. Untuk mendapatkan kehamilan, satu
sel sperma harus bersaing dengan sel sperma yang lain. Sel Sperma yang kemudian
berhasil untuk meneronos sel telur merupakan sel sperma dengan kualitas terbaik saat
itu.
10. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian
dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18 – 20 jam kemudian
dan kemudian keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel. Baru
dilakukan proses pembuahan (fertilisasi) di dalam media kultur di laboratorium
untuk menghasilkan embrio.
a. Embrio b. Embrio Berumur 2 hari
11. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian diimplantasikan
ke dalam rahim isteri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya
kehamilan.Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang
diinjeksikan ke sistem reproduksi si pasien.
12. Penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Pada tahap ini,
biasanya dokter akan memberikan obat untuk mempertahankan dinding rahim si ibu
supaya bisa terjadi kehamilan.
13. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi,
dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian
dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi.

14. Yang terakhir, proses simpan beku embrio untuk waktu tertentu. Sebelumnya
suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan kemudian dibekukan untuk
menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen cair yang
dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga medis.Hal ini dilakukan jika ada embrio
yang lebih, sehingga bisa dimanfaatkan kembali bila diperlukan untuk kehamilan
selanjutnya.
Keuntungan dan kekurangan bayi tabung
Selain tidak selalu berhasil,adanya resiko efek samping dan komplikasi juga
menghantui mereka yang memilih prosedur bayi tabung dalam upaya memiliki
anak
Berikut keuntungan dan kerugian dari metode bayi tabung :
 Angka keberhasilan bayi tabung tergantung pada usia calon ibu.
Kemungkinan berhasil makin besar jika wanita berusia dibawah 35 tahun.
 Dapat berujung pada kehamilan kembar. Tidak hanya dua kadang tiga
atau juga lebih. Frekuensi kembar dapat mencapai 32%, sedangkan
kembar tiga atau lebih frekuansinyasekitar 5%.
 Pada kehamilan kembar, resiko bayi lahir prematur dan biaya
perawatannya lebih berat.
 Umumnya tidak ditanggung oleh asuransi dan memerlukan biaya besar.
 Pada wanita dangan gangguan di saluran telur, tidak perlu menjalani
operasi agar dapat hamil.
 Tindakan yang aman baik bagi ibu dan anak.
 Mampu menyelesaikan permasalahan seputar kehamilan yang tidak
kunjung terjadi dan mengatasi berbagai masalah reproduksi.
 Peluang berhasil masih kurang dari 50% dan harus melalui proses yang
panjang.
Faktor penyebab keberhasilan dan
kegagalan program bayi tabung

Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam program


bayi tabung tentu saja usia ibu, durasi infertilitas dan subfertilitas, dan faktor lain
yang mencerminkan fungsi ovarium, usia wanita saat menjalani program bayi
tabung sebaiknya 23 – 39 tahun agar kemungkinan keberhasilannya tinggi.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan program bayi


tabung :

 Merokok, dapat mengurangi kemungkinan hidup sebesar 34% dan keguguran


sebesar 30%.
 Obesitas, berisiko tinggi mengalami kerugian dibanding dengan diabetes dan
hipertensi, juga beresiko mengakibatkan kelainan bawaan pada janin.
 Alkohol dan kafein, kadar rendah alkohol dan kafein dalam tubuh dapat
meningkatkan keberhasilan program ini.
 Jumlah embrio, semakin banyak embrio yang ditransfer, semakin besar juga
kemungkinan berhasil, tetapi perlu diperhatikan kemungkinan adanya multiple
kelahiran.
 Kualitas embrio, semakin sehat embrio, semakin tinggi kemungkinan
keberhasilannya.
Adapun Hukum Islam Dan Undang-Undang Tentang Bayi
Tabung
Program Bayi Tabung dari satu sisi memang cukup membantu pasangan suami
istri yang mengalami gangguan kesuburan dan ingin mendapatkan keturunan. Namun di
sisi yang lain, hukum bayi tabung akhirnya menuai pro kontra dari sejumlah pihak.
Khususnya reaksi dari para alim ulama yang mempertanyakan keabsahan hukum bayi
tabung jika dinilai dari sudut agama.

Berdasarkan fatwa MUI, hukum bayi tabung sah (diperbolehkan) dengan syarat
sperma dan ovum yang digunakan berasal dari pasutri yang sah. Sebab hal itu termasuk
dalam ranah ikhtiar (usaha) yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. MUI juga
menegaskan, hukum bayi tabung menjadi haram jika hasil pembuahan sperma dan sel telur
pasutri dititipkan di Rahim wanita lain. Demikian pula ketika menggunakan sperma yang
telah dibekukan dari suami yang telah meniggal dunia atau menggunakan sperma dan
ovum yang bukan berasal dari pasutri yang sah, maka hukum bayi tabung dalam hal ini
juga haram.

Undang-Undang pasar 127 ayat (1) Upaya Kehamilan diluar cara alamiah hanya
dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:

 Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan
dalam rahim istri darimana ovum berasal
 Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untu itu
 Pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai