Anda di halaman 1dari 5

TOKOH PEMBARUAN DALAM ISLAM

“MUHAMMAD IQBAL”
Kelompok 4 :
1. M. Albaihaqi (172010200248) 4. M. Ilham A (172010200257)
2. Rini Kurnia (172010200253) 5. A. Amam K (172010200258)
3. Evi Widianti (172010200255) 6. M. Fahmi Fandani (172010200260)
7. Amy Kurnia Byhq (172010200261)
BIOGRAFI
MUHAMMAD IQBAL
Iqbal dilahirkan di Sialkot-India (suatu kota tua bersejarah di perbatasan
Punjab Barat dan Kashmir) pada tanggal 9 November 1877/2 Dzulqa'dah 1294 dan
wafat pada tanggal 21 April 1938. Ia terlahir dari keluarga miskin, tetapi berkat bantuan
beasiswa yang diperlolehnya dari sekolah menengah dan perguruan tinggi, ia
mendapatkan pendidikan yang bagus. Setelah pendidikan dasarnya selesai di Sialkot ia
masuk Government College (sekolah tinggi pemerintah) Lahore. Iqbal menjadi murid
kesayangan dari Sir Thomas Arnold.
Iqbal lulus pada tahun 1897 dan memperoleh beasiswa serta dua medali emas
karena baiknya bahasa inggris dan arab, dan pada tahun 1909 ia mendapatkan gelar
M.A dalam bidang filsafat. Adapun karya-karyanya : Bang-i-dara (Genta Lonceng),
Payam-i-Mashriq (Pesan Dari Timur), Asrar-i-Khudi (Rahasia-rahasia Diri), Rumuz-i-
Bekhudi (Rahasia-rahasia Peniadaan Diri), Jawaid Nama (Kitab Keabadian), Zarb-i-
Kalim (Pukulan Tongkat Nabi Musa), Pas Cheh Bayad Kard Aye Aqwam-i-Sharq
(Apakah Yang Akan Kau Lakukan Wahai Rakyat Timur?).
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN
MUHAMMAD IQBAL
Muhammad Iqbal memiliki beberapa pemikiran yang fundamental yaitu
intuisi diri, dunia dan Tuhan. Baginya Iqbal sangat berpengaruh di India bahkan
pemikiran Muslim India dewasa ini tidak akan dapat dicapai tanpa mengkaji ide-
idenya secara mendalam. Namun dalam tataran praktek, Iqbal secara konkrit, yang
diketahui dan difahami oleh masyarakat dunia dengan bukti berupa literature-
literatur yang beredar luas, justru dia adalah sebagai negarawan, filosof dan
sastrawan. Hal ini tidak sepenuhnya keliru karena memang gerakan-gerakan dan
karya-karyanya mencerminkan hal itu. Dan jika dikaji, pemikiran-pemikirannya
yang fundamental (intuisi, diri, dunia dan Tuhan) itulah yang menggerakkan dirinya
untuk berperan di India pada khususnya dan dibelahan dunia timur ataupun barat
pada umumnya baik sebagai negarawan maupun sebagai agamawan. Karena itulah
ia disebut sebagai Tokoh Multidimensional.
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN
MUHAMMAD IQBAL
Ada 2 pemikiran yang dipaparkan M. Iqbal dalam gagasannya, yaitu :
1. Pemikiran Politik
Paham Iqbal yang mampu mambangunkan kaum muslimin dari tidurnya
adalah “dinamisme Islam” yaitu dorongannya terhadap umat Islam supaya
bergerak dan jangan tinggal diam. Intisari hidup adalah gerak, sedang hukum hidup
adalah menciptakan, maka Iqbal menyeeru kepada umat Islam agar bangun dan
menciptakan dunia baru. Begitu tinggi ia menghargai gerak, sehingga ia menyebut
bahwa seolah-lah orang kafir yang aktif kreatif "lebih baik" dari pada muslim yang
"suka tidur". Iqbal juga memiliki pandangan politik yang khas yaitu; gigih
menentang nasionalisme yang mengedepankan sentiment etnis dan kesukuan
(ras). Bagi dia, kepribadian manusia akan tumbuh dewasa dan matang di
lingkungan yang bebas dan jauh dari sentiment nasionalisme.
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN
MUHAMMAD IQBAL
2. Pemikiran tentang landasan islam, dibagi menjadi 3, diantaranya :

a. Pemikiran Tentang Al-Qur’an


Sebagai seorang yang terdidik dalam keluarga yang kuat memegang prinsip Islam, Iqbal meyakini
bahwa Al-Qur’an adalah benar firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
Malaikat Jibril. Al-Qur’an adalah sumber hukum utama dengan pernyataannya “The Qur’an Is a book which
emphazhise deed rather than idea (Al-Qur’an adalah kitab yang lebih mengutamakan amal daripada cita-cita).

b. Perspektif Tentang Al-Hadits

Iqbal memandang bahwa umat Islam perlu melakukan studi mendalam terhadap literatur hadist
dengan berpedoman langsung kepada Nabi sendiri selaku orang yang mempunyai otoritas untuk menafsirkan
wahyunya. Hal ini sangat besar faedahnya dalam memahami nilai-nilai hidup dari prinsip-prinsip hukum Islam
sebagaimana yang dikemukakan al-Qur’an.

b. Perspektif Tentang Ijtihad

Menurut Iqbal ijtihad adalah “Exert with view to form an independent judgment on legal question”
(bersungguh-sungguh dalam membentuk suatu keputusan yang bebas untuk menjawab permasalahan
hukum).

Anda mungkin juga menyukai