Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

ANESTESIA UMUM

Oleh :
Azi Bagus M Saputra
201273018
Pembimbing :
dr. M.F. Susanti Handayani, Sp.An
dr. Dadang Mulyawan, Sp.An
MATERI

Penilaian dan Persiapan Pra Anestesia

Induksi dan Rumatan Anestesia

Anestesia Intravena

Anestetik Inhalasi
1. PENILAIAN DAN PERSIAPAN PASIEN PRA-
ANESTESIA

PENILAIAN PRA BEDAH


1. Anamnesis

Identitas • Nama, umur, JK

• Pernah mendapatkan anestesia


Riyawat Op&Alergi
• Alergi obat
Riw • Hentikan 1-2 hari sebelumnya

Merokok&alkohol • Curiga penyakit hepar

RPD & RPS • DM, HT, Jantung, TB, dll


PENILAIAN DAN PERSIAPAN
PASIEN PRA-ANESTESIA
2. Pemeriksan Fisik

TB dan BB

• Menentukan dosis

TTV

• Nadi, napas, TD, Suhu

Keadaan Umum dan kesadaran

Pemeriksaan fisik
PENILAIAN DAN PERSIAPAN
PASIEN PRA-ANESTESIA
3. Pemeriksaan Laboratorium

Atas indikasi yang tepat dan sesuai dugaan penyakit yang di


curigai

 Laboratorium Rutin:

- Darah  Hb, Leukosit, masa perdarahan dan pembekuan

- urainalisa

 Usia > 40 tahun:

- EKG dan foto thorax


PENILAIAN DAN PERSIAPAN
PASIEN PRA-ANESTESIA
4. Klasifikasi Status Fisik
M e nuru t A SA (The A me ri can S o ciety o f Anesthe si ol o gists) d ib eda kan m en jad i
b e b e ra pa ke l a s :

o ke l as 1 : Pa s i e n s e h at o rgani k , f i s i o l o gik , ps i k i atr ik , b i o k i m i a .

o ke l as I I : Pa s i e n d e n gan p e nyaki t s i ste mi k r i n gan ata u s e d a n g .

o kela s II I : Pas ie n d engan p eya kit s istem i k be rat, s eh ing ga a kt i vi tas rut in
te r b atas .

o kela s I V :Pa si en d engan p eyak i t s istem i k b erat, t ida k dapat m ela kukan
a kt i vi tas r u t i n d a n p e nyak i t m e r u pakan a n cam an ke h i d u pan s et i a p s a at .

o kela s V :Pas i en s eka rat yang d ip er k ira kan d engan atas p e mb edahan
h i d u pnya t i d a k a ka n l e b i h d a r i 2 4 j a m
PENILAIAN DAN PERSIAPAN
PASIEN PRA-ANESTESIA
6. Masukan Oral
 Regurgitasi isi lambung dan kotoran yang terdapat dalam jalan nafas  resiko
utama pada pasien yang menjalani anestesia.  Pasien dewasa puasa 6-8
jam, anak kecil 4-6 jam, dan pada bayi 3-4 jam.
7. Premedikasi
1. Meredakan kecemasan dan ketakutan
2 . Memperlancar induksi anestesia pemberian obat
3 . Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
sebelum induksi
anastesia dengan
4 . Meminimalkan jumlah obat anestetik
tujuan untuk
5 . Mengurangi mual-muntah pasca bedah melancarkan
6 . Menciptakan amnesia. induksi
7 . Mengurangi isi cairan lambung
8 .Mengurangi refleks yang membahayakan
PENILAIAN DAN PERSIAPAN
PASIEN PRA-ANESTESIA
Kecemasan  Diazepam /oral 10-15mg beberapa jam sebelum induksi anastesi.

Nyeri karena penyakitnya  Opioid (petidin 50 mg im).

Mual dan muntah  Droperidol 2,5 – 5mg atau ondansentron 2-4 mg.

Cairan lambung dengan ph 2,5  Pneumonitis asam.

• Tindakannya  Diberikan antagonis reseptor H2 histamin misalnya : Simetidin


600mg, Ranitidin (zantan) 150mg 1-2 jam sblm jadwal operasi.
2. INDUKSI DAN RUMATAN
ANASTESIA
• Induksi Anastesia
 Tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi
tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesia
dan pembedahan.
Macam-macam induksi anastesia :

•Intravena

•Inhalasi

•Intramuskular

•Rektal
INDUKSI DAN RUMATAN
ANASTESIA
P E RSIA PA N I N DU KS I A N E ST E SI A “STATICS ”

S Scope Stetoskop  mendengar suara paru dan jantung. Laringo-scope  pilih bilah
(blade) sesuai dengan usia pasien dan lampu cukup terang.

T Tubes pipa trakea, pilih sesuai dengan umur pasien.<5 tahun tanpa balon(cuffed), > 5
tahun dengan balon (cuffed)

A Airway pipa mulut-faring (guedel) tujuan agar lidah tidak menyumbat jalan nafas.

T Tape  plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut

I Introducer  mandrin / stilet dari kawat dibungkus plastik untuk pemandu masuknya pipa
ketrakea

C Connector penyambung pipa dan peralatan anestesi.

S Suction penyedot lendir, ludah, dll.


INDUKSI DAN RUMATAN
ANASTESIA
Induksi Intravena Induksi Intramuskuler
• Obat induksi bolus disuntikkan dalam Ketamin yang dapat diberikan secara IM
kecepatan antara 30-60 detik. dengan dosis 5-7mg/kgBB dan setelah 3-5
• Pantau TD, Nadi, pernapasan & selalu menit pasien tidur.
berikan O2.
• Tiopental diberikan secara intravena
dengan kepekatan 2,5% dan dosis
antara 3-7mg/kgBB.
• Propofol intravena dengan kepekatan
1% menggunakan dosis 2-3 mg/kgBB.
• Ketamin intravena dengan dosis 1-
2mg/kgBB.
INDUKSI DAN RUMATAN
ANASTESIA
• Induksi Inhalasi

 Hanya dikerjakan dengan halotan (fluotan) atau sevofluran.

 Dikerjakan pada bayi atau anak yang belum terpasang jalur vena dan pada
pasien dewasa yang takut disuntik

• Induksi per rektal


Cara ini hanya untuk bayi atau anak menggunakan tiopental/
midazolam.
INDUKSI DAN RUMATAN
ANASTESIA
 Induksi mencuri

- (steal induction) dilakukan pada anak / bayi yang sedang


tertidur.

- Induksi ini seperti induksi inhalasi biasa, hanya sungkup


muka tidak ditempelkan pada muka, tetapi diberikan jarak
beberapa sentimeter, sampai pasien tertidur baru sungkup
muka kita tempelkan
INDUKSI DAN RUMATAN
ANASTESIA
Rumatan Anestesia Rumatan inhalasi

 Trias anastesi :  Biasa menggunakan campuran

N2O dan O2 (3 :1)


- Hipnosis
ditambahkan halotan (0,5 -2%)
- Analgesia atau enfluran (2 -4%) atau
- Muscle relaxant isofluran (2 -4%) atau
sevofluran (2-4%)
 Rumatan intravena misalnya
dengan menggunakan opioid
dosis tinggi (fentanil) 10-50
mikrogram/kgBB.
5. ANASTETIK INHALASI
• Pertama kali dikenal N2O

• Dunia modern : N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran, &


sevofluran

Obat lain ditinggalkan karena efek samping :


Eter : kebakaran, peledakan, sekresi bronkus berlebihan, mual muntah,
kerusakan hepar, baunya merangsang
Kloroform : aritmia, kerusakan hepar
Etil-klorida : kebakaran, peledakan, depresi jantung, indeks terapi sempit,
dirusak kapur soda
Triklor-etilen : dirusak kapur soda, bradi-aritmia, mutagenik ?
Metoksifluran : toksis terhadap ginjal, kerusakan hepar, & kebakaran
ANASTETIK INHALASI
• Konsentrasi uap anastetik dalam alveoli selama
induksi ditentukan oleh :

Konsentrasi Ventilasi Koef


inspirasi alveolar darah/gas

Curah jantung/aliran
Hub ventilasi perfusi
darah paru
ANASTETIK INHALASI
ELIMINASI

• Sebagian besar gas anastetik dikeluarkan lagi oleh badan


lewat paru
• Sebagian lagi dimetabolisisr oleh hepar dengan sistem
oksidasi sitokrom P 450.
• Sisa metabolisme yang larut dalam air dikeluarkan
melalui ginjal
ANASTETIK INHALASI
N20 (gas gelak, laughing gas, nitrous oxide, dinitrogen monoksida).
 Dalam ruangan berbentuk gas tak berwarna, bau manis, tak
iritasi, tak terbakar, berat 1,5 kali berat udara

 Pemberian anestesi harus disertai O2 minimal 25%


ANASTETIK INHALASI
Halotan

Selain induksi, dapat juga untuk laringoskopi intubasi, asal anestesi


cukup dalam, stabil, & sebelum tindakan diberi analgesi semprot
lidokain 4 % atau 10 % sekitar faring laring
• Efek
• Vasodilatasi serebral
• Meninggikan aliran darah otak yang sulit dikendalikan dengan teknik
anestesia hiperventilasi, jadi tidak disukai untuk bedah otak

• Kelebihan dosis
Depresi nafas, Menurunnya tonus simpati, Hipotensi, Bradikardi, Vasodilatasi
perifer, Depresi vasomotor, Depresi miokard, Inhibisi refleks baroreseptor
ANASTETIK INHALASI
Enfluran

• Hindari penggunaan pada pasien dengan riwayat epilepsi,


karena pada EEG menunjukkan tanda-tanda epileptik, apalagi
disertai hipokapnia
• Metabolisme 2 – 8 % oleh hepar menjadi produk nonvolatil
yang dikeluarkan lewat urin, sisanya dikeluarkan lewat paru
dalam bentuk asli
• Induksi dan pulih dari anestesia lebih cepat dibanding halotan
• Efek depresi nafas & depresi terhadap sirkulasi lebih kuat
dibanding halotan
• Efek terhadap otot lurik lebih baik dibanding halotan
ANASTETIK INHALASI
Isofluran

• Merupakan halogenasi eter


• Peninggian aliran darah otak & tekanan intrakranial dapat dikurangi
dengan teknik anestesia hiperventilasi, jadi banyak digunakan untuk
bedah otak
• Efek terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal
• Konsentrasi > 1 % terhadap uterus hamil  relaksasi & kurang
responsif jika diantisipasi dengan oksitosin  perdarahan pasca
persalinan
• Jika menggunakan isofluran, dosis pelumpuh otot dapat dikurangi
sampai 1/3 dosis
ANASTETIK INHALASI
Desfluran
• Merupakan halogenasi eter

• Sangat mudah menguap dibanding anestetik volatil lain, jadi


perlu menggunakan vasoprizer khusus (TEC-6)

• Bersifat simpatomimetik menyebabkan takikardia & hipertensi

• Efek : depresi nafas

• Dapat merangsang jalan nafas atas sehingga tidak digunakan


untuk induksi anestesia
ANASTETIK INHALASI
Sevofluran
• Merupakan halogenasi eter

• Induksi & pulih anestesi lebih cepat dibanding isofluran

• Bau tidak menyengat, tidak merangsang jalan nafas

• Efek kardiovaskular cukup stabil, jarang sebabkan aritmia

• Belum ada laporan toksik terhadap hepar

• Setelah pemberian dihentikan, cepat dikeluarkan dari badan

Anda mungkin juga menyukai