Anda di halaman 1dari 13

REFERAT

SINUSITIS

Dokter Pembimbing:
dr. Tri Harjanto, Sp. Rad, M.Sc

Presentan:
Olivia Magdalena (1461050215)

KEPANITERAAN ILMU RADIOLOGI


PERIODE 27 Agustus – 29 September 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PENDAHULUAN

Peradangan
Sinusitis mukosa sinus
paranasal
Anatomi Sinus Paranasal
Etiologi

• Virus
• Bakteri.
• Jamur.

Faktor risiko

• Perubahan dalam faktor-faktor lingkungan, misalnya dingin,


panas, kelembapan, dan kekeringan.
• Polutan
• Deformitas rangka
• Alergi
• Gangguan geligi
• Benda asing
• Neoplasma.
Patofisiologi

Edema Kongesti Mukus


Tekanan
mukosa dan yang
negatif di Transudasi
ostium obstruksi terhambat Sinusitis
dalam serosa
sinus sekresi
sinus → infeksi
maksilaris sinus
Biasanya pada anak
Pembengkakan peri orbital
Nyeri di atas alis mata, biasanya Nyeri di pangkal hidung dan kantus
pada pagi hari dan memburuk medius,
menjelang tengah hari, kemudian Nyeri di bola mata atau di belakangnya,
perlahan-lahan mereda hingga terutama bila mata digerakkan.
menjelang malam Nyeri alih di pelipis

Nyeri pipi, wajah terasa bengkak,


penuh. Seringkali terdapat nyeri pipi Nyeri kepala yang mengarah
khas yang tumpul dan menusuk, nyeri ke verteks kranium.
pada palpasi dan perkusi.
Sekret mukopurulen, terkadang
berbau busuk.
Normal

Foto kepala posisi anterior-


posterior
( AP atau posisi Caldwell)

Posisi kepala meghadap kaset,


bidang midsagital kepala tegak lurus
pada film. Idealnya pada film
tampak pyramid tulang petrosum
diproyeksi pada 1/3 bawah orbita
atau pada dasar orbita.

Gambaran Foto Sinusitis:


penebalan mukosa, air fluid level,
perselubungan homogen, penebalan
dinding sinus dengan sklerotik (pada
kasus kronik)
air fluid level
Foto kepala
lateral

Film terletak di sebelah Normal


lateral dengan sentrasi di
luar kantus mata, sehingga
dinding posterior dan dasar
sinus maksilaris berhimpit
satu sama lain.

air fluid
level
Foto kepala posisi
waters
Foto ini dilakukan dengan posisi
kepala menghadap film, garis
orbito meatus membentuk sudut
370 dengan film. Pada foto ini,
secara ideal piramid tulang
petrosum diproyeksikan pada
dasar sinus maxillaris sehingga
kedua sinus maxillaris dapat
dievaluasi sepenuhnya.

Umumnya dilakukan pada


keadaan mulut tertutup.

Pada posisi mulut terbuka akan


dapat menilai dinding posterior
sinus sphenoid dengan baik.
Pemeriksaan CT Scan

Pemeriksaan CT-Scan dapat


menganalisis dengan baik tulang-
tulang secara rinci dan bentuk-
bentuk jaringan lunak.

Pemeriksaan ini dapat


menganalisis perluasan penyakit
dari gigi geligi, sinus-sinus dan
palatum, terrmasuk ekstensi
intrakranial dari sinus frontalis.
MRI

MRI memberikan gambaran yang


lebih baik dalam membedakan
struktur jaringan lunak dalam sinus.

MRI tidak mempunyai keuntungan


dibandingkan dengan CT Scan dalam
mengevaluasi sinusitis.

MRI memberi hasil positif palsu yang


tinggi, penggambaran tulang yang
kurang, dan biaya yang mahal.

Dilakukan jika ada kecurigaan


komplikasi pada orbita dan
intrakranial

ekstensi intraorbital sinus


ethmoid kanan
Komplikasi

Kelainan orbita

Kelainan intrakranial

Osteomielitis dan abses periosteal

Musokel
Terapi

European Position Paper on


Rhinosinusitis and Nasal
Polyposis.

Anda mungkin juga menyukai