Anda di halaman 1dari 94

PBL SK 5 BLOK 6.

07/10/2018 1
Riwayat Psikiatrik
I. Data identifikasi
II. Keluhan Utama
III.Riwayat Penyakit
Sekarang
- onset
- faktor pencetus
IV.Penyakit sebelumnya
- psikiatrik
- medis
- riwayat alkohol dan zat
lain
V. Riwayat Pribadi (anamnesis)
-Pranatal dan perinatal
- Masa anak2 awal (≤ 3 th)
- Masa anak2 pertengahan ( 3-11 th)
-Masa anak2 akhir (pubertas- remaja)
-Masa dewasa
1. Riwayat pekerjaan
2. Riwayat perkawinan dan hubungan
3. riwayat militer
4. riwayat pendidikan
5. Keagamaan
6. Aktivitas sosial
7. situasi hidup sekarang
8. Riwayat hukum
- Riwayat psikoseksual
- Riwayat keluarga
- Mimpi khayalan, nilai hidup
I. Data Identifikasi
1. Nama pasien
2. Usia
3. Status perkawinan
4. Jenis kelamin
5. Pekerjaan
6. Latar belakang etnis dan agama
7. Keadaan kehidupan saat ini
8. Tempat situasi wawancara dilakukan
9. Apakah gangguan serangan pertama atau bukan.
10. Sumber informasi
11. Pasien datang sendiri/ dirujuk/ dibawa oleh org lain
II. Keluhan Utama
• Setiap perkataan pasien sendiri, mengapa ia
telah datang / dibawa utk dapatkan bantuan
• Harus dicatat kata demi kata.
III. Riwayat Penyakit Sekarang
• Gambaran yang lengkap dan kronologis tentang peristiwa
yang sebabkan moment sekarang ini dalam kehidupan
pasien.
• Perkembangan gejala pasien harus di gambarkan dan di
ringkasiakan dalam cara yang tersusun dan sistematis
• Gejala yang tidak tampak juga harus di gambarkan
• Apa peristiwa pencetus di masa lalu yang merupakan
bagian dari rantai yang menyebabkan peristiwa sekarang
• Dengan cara apa penyakit pasien telah mempengaruhi
aktifitas kehidupannya
• Apakah terdapat hubungan psikofisiologi
• Jika pasien sulit di wawancarai (disorganisasi) hubungi
informan lain (anggota keluarga dan teman – teman)
IV. Riwayat Penyakit Sebelumnya
• Penjelasan tentang episode penyakit psikiatrik
maupun medis yang lalu
– Gejala pasien
– Beratnya inkapasitas
• Jenis pengobatan yang telah di terima, nama
rumah sakit, dan derajat kepatuhan
pengobatan
• Episode pertama harus di jelaskan terperinci
• Riwayat penggunaan alkohol dan zat lain
V. Riwayat Pribadi
• A. Riwayat prenatal dan perinatal
– Apakah pasien merupakan anak yang di harapkan?
– Apakah terdapat masalah dalam kehamilan dan
persalinan ibu?
– Apakah terdapat bukti-bukti cacat atau cedera
saat kelahiran?
– Bagaimana keadaan emosi dan fisik ibu selama
kehamilan dan saat pasien lahir?
– Apakan ibu menggunakan alkohol atau zat lain
selama kehamilan?
• B. Masa anak-anak awal (0-3tahun)
• C. Masa anak-anak tengah (3-11tahun)
• D. Masa anak-anak akhir (pubertas-remaja)
• E. Masa dewasa
– Riwayat pekerjaan: pilihan pekerjaan, konflik yang
ada, ambisi serta tujuan jangka panjang, hubungan
dalam pekerjaan, jumlah dan lamanya pekerjaan,
alasan keluar dari pekerjaan
– Riwayat perkawinan dan persahabatan:
perkembangan hubungan, masalah yang ada dalam
perkawinan
– Riwayat pendidikan: latar belakang pendidikan, sosial
dan kultural pasien, halangan pencapaian cita-cita
– Riwayat keagamaan: agama kedua orang tua, sikap
keluarga terhadap keagamaan
– Aktifitas sosial: kehidupan sosial pasien dan sifat
persahabatan, kualitas hubungan manusia, jenis hubungan
yang di miliki pasien berjenis kelamin yang sama atau
berlawanan, siapa yang mengunjungi pasien d rumah sakit
dan berapa sering
– Situasi hidup sekarang: meminta pasien untuk
menggambarakan dimana ia tinggal (lingkungan tetangga
dan rumah tempat tinggal), siapa yang mengasuh anak-
anak di rumah
– Riwayat hukum: apakah pasien pernah di tangakap di
penjara? Berapa lama? berapa kali? apakah pasien punya
riwayat penyerangan dan kekerasan
• F. Riwayat psikososial: adakah penyiksaan seksual
selama anak-anak? Adakah seks diluar pernikaan?
Adakah kelainan seksual?
• G. Riwayat keluarga: pernyataan singkat tiap
penyakit psikiatri, perawatan di rumah sakit
dan pengobatan anggota dekat pasien
• H. Mimpi, khayalan, nilai hidup
Pemeriksaan status mental
Bagian dari pemeriksaan klinis
menggambarkan jumlah total observasi
pemeriksa dan kesan tentang pasien saat
wawancara
Pemeriksaan status mental
I Gambaran Umum
A. Penampilan
B. Perilaku dan Aktivitas psikomotor
C. Sikap terhadap pemeriksa
II Mood dan Afek
A. Mood
B. Afek
C. Keserasian
III Bicara
IV Gangguan persepsi
V Pikiran
A. Proses atau bentuk pikiran\
B. Isi pikiran
VI Sensorium dan kognitif
A. Kesiagaan dan tingkat kesadaran
B. Orientasi
C. Daya ingat
D. Konsentrasi dan perhatian
E. Kapasitas untuk membaca dan menulis
F. Kemampuan visuospasial
G. Pikiran abstrak
H. Sumber informasi dan kecerdasan
VII Pengendalian impuls
VIII Pertimbangan dan tilikan
IX Reliabilitas
I Gambaran UMUM
A. Penampilan
Kesan fisik keseluruhan dari
postur,ketenangan, pakaian, dandanan
B. Perilaku dan aktivitas Psikomotor
Aspek kuantitatif dan kualitatif dari perilaku
motorik pasien. Contoh : mannerisme, ticks,
agitasi, dll
C. Sikap terhadap pemeriksa
Sikap pasien : kooperatif, bersahabat, tertarik,
merendahkan, mengelak , dll
II Mood dan Afek
A. Mood :
Depresi, marah, kecewa, dll
B. Afek :
Ekspresi wajah pasien, perilaku ekspresif,
digambarkan dalam rentang normal, terbatas,
tumpul, datar
C. Keserasian :
Keserasian respon emosional dengan apa yang
dikatakan oleh pasien. Contoh : Afek datar sambil
berbicara tentang dorongan pembunuhan
III Bicara
Menggambarkan karakteristik fisik dari
berbicara: fasih, gagap, monoton, emosional,
dll
Bicara spontan atau tidak
IV Gangguan Persepsi
Halusinasi dan ilusi ( sistem sensoris :
auditoris, visual, olfaktorius, taktil )
V Pikiran
A. Proses berpikir :
Ide yang terlalu melimpah atau kemiskinan
ide, lambat, ragu – ragu, tidak jelas, kosong,
dll.
B. Isi pikiran :
Waham, preokupasi, obsesi, kompulsi
VI Sensorium dan Kognitif
A. Kewaspadaan dan tingkat kesadaran
Apakah pasien mampu mempertahankan
perhatiannya terhadap stimulus dari luar
atau perilaku yang diarahkan oleh tujuan.
Tingkat kesadaran pasien adalah
pengaburan, somnolen, stupor, letargi,
kewaspadaan.
B. Orientasi ( waktu, tempat, dan orang )
C. Daya ingat
Daya ingat jarak jauh ( remote memory)
Daya ingat masa lalu yang belum lama ( recent
past memory )
Daya ingat yang baru saja ( recent memory )
Penyimpanan dan daya ingat segera (
immediate retention dan recall memory )
D. Konsentrasi dan perhatian
Gangguan kognitif, kecemasan, depresi, stimuli
internal ( halusinasi dengar )
E. Kemampuan visuospasial
Pasien mencontoh suatu gambar contoh jam atau
segilima yang berpotongan
F. Berpikir Abstrak
Kemampuan pasien untuk berhadapan dengan
konsep. Contoh : pasoen dapat menjelaskan
perbedaan antara buah apel dengan buah pir
VII Pengendalian impuls
Apakah pasien mampu untuk mengendalikan
impuls seksual, agresif dan impuls lainnya.
Untuk memastikan kesadaran pasien tentang
perilaku yang sesuai secara sosial atau
kemungkinan bahaya pasien bagi dirinya
sendiri atau orang lain.
VIII Pertimbangan dan Tilikan
Pertimbangan :
Apakah pasien dapat mengerti kemungkinan
akibat dari perilakunya.
Apakah pasien dapat memperkirakan apa yang
akan dilakukannya pada suatu situasi.

Tilikan :
Derajat kesadaran dan pengertian pasien bahwa
mereka sakit
IX Reliabilitas
Suatu perkiraan dokter psikiatri pada
kebenaran dan kejujuran pasien.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTAN
A. Pemeriksaan fisik umum
B. Pemeriksaan neurologis
C. Wawancara psikiatrik diagnostik lanjutan
D. Wawancara dengan anggota keluarga, teman,
atau tetangga oleh pekerja sosial
E. Test psikologis, neurologis atau laboratorium
sesuai indikasi
Temuan positif dan negatif
Ringkasan dari gejala mental data riwayat,
temuan medis dan laboratorium serta hasil
test psikologis dan neurologis jika ada.
Diagnosis
DSM IV menggunakan suatu skema klasifikasi multi
axial :
Axis I : semua sindrome klinis dan kondisi lain yang
mungkin merupakan pusat perhatian klinis
Axis II : gangguan kepribadian dan retardasi mental
Axis III : penyakit medis
Axis IV : masalah psikologis dan lingkungan yang
relevan dengan penyakit
Axis V : penilaian global fungsi yang ditunjukan pasoen
selama wawancara
Prognosis
suatu pendapat tentang kemungkinan
perjalanan segera dan dimasa datang, tingkat,
dan akibat gangguan. Faktor prognosis yang
baik dan buruk, seperti yang telah diketahui
dan dituliskan.
POHON DIAGNOSIS
Pasien Datang

Kasus Jiwa Kasus non Jiwa

Psikosis Non Psikosis Ggg Neurosis


Ggg Kepribadian
Organik Non Organik / Fungsional Ggg Buatan
Ggg Penyesuaian
Akut Kronis Ggg Pengendal.impuls
Ggg Psikosomatik
Ggg Penyalahgun. Zat
Ggg Psikoseksual
Ggg Stress Pasca Trauma
Delirium Dementia Skizofrenia
Ggg W Organik Ggg W Organik Ggg Waham
Ggg Afektif Organik Ggg Afektif Organik Ggg Afektif
Ggg Amnestik Organik Ggg Amnestik Organik Ggg Psikosis lainnya
Ggg Halusinasi Organik Ggg Halusinasi Organik

07/10/2018 30
DD/ Psikosis Organik akut dan Psikosis Fungsional

Psikosis Organik Akut Psikosis Fungsional


1. Tanda klinis fisik/Zat + 1. --
2. Kesad. menurun/kabut 2. kesad.berubah/ jernih
3. Disorientasi ( + ) 3. Disorientasi ( - )
4. Amnesia ( + ) 4. Amnesia ( - )
5. Hal. Visual ( utama ) 5. Hal. Auditorik (utama)
6. Gejala Klinis fluktuatif 6. Gej. Klinis konsisten
7. Pola Tidur-Bangun terbalik 7. pola T-B tak berubah
8. Lab.Ro.CT.Scan: kel. ( + ) 8. Tak ada kelainan

07/10/2018 31
Gangguan Jiwa
 Terbagi dalam 2 kelompok besar :
 Kelompok gangguan jiwa Psikosis ( ggg jiwa berat )
 Kelompok ggg jiwa Non Psikosis

Psikosis
 St. Ggg dgn hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) dgn
terganggunya pada
 Hidup Perasaan ( Afek dan Emosi )
 Proses Berpikir
 Psikomotor, dan
 Kemauan sedemikian rupa sehingga tidak sesuai
dgn kenyataan lagi atau
 Semua kondisi tentang terdapatnya hendaya (impairment) berat
dalam kemampuan daya nilai realitas (PPDGJ II)

07/10/2018 32
B. PERBEDAAN PSIKOSIS DGN NEUROSIS

NO ASPEK PSIKOSIS NEUROSIS


1. perilaku umum Gangguan terjadi pada seluruh Gangguan terjadi pada sebagian
aspek kepribadian, tidak ada kepribadian, kontak dengan realitas
kontak dengan realitas. masih ada.

2. Gejala-gejala Gejalan bervariasi luas dengan Gejala psikologis dan somatik


waham, halusinasi, kedangkalan bisa bervariasi, tetapi bersifat
emosi, dst. yang terjadi secara temporer dan ringan.
terus menerus.

3. orientasi Penderita sering mengalami Penderita tidak atau jarang mengalami


disorientasi (waktu, tempat, dan disorientasi .
orang-orang).

4. pemahaman Penderita tidak memahami bahwa Penderita memahami bahwa


dirinya sakit. dirinya mengalami gangguan
(insight) Jiwa.

5. resiko sosial Perilaku penderita dapat Perilaku penderita jarang atau tidak
membahayakan orang lain dan diri membahayakan orang lain dan diri
sendiri. sendiri.

6. penyembuhan Penderita memerlukan perawatan Tidak begitu memerlukan perawatan di


di rumah sakit. Kesembuhan rumah sakit. Kesembuhan seperti semula
seperti keadaan semula dan dan permanen sangat mungkin untuk
permanen sulit dicapai. dicapai.

10/7/2018 Designed by Kuntjojo 33


Psikosis ( Prof. Dr. W.F. Maramis Sp.KJ )
Adalah :
• St. Ggg jiwa yang serius/berat
• Timbul krn penyebab organik ataupun emosional (fungsional)
• Ditandai oleh :
– Ggg kemampuan berpikir
– Bereaksi secara emosional
– Tergggnya daya ingat, berkomunikasi, menafsir
kenyataan dan bertindak sesuai kenyataan /
pembicaraan melantur
– Kemampuan memenuhi tuntutan hidup terganggu
– Perilaku regresif / kacau
– Gaduh – gelisah
– Hidup perasaan yang tidak sesuai kenyataan
– Waham dan halusinasi

07/10/2018 34
Dengan perkataan lain, Psikosis ditandai oleh :

• Distorsi pikiran ( Waham ) dan persepsi ( Halusinasi )


– Waham kejar; curiga; kebesaran; cemburu; dosa;
nihilistik; bizaar
– Halusinasi audit.; optik; olfaktorik; gustatorik;
taktil; kinestetik; viseral.
• Emosi yang tidak patut / tidak serasi; manik; depresi; dangkal
• Pembicaraan yang irrelevan; asosiasi longgar; inkoherensi;
lompat gagasan; sirkumstansial; ekolalia bahkan mutisme dll
• Perilaku yang disorganisasi : gaduh gelisah; agresi; agitasi;
wandering/keluyuran; kompulsi ; ekstasi; stupor; inaktivitas;
overaktivitas dll

07/10/2018 35
Angka Kejadian ( Insidensi ) dan Kesakitan ( Morbiditas )
Gangguan Jiwa di Indonesia :

Psikosis Fungsional 4%
Skizofrenia 0,2% - 0,8 %
Sindrom Otak Organik Akut 0,5%
Sindrom Otak Organik Menahun 1%
Retardasi Mental 2%
Neurosis 5%
Psikosomatis 5%
Gangguan Kepribadian 1%
Ketergantungan Obat ?
07/10/2018 36
Penyebab Umum Gangguan Jiwa :

• Somatogenik : di Badan
• Psikogenik : di Psike
• Sosiogenik : di Lingkungan Sosial
• Kultural : tekanan Kebudayaan
• Spiritual : tekanan Keagamaan

• Jarang penybb tunggal, tp tumpang tindih antara somatogenik –


psikogenik – sosiogenik – kultural - spiritual.
• Contoh : seorang yg merasa dikucilkan di lingkungannya menjadi depresi,
sehingga nafsu makan turun, sulit tidur, daya tahan tubuh menurun mengalami
keradangan tenggorokan.

07/10/2018 37
Diagnosis ditegakkan mencakup aspek2 Biogenik –
Psikogenik – Sosiogenik – Cultural- Spiritual

Diagnosis di bid. Psikiatri menurut DSM III-IV/PPDGJ II-III


menggunakan 5 aksis:
• Aksis I : Klinis
• Aksis II : Gangguan Kepribadian / Retardasi Mental
• Aksis III : Kondisi medis umum
• Aksis IV : Psikososial dan Lingkungan
• Alsis V : Taraf Fungsi sosial dan pekerjaan

07/10/2018 38
Faktor Somatogenik :
Gangguan bisa terjadi pada :
 Neuroanatomi
 Neurofisiologi
 Neurokimia
 Tingkat kematangan dan perkembangan organik
 Faktor2 pre dan peri-natal

Yang disebabkan oleh :


1. Faktor Keturunan
2. Faktor Endokrin / Hormon
3. Virus
4. Ggg Zat Kimia di Otak
5. Ggg Gelombang Listrik di Otak
6. Perubahan Struktur Jaringan Otak
7. Faktor pre dan peri-natal
07/10/2018 39
Faktor Psikogenik :
• Interaksi ibu-anak
• Peran ayah
• Intelegensi
• Konsep diri
• Kehilangan yg berarti  kecemasan, depresi, rasa malu/salah
• Pola adaptasi
• Tingkat perkembangan emosi
• dll

07/10/2018 40
Faktor Sosio-budaya :

• Pola mengasuh anak


• Tingkat ekonomi
• Kelompok minoritas
• Pengaruh rasial dan keagamaan  diskriminasi
• Perumahan perkotaan; pedesaan  lingkungan
• Kestabilan harga
• Nilai - nilai

07/10/2018 41
Kelompok Gangguan Jiwa Non Psikosis

1. Gangguan Neurosis
2. Gangguan Kepribadian
3. Gangguan Psikoseksual
4. Gangguan Penyesuaian
5. Gangguan Stres Pasca Trauma
6. Gangguan Pengendalian impuls
7. Faktor Psikologik yang mempengaruhi kondisi fisik
8. Gangguan Buatan
9. Gangguan Penggunaan Zat
10. Fenomena dan Sindrom yg berkaitan dengan faktor Sosial
budaya di Indonesia

07/10/2018 42
Kelompok gangguan jiwa Psikosis dibagi :
1. Psikosis Organik
2. Psikosis Non-Organik
 Psikosis Organik :
 Akut : Delirium
 Kronik : Dementia

 Psikosis Non-Organik :
 Skizofrenia
 Gangguan Afektif
 Gangguan Waham
 Gangguan Psikosis Fungsional Akut

07/10/2018 43
Psikosis Skizofrenia
• Onset ( awitan ) dpt mendadak / per-lahan2
– Sering antara usia 15 – 25 tahun
– Sering didahului dgn gej. Prodromal/fase pra-psikotik dgn meningkat
nya gej. Negatif yg diikuti fase psikotik yg jelas dgn gej. Positif
• Gej. Negatif :
– Apatis
– Respons terhadap stimulus lamban
– Psikomotor melambat
– Senang menyendiri/kurang mau bergaul, isolasi sosial
– Emosi yg datar/ blunted afect
– Tidak ada motivasi dan energi
– Kehilangan minat dan kesenangan dlm aktivitas
– Miskin ide dan kurang bicara
– Pada fase prodromal dan kasus kronis / residual gej. Negatif menjd lbh
menonjol

07/10/2018 44
Gej. Positif
- Distorsi persepsi halusinasi: dengar; lihat; hidu; kecap; raba.

- Distorsi pikiran  waham : kebesaran; kejar; curiga; dosa;


cemburu; tak berguna; pikiran siar/sedot; kendali; pengaruh;
dirasani

- Perilaku terdisorganisasi perilaku kacau; gaduh gelisah;


stupor; katalepsi ; fleksibilitas cerea; manerisme, stereotipik;
ekopraksi, kompulsi dll

- Pembicaraan terdisorganisasi  kesulitan mengontrol pembi


caraan seperti asosiasi longgar; inkoherensi; sirkumstansial;
clang asosiasi; flight of idea; perseverasi; verbigerasi;
preokupasi dll
07/10/2018 45
Perjalanan Penyakit :
• Sebag. Px perjalanan penyakitnya stabil; sebag. Mengal.
perburukan yg progresif dgn disabilitas yg berat

Detereorasi :
• Kemunduran fungsi sosial dan fungsi pekerjaan
• Lalai dalam mengurus diri ;
• Mengabaikan tanggung jawab;
• Tanpa motivasi;
• Gej. Negatif yg berat

07/10/2018 46
SKIZOFRENIA
Schizos : pecah belah, Phren : jiwa
Batasan
Skizofrenia : yaitu sekelompok gangguan psikosis fungsional
yg ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yg mendasar
dan khas, afek yg tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yg
jernih & kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara,
walaupun kemunduran kognitif ttt dpt berkembang
kemudian.
Insiden : 0,2 % - 0,8 % / tahun
 Pria : wanita : 1 : 1
 Onset : Pria : 15 – 25 tahun ; wanita : 25 – 35 tahun
Patogenesis
1. Teori Somatogenik
2. Teori Psikogenik
3. Teori Sosiogenik
07/10/2018 47
Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :
A. Teori Somatogenik
1. Gangguan Endokrin, karena sering terjadi pada saat pubertas;
waktu kehamilan; waktu klimakterium  tak terbukti
2. Gangguan Metabolisme : karena penderita tampak pucat/ tidak
sehat; ujung ekstremitas agak sianotik; nafsu makan kurtang dan
berat badan turun  tidak mendapat dukungan
 Pada Skizofrenia terjadi pengurangan volume :
 Kortek Frontalis
 Thalamus
 Hippokampus
 Korteks Temporalis Superior

07/10/2018 48
A. Teori Somatogenik lanjutan......

• Penambahan volume :
– Ventrikel III dan Ventrikel Lateralis
– Basal Ganglia ( pada Px yg diterapi Neuroleptika)
• Sistem Limbik :
– Pengurangan ukuran girus2 Amygdala ; Hippokampus ;
Parahippokampus
– Transmisi abnormal dari Glutamat di Hippokampus
– Fungsi neuron2 di hippokampus mengalami disorganisasi
• Pengurangan densitas neuron di daerah :
– Korteks frontalis
– Thalamus
– Girus Cinguli

07/10/2018 49
• Hipotesa Dopamin
– Gangguan Skizofrenia diakibatkan oleh hiperaktivitas DA
(Dopaminergik). Hal ini diterangkan dari kerja obat antipsiko tika yang
memblok reseptor DAnergik dan kokain serta amfe tamin (memp. Efek
meningkatkan aktivitas DAergik) yg mem beri efek psikotomimetika
– Pada Px Skizofrenia densitas reseptor D2 meningkat pada Striatum dan
Nukleus Akumbens
– Pada Px Skizofrenia terjadi penurunan jumlah neuron GABAer gik di
Hippocampus (GABA terlibat dalam regulasi DA)
– Penurunan aktivitas GABA mengakibatkan hiperaktif neuron2 DAergik

07/10/2018 50
• Hipotesa Glutamat :
– Terjadi peningkatan reseptor Glutamat di
daerah Korteks Frontal dan Hippokampus
– Pemberian kombinasi Glysin ( bekerja pada
reseptor Glutamat) dan antipsikotika
memperbaiki gejala2 positif dan gejala2 negatif
serta fungsi kognitif Px Skizofrenia.

07/10/2018 51
Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia : lanjutan

B. Teori Psikogenik
1. Teori Adolf Meyer : suatu reaksi yg salah/maladaptasi,
shg timbul st disorganisasi kepribadian, lama kelamaan
org tsb menjauhkan diri dari kenyataan
2. Teori Sigmund Freud : kelemahan ego karena penyebb
psikogenik atau somatogenik, superego dikesampingkan
dan tak bertenaga, Id berkuasa dan terjd st regresi ke fase
narsisisme, individu kehilangan kapasitas utk transferensi.
3. Teori Eugen Bleuler : Memberi istilah “ Skizofrenia” =
Jiwa yang terpecah belah = adanya keretakan /disharmoni
antara proses berpikir; perasaan dan perbuatan. Bleuler
membagi gejala2 Skizofrenia menjadi 2 kelompok

07/10/2018 52
Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :
Gejala 2 Skizofrenia menurut Bleuler :
1. Gejala2 Primer :
1. Ggg proses pikir ( Asosiasi)
2. Ggg emosi (Afek)
3. Ggg kemauan (Ambivalen))
4. Autisme
2. Gejala2 Sekunder :
1. Waham
2. Halusinasi
3. Gejala Katatonik atau gangguan psikomotor lainnya.

07/10/2018 53
• Bleuler menganggap gej. Primer merup. Manifestasi peny.
Badaniah, sedang gej2 sekunder merup. Manifestasi dari
usaha Px menyesuaikan diri thdp ggg primer. Sehingga
Gej2 sekunder sec psikolgis dapat dimengerti
• Diagnosis Skizofrenia sudah boleh ditegakkan bila terdapat
gangguan2 primer dan disharmoni pada unsur2
kepribadian

4. Kraeplin yang pertama kali melukiskan gejala2 gangguan


ini yang dinamakan Demensia Prekox. Dikatakan terjadi
kemunduran Intelegensi sebelum waktunya. Demensia =
kemunduran Intelegensi dan Prekox = muda / sebelum
waktunya

07/10/2018 54
5. Kurt Schneider : 11 gejala ranking pertama ( First Rank
Symptoms ). Diagnosis Skizofrenia sudah dapat ditegakkan
bila didapatkan 1 gejala dari kelompok A dan 1 gejala dari
kelompok B ( Kesadaran tidak menurun )
A. Halusinasi dengar :
1. Pikiran dapat didengar sendiri
2. Suara2 yg sedang bertengkar
3. Suara2 yg mengomentari perilaku Px
B. Gangguan batas Ego :
4. Tubuh dan gerakan2 Px dipengaruhi kekuatan dari luar
5. Pikirannya disedot keluar
6. Pikuirannya dipengaruhi oleh orang lain atau pikiran
nya itu dimasukkan ke dalamnya oleh orang lain.
07/10/2018 55
7. Pikirannya diketahui oleh orang lain/ disiarkan
keluar secara umum
8. Perasaannya dibuat oleh orang lain
9. kemauannya /tindakannya dipengaruhi oleh orang lain
10.Dorongannya dikuasai orang lain
11. Persepsi yang dipengaruhi oleh waham

07/10/2018 56
Gejala Skizofrenia
Meliputi gejala-gejala :
– Insight / Sense of Self / Kesadaran terganggu
– Berbahasa dan komunikasi : Ass. Longgar, Inkoherensi, Sirkumstansial,
Neologisme, miskin ide/isi bicara
– Isi pikiran : tidak logis, distorsi pikiran, Waham
– Persepsi : Halusinasi perintah/komentar/kritik/ diskusi, Ilusi dll
– Mood/Afek : tidak serasi, labil, tumpul dll
– Kemauan : ADL, tanggung jawab, hobi menurun
– Hubungan dengan dunia luar : Menarik diri menjadi egosentrik, fantasi/ide
tak logis, autistik
– Perilaku motorik : Stupor katatonik, fleksibilitas serea, katalepsi, furor
katatonik, gaduh gelisah, agresif(katatonia agitasi )


• Gejala Positif ( CROW 1980) : disebabkan gangguan
regulasi Dopamin, onset akut, potensial reversibel. Berupa
Halusinasi, Waham, gangguan Proses Pikir, Perilaku aneh
• Gejala Negatif (Crow 1980 ): Disebabkan abnormalitas
struktur otak, dengan gejala Mood/ Suasana perasaan tumpul,
Anhedonia, Kemauan menurun, miskin Ide dan Proses
Berpikir (alogia), senang Menyendiri, Apati, Isolasi sosial,
Kemauan menurun.

07/10/2018 58
Pemeriksaan dan Diagnosis
Meliputi:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik & Psikiatrik
3. Kunjungan rumah /sekolah/ tempat kerja
Ad.1. Terdiri dari Heteroanamnesis dan Autoanamnesis
Ad.2. Meliputi pemeriksaan :
- Somatik : Internistik, Nerologik, Laboratorium.
- Psikiatrik : Termasuk Wawancara ( Auto/Heteroanam
nesis), Observasi dan evaluasi Psikologik
Ad. 3. Untuk memperoleh data tambahan guna membantu
menegakkan diagnosis.

07/10/2018 59
Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III :
 Adanya 1 gejala  gej. Skizofrenia :
» Thought Insertion; Thought Echo; Thought
Broadcasting; Thought Withdrawal
» Delusion of Control; Delusion of Pasivity;
Delutional Perception; Delusion of Influence
» Halusinasi auditorik : mengomentari dirinya;
mendiskusikan dirinya; suara dari salah satu
bagian tubuhnya
» Waham2 menetap yg tak sesuai budaya setempat

07/10/2018 60
Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III : lanjutan......
 Minimal 2 gejala  gejala Skizofenia :
 Halusinasi jenis apapun yang menetap
 Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan
berakibat Inkoheren; Neologisme
 Perilaku Katatonik stupor/ furor
 Gejala-gejala negatif : Apatis; gerak motorik yg lamban;
Bicara jarang/Kemiskinan isi pikiran; blunted affect
/afek yang tumpul; Menarik diri / Isolasi sosial
 Berlangsung paling sedikit 1 bulan atau lebih
 Adanya Deteriorasi Aspek perilaku pribadi sehingga mengganggu
fungsi pekerjaan maupun fungsi sosialnya, karena hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, penarikan diri secara
sosial.

07/10/2018 61
Sub tipe Skizofrenia:
 Hebefrenik : Ggg di PB, gigling, silly, childish
 Paranoid : Waham kejar, curiga
 Katatonik : Ggg Psikomotor : stupor atau furor
 Simpleks : Ggg Kemauan
 Undifferentiated : Tidak terinci/khas, banyak gejala menonjol
 Residual : Gejala sisa / Negative symptom
 lainnya

07/10/2018 62
Diagnosis banding :
1. Gangguan Mental Organik
2. Gangguan Mental & Perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif
3. Gangguan Afektif Berat
4. Gangguan Obsesif- Kompulsif
5. Retardasi Mental

Penyulit :
1. Bunuh diri/melukai diri/mutilasi
2. Membunuh/melukai orang lain
3. Menelantarkan diri

07/10/2018 63
Prognosis
Prognosis skizofrenia tgt pada:

1. Usia pertama kali timbul. Makin muda onset, makin buruk


prognosisnya.
2. Onset akut/kronik. akut - Prognosis lebih baik
3. Tipe skizofrenia : Katatonik paling baik kmd Paranoid,
sedang Hebefrenik dan Simpleks prognosis paling buruk
4. Cepat, tepat,& teraturnya terapi obat. Semakin dini semaikin
baik
5. Ada/tdknya faktor pencetus. Adanya faktor pencetus,
prognosis lebih baik
6. Ada/tdknya faktor keturunan. Prognosis lebih buruk, bila
dalam keluarga terdapat juga yang menderita Skizofrenia

07/10/2018 64
Penatalaksanaan
• Prinsip : Holistik  Somatoterapi; Psikoterapi/edukatif,
manipulasi lingkungan.
• Jelaskan perilaku aneh tsb adalah gej. ggg jiwa, bukan
kemasukan roh / jin, perlu diobatkan ke sarana kesehatan
• Libatkan Pasien dlm pekerjaan dan kegiatan se-hari2 ( apabila
sudah mampu ), jgn dikritik/disudutkan/dilecehkan/dikucilkan.
• Kurangi stres pd pasien, kita hrs mengerti bahwa perilaku
pasien merup. Gej. ggg jiwa, jgn dikonfrontasi / argumentasi
• Bl sangat gelisah dan menggg lingkungan dan membahayakan
diri sendiri, sebaiknya MRSJ.

07/10/2018 66
1. Somatoterapi
• Perbaiki keadaan umum
• Pemberian antipsikotik dan monitoring efek samping
• Neuroleptik tipikal/ konvensional
– Dosis besar efektif rendah : Chlorpromazine,
Promazine, Thioridazine.
– Dosis kecil efektif tinggi : Haloperidol,
Trifluoperazine, Flufenazine
– Preparat depo : Flufenazine decanoat 25mg/4
minggu, Haloperidol decanoat 50 mg/3-4
minggu im

07/10/2018 67
• Neuroleptik atipikal / novel
– SDAs: Serotonin-Dopamine antagonis: Risperidon;
Paliperidon; Olanzapin; Quetiapin; Zotepin
– DPAs : Dopamin Partial Agonist : Aripiprazol; amisulpride
– SPAs : Serot.Partial Agonist :
» SPA + SDA : Clozapin; Quetiapin;
Ziprasidone
» SDA+ DPA + SPA : Aripiprazol
» DPA + SPA : Bifeprunox
– MARTA : Multi Acting Receptor Targeted
Agent : Clozapine, Olanzapine, Quetiapine
• Terapi elektrokonvulsi/kejang listrik: utk Stupor/ Furor kat.

07/10/2018 68
Antipsychotic Therapies

Conventional or Typical Atypical Antipsychotics


Prior to
Antipsychotics (Second Generation)
Antipsychotics
(First Generation)

ECT 1952 1960s 1980s 1990s 2010

Haloperidol
Chlorpromazine Clozapine Risperidone
Fluphenazine
Olanzapine
Thioridazine
Quetiapine
Loxapine
Ziprasidone
Perphenazine
Aripiprazole
Trifluoperazine
Paliperidone
Thiothixene
Asenapine
Iloperidone
Lurasidone
Medikasi
• Antipsikotika dimulai dgn dosis rendah  ditingkatkan berta
hap/ start low go slow : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau
Chlorpromazine 2-3 X 100 – 200 mg , Risperidon 2 X 1-2-3
mg/hari, Quetiapine, Olanzapine, Aripiprazol, Paliperidon,
Clozapine dll
• Pasien tidak patuh minum obat injeksi Depo : Haldol
Decanoat 50 mg atau Modecate 25 mg1ampul/bulan
• Hrs berobat rutin tiap bulan.
• Bebrp efek samping : EPS; BB >>; Neuroleptic Malignan
Syndrome; tidur >>; tekanan darah turun ( sering pusing );
menstruasi terganggu ( bagi Px wanita usia produktif ).

07/10/2018 70
Obat Anti Psikotika
 Antipsikotik tipikal :
 Chlorpromazine : 25, 100mg, 200-800 mg/hari oral, 25 mg/x im
 Haloperidol : 0,5, 1,5, 5 mg,1,5-15 mg/hari oral, 50 mg/3minggu im
 Trifluoperazine : 1, 5 mg, 10 – 15 mg/hari oral
 Thioridazine : 50, 100 mg, 150 – 600 mg/hari oral
 Pimozide : 1, 4 mg, 1 – 4 mg/hari oral
 Antipsikotik atipikal
 Clozapine : 25, 100 mg, 25 – 900 mghari oral
 Olanzapine : 5, 10 mg, 5 – 20 mg/hari oral,
 Quetiapine : 50, 100, 200, 300 mg, 150 -600 mg/hari oral
 Risperidon : 1, 2, 3 mg, 1 – 6 mg/hari oral
 Aripiprazol : 5, 10, 15 mg, 5 – 30 mg/oral, 9,75 mg/x im

07/10/2018 71
Monitor efek samping obat antipsikotika :

 Extrapyramidal Syndrome ( EPS ) yang terdiri dari :


 Parkinsonisme :
 Tremor
 Bradykinesia
 Rigiditas
 Sikap tubuh khas
 Akatisia/restless leg syndrome
 Dystonia : Occulogyric Crisis; Torticolis; Epistotonus; Protusio Lidah
 Tardive dyskinesia : fly catching movement; choreo-athetosis; hemi-balismus
 Neuroleptic Malignant Syndrome ( NMS ) :
 Deman - Kekakuan
 Leukositosis - Takikardia, Tensi labil
 Keringat berlebih/Diaforesis - Psikosis akut
 Creatine Phospho Kinase ( CPK ) meningkat
 Biasanya bbrp hari dimulainya atau ditingkatkannya dosis anipsikotika

07/10/2018 72
Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome :
• Parkinsonisme :
– Turunkan dosis anti psikotika
– Pertimbangkan ganti dengan antipsikotika lain, mis.: dari haloperidol ke
klorpromazin
– Pertimbangkan pemberian antikholinergik : Triheksifenidil 2-3 X 2 mg oral.
Bila akut, hebat dan mengakibatkan disabilitas diatasi dengan Benzodiazepin /
Diazepam 10 mg im atau Difenhidramin 2ml im, Sulfas Atropin 1-2 ampul im.
Perhatikan efek samping antikholinergik berupa : sedasi; konfusi; ggg memori
t.u pada usia lanjut.
• Akatisia diatasi dengan pengurangan dosis Antipsikotika atau dengan Beta blocker

07/10/2018 73
Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome : lanjutan ..

• Tardive dyskinesia diatasi dengan ganti antipsikotika dgn


atipikal spt Clozapin, Quetiapin, Beta blocker,
Klonazepam.
• Neuroleptic Malignant Syndrome diatasi dengan
– Bromokriptin 2,5-5 mg 3 x /hari oral, Dantrolen
(mencegah kontraksi otot ) 1-5 mg/Kg BB IV
– Stop Antipsikotika
– Terapi symptomatik : Antipiretika, Bz
– Rujuk ke RS terdekat

07/10/2018 74
Penatalaksanaan lanjutan......
2. Psikoterapi :
 Px : untuk memperkuat fungsi ego
 Agar Px dapat bersosialisasi
3. Manipulasi lingkungan / Psikoedukatif
 Keluarga/Lingkungan memahami dan menerima keadaan Px
 Membimbing Px dalam kehidupan sehari-hari, memberi
kesibukan atau pekerjaan
 Komunikasi di antara keluarga dan Px lebih baik
 Mengawasi minum obat secara teratur dan membawa Px
kontrol teratur pada waktunya.
Kesembuhan Px Skizofrenia :
1. Kesembuhan total ( total recovery )
2. Kesembuhan sosial ( social recovery )
3. Keadaan kronis yang stabil ( stable chronicity )
4. Terjadi deteriorasi
07/10/2018 75
Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik, ed 1996.
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins
Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review;
Cambridge University Press, 2009
07/10/2018 76
SEKIAN
TERIMA KASIH

07/10/2018 77
PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA
Gangguan Psikotik Akut & Sementara

• Suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikosis/normal ke


keadaan psikosis dlm periode 2 minggu atau kurang.
berlangsung < 1 bulan.
• Dapat terjadi remisi sempurna dan hanya sebagian kecil yang
menetap dan kemudian menjadi gangguan lain
• Biasanya didahului oleh stressor yg bermakna bagi penderita
(tapi tidak selalu).
• Sumber stres bukan berupa stressor yg berkepanjangan
• Tidak ada penyebab organik seperti trauma kapitis; delirium,
demensia; intoksikasi obat atau alkohol.
Gejala Klinis
• Ada atau tidak adanya gejala2 :
1. Sindrome yang khas berupa gejala polimorfik yaitu gejala yang
beraneka ragam dan berubah cepat seperti waham, halusinasi,
gejala emosi yang bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari
atau dari jam ke jam. atau
2. Gejala Skizofrenia yang khas = Schizophrenic –like
3. Psikosis yang predominan Waham.
4. Secara klinis Px tampak Gelisah, marah2, ngamuk, merusak
barang, mengancam,Was-was, Kebingungan
5. Sebagian / Semua gejala-gejala Psikosis dapat timbul seperti :
Halusinasi; Waham ; Pembicaraan aneh/kacau (
Inkoheren, Assosiasi longgar, Neologisme ) ; Emosi
labil dan ekstrim, Agitasi atau perilaku aneh ( bizarre ).

07/10/2018 80
Pemeriksaan dan Diagnosis
• Melalui Autoanamnesis; Heteroanamnesis; Pemeriksaan fisik
dan mental
• Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ III :
1. Onset yang akut, dalam 2 minggu atau kurang gejala psikotik
menjadi nyata dan mengganggu aspek2 kehidupan dan pekerja
an; tidak termasuk periode prodromal yg gejalanya tidak jelas
2. Sindrom yang khas polimorfik atau mirip gejala skizofrenia
yang khas
3. Tidak selalu ada stres akut yang berkaitan, sehingga
dicirikan oleh penyerta stres akut dan tanpa penyerta stres akut
4. Tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
5. Tidak memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif
6. Tidak ada penyebab organik.

07/10/2018 81
Jenis-jenis Gangguan Psikotik Akut dan Sementara :
1. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia
2. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dgn Gejala Skizofrenia
3. GangguanPsikotik lir-Skizofrenia Akut
4. Gangguan Psikotik lainnya dengan Predominan Waham
5. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara lainnya
6. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Yang Tak Ditentukan

Diagnosis Banding
1. Gangguan Afektif episode Mania
2. Gangguan Afektif episode Depresi
3. Skizofrenia
4. Gangguan Waham

07/10/2018 82
Penyulit
• Gangguan Psikotuk Akut dan Sementara akan mengalami
1. Sembuh sempurna dalam beberapa hari/minggu/ 2-3 bulan
2. Menetap dan menjadi :
1. Skizofrenia
2. Gangguan Waham menetap
3. Gangguan Psikotik non Organik lainnya

07/10/2018 83
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Px Psikosis akut pada dasarnya sama
seperti pada Px Skizofrenia
 Jelaskan kpd keluarga perilaku aneh pasien adlh gej. ggg jiwa, bukan
krn kemasukan roh / jin, diggg mahluk halus dll, tapi perlu diobatkan
 Sebaiknya di MRSJkan
 Beri ketenangan pasien dgn selalu mendampinginya; penuhi
kebutuhan dasarnya; hati2 agar pasien tidak mengalami cedera akibat
perilakunya
 Kurangi stres dan stimulasi
 Hindari berargumentasi dengan pikiran psikosis pasien
 Hindari berkonfrontasi atau mengkritik perilaku pasien
kecuali itu membahayakan pasien sendiri

07/10/2018 84
Medikasi :
 Antipsikotika : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau
Chlorpromazine 2-3 X 100-200 mg/hari, upayakan dimulai dari
dosis kecil kmd ditingkatkan bila belum tampak efeknya
 Kadang dibutuhkan Antianxietas apabila disertai agitasi akut
seperti Lorazepam 2-3 X 0,5-2 mg/hari ( sementara saja, pem
berian tidak lebih dari 3 bulan, krn bahaya ketergantungan )
 Pemberian Antipsikotika dilanjutkan sekurang-kurangnya 3-6
bulan setelah bebas gejala

Psikoterapi :
 Membantu Px mengatasi krisis / konfliknya

07/10/2018 85
Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik, ed 1996.
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins
Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review;
Cambridge University Press, 2009
07/10/2018 86
SEKIAN
TERIMA KASIH

07/10/2018 87
PSIKOSIS POST PARTUM
Psikosis Post Partum(Pasca Persalinan)
• Psikosis Pasca Persalinan termasuk jarang dan dpt merup.
Ggg mood dan afek(tersering) atau Psikosis Fungsional
lain maupun Ggg yg mirip mental organik pasca persalinan
• DSM-IV-TR : Gejala psikosis yg timbul dlm 4 minggu
pasca persalinan tanpa gejala mood dan afek digolongkan
Ggg Psikosis Akut dgn onset postpartum, bila ggg
melebihi 1 bulan diagnosis dipertimbangkan sbg
Skizofreniform
• Psikosis post partum yg timbul bersamaan dgn gejala
mood diD/ sebagai ggg mood onset postpartum
• Epidemiologi
• 20 – 40% ibu dengan kehamilan normal mengalami ggg
emosional atau disfungsi kognitif atau keduanya pd
periode awal pasca persalinan yg disebut Postpartum blues
• Psikosis post partum terjadi sekitar 1-2 per 1000 persalinan
89
Faktor resiko
• Pernah mengalami psikosis post partum sebelumnya (70%)
• Premigravida; tanpa pernikahan; seksio cesarea; riwayat
ggg psikosis dlm keluarga; fetal distress; kelainan anak(
Ke lainan neurologik; sianosis; polisitemia neonatal;
thrombo sitopenia )
Etiologi
• Belum diketahui dengan pasti
• Perubahan hormonal pasca persalinan mungkin memegang
peranan, Seperti Penurunan estrogen/progresteron yg tiba2
dan cepat, demikian pula dengan perubahan kadar kortisol
darah dan hormon thiroid karena terjadinya ggg pada HPA
Aksis

90
Diagnosis dan gambaran klinik
• DSM IV TR mengenal diagnosis Psikosis Post Partum sbg diag
nosis Ggg Mood (296.2x); Ggg Psikosis Akut (298.8); Ggg
Psikosis Not Otherwise Specified ( NOS) bila onset gejalanya
timbul dalam 4 minggu setelah persalinan
• Gej. prodromal berupa : insomnia; kelelahan; kesedihan;
iritabel; emosi labil gej. psikosis dpt timbul sec. Dramatis dan
tiba2.
• Px Post partum dgn gej. Ggg Mood, gej. psikosisnya bisa di
sertai halusin.dengar, waham nihilistik/kebesaran/bersalah
• Wanita penderita Skizofrenia dalam Masa nifas dpt disertai
hal.dengar; agitasi; waham kejar/dikendalikan; ggg proses
berpikir; disorientasi dan kebingungan mirip delirium, kesu
litan mempertahankan perhatian; recent memory buruk; ka dang
terdpt waham bayinya dikendalikan “setan”; membawa “sial”
dll
91
ICD X- PPDGJ III

• Tidak lagi menggunakan istilah Psikosis Post Partum,


namun mengklasifikasi kedalam
• F53 Gangguan Mental dan Perilaku yang berhu
bungan dengan Masa Nifas YTK
• Klasifikasi ini hanya digunakan utk Ggg Jiwa yg ber
hubungan dgn masa nifas ( tidak lebih dari 6 minggu
setelah persalinan) yg tidak memenuhi kriteria di
tempat lain.

92
F53 Ggg Mental dan Perilaku yg berhubungan dgn
Masa Nifas YTK lanjutan..
F53.0 Ggg Mental dan Perilaku Ringan yang berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
– Termasuk Post Partum Depression YTT
F53.1 Ggg Mental dan Perilaku Berat yang berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
– Termasuk Psikosis masa nifas YTT
F53.8 Ggg Mental dan Perilaku lainnya yg berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
F53.9 Gangguan Jiwa Masa Nifas YTT

93
Prognosis
• Prognosis baik
• Namun terjadinya relaps cukup sering
• Psikosis Post Partum sering kali memberi pengaruh terhadap
hubungan ibu dan anak, perkembangan anak; kekerasan / pene
lantaran kepada anak; bahkan bisa terjadi infanticide
Pengobatan
• Anti depresan untuk Px dengan Ggg Mood dan Afek, kalau
perlu terapi kejang listrik
• Anti manik Lithium karbonat utk kasus Ggg manik
• Antipsikotika tipikal / atipikal untuk kasus Psikosis fungsional
spt Skizofrenia; Psikosis akut
•  untuk ibu menyusui obat2 diatas sebaiknya tidak diberikan

94
Kepustakaan
American Psychiatric Association; 2000; Diagnostic
Criteria from DSM-IV-TR; Washington, DC
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins

95

Anda mungkin juga menyukai