07/10/2018 1
Riwayat Psikiatrik
I. Data identifikasi
II. Keluhan Utama
III.Riwayat Penyakit
Sekarang
- onset
- faktor pencetus
IV.Penyakit sebelumnya
- psikiatrik
- medis
- riwayat alkohol dan zat
lain
V. Riwayat Pribadi (anamnesis)
-Pranatal dan perinatal
- Masa anak2 awal (≤ 3 th)
- Masa anak2 pertengahan ( 3-11 th)
-Masa anak2 akhir (pubertas- remaja)
-Masa dewasa
1. Riwayat pekerjaan
2. Riwayat perkawinan dan hubungan
3. riwayat militer
4. riwayat pendidikan
5. Keagamaan
6. Aktivitas sosial
7. situasi hidup sekarang
8. Riwayat hukum
- Riwayat psikoseksual
- Riwayat keluarga
- Mimpi khayalan, nilai hidup
I. Data Identifikasi
1. Nama pasien
2. Usia
3. Status perkawinan
4. Jenis kelamin
5. Pekerjaan
6. Latar belakang etnis dan agama
7. Keadaan kehidupan saat ini
8. Tempat situasi wawancara dilakukan
9. Apakah gangguan serangan pertama atau bukan.
10. Sumber informasi
11. Pasien datang sendiri/ dirujuk/ dibawa oleh org lain
II. Keluhan Utama
• Setiap perkataan pasien sendiri, mengapa ia
telah datang / dibawa utk dapatkan bantuan
• Harus dicatat kata demi kata.
III. Riwayat Penyakit Sekarang
• Gambaran yang lengkap dan kronologis tentang peristiwa
yang sebabkan moment sekarang ini dalam kehidupan
pasien.
• Perkembangan gejala pasien harus di gambarkan dan di
ringkasiakan dalam cara yang tersusun dan sistematis
• Gejala yang tidak tampak juga harus di gambarkan
• Apa peristiwa pencetus di masa lalu yang merupakan
bagian dari rantai yang menyebabkan peristiwa sekarang
• Dengan cara apa penyakit pasien telah mempengaruhi
aktifitas kehidupannya
• Apakah terdapat hubungan psikofisiologi
• Jika pasien sulit di wawancarai (disorganisasi) hubungi
informan lain (anggota keluarga dan teman – teman)
IV. Riwayat Penyakit Sebelumnya
• Penjelasan tentang episode penyakit psikiatrik
maupun medis yang lalu
– Gejala pasien
– Beratnya inkapasitas
• Jenis pengobatan yang telah di terima, nama
rumah sakit, dan derajat kepatuhan
pengobatan
• Episode pertama harus di jelaskan terperinci
• Riwayat penggunaan alkohol dan zat lain
V. Riwayat Pribadi
• A. Riwayat prenatal dan perinatal
– Apakah pasien merupakan anak yang di harapkan?
– Apakah terdapat masalah dalam kehamilan dan
persalinan ibu?
– Apakah terdapat bukti-bukti cacat atau cedera
saat kelahiran?
– Bagaimana keadaan emosi dan fisik ibu selama
kehamilan dan saat pasien lahir?
– Apakan ibu menggunakan alkohol atau zat lain
selama kehamilan?
• B. Masa anak-anak awal (0-3tahun)
• C. Masa anak-anak tengah (3-11tahun)
• D. Masa anak-anak akhir (pubertas-remaja)
• E. Masa dewasa
– Riwayat pekerjaan: pilihan pekerjaan, konflik yang
ada, ambisi serta tujuan jangka panjang, hubungan
dalam pekerjaan, jumlah dan lamanya pekerjaan,
alasan keluar dari pekerjaan
– Riwayat perkawinan dan persahabatan:
perkembangan hubungan, masalah yang ada dalam
perkawinan
– Riwayat pendidikan: latar belakang pendidikan, sosial
dan kultural pasien, halangan pencapaian cita-cita
– Riwayat keagamaan: agama kedua orang tua, sikap
keluarga terhadap keagamaan
– Aktifitas sosial: kehidupan sosial pasien dan sifat
persahabatan, kualitas hubungan manusia, jenis hubungan
yang di miliki pasien berjenis kelamin yang sama atau
berlawanan, siapa yang mengunjungi pasien d rumah sakit
dan berapa sering
– Situasi hidup sekarang: meminta pasien untuk
menggambarakan dimana ia tinggal (lingkungan tetangga
dan rumah tempat tinggal), siapa yang mengasuh anak-
anak di rumah
– Riwayat hukum: apakah pasien pernah di tangakap di
penjara? Berapa lama? berapa kali? apakah pasien punya
riwayat penyerangan dan kekerasan
• F. Riwayat psikososial: adakah penyiksaan seksual
selama anak-anak? Adakah seks diluar pernikaan?
Adakah kelainan seksual?
• G. Riwayat keluarga: pernyataan singkat tiap
penyakit psikiatri, perawatan di rumah sakit
dan pengobatan anggota dekat pasien
• H. Mimpi, khayalan, nilai hidup
Pemeriksaan status mental
Bagian dari pemeriksaan klinis
menggambarkan jumlah total observasi
pemeriksa dan kesan tentang pasien saat
wawancara
Pemeriksaan status mental
I Gambaran Umum
A. Penampilan
B. Perilaku dan Aktivitas psikomotor
C. Sikap terhadap pemeriksa
II Mood dan Afek
A. Mood
B. Afek
C. Keserasian
III Bicara
IV Gangguan persepsi
V Pikiran
A. Proses atau bentuk pikiran\
B. Isi pikiran
VI Sensorium dan kognitif
A. Kesiagaan dan tingkat kesadaran
B. Orientasi
C. Daya ingat
D. Konsentrasi dan perhatian
E. Kapasitas untuk membaca dan menulis
F. Kemampuan visuospasial
G. Pikiran abstrak
H. Sumber informasi dan kecerdasan
VII Pengendalian impuls
VIII Pertimbangan dan tilikan
IX Reliabilitas
I Gambaran UMUM
A. Penampilan
Kesan fisik keseluruhan dari
postur,ketenangan, pakaian, dandanan
B. Perilaku dan aktivitas Psikomotor
Aspek kuantitatif dan kualitatif dari perilaku
motorik pasien. Contoh : mannerisme, ticks,
agitasi, dll
C. Sikap terhadap pemeriksa
Sikap pasien : kooperatif, bersahabat, tertarik,
merendahkan, mengelak , dll
II Mood dan Afek
A. Mood :
Depresi, marah, kecewa, dll
B. Afek :
Ekspresi wajah pasien, perilaku ekspresif,
digambarkan dalam rentang normal, terbatas,
tumpul, datar
C. Keserasian :
Keserasian respon emosional dengan apa yang
dikatakan oleh pasien. Contoh : Afek datar sambil
berbicara tentang dorongan pembunuhan
III Bicara
Menggambarkan karakteristik fisik dari
berbicara: fasih, gagap, monoton, emosional,
dll
Bicara spontan atau tidak
IV Gangguan Persepsi
Halusinasi dan ilusi ( sistem sensoris :
auditoris, visual, olfaktorius, taktil )
V Pikiran
A. Proses berpikir :
Ide yang terlalu melimpah atau kemiskinan
ide, lambat, ragu – ragu, tidak jelas, kosong,
dll.
B. Isi pikiran :
Waham, preokupasi, obsesi, kompulsi
VI Sensorium dan Kognitif
A. Kewaspadaan dan tingkat kesadaran
Apakah pasien mampu mempertahankan
perhatiannya terhadap stimulus dari luar
atau perilaku yang diarahkan oleh tujuan.
Tingkat kesadaran pasien adalah
pengaburan, somnolen, stupor, letargi,
kewaspadaan.
B. Orientasi ( waktu, tempat, dan orang )
C. Daya ingat
Daya ingat jarak jauh ( remote memory)
Daya ingat masa lalu yang belum lama ( recent
past memory )
Daya ingat yang baru saja ( recent memory )
Penyimpanan dan daya ingat segera (
immediate retention dan recall memory )
D. Konsentrasi dan perhatian
Gangguan kognitif, kecemasan, depresi, stimuli
internal ( halusinasi dengar )
E. Kemampuan visuospasial
Pasien mencontoh suatu gambar contoh jam atau
segilima yang berpotongan
F. Berpikir Abstrak
Kemampuan pasien untuk berhadapan dengan
konsep. Contoh : pasoen dapat menjelaskan
perbedaan antara buah apel dengan buah pir
VII Pengendalian impuls
Apakah pasien mampu untuk mengendalikan
impuls seksual, agresif dan impuls lainnya.
Untuk memastikan kesadaran pasien tentang
perilaku yang sesuai secara sosial atau
kemungkinan bahaya pasien bagi dirinya
sendiri atau orang lain.
VIII Pertimbangan dan Tilikan
Pertimbangan :
Apakah pasien dapat mengerti kemungkinan
akibat dari perilakunya.
Apakah pasien dapat memperkirakan apa yang
akan dilakukannya pada suatu situasi.
Tilikan :
Derajat kesadaran dan pengertian pasien bahwa
mereka sakit
IX Reliabilitas
Suatu perkiraan dokter psikiatri pada
kebenaran dan kejujuran pasien.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTAN
A. Pemeriksaan fisik umum
B. Pemeriksaan neurologis
C. Wawancara psikiatrik diagnostik lanjutan
D. Wawancara dengan anggota keluarga, teman,
atau tetangga oleh pekerja sosial
E. Test psikologis, neurologis atau laboratorium
sesuai indikasi
Temuan positif dan negatif
Ringkasan dari gejala mental data riwayat,
temuan medis dan laboratorium serta hasil
test psikologis dan neurologis jika ada.
Diagnosis
DSM IV menggunakan suatu skema klasifikasi multi
axial :
Axis I : semua sindrome klinis dan kondisi lain yang
mungkin merupakan pusat perhatian klinis
Axis II : gangguan kepribadian dan retardasi mental
Axis III : penyakit medis
Axis IV : masalah psikologis dan lingkungan yang
relevan dengan penyakit
Axis V : penilaian global fungsi yang ditunjukan pasoen
selama wawancara
Prognosis
suatu pendapat tentang kemungkinan
perjalanan segera dan dimasa datang, tingkat,
dan akibat gangguan. Faktor prognosis yang
baik dan buruk, seperti yang telah diketahui
dan dituliskan.
POHON DIAGNOSIS
Pasien Datang
07/10/2018 30
DD/ Psikosis Organik akut dan Psikosis Fungsional
07/10/2018 31
Gangguan Jiwa
Terbagi dalam 2 kelompok besar :
Kelompok gangguan jiwa Psikosis ( ggg jiwa berat )
Kelompok ggg jiwa Non Psikosis
Psikosis
St. Ggg dgn hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) dgn
terganggunya pada
Hidup Perasaan ( Afek dan Emosi )
Proses Berpikir
Psikomotor, dan
Kemauan sedemikian rupa sehingga tidak sesuai
dgn kenyataan lagi atau
Semua kondisi tentang terdapatnya hendaya (impairment) berat
dalam kemampuan daya nilai realitas (PPDGJ II)
07/10/2018 32
B. PERBEDAAN PSIKOSIS DGN NEUROSIS
5. resiko sosial Perilaku penderita dapat Perilaku penderita jarang atau tidak
membahayakan orang lain dan diri membahayakan orang lain dan diri
sendiri. sendiri.
07/10/2018 34
Dengan perkataan lain, Psikosis ditandai oleh :
07/10/2018 35
Angka Kejadian ( Insidensi ) dan Kesakitan ( Morbiditas )
Gangguan Jiwa di Indonesia :
Psikosis Fungsional 4%
Skizofrenia 0,2% - 0,8 %
Sindrom Otak Organik Akut 0,5%
Sindrom Otak Organik Menahun 1%
Retardasi Mental 2%
Neurosis 5%
Psikosomatis 5%
Gangguan Kepribadian 1%
Ketergantungan Obat ?
07/10/2018 36
Penyebab Umum Gangguan Jiwa :
• Somatogenik : di Badan
• Psikogenik : di Psike
• Sosiogenik : di Lingkungan Sosial
• Kultural : tekanan Kebudayaan
• Spiritual : tekanan Keagamaan
07/10/2018 37
Diagnosis ditegakkan mencakup aspek2 Biogenik –
Psikogenik – Sosiogenik – Cultural- Spiritual
07/10/2018 38
Faktor Somatogenik :
Gangguan bisa terjadi pada :
Neuroanatomi
Neurofisiologi
Neurokimia
Tingkat kematangan dan perkembangan organik
Faktor2 pre dan peri-natal
07/10/2018 40
Faktor Sosio-budaya :
07/10/2018 41
Kelompok Gangguan Jiwa Non Psikosis
1. Gangguan Neurosis
2. Gangguan Kepribadian
3. Gangguan Psikoseksual
4. Gangguan Penyesuaian
5. Gangguan Stres Pasca Trauma
6. Gangguan Pengendalian impuls
7. Faktor Psikologik yang mempengaruhi kondisi fisik
8. Gangguan Buatan
9. Gangguan Penggunaan Zat
10. Fenomena dan Sindrom yg berkaitan dengan faktor Sosial
budaya di Indonesia
07/10/2018 42
Kelompok gangguan jiwa Psikosis dibagi :
1. Psikosis Organik
2. Psikosis Non-Organik
Psikosis Organik :
Akut : Delirium
Kronik : Dementia
Psikosis Non-Organik :
Skizofrenia
Gangguan Afektif
Gangguan Waham
Gangguan Psikosis Fungsional Akut
07/10/2018 43
Psikosis Skizofrenia
• Onset ( awitan ) dpt mendadak / per-lahan2
– Sering antara usia 15 – 25 tahun
– Sering didahului dgn gej. Prodromal/fase pra-psikotik dgn meningkat
nya gej. Negatif yg diikuti fase psikotik yg jelas dgn gej. Positif
• Gej. Negatif :
– Apatis
– Respons terhadap stimulus lamban
– Psikomotor melambat
– Senang menyendiri/kurang mau bergaul, isolasi sosial
– Emosi yg datar/ blunted afect
– Tidak ada motivasi dan energi
– Kehilangan minat dan kesenangan dlm aktivitas
– Miskin ide dan kurang bicara
– Pada fase prodromal dan kasus kronis / residual gej. Negatif menjd lbh
menonjol
07/10/2018 44
Gej. Positif
- Distorsi persepsi halusinasi: dengar; lihat; hidu; kecap; raba.
Detereorasi :
• Kemunduran fungsi sosial dan fungsi pekerjaan
• Lalai dalam mengurus diri ;
• Mengabaikan tanggung jawab;
• Tanpa motivasi;
• Gej. Negatif yg berat
07/10/2018 46
SKIZOFRENIA
Schizos : pecah belah, Phren : jiwa
Batasan
Skizofrenia : yaitu sekelompok gangguan psikosis fungsional
yg ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yg mendasar
dan khas, afek yg tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yg
jernih & kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara,
walaupun kemunduran kognitif ttt dpt berkembang
kemudian.
Insiden : 0,2 % - 0,8 % / tahun
Pria : wanita : 1 : 1
Onset : Pria : 15 – 25 tahun ; wanita : 25 – 35 tahun
Patogenesis
1. Teori Somatogenik
2. Teori Psikogenik
3. Teori Sosiogenik
07/10/2018 47
Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :
A. Teori Somatogenik
1. Gangguan Endokrin, karena sering terjadi pada saat pubertas;
waktu kehamilan; waktu klimakterium tak terbukti
2. Gangguan Metabolisme : karena penderita tampak pucat/ tidak
sehat; ujung ekstremitas agak sianotik; nafsu makan kurtang dan
berat badan turun tidak mendapat dukungan
Pada Skizofrenia terjadi pengurangan volume :
Kortek Frontalis
Thalamus
Hippokampus
Korteks Temporalis Superior
07/10/2018 48
A. Teori Somatogenik lanjutan......
• Penambahan volume :
– Ventrikel III dan Ventrikel Lateralis
– Basal Ganglia ( pada Px yg diterapi Neuroleptika)
• Sistem Limbik :
– Pengurangan ukuran girus2 Amygdala ; Hippokampus ;
Parahippokampus
– Transmisi abnormal dari Glutamat di Hippokampus
– Fungsi neuron2 di hippokampus mengalami disorganisasi
• Pengurangan densitas neuron di daerah :
– Korteks frontalis
– Thalamus
– Girus Cinguli
07/10/2018 49
• Hipotesa Dopamin
– Gangguan Skizofrenia diakibatkan oleh hiperaktivitas DA
(Dopaminergik). Hal ini diterangkan dari kerja obat antipsiko tika yang
memblok reseptor DAnergik dan kokain serta amfe tamin (memp. Efek
meningkatkan aktivitas DAergik) yg mem beri efek psikotomimetika
– Pada Px Skizofrenia densitas reseptor D2 meningkat pada Striatum dan
Nukleus Akumbens
– Pada Px Skizofrenia terjadi penurunan jumlah neuron GABAer gik di
Hippocampus (GABA terlibat dalam regulasi DA)
– Penurunan aktivitas GABA mengakibatkan hiperaktif neuron2 DAergik
07/10/2018 50
• Hipotesa Glutamat :
– Terjadi peningkatan reseptor Glutamat di
daerah Korteks Frontal dan Hippokampus
– Pemberian kombinasi Glysin ( bekerja pada
reseptor Glutamat) dan antipsikotika
memperbaiki gejala2 positif dan gejala2 negatif
serta fungsi kognitif Px Skizofrenia.
07/10/2018 51
Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia : lanjutan
B. Teori Psikogenik
1. Teori Adolf Meyer : suatu reaksi yg salah/maladaptasi,
shg timbul st disorganisasi kepribadian, lama kelamaan
org tsb menjauhkan diri dari kenyataan
2. Teori Sigmund Freud : kelemahan ego karena penyebb
psikogenik atau somatogenik, superego dikesampingkan
dan tak bertenaga, Id berkuasa dan terjd st regresi ke fase
narsisisme, individu kehilangan kapasitas utk transferensi.
3. Teori Eugen Bleuler : Memberi istilah “ Skizofrenia” =
Jiwa yang terpecah belah = adanya keretakan /disharmoni
antara proses berpikir; perasaan dan perbuatan. Bleuler
membagi gejala2 Skizofrenia menjadi 2 kelompok
07/10/2018 52
Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :
Gejala 2 Skizofrenia menurut Bleuler :
1. Gejala2 Primer :
1. Ggg proses pikir ( Asosiasi)
2. Ggg emosi (Afek)
3. Ggg kemauan (Ambivalen))
4. Autisme
2. Gejala2 Sekunder :
1. Waham
2. Halusinasi
3. Gejala Katatonik atau gangguan psikomotor lainnya.
07/10/2018 53
• Bleuler menganggap gej. Primer merup. Manifestasi peny.
Badaniah, sedang gej2 sekunder merup. Manifestasi dari
usaha Px menyesuaikan diri thdp ggg primer. Sehingga
Gej2 sekunder sec psikolgis dapat dimengerti
• Diagnosis Skizofrenia sudah boleh ditegakkan bila terdapat
gangguan2 primer dan disharmoni pada unsur2
kepribadian
07/10/2018 54
5. Kurt Schneider : 11 gejala ranking pertama ( First Rank
Symptoms ). Diagnosis Skizofrenia sudah dapat ditegakkan
bila didapatkan 1 gejala dari kelompok A dan 1 gejala dari
kelompok B ( Kesadaran tidak menurun )
A. Halusinasi dengar :
1. Pikiran dapat didengar sendiri
2. Suara2 yg sedang bertengkar
3. Suara2 yg mengomentari perilaku Px
B. Gangguan batas Ego :
4. Tubuh dan gerakan2 Px dipengaruhi kekuatan dari luar
5. Pikirannya disedot keluar
6. Pikuirannya dipengaruhi oleh orang lain atau pikiran
nya itu dimasukkan ke dalamnya oleh orang lain.
07/10/2018 55
7. Pikirannya diketahui oleh orang lain/ disiarkan
keluar secara umum
8. Perasaannya dibuat oleh orang lain
9. kemauannya /tindakannya dipengaruhi oleh orang lain
10.Dorongannya dikuasai orang lain
11. Persepsi yang dipengaruhi oleh waham
07/10/2018 56
Gejala Skizofrenia
Meliputi gejala-gejala :
– Insight / Sense of Self / Kesadaran terganggu
– Berbahasa dan komunikasi : Ass. Longgar, Inkoherensi, Sirkumstansial,
Neologisme, miskin ide/isi bicara
– Isi pikiran : tidak logis, distorsi pikiran, Waham
– Persepsi : Halusinasi perintah/komentar/kritik/ diskusi, Ilusi dll
– Mood/Afek : tidak serasi, labil, tumpul dll
– Kemauan : ADL, tanggung jawab, hobi menurun
– Hubungan dengan dunia luar : Menarik diri menjadi egosentrik, fantasi/ide
tak logis, autistik
– Perilaku motorik : Stupor katatonik, fleksibilitas serea, katalepsi, furor
katatonik, gaduh gelisah, agresif(katatonia agitasi )
–
• Gejala Positif ( CROW 1980) : disebabkan gangguan
regulasi Dopamin, onset akut, potensial reversibel. Berupa
Halusinasi, Waham, gangguan Proses Pikir, Perilaku aneh
• Gejala Negatif (Crow 1980 ): Disebabkan abnormalitas
struktur otak, dengan gejala Mood/ Suasana perasaan tumpul,
Anhedonia, Kemauan menurun, miskin Ide dan Proses
Berpikir (alogia), senang Menyendiri, Apati, Isolasi sosial,
Kemauan menurun.
07/10/2018 58
Pemeriksaan dan Diagnosis
Meliputi:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik & Psikiatrik
3. Kunjungan rumah /sekolah/ tempat kerja
Ad.1. Terdiri dari Heteroanamnesis dan Autoanamnesis
Ad.2. Meliputi pemeriksaan :
- Somatik : Internistik, Nerologik, Laboratorium.
- Psikiatrik : Termasuk Wawancara ( Auto/Heteroanam
nesis), Observasi dan evaluasi Psikologik
Ad. 3. Untuk memperoleh data tambahan guna membantu
menegakkan diagnosis.
07/10/2018 59
Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III :
Adanya 1 gejala gej. Skizofrenia :
» Thought Insertion; Thought Echo; Thought
Broadcasting; Thought Withdrawal
» Delusion of Control; Delusion of Pasivity;
Delutional Perception; Delusion of Influence
» Halusinasi auditorik : mengomentari dirinya;
mendiskusikan dirinya; suara dari salah satu
bagian tubuhnya
» Waham2 menetap yg tak sesuai budaya setempat
07/10/2018 60
Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III : lanjutan......
Minimal 2 gejala gejala Skizofenia :
Halusinasi jenis apapun yang menetap
Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan
berakibat Inkoheren; Neologisme
Perilaku Katatonik stupor/ furor
Gejala-gejala negatif : Apatis; gerak motorik yg lamban;
Bicara jarang/Kemiskinan isi pikiran; blunted affect
/afek yang tumpul; Menarik diri / Isolasi sosial
Berlangsung paling sedikit 1 bulan atau lebih
Adanya Deteriorasi Aspek perilaku pribadi sehingga mengganggu
fungsi pekerjaan maupun fungsi sosialnya, karena hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, penarikan diri secara
sosial.
07/10/2018 61
Sub tipe Skizofrenia:
Hebefrenik : Ggg di PB, gigling, silly, childish
Paranoid : Waham kejar, curiga
Katatonik : Ggg Psikomotor : stupor atau furor
Simpleks : Ggg Kemauan
Undifferentiated : Tidak terinci/khas, banyak gejala menonjol
Residual : Gejala sisa / Negative symptom
lainnya
07/10/2018 62
Diagnosis banding :
1. Gangguan Mental Organik
2. Gangguan Mental & Perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif
3. Gangguan Afektif Berat
4. Gangguan Obsesif- Kompulsif
5. Retardasi Mental
Penyulit :
1. Bunuh diri/melukai diri/mutilasi
2. Membunuh/melukai orang lain
3. Menelantarkan diri
07/10/2018 63
Prognosis
Prognosis skizofrenia tgt pada:
07/10/2018 64
Penatalaksanaan
• Prinsip : Holistik Somatoterapi; Psikoterapi/edukatif,
manipulasi lingkungan.
• Jelaskan perilaku aneh tsb adalah gej. ggg jiwa, bukan
kemasukan roh / jin, perlu diobatkan ke sarana kesehatan
• Libatkan Pasien dlm pekerjaan dan kegiatan se-hari2 ( apabila
sudah mampu ), jgn dikritik/disudutkan/dilecehkan/dikucilkan.
• Kurangi stres pd pasien, kita hrs mengerti bahwa perilaku
pasien merup. Gej. ggg jiwa, jgn dikonfrontasi / argumentasi
• Bl sangat gelisah dan menggg lingkungan dan membahayakan
diri sendiri, sebaiknya MRSJ.
07/10/2018 66
1. Somatoterapi
• Perbaiki keadaan umum
• Pemberian antipsikotik dan monitoring efek samping
• Neuroleptik tipikal/ konvensional
– Dosis besar efektif rendah : Chlorpromazine,
Promazine, Thioridazine.
– Dosis kecil efektif tinggi : Haloperidol,
Trifluoperazine, Flufenazine
– Preparat depo : Flufenazine decanoat 25mg/4
minggu, Haloperidol decanoat 50 mg/3-4
minggu im
07/10/2018 67
• Neuroleptik atipikal / novel
– SDAs: Serotonin-Dopamine antagonis: Risperidon;
Paliperidon; Olanzapin; Quetiapin; Zotepin
– DPAs : Dopamin Partial Agonist : Aripiprazol; amisulpride
– SPAs : Serot.Partial Agonist :
» SPA + SDA : Clozapin; Quetiapin;
Ziprasidone
» SDA+ DPA + SPA : Aripiprazol
» DPA + SPA : Bifeprunox
– MARTA : Multi Acting Receptor Targeted
Agent : Clozapine, Olanzapine, Quetiapine
• Terapi elektrokonvulsi/kejang listrik: utk Stupor/ Furor kat.
07/10/2018 68
Antipsychotic Therapies
Haloperidol
Chlorpromazine Clozapine Risperidone
Fluphenazine
Olanzapine
Thioridazine
Quetiapine
Loxapine
Ziprasidone
Perphenazine
Aripiprazole
Trifluoperazine
Paliperidone
Thiothixene
Asenapine
Iloperidone
Lurasidone
Medikasi
• Antipsikotika dimulai dgn dosis rendah ditingkatkan berta
hap/ start low go slow : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau
Chlorpromazine 2-3 X 100 – 200 mg , Risperidon 2 X 1-2-3
mg/hari, Quetiapine, Olanzapine, Aripiprazol, Paliperidon,
Clozapine dll
• Pasien tidak patuh minum obat injeksi Depo : Haldol
Decanoat 50 mg atau Modecate 25 mg1ampul/bulan
• Hrs berobat rutin tiap bulan.
• Bebrp efek samping : EPS; BB >>; Neuroleptic Malignan
Syndrome; tidur >>; tekanan darah turun ( sering pusing );
menstruasi terganggu ( bagi Px wanita usia produktif ).
07/10/2018 70
Obat Anti Psikotika
Antipsikotik tipikal :
Chlorpromazine : 25, 100mg, 200-800 mg/hari oral, 25 mg/x im
Haloperidol : 0,5, 1,5, 5 mg,1,5-15 mg/hari oral, 50 mg/3minggu im
Trifluoperazine : 1, 5 mg, 10 – 15 mg/hari oral
Thioridazine : 50, 100 mg, 150 – 600 mg/hari oral
Pimozide : 1, 4 mg, 1 – 4 mg/hari oral
Antipsikotik atipikal
Clozapine : 25, 100 mg, 25 – 900 mghari oral
Olanzapine : 5, 10 mg, 5 – 20 mg/hari oral,
Quetiapine : 50, 100, 200, 300 mg, 150 -600 mg/hari oral
Risperidon : 1, 2, 3 mg, 1 – 6 mg/hari oral
Aripiprazol : 5, 10, 15 mg, 5 – 30 mg/oral, 9,75 mg/x im
07/10/2018 71
Monitor efek samping obat antipsikotika :
07/10/2018 72
Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome :
• Parkinsonisme :
– Turunkan dosis anti psikotika
– Pertimbangkan ganti dengan antipsikotika lain, mis.: dari haloperidol ke
klorpromazin
– Pertimbangkan pemberian antikholinergik : Triheksifenidil 2-3 X 2 mg oral.
Bila akut, hebat dan mengakibatkan disabilitas diatasi dengan Benzodiazepin /
Diazepam 10 mg im atau Difenhidramin 2ml im, Sulfas Atropin 1-2 ampul im.
Perhatikan efek samping antikholinergik berupa : sedasi; konfusi; ggg memori
t.u pada usia lanjut.
• Akatisia diatasi dengan pengurangan dosis Antipsikotika atau dengan Beta blocker
07/10/2018 73
Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome : lanjutan ..
07/10/2018 74
Penatalaksanaan lanjutan......
2. Psikoterapi :
Px : untuk memperkuat fungsi ego
Agar Px dapat bersosialisasi
3. Manipulasi lingkungan / Psikoedukatif
Keluarga/Lingkungan memahami dan menerima keadaan Px
Membimbing Px dalam kehidupan sehari-hari, memberi
kesibukan atau pekerjaan
Komunikasi di antara keluarga dan Px lebih baik
Mengawasi minum obat secara teratur dan membawa Px
kontrol teratur pada waktunya.
Kesembuhan Px Skizofrenia :
1. Kesembuhan total ( total recovery )
2. Kesembuhan sosial ( social recovery )
3. Keadaan kronis yang stabil ( stable chronicity )
4. Terjadi deteriorasi
07/10/2018 75
Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik, ed 1996.
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins
Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review;
Cambridge University Press, 2009
07/10/2018 76
SEKIAN
TERIMA KASIH
07/10/2018 77
PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA
Gangguan Psikotik Akut & Sementara
07/10/2018 80
Pemeriksaan dan Diagnosis
• Melalui Autoanamnesis; Heteroanamnesis; Pemeriksaan fisik
dan mental
• Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ III :
1. Onset yang akut, dalam 2 minggu atau kurang gejala psikotik
menjadi nyata dan mengganggu aspek2 kehidupan dan pekerja
an; tidak termasuk periode prodromal yg gejalanya tidak jelas
2. Sindrom yang khas polimorfik atau mirip gejala skizofrenia
yang khas
3. Tidak selalu ada stres akut yang berkaitan, sehingga
dicirikan oleh penyerta stres akut dan tanpa penyerta stres akut
4. Tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
5. Tidak memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif
6. Tidak ada penyebab organik.
07/10/2018 81
Jenis-jenis Gangguan Psikotik Akut dan Sementara :
1. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia
2. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dgn Gejala Skizofrenia
3. GangguanPsikotik lir-Skizofrenia Akut
4. Gangguan Psikotik lainnya dengan Predominan Waham
5. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara lainnya
6. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Yang Tak Ditentukan
Diagnosis Banding
1. Gangguan Afektif episode Mania
2. Gangguan Afektif episode Depresi
3. Skizofrenia
4. Gangguan Waham
07/10/2018 82
Penyulit
• Gangguan Psikotuk Akut dan Sementara akan mengalami
1. Sembuh sempurna dalam beberapa hari/minggu/ 2-3 bulan
2. Menetap dan menjadi :
1. Skizofrenia
2. Gangguan Waham menetap
3. Gangguan Psikotik non Organik lainnya
07/10/2018 83
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Px Psikosis akut pada dasarnya sama
seperti pada Px Skizofrenia
Jelaskan kpd keluarga perilaku aneh pasien adlh gej. ggg jiwa, bukan
krn kemasukan roh / jin, diggg mahluk halus dll, tapi perlu diobatkan
Sebaiknya di MRSJkan
Beri ketenangan pasien dgn selalu mendampinginya; penuhi
kebutuhan dasarnya; hati2 agar pasien tidak mengalami cedera akibat
perilakunya
Kurangi stres dan stimulasi
Hindari berargumentasi dengan pikiran psikosis pasien
Hindari berkonfrontasi atau mengkritik perilaku pasien
kecuali itu membahayakan pasien sendiri
07/10/2018 84
Medikasi :
Antipsikotika : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau
Chlorpromazine 2-3 X 100-200 mg/hari, upayakan dimulai dari
dosis kecil kmd ditingkatkan bila belum tampak efeknya
Kadang dibutuhkan Antianxietas apabila disertai agitasi akut
seperti Lorazepam 2-3 X 0,5-2 mg/hari ( sementara saja, pem
berian tidak lebih dari 3 bulan, krn bahaya ketergantungan )
Pemberian Antipsikotika dilanjutkan sekurang-kurangnya 3-6
bulan setelah bebas gejala
Psikoterapi :
Membantu Px mengatasi krisis / konfliknya
07/10/2018 85
Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik, ed 1996.
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins
Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review;
Cambridge University Press, 2009
07/10/2018 86
SEKIAN
TERIMA KASIH
07/10/2018 87
PSIKOSIS POST PARTUM
Psikosis Post Partum(Pasca Persalinan)
• Psikosis Pasca Persalinan termasuk jarang dan dpt merup.
Ggg mood dan afek(tersering) atau Psikosis Fungsional
lain maupun Ggg yg mirip mental organik pasca persalinan
• DSM-IV-TR : Gejala psikosis yg timbul dlm 4 minggu
pasca persalinan tanpa gejala mood dan afek digolongkan
Ggg Psikosis Akut dgn onset postpartum, bila ggg
melebihi 1 bulan diagnosis dipertimbangkan sbg
Skizofreniform
• Psikosis post partum yg timbul bersamaan dgn gejala
mood diD/ sebagai ggg mood onset postpartum
• Epidemiologi
• 20 – 40% ibu dengan kehamilan normal mengalami ggg
emosional atau disfungsi kognitif atau keduanya pd
periode awal pasca persalinan yg disebut Postpartum blues
• Psikosis post partum terjadi sekitar 1-2 per 1000 persalinan
89
Faktor resiko
• Pernah mengalami psikosis post partum sebelumnya (70%)
• Premigravida; tanpa pernikahan; seksio cesarea; riwayat
ggg psikosis dlm keluarga; fetal distress; kelainan anak(
Ke lainan neurologik; sianosis; polisitemia neonatal;
thrombo sitopenia )
Etiologi
• Belum diketahui dengan pasti
• Perubahan hormonal pasca persalinan mungkin memegang
peranan, Seperti Penurunan estrogen/progresteron yg tiba2
dan cepat, demikian pula dengan perubahan kadar kortisol
darah dan hormon thiroid karena terjadinya ggg pada HPA
Aksis
•
90
Diagnosis dan gambaran klinik
• DSM IV TR mengenal diagnosis Psikosis Post Partum sbg diag
nosis Ggg Mood (296.2x); Ggg Psikosis Akut (298.8); Ggg
Psikosis Not Otherwise Specified ( NOS) bila onset gejalanya
timbul dalam 4 minggu setelah persalinan
• Gej. prodromal berupa : insomnia; kelelahan; kesedihan;
iritabel; emosi labil gej. psikosis dpt timbul sec. Dramatis dan
tiba2.
• Px Post partum dgn gej. Ggg Mood, gej. psikosisnya bisa di
sertai halusin.dengar, waham nihilistik/kebesaran/bersalah
• Wanita penderita Skizofrenia dalam Masa nifas dpt disertai
hal.dengar; agitasi; waham kejar/dikendalikan; ggg proses
berpikir; disorientasi dan kebingungan mirip delirium, kesu
litan mempertahankan perhatian; recent memory buruk; ka dang
terdpt waham bayinya dikendalikan “setan”; membawa “sial”
dll
91
ICD X- PPDGJ III
92
F53 Ggg Mental dan Perilaku yg berhubungan dgn
Masa Nifas YTK lanjutan..
F53.0 Ggg Mental dan Perilaku Ringan yang berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
– Termasuk Post Partum Depression YTT
F53.1 Ggg Mental dan Perilaku Berat yang berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
– Termasuk Psikosis masa nifas YTT
F53.8 Ggg Mental dan Perilaku lainnya yg berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
F53.9 Gangguan Jiwa Masa Nifas YTT
93
Prognosis
• Prognosis baik
• Namun terjadinya relaps cukup sering
• Psikosis Post Partum sering kali memberi pengaruh terhadap
hubungan ibu dan anak, perkembangan anak; kekerasan / pene
lantaran kepada anak; bahkan bisa terjadi infanticide
Pengobatan
• Anti depresan untuk Px dengan Ggg Mood dan Afek, kalau
perlu terapi kejang listrik
• Anti manik Lithium karbonat utk kasus Ggg manik
• Antipsikotika tipikal / atipikal untuk kasus Psikosis fungsional
spt Skizofrenia; Psikosis akut
• untuk ibu menyusui obat2 diatas sebaiknya tidak diberikan
94
Kepustakaan
American Psychiatric Association; 2000; Diagnostic
Criteria from DSM-IV-TR; Washington, DC
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins
95