Anda di halaman 1dari 35

MENGGAMBAR

BANGUNAN GEDUNG
MODUL MENGGAMBAR KONTRUKSI
A. DASAR-DASAR KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Secara umu
m, proyek konstruksi dibagi atas :

1 Proyek bangunan perumahan/pemukiman (residential Construction),


2 Konstruksi bangunan gedung (building construction),
3 Proyek Konstruksi Teknik Sipil (heavy engineering construction): gedung, jalan, jembatan,

bangunan air.
4 Konstruksi Bangunan Industri (industrial construction)

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan te
mpat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah da
n/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hu
nian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, m
aupun kegiatan khusus
Menurut susunannya pembagian ba
ngunan gedung dibagi menjadi:
Bangunan bawah (Under/Sub structure)
bagian-bagian yang terletak di bawah muka l
antai yang ada dalam tanah

Bagian atas (Upper structure)


bagian-bagian yang ada di atasnya seperti te
mbok, kolom, jendela, ring balok dan rangka ata
p
Membaca Gambar Kontruksi Gedung
Gambar dibagi beberapa macam

Gambar Arsitek Gambar Konstruksi


gambar deskriptif dari imajinasi pemilik gambar yang detail untuk memulai
proyek dan visualisasi desain imajinasi pembangunan
tersebut oleh arsitek

Gambar Perencanaan Shop Drawing


gambar yang dihasilkan dari perencana adalah gambar yang berisi detail tentang
struktur, mekanikal, dan elektrikal ukuran-ukuran dari yang bersifat makro
hingga mikro, juga berisi spesifikasi
material, dan detail lainnya

Gambar Tender As Built Drawing


gambar yang bersifat mengikat dengan gambar bangunan yang telah selesai
kontrak dan acuan terhadap dikerjakan
perhitungan volume pekerjaan
Standar garis

Standarisasi
Gambar Simbol dan notasi

Kontruksi
Skala gambar

Satuan Sistem Internasional (SI)

Format dan tata letak gambar


Gambar Arsitektur
gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek
Gambar Denah
Denah berasal dari kata latin “planum” yang berarti “dasar”. Lebih jauh diartikan sebagai
lantai atau tempat dimana kita berpijak. Gambar denah sebenarnya adalah gambar
potongan suatu bangunan dalam bidang datar dengan ketinggian antara ±80-100 cm di
atas lantai normal (lantai yang mempunyai ketinggian dari titik duga ±0.00).
Gambar Potongan
Gambar potongan adalah gambar bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal dan
posisinya diambil pada tempat tempat tertentu, terutama adalah duga lantai yang negatip
(turun).
Gambar Tampak
Gambar proyeksi orthogonal, sehingga secara grafis terlihat sebagai gambar dua dimensi
yang datar. Gambar tampak terdiri atas 4 (empat) sisi pandang, yaitu tampak muka,
samping kiri, samping kanan, dan belakang
Gambar Rencana
Gambar denah, potongan, dan tampak biasanya disatukan dalam satu kertas gambar sebagai
satu kesatuan dari gambar rencana bangunan. Gambar rencana merupakan gambar penempatan
komponen-komponen struktur dan konstruksi dari sebuah bangunan. Gambar rencana biasanya
menggunakan skala 1 : 100 atau 1 : 50 sesuai besaran gambar dan kertas yang digunakan.
Rencanal Kontruksi
Pondasi

Dalam gambar rencana pondasi yang harus tersaji:

1. Ukuran jarak antara dinding dalam meter.


2. Ukuran kolom dalam cm.
3. Ukuran lebar atas/bawah pondasi dalam cm.
4. Ukuran balok sloof dalam cm
5. Tempat-tempat potongan untuk penampang yang
akan dibuatkan gambar penjelas diberi tanda dengan
nomor atau juga dengan tanda huruf.
6. Skala yang dipakai umumnya 1 : 100.
7. Posisi/gambar pondasi lain (jika ada).
Gambar Detail Kontruksi
Gambar detail konstruksi merupakan gambar gambar penjelas suatu konstruksi tertentu yang diperlukan.
Gambar penjelas biasanya menyangkut tentang ukuran lubang dan cowakan serta penempatan
konstruksinya. Dan bilamana bentuk konstruksinya cukup sulit untuk dimengerti dengan gambar
aksometrik maka perlu juga digambarkan secara gambar isometrik atau proyeksi miring.
Detail Kontruksi
Pondasi

Dalam gambar potongan/penampang pondasi


batu kali yang harus tersaji:

1. Notasi bahan.
2. Ukuran-ukuran (tinggi dan lebar) dari
penampang galian dan bahan.
a. Lebar galian tanah bagian atas dan bawah
serta tingginya (kemiringan).
b. Tebal dinding dan ketinggian pasangan kedap
air.
c. Tinggi dan lebar balok sloof.
d. Lebar pondasi bagian atas dan bawah.
e. Lebar dan tinggi batu kosongan/aanstamping.
f. Lebar dan tinggi pasir urug bawah pondasi.
g. Posisi lantai dan lapisan pendukungnya.
3. Nama bahan dan campuran.
4. Kolom beton atau pondasi lain (jika ada).
5. Skala yang dipakai umumnya 1:20.
Detail Kontruksi Lantai
dari Keramik

Pemasangan keramik/ubin/parket tergantung


dari bentuk ruangan dan tata letak lubang
pintunya. Untuk mendapatkan pemasangan ubin
yang baik harus diperhatikan perencanaan secara
menyeluruh untuk pasangan ubin semua ruangan
yang berkaitan.

Dibuat demikian untuk mendapatkan kesan


bahwa setiap ruangan seolah-olah tidak berdiri
sendiri. Dan kebiasaannya perencanaan
pemasangan keramik atau ubin berpedoman
pada pintu utama. Dan bila mana rumah
bertingkat maka pemasangannya selain
berpedoman pintu utama juga harus
memperhatikan arah yang ke anak tangga,
karena akan berkaitan dengan pemasangan
lantai atas.
Detail Kontruksi
Dinding Bata

Dalam pemasangan ketebalan dinding ada


beberapa istilah yang dipakai:

1 ½ bata, merupakan ketebalan dinding yang


sekarang banyak digunakan. Sebagai acuan
pasangan ½ bata adalah lebar bata.
 ¾ bata, merupakan ketebalan dinding yang
mengunakan lebar bata (1/2) dan tebal bata
sebagai acuan (1/4).
2 1 bata, merupakan ketebalan dinding yang
menggunakan panjang bata sebagai acuan.
3 Ukuran yang lain mengikuti acuan tebal, lebar,
dan panjang selanjutnya.
Detail Kontruksi Dalam menggambar konstruksi pasangan dinding bata yang harus diperhatikan:
Dinding Bata  Siar tegak sebaiknya tidak dalam satu garis (setiap lapis berselang seling).
 Pergunakan notasi untuk bata sesuai ukurannya pada pasangan kepala dan persilangan.
 Model pasangan. (½ bata, ¾ bata, atau 1 bata).
Detail Kontruksi
Kusen Pintu

Dalam gambar potongan/penampang Kusen


yang harus tersaji:
1. Desain Rangka Kusen
2. Derail Penghubung
3. Garis Potongan untuk gambar potongan
4. Ukuran Vertikal
5. Ukuran Horizontal
6. Perletakan Kaca
7. Keterangan Bahan
Detail Kontruksi
Plafond

Untuk dapat menetapkan pola dari langit-


langit maka perlu memperhatikan:
1. Bentuk dari ruangannya akan
mempengaruhi pola yang digunakan
Bahan yang digunakan sebagai penutup
dapat asbes, triplek ataupun jenis lainya.
2. Tinggi rendahnya penutup.
3. Menggunakan lis atau tidak.
4. Pembagian jalur penutup langit-langit
menggunakan modul 100 x 100 cm , 60 x
60 cm atau 60 x 80 cm.
Detail Kontruksi
Atap

Atap merupakan perlindungan terhadap


ruangan yang ada dibawahnya, yaitu
terhadap panas, hujan, angin, binatang
buas dan keamanan lainnya.

Besarnya kemiringan atap tergantung dari


pada bahan yang dipakainya misalnya :

a. Genteng biasa miring 30° - 35°


b. Genten istimewa miring 25° - 30°
c. Sirap miring 25° - 40°
d. Alang-alang / umbia miring 40°
e. Seng miring 20° - 25°
f. Semen asbes gelombang miring 15° - 25°
g. Beton miring 01° - 02°
h. Kaca miring 10° - 20°
GAMBAR STRUKTURAL
Gambar-gambar struktur adalah gambar-gambar yang disiapkan oleh perencana struktur yang mencakup secara lengkap
catatan-catatan dan informasi penting dalam bentuk yang dapat ditafsirkan tepat dan akurat agar dapat diaplilasikan di
lapangan.
Menggambar
Tulangan Struktur
pada beton
bertulang
Dalam proyek konstruksi terutama Gedung,
banyak kita jumpai detail- detail perencanaan
yang berupa detail penulangan, panjang
penjangkaran, bengkokan, kait, sambunga
(joint), yang semuanya harus akurat untuk
menjamin kekuatan struktur.
Kait Standar
Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Bengkokan 180° ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari 60 mm, pada ujung bebas kait.
2) Bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6db, tapi tidak kurang dari 75 mm, pada ujung bebas kait.
3) Bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait.
Kait Pengikat Sengkang
Ketentuan untuk sengkang dan kait pengikat adalah sebagai berikut :
1) Batang D-8 sampai D-25 bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6ds atau tidak kurang dari 75 mm pada ujung bebas kait.
2) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 6ds pada ujung bebas kait.
3) Batang D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12ds pada ujung bebas kait.
Diameter Bengkokan Minimum

Diameter untuk bengkokan minimum tulangan harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam


batang tulangan tidak boleh kurang dari nilai dalam
Tabel 2.2. Ketentuan ini tidak berlaku untuk sengkang
dan sengkang ikat dengan ukuran D-10 hingga D-16.

2) Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang dan


sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db untuk batang
D-16 dan yang lebih kecil. Untuk batang yang lebih
besar daripada D-16, diameter bengkokan harus
memenuhi Tabel 3.

3) Diameter dalam untuk bengkokan jaring kawat baja


las (polos atau ulir) yang digunakan untuk sengkang dan
sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db untuk kawat
ulir yang lebih besar dari D7 dan 2db untuk kawat
lainnya.
Batasan Spasi Tulangan
Batasan spasi tulangan yang diizinkan adalah sebagai berikut :
1) Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari db ataupun 25 mm.
2) Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapis atas harus diletakkan tepat di
atas tulangan di bawahnya dengan spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang dari 25 mm.
Menggambar
Struktur Gedung
Konstruksi pondasi tiang pancang digunakan
apabila tanah keras sebagai pendukung beban
dari atas sangat dalam yang memenuhi syarat.
Tiang pancangnya dapat dari bahan kayu
(dolok) atau dari beton bertulang.
Struktur Pondasi Tiang Pancang

Konstruksi pondasi tiang pancang digunakan apabila tanah keras sebagai pendukung beban dari atas sangat
dalam yang memenuhi syarat. Tiang pancangnya dapat dari bahan kayu (dolok) atau dari beton bertulang
Struktur dan Kontruksi
Kolom

Kolom adalah komponen struktur


bangunan yang bertugas menyangga
beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang tidak ditopang paling tidak
tiga kali dimensi lateral terkecil. Pemberian
tulangan longitudinal akan meningkatkan
kapasitas dukungan beban dari kolom
yang luas penampang lintangnya lebih
kecil.

Persyaratan-persyaratan teknis konstruksi


kolom selimut beton (beton deking) pada
kolom minimal untuk kontruksi:
Di dalam : 2,0 cm
Di luar : 2,5 cm
Tidak kelihatan : 3,0 cm
Struktur dan Kontruksi Balok

Menggambar penulangan balok agak


sedikit berbeda dengan menggambar
penulangan pelat atap/lantai, karena
dalam menggambar penulangan balok,
tulangannya harus dibuka satu persatu
( harus digambarkan bukaan tulangan)
agar kelihatan jelas susunan tulangan-
tulangan yang digunakan dan bentuknya.

Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang
dibutuhkan serta memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.
a. Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok
b. Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm
c. Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokokmaksimal 15 cm dan
jarak bersih 3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal. ¾
Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.
d. Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian
samping lebih dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
e. Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90
cm atau lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar
dengan diameter minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras.
Struktur dan Kontruksi Pelat
Lantai

Agar dalam penggambaran konstruksi beton


bertulang dapat jelas dalam pembacaannya, maka
perlu ada tanda atau simbol penunjang dalam
penggambaran sehingga siapapun penggunanya
dapat menterjemahkan gambar tersebut untuk
diri sendiri maupun kepada orang lain. Ataupun
pengertian gambar antara satu dengan lainnya
sama.

Persyaratan-persyaratan teknis konstruksi


kolom selimut beton (beton deking) pada
kolom minimal untuk kontruksi:
Di dalam : 2,0 cm
Di luar : 2,5 cm
Tidak kelihatan : 3,0 cm
Struktur dan Kontruksi
Tangga

Tangga berfungsi sebagai penghubung antara


lantai tingkat satu dengan lainnya pada suatu
bangunan.
Sudut tangga yang mudah dijalani dan
efisien sebaiknya mempunyai kemiringan
± 40º. Jika mempunyai kemiringan lebih
dari 45º pada waktu menjalani akan
berbahaya terutama dalam arah turun.
Agar supaya tangga tersebut
menyenangkan dijalani, ukuran optrade
(tegak) dan aantrede (mendatar) harus
sebanding.

Rumus tangga: 1 Aantrade + 2 Optrade =


57 sampai dengan 60 cm

Panjang langkah orang dewasa dengan


tinggi badan normal itu rata-rata 57–60
cm. Menurut penelitian pada saat
mengangkat kaki dalam arah vertical
untuk tinggi tertentu dibutuhkan tenaga 2
kali lipat pada saat melangkah dalam arah
Menggambar
MEKANIKAL
ELECTRIKAL

Proyek gedung merupakan proyek yang terdiri


dari beberapa disiplin ilmu terutama struktur,
arsitektur, dan Mekanikal elektrikal plumbing.
Pekerjaan MEP sangat berhubungan dengan
pekerjaan arsitektural. Berikut ini apa saja
pekerjaan MEP (mekanikal elektrikal plumbing)
dalam proyek gedung.
Gambar Instalasi Listrik
Gedung

Rancangan instalasi listrik ialah berkas


gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan pemasangan suatu instalasi
listrik. Rancangan instalasi listrik harus
dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca
dan dipahami oleh para teknisi listrik.

Gambar rancangan instalasi listrik terdiri


dari :
a) Gambar situasi
b) Diagram garis tunggal
c) Gambar rinci
d) Perhitungan teknis
e) Tabel bahan instalasi
f) Uraian teknis
Gambar Instalasi Plumbing

Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan


untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas dan
kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air bekas
atau kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian
penting lainya untuk mencapai kondisi higenis dan kenyamanan
yang diinginkan. Plumbing mempunyai fungsi dan tujuan untuk
menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan
sanitasi yang baik. Suatu sistem pemipaan yang dapat
mengalirkan air bersih ketempat tempat yang dituju dan
membuang air kotor ke saluran pembuang tanpa mencemari
bagian penting lainnya dengan tidak melupakan kenyamanan
dan keindahan.
Terdapat 3 sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem plumbing
a) Sistem Saluran Air Bersih
b) Sistem Saluran Air Kotor
c) Sistem Saluran Udara atau Gas
Terima Kasih
Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai