Perluasan intracranial
Membentuk tonjolan Terjadi perluasan ke dapat terjadi melalui
masa di atas rongga arah anterior fosa intratemporal dan
hidung posterior pterigomaksila masuk
ke fosa serebrimedia.
P E NA M PAN G MIK ROS KOPIK JA ( P E WA R NAA N H E M ATOK S IL IN - E OS IN (A ) DA N
IM U N OH IS TOK IMIA U N T U K FA K TOR V III (B )). K A L IP E R P E M BU LU H DA R A H
S A N G AT B E RVARIA S I , T U N IK A M U S K U L A RI S B IA S A N YA T I DA K A DA , DA N S E L - S E L Histopatologi
S T ROMA L B IA S A N YA ME N U N JU K KA N G A MBA R AN B E R B E N T UK SPINDLE .
GEJALA KLINIS
Gejala yang yang paLing sering ditemukan (lebih dari 80%) iyalah
hidung tersumbat progresif dan epistaksis berulang yang massif.
Pada usia muda telinganya merah muda, pada usia lebih tua warnanya
kebuiruan, karena lebih banyak komponen fibromanya. Mukosanya
mengalami hipervaskularisasi dan tidak jarang ditemukan ulserasi.
DIAGNOSIS [PEMERIKSAAN PENUNJANG]
CT Scan
Pemeriksaan kadar hormonal dan
• Tampak secara tepat perluasan massa tumor ke jaringan
sekitarnya. pemeriksaan immunohistokimia terhadap
Arteriografi arteri karotis eksterna
reseptor estrogen, progesterone dan
androgen sebaik baiknya dilakukan untuk
• memperlihatkan vaskularisasi tumor yang biasanya berasal dari
cabang arteri maksila interna homolateral. melihat adanya gangguan hormonal.
• Kadang-kadang juga sekaligus dilakukan embolisasi agar terjadi
thrombosis intravaskular, sehingga vaskularisasi berkurang
berkurang dan akan mempermudah penganggkatan tumor .
Pemeriksaan Radiologi Konvensial
• AP, Lateral, dan waters Pemeriksaan patologi anatomik
• Holman Miller
• Adanya massa jaringan lunak di daerah nasofaring yang dapat
mengerosi dinding orbita, arkus zigoma dan tulang di sekitar
nasofaring
• Magnetic resonasi imaging (MRI) • Tidak dapat dilakukan, karena biopsi merupakan
• menentukan batas tumor terutama yang telah meluas di daerah kontraindikasi, sebab akan mengakibatkan
intrakrnanial. perdarahan yang massif.
GAMBARAN CT POTONGAN AKSIAL DAN (B) KORONAL DARI
SUATU ANGIOFIBROMA JUVENIL TIPE 3A SISI KANAN.
TERDAPAT DESTRUKSI DASAR PTERYGOIDEUS DAN PERLUASAN
TUMOR MELALUI BASIS CRANII (PANAH).
STADIUM TUMOR
Fisch Radkowski
Tipe Penjelasan Stadium Penjelasan
1 Tumor terbatas pada rongga nasofaring; destruksi tulang terbatas
Ia Terbatas pada daerah hidung dan nasofaring
pada formaen sfenopalatina
Ib Perluasan ke satu atau lebih sinus
2 Tumor menginvasi fossa pterigopalatina atau sinus maksilaris,
ethmoid, atau sfenoid dengan destruksi tulang Iia Perluasan minimal ke fossa pterigopalatina
3 Tumor menginvasi fossa infratemporal atau regio orbita : Iib Tumor meliputi fossa pterigopalatina tanpa erosi
(a) Tanpa keterlibatan intrakranial orbita
(b) Dengan keterlibatan intrakranial ekstradural (parasella)
Iic Perluasan ke fossa infratemporal tanpa keterlibatan
4 Tumor intrakranial intradural :
pipi atau dasar pterigoid
(a) Tanpa infiltrasi sinus kavernosa, fossa hipofisis, atau kiasma
optikum IIIa Erosi basis kranii (fossa kranii media atau pterigoid)
(b) Dengan infiltrasi sinus kavernosa, fossa hipofisis, atau kiasma
IIIb Erosis basis kranii dengan perluasan intrakranial
optikum
dengan atau tanpa keterlibatan sinus kavernosa
PENATALAKSANAAN
Tindakan operasi
• merupakan pilihan utama selain terpi hormonal, radioterapi. Pengobatan hornmonal
• Berbagai pendekan operasi dapat dilakukan sesuai dengan
lokasi tumor dan perluasannya, seperti melalui transpalatal,
rhinotomi lateral, rinotomi sublabial (sub labial mid- fasial • diberikan pada pasien dengan stadium
degloving) atau kombinasi dengan kranialtomi I dan II dengan prefarat testosterone
frontotemporal bila sudah meluas ke intracranial.
• Selain itu operasi melalui bedah endoskopi transnasal juga reseptor bloker (flutamid)
dapat dilakukan dengan dipandu CT-Scan 3 Dimensi dan
pengangkatan tumor dapat dibantu dengan laser.
• Sebelum dilakukan operasi pengangkatan tumor selain Pengobatan radioterapi
embolisasi untuk mengurangi perdarahan yang banyakdapat
dilakukan ligasi arteri karotis eksterna dan anastesi dengan
teknik hipotensi • dapat dilakukan dengan stereotaktik
• Untuk tumor yang sudah meluas kejaringan sekitarnya dan radio terapi (Gamma Knife) atau jika
mendekstruksi dasar tengkorak sebaiknya diberukan radio
terapi pra-bedah atau dapat pula diberikan terapi tumor meluas ke intracranial dengan
hormonal dengan prefarat testosterone reseptor bloker ( radioterapi konformal 3 Dimensi
flutamid) 6 minggu sebelum operasi, meskipun hasilnya tidak
sebaik radioterapi.
KOMPLIKASI