DVT Ipo
DVT Ipo
SESSION
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
UNIVERITAS ISLAM BANDUNG
RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH BANDUNG
2018
Kasus
Identitas Pasien
• Nama : Tn.S
• Umur : 72 tahun
• Jenis Kelamin : Pria
• Alamat : Buah batu.
• Pekerjaan : Pensiunan PNS
• Pendidikan terakhir : S1
• Status Kawin : Menikah
• Suku : Sunda
• Agama : Islam
• Anamnesis:
• Keluhan Utama : Pembengkakan di kaki kanan
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke UGD RSMB dengan keluhan bengkak pada bagian
kaki kanan sejak 2 bulan SMRS, bengkak dirasakan muncul secara perlahan-
lahan dan makin lama makin membesar. Pembengkakan bertambah besar
saat pasien berjalan dan akan berkurang jika istirahat.
Bengkak disertai kulit pada bagian yang membengkak terlihat berwarna
pucat biru keunguan yang muncul secara perlahan. Pasien merasakan kaki
yang membengkak teraba lebih dingin. Nyeri dirasakan pada bagian kaki
yang membengkak dan nyeri terasa seperti tertusuk. Nyeri berkurang jika
pasien berbaring terutama saat posisi kaki ditinggikan.
Pasien memiliki kebiasaan merokok selama 30 tahun
hingga saat ini. Pasien biasa menghabiskan 1 bungkus rokok
perhari. Pasien memiliki kebiasaan makan-makanan tinggi
lemak dan jarang berolahraga.
Pasien belum pernah memeriksakan diri kedokter
untuk keluhan ini. Keluhan ini baru pertama kali dialami
oleh pasien.
Pasien menyangkal adanya bengkak di bagian wajah,
badan dan tangan, menyangkal BAK berwarna seperti teh
pekat. Pasien menyangkal pernah terbentuk di bagian kaki,
dan menyangkal keluhan didahului panas badan. Pasien
menyangkal sering terbangun malam hari karena sesak dan
membaik saat duduk dan menyangkal bengkak di kedua
kaki.
ANATOMI
SIRKULASI SISTEMIK
Pulmonary Circulation
Systemic Circulation
Vena
Kapiler
Lymph
Muskular
arteri
Circulation
Elastic arteri
Arteriole
Metaarteriole
Kapiler
Venule
Initial
Vena
lymphatic
PLASMA DARAH
90% -AIR
10% -ALBUMIN, GLOBULIN, FIBRINOGEN, ENZIM, HORMON, GLUKOSA, ASAM
AMINO, LIPID, VITAMIN, O2, CO2, FAKTOR KOAGULASI dll
•Shewood, Lauralee Fisiologi Manusia dari sel ke sistem, Edisi 6 hal 435-440
Trombosit
• Trombosit berasal dari fragmen sel megakariosit
• Jumlah sel : 150.000 – 300.000/mm
• Bentuk bulat kecil atau cakram oval diameter 2-mikrometer
• Tidak memiliki nukleus, memiliki organel
• Memiliki aktin dan miosin mampu berkontraksi
• Sistem enzim yang mensintesis prostaglandin
• Melekat pada pembulu darah yang rusak dibagian kolagen
•Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 12th edition Hal 451-459
Sifat trombosit
• Melekat pada kolagen PD yang rusak glikoprotein
• Memiliki membran fospolipid mengaktifkan zat pembekuan darah
• Dapat berkontraksi
•Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 12th edition Hal 451-459
Faktor pembekuan
• I Fibrinogen
• II protrombin
• III Tromboplastin
• IV kalsium
• V Akselerator plasma globulin
• VII Akselerator konversi proteombin serum
• VIII Globulin anti hemolitik
• IX Faktor Christmas
• X Faktor Stuart Prower
• XI Pendahulu Tromboplastin Plasma
• XII Faktor Hageman
• XIII Faktor Penstabil Fibrin
Faktor pembekuan, kecuali faktor III (tromboplastin jaringan) dan faktor IV (Calsium)
merupakan protein plasma yang berada dalam sirkulasi
Tromboplastin
•Guyton jaringan
and Hall Textbook (Faktor
of Medical III)12dilepas
Physiology oleh
th edition Hal pembuluh
451-459 darah yang cedera disebut
HEMOSTASIS
• Proses penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang
rusak
• Mempertahankan darah tetap cair
• Mencegah hilangnya darah berlebihan Mekanisme hemostatik
menambal kebocoran PD dan menutup kerusakan PD kapiler
• Menstabilkan kembali aliran darah selama proses penyembuhan luka
HEMOSTASIS
Ada 4 fase :
1. Spasme Pembuluh darah / Vasokonstriksi
2. Pembentukan Sumbat trombosit
3. Koagulasi Darah
4. Pertumbuhan Jaringan ikat
•Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 12th edition Hal 451-459
Vasokonstriksi
Kerusakan pembuluh darah
Trombin
Benang Fibrin
Protrombin & Fibrinogen
- di bentuk di hati
- u/ protrombin perlu vitamin K
Shewood, Lauralee Fisiologi Manusia dari sel ke sistem, Edisi 6 hal 435-440
Karena itu, pembentukan sumbat trombosit dan reaksi berantai
yang menyebabkan pembentukan bekuan secara bersamaan
diaktifkan jika terjadi kerusakan pembuluh darah.
Shewood, Lauralee Fisiologi Manusia dari sel ke sistem, Edisi 6 hal 435-440
Jalur ekstrinsik memerlukan empar langkah Jalur ini, yang
memerlukan kontak dengan faktor-faktor jaringan yang eksternal
terhadap darah, memicu pembekuan darah yang telah keluar dari
jaringan. Ketika mengalami trauma, jaringan mengeluarkan suatu
kompleks protein yang dikenal sebagai tromboplastin jaringan.
Shewood, Lauralee Fisiologi Manusia dari sel ke sistem, Edisi 6 hal 435-440
• Ekstrinsik patway :
Shewood, Lauralee Fisiologi Manusia dari sel ke sistem, Edisi 6 hal 435-440
Pembentukan Jaringan Ikat
• Bekuan darah akan diinvasi oleh fibroblast jaringan ikat (1 – 2
minggu)
• Bila daerah kerusakan luas dan bekuan darah besar maka bekuan
darah akan di lisis olek mekanisme plasmin
Vascular Disease
KLASIFIKASI
Vascular
disease
Penyakit Raynauld Venous
aorta Peripheral phenomenon disease
arteri disease
Aortic
aneurism
Peripheral Acute
atheroscle otic arterial Vasculitis
DVT
Aortic vascular occlusion
dissection diseases Takayasu
arteritis
Reference :
1. Patel, Kaushal et al. deep Venous Thrombosis. Avalible in: www.medscape.com. ( Accessed 10 Agust
2018.
2. JCS Guidelines 2011. Guidelines for the diagnosis, treatment and prevention of pulmonary
thromboembolism and deep vein thrombosis. Circ J. 2011; 75: 1258-81
Epidemiologi
1. Insidens DVT di Eropa dan Amerika Serikat kurang lebih 50
per 100.000 populasi/tahun. 2
2. DVT meningkat sesuai umur 2
1 per 10.000 – 20.000 populasi usia < 15 tahun
1 per 1000 populasi usia > 70 tahun
3. DVT pada ras Asia dan Hispanik lebih rendah dibandingkan
pada ras Kaukasia, Afrika-Amerika Latin, dan Asia Pasifik.
4. insidens pria = wanita. 2,3
Reference :
2. JCS Guidelines 2011. Guidelines for the diagnosis, treatment and prevention of pulmonary
thromboembolism and deep vein thrombosis. Circ J. 2011; 75: 1258-81
3. Goldhaber S. Risk factors for venous thromboembolism. J Amer Coll Cardiol. 2010; 56:1-7
Etiologi dan Faktor Resiko
Trias Vischow’s
1. STATIS 1. Imobilisasi
2. Bed Rest
3. Gagal Jantung Kongestif
4. Riwayat Trombosis Vena Sebelumnya
2. Hiperkoagulabititas 1. Keganasan
2. Antibodi antikardiolipin
3. Sindrom nefrotik
4. Trombositosis esensial
5. Terapi Esterogen
6. Induksi Heparin
7. Trombositopenia
8. Inflammatory Bowel Disease
9. Paroxysmal nocturnal coagulation
10. Disseminated Intravascular
coagulation
3. Kerusakan dinding pembuluh darah 1. Trauma
2. Pembedahan
Reference
3. Goldhaber S. Risk factors for venous thromboembolism. J Amer Coll Cardiol. 2010; 56:1-7
Patogenesis Trombosis pada DVT
• Aliran darah pada vena cendrung lambat, bahkan dapat terjadi statis
terutama pada daerah-daerah yang mengalami immobilisasi dalam
waktu yang cukup lama.
• Statis vena merupakan predisposisi untuk terjadinya trombosis lokal
karena dapat menimbulkan gangguan mekanisme pembersih
terhadap aktifitas faktor pembekuan darah sehingga memudahkan
terbentuknya trombin
1. Robbins patologi kumar- cotrans- robbins ed seventh page 85 – 105
2. Manfes : Fauci,AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, et al. Venous
thrombosis. In: Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. Ch.111. USA: McGraw-Hill; 2008.
KERUSAKAN PEMBULUH DARAH
• Kerusakan pembuluh darah dapat berperan pada pembentukan trombosis
vena, melalui :
• a. Trauma langsung yang mengakibatkan faktor pembekuan.
• b. Aktifitasi sel endotel oleh cytokines yang dilepaskan sebagai akibat
kerusakan jaringan dan proses peradangan.
Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
fisik
Anamnesis
• Bengkak • Edema
• Nyeri • Tendernes
• Perubahan warna • Perubahan warna
kulit (phlegmasia alba kulit (phlegmasia alba
dolens / milk leg, dolens / milk leg,
phlegmasia cerulea phlegmasia cerulea
dolens / blue leg dolens / blue leg
Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. Ch.111. USA: McGraw-Hill; 2008.
Skor Wells
Karakteristik Klinis Skor
Kanker aktif (sedang dalam pengobatan, atau riwayat menjalani pengobatan dalam bulan terakhir 1
atau sedang dalam terapi paliatif)
Paresis, paralisis, atau imobilisasi akibat bidai pada ekstremitas bawah 1
Tirah baring >3 hari atau baru menjalani bedah mayor dalam 4 minggu terakhir 1
Nyeri lokal terbatas pada daerah yang sesuai dengan sistem distribusi vena dalam 1
Pembengkakan seluruh bagian tungkai 1
Pembengkakan tungkai bawah dengan diameter 3 cm lebih besar dari tungkai bawah kontralateral 1
(diukur 10 cm di bawah tuberositas tibia)
Pembengkakan tungkai terbatas pada daerah yang simptomatik 1
Kolateral vena-vena superfisial (bukan varises) 1
Diagnosis alternatif yang mirip atau sama kuatnya dengan trombosis vena dalam -2
Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. Ch.111. USA: McGraw-Hill; 2008.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium Pemeriksaan D-dimer dilakukan dengan ELISA atau latex
agglutination assay.
antitrombin (AT).
Radiologis Venografi
Flestimografi Impedans
Ultrasonografi (USG) Doppler
Magnetic Resonance Venography
Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. Ch.111. USA: McGraw-Hill; 2008.
Gambar (A) Gambar longitudinal paha bagian tengah menunjukkan oklusi trombus sebagian dengan aliran
yang menyempit (panah) vena femoralis tengah. (B) Trombus mural pada vena poplitea. Trombus dominan di
dinding posterior vena poplitea. Color doppler tidak membedakan trombus akut, oklusi parsial, dan rekanalisasi.
Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. Ch.111. USA: McGraw-Hill; 2008.
Non • Bedrest, meninggikanposisi kaki, dan
dipasang compression stocking
Farmakologis dengan tekanan kira-kira 40 mmHg
• Antikoagulan
Farmakologis • Fibrinolitik
• Trombektomi
Surgical
Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. Ch.111. USA: McGraw-Hill; 2008.
Farmakologis
Unfractionated Low-Molecular-Weight
Warfarin
Heparin Heparin (LMWH)
Mekanisme kerja utama heparin obat pilihan untuk antikoagulasi
1. meningkatkan kerja antitrombin akut. Pemberian warfarin segera
III sebagai inhibitor faktor Dibandingkan dengan setelah diagnosis DVT ditegakkan,
pembekuan, unfractionated heparin, LMWH namun kerjanya memerlukan satu
lebih menguntungkan karena minggu atau lebih. Oleh karena
2). melepaskan tissue factor itu, LMWH diberikan bersamaan
pathway inhibitor (TFPI) dari waktu paruh biologis lebih
dinding pembuluh darah panjang, dapat diberikan
subkutan satu atau dua kali
Diberikan dengan cara bolus 80
IU/kgBB
sehari, dosisnya pasti dan tidak
memerlukan pemantauan
Dosis standar
intravena dilanjutkan dengan infus laboratorium. warfarin 5 mg/
18 IU/
kgBB/jam.
hari
Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. Ch.111. USA: McGraw-Hill; 2008.
Regimen LMWH dalam penatalaksanaan
DVT
Nama Obat Dosis
Enoxaparin 1 mg/kgBB, terbagi 2 dosis per hari
Dalteparin 200 UI/kgBB, satu kali sehari
Nadroparin 6150 UI terbagi 2 dosis, untuk BB 50-
70 kg
4100 UI terbagi 2 dosis, bila BB <50 kg
9200 UI terbagi 2 dosis, bila BB >70 kg
Reviparin 4200 UI terbagi 2 dosis, untuk BB 46-
60 kg
3500 UI terbagi 2 dosis, bila BB 35-45 kg
6300 UI terbagi 2 dosis, bila BB > 60 kg
Fondaparinux 7,5 mg satu kali sehari untuk BB 50-
100 kg
5 mg satu kali sehari untuk BB <50 kg
10 mg satu kali sehari untuk BB >100 kg
Tinzaparin 175 UI/kgBB, satu kali sehari
Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. Ch.111. USA: McGraw-Hill; 2008.
Dosis pemberian heparin
Dosis Awal Bolus 80 unit/ kgBB, kemudian 18 unit/ kg/ jam dengan infus
APTT <35 detik (<1 kali kontrol) Bolus 80 unit/ kgBB, kemudian 4 unit/ kg/ jam dengan infus
APTT 35 – 45 detik (1,2-1,5 kali kontrol) Bolus 40 unit/ kgBB, kemudian 2 unit/ kg/ jam dengan infus
APTT 46– 70 detik (1,5-2,3 kali kontrol) Tidak ada perubahan
APTT 71– 90 detik (2,3-3,0 kali kontrol) Kecepatan infus diturunkan 2 unit/ kgBB/ jam
APTT >90 detik (>3 kali kontrol) Hentikan infus selama 1 jam lalu turunkan kecepatan infus rata-rata
3 unit/ kgBB/jam
Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. Ch.111. USA: McGraw-Hill; 2008.
PENCEGAHAN
• Faktor risiko DVT tidak sepenuhnya dapat dieliminasi, namun dapat
diturunkan. Misalnya
• menekuk dan meluruskan lutut 10 kali setiap 30 menit, terutama pasien yang
baru menjalani pembedahan mayor atau melakukan perjalanan jauh.
• Pada penerbangan lama, setiap orang harus melakukan peregangan dan
berjalan-jalan setiap 2 jam.
Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. Ch.111. USA: McGraw-Hill; 2008.