Anda di halaman 1dari 17

KAITAN MA’RIFATUL ROSUL DENGAN

PUASA ASYURA
Kebutuhan Manusia terhadap Rasul

• Untuk mengatasi dan menyelesaikan berbagai kekacauan di muka bumi,


maka Allah mengirim para rasul untuk memberikan petunjuk kepada umat
manusia
ْ ‫( َو ِإنَّكَ لَتَ ْهدِي ِإلَى ِص َراطٍ ُم‬Dan sesungguhnya kamu
• Asy-Syura:52-53 ‫ستَ ِق ٍيم‬
benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus)
• Petunjuk itu berupa WAHYU yang Allah turunkan kepada para nabi dan
rasul, di antaranya berupa shuhuf (AL-A’la:18-19) dan kitab-kitab (Al-
Baqarah:2)
PENGERTIAN RASUL

• RASUL adalah
َّ َ‫)ا‬, tidak ada yang wanita (12:109, 16:43, 21:7)
1. Lak-laki (‫لر ُج ُل‬
2. Pilihan (‫ص َطفَى‬ْ ‫)اَ ْل ُم‬, tidak bisa ngaku-ngaku; Allah yang memilihnya 
tidak sembarangan (38:47)
3. Diutus dari Allah (ِ‫س ُل ِم َن للا‬ َ ‫)ا َ ْل ُم ْر‬: ada SK-nya berupa wahyu yang
dibawa oleh malaikat Jibril (26:192-196)
4. Membawa misi (‫سالَ ِة‬ َ ‫الر‬
ِ ‫) ِب‬, yakni syari’at (9:33)
5. Kepada manusia (‫اس‬ ِ َّ‫)إِلَى الن‬, sebagian (lokal, kaum tertentu 7:59) atau
seluruhnya (global) 34:28
Pembawa Misi (‫سالَ ِة‬
َ ‫الر‬
ِ ‫ام ُل‬
ِ ‫) َح‬

• Rasul adalah pembawa atau pengemban misi dari Allah SWT


• Risalah yang dibawa para rasul berbeda-beda sesuai kondisi kaum yang
dihadapi
• Misi yang sama adalah TAUHID (21:25, 16:36)
• Al-Qur’an menceritakan sebagian misi rasul:
• Nabi Nuh AS: masalah tauhid saja (7:58-64, 11:25-48, surat Nuh [71]) , mereka
menyembah berhala wadd, suwaa', yaghuts, ya'uq dan nasr
• Nabi Luth AS: menghadapi kaum homo
• Nabi Syu’aib AS: menghadapi kaum yang curang dalam timbangan dan takaran
• Nabi Musa AS: menghadapi masalah yang kompleks
Sebagai Teladan Penerapan Risalah
(‫سالَ ِة‬
َ ‫الر‬
ِ ‫ق‬ ِ ‫ي‬
ْ ‫ب‬
ِ ْ
‫ط‬ َ ‫ت‬ ‫ي‬
ْ ‫ف‬
ِ ٌ ‫ة‬ ‫ْو‬
َ ‫د‬ُ ‫)ق‬

• Teori tanpa contoh sangatlah sulit


• Cobalah membuat kapal penghancur es dari kertas
• Berikan petunjuknya, hanya berupa kata-kata tanpa ada gambar apapun
• Berikan petunjuk plus gambar contohnya
• Mengikuti langsung dari instruktur tahap demi tahap
• Mana yang lebih cepat?
ُ َ‫)نَ ُم ْوذ‬
• Tentu yang ketiga: mengikuti contoh hidup (ٍ ‫ج َحي‬
• Begitulah fungsi rasul yang utama, yakni menjadi contoh teladan bagi
pelaksanaan risalah
Kedudukan Rasulullah SAW

• Sikap orang akan berbeda-beda ketika berhadapan dengan orang


lain sesuai dengan kedudukan orang yang dihadapi itu
• Kafir Quraisy menuduh Rasulullah SAW dengan berbagai tuduhan
keji
• Bagi seorang Muslim, Rasulullah SAW menduduki tempat yang
sangat mulia dalam hidupnya
Sifat-sifat Asasi Rasul (ُ‫سيَّة‬ َ َ ‫ات اَأل‬
ِ ‫سا‬ ُ َ‫لصف‬
ِ َ ‫)ا‬

• Setiap nabi dan rasul memiliki sifat-sifat asasi seorang nabi dan rasul, yaitu
shiddiq (benar), tabligh (menyampaikan), amanah (dapat dipercaya), dan
fathanah (cerdas)
• Mustahil seorang nabi dan rasul berdusta, kitman (menyimpan untuk
dirinya sendiri), mengkhianati amanah, dan bodoh
ُ ‫)اَلث َّ َم َر‬
Hasil-hasil Misinya (‫ات‬

• Terbentuknya umat terbaik (3:110)


• Tersebarnya Islam ke seluruh penjuru dunia
• Islam berkuasa dan sebagai guru alam (ustadziyatul ‘alam) dalam masa
yang panjang
• Kokohnya Islam sekalipun umat Islamnya mundur
Nabi Muhammad SAW: Hamba Allah

• Kedudukan Muhammad SAW adalah sebagai salah satu hamba dari hamba-hamba
Allah
• 17:1 Mahasuci yang yang telah memperjalankan HAMBANYA di waktu malam
• Kata “hambaNya” menurut ulama berarti JISMAN WA RUUHAN = jasad dan ruh, bukan hanya
ruhnya saja  ini mimpi namanya
• Sebagai seorang hamba, beliau SAW:
• Seorang manusia (‫سانًا‬ َ ‫) ِإ ْن‬
َ َ ‫)ن‬
• Memiliki nasab, garis keturunan (‫سبًا‬
• Memiliki jasad (‫س ًما‬
ْ ‫) ِج‬
Dakwah Nabi (ُ‫)اَل َّدع َْوةُ اَلنَّبَ ِويَّة‬

• Dakwah yang dilakukan oleh Nabi SAW, dari menyampaikan risalah hingga memimpin
umat
• Beliau menghadapi berbagai kalangan
• Bangsawan dan rakyat biasa
• Orang merdeka dan budak belian
• Arab dan ‘ajam (non-Arab)
• Laki-laki dan perempuan
• Segala umur
• Semuanya mendapatkan dakwah Rasulullah yang bijak atau nasihat yang baik atau
dialog yang terbaik (16:125)
Nabi Muhammad SAW adalah Sunnah

• Karena As-Sunnah menurut definisi ahli hadits: setiap yang berasal dari Nabi
SAW baik
• perkataan (sunnah qauliyah),
• perbuatan (sunnah fi’liyah) maupun
• ketetapan (sunnah taqririyah)
• Jadi apa yang terjadi pada diri Nabi ada efek hukumnya
• Nabi lupa rakaat dalam shalat  syari’at sujud sahwi
• Nabi marah, senyum, tertawa, diam, berjalan, makan, minum, dll semuanya menjadi hukum
bagi umatnya
As-Sunnah sebagai Sumber

• As-Sunnah berkedudukan sebagai sumber pada tiga hal


• Sumber hukum (kedua setelah Al-Qur’an)
• Sumber sirah
• Sumber dakwah
• Karena itu penting untuk memahami as-Sunnah (al-Hadits)
SUNNAH PUASA ASYURA

Sejarah Puasa Asyura


‘Asyura adalah hari kesepuluh pada bulan Muharrom (Syarah Shahih Muslim 8/12). Dia adalah hari yang
mulia. Menyimpan sejarah yang mendalam, tak bisa dilupakan.
Ibnu Abbas berkata: “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa A’syuro.
Nabi bertanya: “Puasa apa ini?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari yang baik, hari dimana Allah telah
menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada
Allah. Dan kami-pun ikut berpuasa. Nabi berkata: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”.
Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa (HR.Bukhari: 2004, Muslim: 1130)
EMPAT FASE PUASA ASYURA NABI
Fase pertama: Beliau berpuasa di Mekkah dan tidak memerintahkan manusia untuk berpuasa.
Aisyah menuturkan: “Dahulu orang Quraisy berpuasa A’syuro pada masa jahiliyyah. Dan Nabi-pun berpuasa ‘Asyura pada
masa jahiliyyah. Tatkala beliau hijrah ke Madinah, beliau tetap puasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia juga untuk
berpuasa. Ketika puasa Ramadhon telah diwajibkan, beliau berkata: “Bagi yang hendak puasa silakan, bagi yang tidak
puasa, juga tidak mengapa”. (HR.Bukhari:2002,Muslim:1125).
kedua: Tatkala beliau datang di Madinah dan mengetahui bahwa orang Yahudi puasa ‘Asyura, beliau juga berpuasa dan
memerintahkan manusia agar puasa. Sebagaimana keterangan Ibnu Abbas di muka. Bahkan Rasulullah menguatkan
perintahnya dan sangat menganjurkan sekali, sampai-sampai para sahabat melatih anak-anak mereka untuk puasa ‘Asyura.
Fase ketiga: Setelah diturunkannya kewajiban puasa Ramadhon, beliau tidak lagi memerintahkan para sahabatnya untuk
berpuasa A’syuro, dan juga tidak melarang, dan membiarkan perkaranya menjadi sunnah (Ijma’at Ibnu Abdil Barr 2/798)
sebagaimana hadits Aisyah yang telah lalu.
Fase keempat: Pada akhir hayatnya, Nabi bertekad untuk tidak hanya puasa pada hari A’syuro saja, namun juga
menyertakan hari tanggal 9 A’syuro agar berbeda dengan puasanya orang Yahudi.
Ibnu Abbas berkata: “Ketika Nabi puasa A’syuro dan beliau juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa. Para
sahabat berkata: “Wahai Rasululloh, hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashoro!! Maka Rasululloh
berkata: “Kalau begitu, tahun depan Insya Allah kita puasa bersama tanggal sembilannya juga”. Ibnu Abbas berkata:
“Belum sampai tahun depan, beliau sudah wafat terlebih dahulu”
KEUTAMAAN PUASA ASYURA
• Hari ‘Asyura adalah hari yang mulia, kedudukannya sangat agung. Ada keutamaan yang sangat besar.
• Imam al-Izz bin Abdus Salam berkata: “Keutamaan waktu dan tempat ada dua bentuk; Bentuk pertama
adalah bersifat duniawi dan bentuk kedua adalah bersifat agama. Keutamaan yang bersifat agama adalah
kembali pada kemurahan Allah untuk para hambanya dengan cara melebihkan pahala bagi yang beramal.
Seperti keutamaan puasa Ramadhon atas seluruh puasa pada bulan yang lain, demikian pula seperti hari
‘Asyura. Keutamaan ini kembali pada kemurahan dan kebaikan Allah bagi para hambanya di dalam waktu
dan tempat tersebut”
Diantara keutamaan puasa ‘Asyura adalah;
1. Menghapus dosa satu tahun yang lalu
Rasululloh bersabda:
ُ‫سنَ ُةَ الَتِي قَ ْبلَه‬ ُْ َ ‫ّللاِ أ‬
َ ‫ن ي َك ِف َُر ال‬ َُ ‫علَى‬ َ ُ‫ورا َُء أ َ ْحتَسِب‬
َ ‫عاش‬ َ ‫صيَامُ يَ ْو ُِم‬
ِ
Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.(HR.Muslim: 1162)
Imam an-Nawawi berkata: “Keutamaannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus
seluruh dosa kecuali dosa besar”.(Majmu’ Syarah al-Muhadzzab, an-Nawawi 6/279)
2. Nabi sangat bersemangat untuk berpuasa pada hari itu
Ibnu Abbas berkata:
َُ‫ضان‬
َ ‫ش ْه َُر َر َم‬ َ ‫ورا َُء َو َهذَا ال‬
َُ ‫ش ْه َُر يَ ْعنِي‬ َ ‫ يَ ْو َُم‬:‫لَ َهذَا ْاليَ ْو َُم‬
َ ‫عاش‬ َ ‫عُلَى‬
ُ ِ‫غي ِْر ُِه إ‬ َ ُ‫ضلَه‬ َ َ‫ام يَ ْومُ ف‬ ِ ‫سلَ َُم يَت َ َح َرى‬
َُ َ‫صي‬ َ ‫علَ ْي ُِه َو‬ َُ ‫صلَى‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫ي‬َُ ِ‫َما َرأَيْتُ النَب‬
Aku tidak pernah melihat Nabi benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya
daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyura dan puasa bulan Ramadhon.(HR.Bukhari: 2006, Muslim: 1132)
KEUTAMAAN PUASA ASYURA
3. Hari dimana Allah menyelamatkan Bani Isroil
Ibnu Abbas berkata: “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa A’syuro. Nabi bertanya:
“Puasa apa ini?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari yang baik, hari dimana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari
kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami-pun ikut berpuasa. Nabi berkata:
“Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa
juga”. (HR.Bukhari: 2004, Muslim: 1130)
4. Puasa ‘Asyura dahulu diwajibkan
Dahulu puasa ‘Asyura diwajibkan sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadhan. Hal ini menujukkan keutamaan puasa
‘Asyura pada awal perkaranya.
Ibnu Umar berkata: “Nabi dahulu puasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia agar berpuasa pula. Ketika turun kewajiban
puasa Ramadhan, puasa ‘Asyura ditinggalkan”.(HR.Bukhari: 1892, Muslim: 1126)
5. Jatuh pada bulan haram
Nabi bersabda:
ُ‫ّللاِ ْالم َح َرم‬
َُ ُ‫ش ْهر‬
َ َُ‫ضان‬
َ ‫ام َب ْع ُدَ َر َم‬
ُِ ‫الص َي‬ َ ‫أ َ ْف‬
ِ ُ‫ضل‬
Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharrom.(HR.Muslim: 1163)
Semoga kita diberi kemudahan untuk melaksanakan puasa Asyura. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
‫‪SEKIAN‬‬

‫وصلى هللا على نبينا محمد‬


‫وعلى اله وصحبه وسلم‬

‫والحمد هلل رب العالمين‬

Anda mungkin juga menyukai