Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Di Indonesia yang melintas


di bawah garis khatuliswa,
kasus-kasus pterygium
cukup sering didapati.
-sering bekerja di bawah cahaya
matahari
-paparan sinar matahari (UVA & UVB)
-paparan alergen, iritasi berulang (misal
karena debu atau kekeringan)
- sering terdapat pada orang yang
sebagian besar hidupnya berada pada
di lingkungan berangin, penuh sinar
matahari, berdebu dan berpasir
ANATOMI
Membran yang menutupi sclera dan
kelopak mata bagian belakang

Konjungtiva terdiri atas :

• Konjungtiva tarsal
•Konjungtiva bulbi
•Konjungtiva fornix
ANATOMI
selaput bening mata, bagian selaput mata yang
tembus cahaya, lapis jaringan yang menutup
bola mata bagian depan.

Kornea terdiri dari


lima lapis :
• Epitel
• Membran
Bowman
• Stroma
• Membrane
descement
• Endotel
definisI
Pterigium didefinisikan umumnya bilateral di sisi nasal,
sebagai pertumbuhan jaringan biasanya berbentuk segitiga dengan
fibrovaskuler pada konjungtiva kepala/apex menghadap kesentral
dan tumbuh menginfiltrasi kornea dan basis menghadap
lipatan semilunar pada cantus.
permukaan kornea.
etiologI
Etiologi pasti faktor resiko :
pterigium masih -paparan ultraviolet
belum diketahui -mikro trauma kronis pada
secara pasti. mata
-infeksi mikroba atau virus.

Terdapat pada orang yang


sebagian besar hidupnya
berada di lingkungan yang
berangin, penuh sinar
matahari, berdebu dan
berpasir.
klasifikasI

Klasifikasi

Pembuluh
Perjalanan
Tipe Stadium penyakit
darah
episklera

- Tipe I Stadium I T1 (atrofi)


Progresif
- Tipe II Stadium II T2 (intermediet)
Stadium III Regresif T3 (fleshy,
- Tipe III opaque)
Stadium IV
STADIUM II
STADIUM I

STADIUM III STADIUM IV


patofisiologI
-paparan sinar matahari Ekspresi
-udara yang kering berlebihan
-Inflamasi sitokin
-paparan angin, debu
atau iritan yang lain

Jaringan
subkonjungtiva
Menembus
membran mengalami degenerasi
Bowman Kornea

Pterigium Pertumbuhan jaringan


fibrovaskular di bawah
Kerusakan epitel
kornea
GAMBARAN KLINIS
Gejala klinis pada tahap awal biasanya
•ringan
collum bahkan sering tanpa keluhan sama sekali
•Keluhan
corpusyang sering dialami
• apeks
pasien:
• Mata sering berair
•• Tampak merah
• Merasa seperti ada benda asing
•• Timbul astigmatisme akibat

kornea tertarik
• Pada pterigium lanjut stadium 3
dan 4 dapat menutupi pupil dan
aksis visual sehingga tajam
penglihatan menurun
DIAGNOSIS
• mata merah, gatal, mata sering berair, ganguan penglihatan
• riwayat mata merah berulang
• riwayat banyak bekerja di luar ruangan pada daerah dengan pajanan
ANAMNESA sinar matahari yang tinggi
• riwayat trauma sebelumnya

• Terlihat jaringan fibrovaskular pada permukaan konjuntiva


• Gambaran yang vaskular dan tebal tetapi ada juga pterigium
Pemeriksaaan yang avaskuler dan flat.
fisik

• topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi


berupa astigmtisme ireguler yang disebabkan oleh
Pemeriksaan pterigium
penunjang
penatalaksanaan
• Mengurangi iritasi maupun paparan sinar
ultraviolet dengan menggunakan kacamata anti UV
Konservatif
• Pemberian air mata buatan/topical lubricating
drops

Pada prinsipnya tatalaksana pterigium adalah


Operatif dengan tindakan operasi

Indikasi operasi Menurut Ziegler teknik operasi


-- Mengganggu visu
-- Mengganggu pergerakan bola
1. Bare sclera
mata 2. Simple closure
-- Berkembang progresif 3. Sliding flap
-- Mendahului suatu operasi
intraokuler
4. Rotational flap
-- Kosmetik 5. Conjungtival graft
Teknik Operasi Pterigium
Diagnosa banding
1. Pseudopterigium :
pembentukan
jaringan parut
pada konjungtiva
yang
menyebabkan
nyeri dan
penglihatan ganda
2. Pinguekulum : lesi
kuning keputihan
pada konjungtiva
bulbi
komplikasi
1. Astigmat Komplikasi pasca eksisi
2. Kemerahan
1. Infeksi
3. Iritasi
4. Bekas luka yang kronis
2. Penggunaan
pada konjungtiva dan mitomycin C post
kornea operasi dapat
5. Keterlibatan yang luas menyebabkan ektasia
otot ekstraokular dapat atau nekrosis sklera
membatasi penglihatan dan kornea
dan menyebabkan
diplopia. 3. Pterigium rekuren
prognosis
Penglihatan dan kosmetik pasien
setelah dieksisi adalah baik.
Kebanyakan pasien dapat beraktivitas
lagi setelah 48 jam post operasi.
Pasien dengan pterigium rekuren
dapat dilakukan eksisi ulang dan graft
dengan konjungtiva autograft atau
transplantasi membran amnion

Anda mungkin juga menyukai