INDUSTRI
Joni Hermana
Jurusan Teknik Lingkungan ITS, Surabaya-60111
Latar Belakang
• Tuntutan masyarakat saat ini:
– YES to better environmental conditions
– NO to waste disposal
NIMBY Syndrome !!
(not in my backyard)
Peraturan PLI di Indonesia
• UU No. 23/1997
• PP 19/1994
• PP 12/1995
• Skep Kepala Bapedal
tahun 1995
Minimisasi Limbah
4R di dalam perusahaan sendiri sehingga
dapat meminimisasi limbah (15 – 75) %
Melakukan recovery untuk dibawa
keperusahaan lain diluar lokasi pabrik,
Menciptakan zonasi industri penghasil dan
pemakai limbah dalam satu kompleks.
(Nemerow, 1995)
Pengolahan Limbah ?
• Teknologi pengolahan limbah B3 telah
berkembang pesat, tapi
Prinsip pengolahan dalam kenyataannya
adalah menghilangkan sumber
pencemaran di satu sisi, dan
memindahkan masalahnya ke tempat
yang lain !
Pembuangan Limbah
Seharusnya: Kenyataannya:
• Penetapan lokasi • Penetapan lokasi
pembuangan pembuangan
dilakukan sesudah dilakukan sebelum
kajian lahan potensial kajian lahan potensial
• Sebelum 1980;
1 Land disposal and storage
. Treatment
2 Waste reduction
. Recycling dan recovery
3 Incineration
.
4
.
5
.
Sesudah 1980:
Konsep-konsep pendekatan
untuk solusi;
• Aspek teknis dan kekinian metoda PLI
sudah baik, namun pelaksanaannya perlu
dibarengi dengan:
– Pendidikan masyarakat dan diseminasi
– Penanganan lebih holistik, PLI harus diawali
dengan analisis multimedia
– Perlunya deregulasi, insentif bagi pengusaha
dan benchmarking
Analisis Multimedia :
• Kajian Sistem Unit Pabrik;
– Pengelolaan inventory (FIFO)
– Subtitusi bahan baku
– Proses desain dan operasi
– Reduksi limbah
– Daur ulang
– Alternatif solusi untuk limbah kimia.
Penutup
• Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa;
Solusi PLI dalam hal ini lebih ditekankan
kepada perusahaan sebagai penghasil
limbah B3. Namun pada saat yang
bersamaan, perlu didukung masyarakat
dan pemerintah karena PLI adalah
masalah bersama yang memerlukan
pemikiran bersama pula.
TERIMA KASIH