KELOMPOK 3
A. Complete fracture (fraktur komplet), patah pada seluruh garis tengah tulanng
dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
B. Closed fracture (simple frakltur), tidak menyebabkan robeknya kulit integritas
kulit masih utuh.
C. Open fracture (compound fraktur / komplikata / kompleks), merupakan fraktur dengan luka
pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau
membrane mukosa sampai kepatahan tulang. Fraktur tebuka digradasi menjadi :
Grade II : luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif
Grade III : luka sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif.
D. Greenstick,
E. Transversal,
F. Oblik,
G. Spiral,
H. Komunitif,
I. Depresi,
J. Kompresi,
K. Patologik
L. Epifisial,
M. Impaksi,
Menurut, (Sjamsuhidajat, 2005) patah tulang dapat dibagi menurut
1. Ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar, yaitu
a. Fisura tulang
g. Patah kompresi akibat kekuatan besar pada tulang pendek atau epifisis tulang pipa
Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya
gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolik, patologik.
Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Fraktur
terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan ganggguan
rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi neurovaskuler.
neurovaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau.
Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan
immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan
tetap pada tempatnya sampai sembuh. (Sylvia, 2006 : 1183)
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri,
Hilangnya fungsi,
Deformitas,
Pemendekan ekstremitas,
Krepitus,
Pembengkakan lokal,
Perubahan warna.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
c.Retensi adalah aturan umum dalam pemasangan gips, yang dipasang untuk
mempertahakankan reduksi harus melewati sendi di atas fraktur dan dibawah
fraktur.
2) Observasi Warna
4) Tanyakan pada pasien mengenai rasa nyeri atau hitang sensasi pada lokasi
cedera
5) Meraba lokasi cedera apaka pasien bisa membedakan rasa sensasi nyeri
6) Observasi apakah daerah fraktur bisa digerakan.
D.Pertahankan kekuatan dan pergerakan