Anda di halaman 1dari 25

ASKEP DENGAN

DIAGNOSA MEDIS
BPH
oleh:

Nanang Bagus
BENIGN PROSTAT
HYPERPLASIA

• Pembesaran kelenjar prostat yang


menyebabkan pembuntuan pada uretra
pars prostatika dan menyebabkan
terhambatnya aliran urin keluar dari
buli-buli (Purnomo,Basuki,2003)
MALE ANATOMY
ETIOLOGI
Belum diketahui pasti
Berhubungan dengan proses menua
Beberapa teori yang menyebabkan BPH
THEORY CAUSE

Teori Dihydrotestosteron 5 reductase dan receptor


androgen

Estrogen-testosteron estrogen, testosteron


imbalance

Interaksi Stroma epithelial Sel stroma mll mediator growth


fact.

Kurangnya kematian sel TGF, androgen


 estrogen

Teori Stem cell Stem cells


WOC
Etiologi

Penyempitan Lumen Uretra

Aliran Urine Terhambat

Musculus Detrusor Kompensasi => Menebal

Fatique Detrusor

Dekompensasi

Pre OP R.U. Post OP


• Gg. Eliminasi • Nyeri
• Nyeri • Resti Infeksi
• Kecemasan • Resti Defisit Vol.
Cairan
Gangguan aliran urin
MANIFESTASI KLINIK

Sindroma Prostatisme

LUTS
(Lower urynary tract symptoms)
.Keluhan obstruktif:
Pancaran lemah, Mengejan, kencing lama,
terasa tidak habis, retensi urin, uroflow
incontinence (ischuria paradoksa)

.Keluhan iritatif:
Urgensi, Frekwensi (pollakisuria), nokturia
PENGUKURAN BESAR BPH

Rectal Grading (dg RT)


 Memperkirakan berapa cm prostat menonjol
dalam lumen rectum  VU hrs kosong
Grade 0 : 0-1 cm
1 : 1-2 cm
2 : 2-3 cm
3 : 3-4 cm
4: 4
Pengukuran Besar BPH
Clinical Grading:
Banyaknya residu urin stl BAK dlm VU
(Cateter Post BAK)
 Normal : sisa o
 Grade 1 : sisa urine 1-50 cc
 Grade 2 : sisa urine 50-150 cc
 Grade 3 : sisa urine > 150 cc
 Grade 4 : Tidak bisa BAK
PENUNJANG:
 Urinalisis: warna kuning s kemerahan,
keruh, PH >>, eritrosit 0 - +4, bakteri +-,
leukosit meningkaT (mikroskopik)
 Kultur urin: stap. Aureus, proteus, klebsiella,
pseudomonas, E. coli
 BUN > 20/100 cc, Creat > 1 mg% pd stad
lanjut
 As. Phosphate meningkat
 WBC > 11 000 mm3 (infeksi)
PENUNJANG
IVP : melihat fungsi ekskresi ginjal dan
adanya hidronefrosis
VCU (voiding cystourethrography)  alternatif
IVP, melihat adanya reflux urin. Post evakuasi:
melihat residual urin
Cystoscopy: memperoleh gambaran derajat
pembesaran prostat dan perub dinding VU.
Uroflowmetri : mengukur pancaran urin,
dilakukan stlh kateter dilepas
TERAPI BPH
• Konservatif: Observasi
• Medika mentosa
• Pembedahan: terbuka : Prostatektomi
• Endoskopik: TURP
• Invasif minimal:
• Sitostopi
• TURP
• Stent
• Thermo therapi
• Laser ablation
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
RIWAYAT KEP.
Idents: 50% usia 50 th, 80% usia 80 th
KU : nyeri saat miksi, miksi terputus-putus/tdk
puas,nyeri suprapubik, pegal pd pinggang
& punggung
Riw Peny. : pancaran urin lemah, tdk
puas saat miksi, terasa ada sisa
RPK : Ca, HT, Peny. Sal. Kemih
food & fluid: anorexia, nausea, vomiting,
BB trn, odema
eliminasi: pancaran urin tersendat, kencing tdk
lampias, nocturia, disuria, hematuria, konstipasi,
distensi abd/bladder, after flow incontinence
sex: tkt incontinent saat coitus, cemas
thd. Kemampuan sex
Pemeriksaan fisik
 sirkulasi: TD, nadi biasanya baik kec.disertai
beberapa penyulit.Peningkatan tensi (efek lanjut
hidronefrosis)
 Gastroint: teraba tumor di abdomen bawah, bila
nyeri saat pinggang ditekan agak kuat dicurigai
pyelonefritis,
 Urogenital:supra simfiser menonjol bila retensi,
terasa ada ballotement jika dipalpasi&kx terasa
ingin kencing
DIAGNOSA PRE-OP

Gangguan pola eliminasi urine (retensio urin


akut/kronik) b.d Obstruksi oleh pembesaran
prostat
Nyeri b.d Obstruksi Tr. Urinarius, distensi
bladder, inflamasi/ ISK
Gangguan pola tidur b.d nokturia, nyeri
Resiko kelebihan vol. Cairan tubuh b.d
kegagalan kompensasi
Resiko defisit cairan tubuh b.d perdarahan
mendadak o.k diuresis post obstruksi
Cemas terhadap tindakan operasi
 Gangguan pola eliminasi urine (retensio urin
akut/kronik) b.d Obstruksi oleh pembesaran
prostat
Tujuan:
 Mengurangi obst sehingga pengosongan
sempurna
 m. detrusor berfungsi baik
 kontraksi bladder adekuat
Kriteria
 Jumlah urin adekuat
 Tdk teraba distensi kandung kemih
INTERVENSI:
 Anjurkan BAK tiap 2-4 j/ bila merasakan tek. Pd bladder
 Obs & catat jumlah, pancaran urin
 Monitor & catat wkt & frek BAK
 Observasi distensi bladder
 Lakukan perawatan cateter
 Berikan intake cairan +- 3000 cc/hr bila st cardio baik
 Obs Intake output
 Irigasi cath ssi indikasi
 Kolaborasi: antibiotik, anti spasmodik
DIAGNOSA POST-OP

Nyeri akut b.d prosedur bedah/tekanan dari traksi


Resti infeksi b.d kateter di buli-buli
Resti kurang cairan b.d kehilangan darah
berlebihan
Retensi urin b.d obstruksi sekunder dari TURP
Inkontinensia urin bd. Pengangkatan kateter pasca
TURP
Resti disungsi sexual b.d TURP
DX : Resti Kurang Cairan b.d. kehilangan darah berlebihan
Tujuan : Keseimbangan cairan tetap terpelihara
KH : TTV stabil, nadi perifer teraba, membran mukosa
lembab, keluaran urine tepat

INTERVENSI
• Pantau masukan dan haluaran urine
• Observasi drainase kateter, hindari manipulasi berlebih.
• Evaluasi warna, konsistensi urine
• Observasi TTV (Pernafasan, Nadi, TD)
• Hindari pengukuran suhu rektal dan penggunaan selang rektal
• Kolaborasi pemantauan pemeriksaan lab. Mis: HB
• berikan pelunak feses (laxsatif) sesuai indikasi
DX : Resti infeksi b.d. kateter di buli-buli
Tujuan : mencegah terjadinya infeksi
KH : Tidak mengalami tanda-tanda infeksi

INTERVENSI
• Observasi tanda dan gejala ISK.
• Lakukan perawatan kateter tiap hari
• Ambulasi dengan kantong drainase
• Berikan antibiotik sesuai indikasi

Anda mungkin juga menyukai