Anda di halaman 1dari 23

 Kelainan pleura paling sering

 Penumpukan cairan yang berlebihan


didalam rongga pleura akibat dari
ketidakseimbangan susunan dan proses
perpindahan cairan pleura
 Sesak napas akibat gangguan pergerakan
diafragma & dinding dada saat respirasi
 Membran serosa yg kuat berasal dari
mesoderm
 Pleura parietalis  membungkus rongga
dada bagian dalam
 Pleura viseralis  membungkus paru
 Tebal rongga pleura 10-20 mikron
 Berisi cairan 25-50 CC yang berfungsi
sebagai pelicin
 Ruang potensial antara pleura viseral &
pleura parietal
 Lapisan cairan serous yang diproduksi
mesothelium
 Mengurangi gesekan
 Tegangan permukaan memungkinkan
kohesi antara paru & dinding dada
 Pleura parietalis diperdarahi sirkulasi
sistemik
 Puncak : Cabang A.subklavia
 Mediastinum : A.perikardiofrenikus
 Kosta : Cabang A.mamaria interna, cabang
A.interkostalis
 Diafragma : A.frenikus sup,
A.muskulofrenikus
Aliran balik
 Pleura parietalis kembali ke V.interkostalis
 Pleura viseralis kembali ke V.pulmonalis

 Pembuluh getah bening pleura parietalis


berhubungan dengan rongga pleura melalui
stomata
 Keseimbangan tekanan hidrostatik &
onkotik di pembuluh darah & limfe pleura
viseral & parietal
 Efusi pleura terbentuk dari gangguan
keseimbangan ini
 Efusi pleura terjadi karena :
 Transudasi/eksudasi yang berlebihan
 Pembentukan ; penyerapan
 Pembentukan normal, penyerapan
terganggu
Pembentukan & penyerapan cairan pleura. Filtrasi mikrovaskular awaldi pleura parietal & viseral
sebagian diserap (panah garis putus). Sisa cairan interstisial rendah protein melewati lapisan
mesothelial pleura ke dalam rongga pleura. Cairan pleura keluar rongga pleura melalui stomata
pembuluh limfe pleura parietal.

Staub NC, Wiener-Kronish JP, Albertine KH: Transport through the pleura: Physiology of normal liquid and solute exchange in the
pleural space. In Chretien J, Bignon J, Hirsch A [eds]: The Pleura in Health and Disease. New York: Marcel Dekker, 1985, p 182
 Nyeri dada pleuritik
 Dyspneu
 Batuk kering non produktif
 Pemeriksaan fisis : taktil fremitus menurun, perkusi
redup dan suara napas melemah  menghilang,
gesekan pleura dapat terdengar pada akhir inspirasi
 Penumpukan cairan pleura gangguan ventilator
restriktif, menurunnya kapasiti paru total,kapasiti
fungsional & kapasiti vital paksa  V/Q terganggu
 Observasi
 Punksi Pleura
 Efusi pleura berulang  WSD
 Thorakoskopi
 Thorakotomi
Light RW. Management of Parapneumonic Effusion. EJB 2008;2:209
 Persiapan pasien
 Penjelasan tentang tindakan
 Ijin tindakan
 Persiapan alat-alat
 Spuit 5 cc
 Blood set
 Sarung tangan steril
 Plester / kasa steril
 Lidokain 2%
 Abbocath no 14
 Obat a/antiseptik
 Botol penampung
 Syok
 Perdarahan
 Infeksi
 Pneumotoraks
Perbedaan transudat dan eksudat

Transudat Eksudat
1. uji Rivalta -- +
2. Protein < 3,0 gr % > 3,0 gr %
3. Nisbah protein cp/plasma < 0,5 > 0,5
4. Berat Jenis < 1,016 > 1,016
5. LDh < 200 /  > 200 / 
6. Nisbah LDH cp/plasma < 0,6 > 0,6
7. Leukosit < 1000 > 1000
Hitung jenis < 50% > 50%
limfosit limfosit
8. PH > 7,3 < 7,3
9. Glukosa  plasma < plasma
10. Amilase = plasma > plasma
11. Alkali fostafase < 75  > 75 

Anda mungkin juga menyukai