Anda di halaman 1dari 20

PENYEBAB RUNTUHNYA

PEMERINTAHAN ORDE BARU

• ABDULLAH AL FURQON • BRIAN SAPUTRA


• ANNISA TSUSA’DIAH • DEWI ANGGRAINI
• ARI DESTRIADI • EGE SYAMSEPTIADI
• ARI GUNAWAN • ELVA KURYANA
• AYU AGUSTINA
Di balik kesuksesan pembangunan Orde Baru menyimpan beberapa kelemahan.
Selama masa pemerintahan Soeharto, praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
tumbuh subur. Pada masa Orde Baru juga terjadi krisis multidimensional.
Krisis multidimensional merupakan gabungan dari berbagai, krisis. Krisis-krisis
tersebut antara lain ekonomi, sosial budaya, agama, kepercayaan, moral, dan
sebagainya.
Krisis multidimensional disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia
pada tahun 1997. Banyak terjadi kerusuhan, pembakaran, penjarahan,
pembunuhan, dan sebagainya. Peristiwa tersebut membuat stabilitas dalam negeri
bangsa Indonesia menjadi kacau.
Krisis Politik

Krisis Ekonomi

Krisis
Krisis Hukum
Multidimensioal
Krisis Sosial

Krisis Kepercayaan
KRISIS POLITIK

Pada masa Orde Baru, kehidupan politik sangat represif, yaitu adanya tekanan
yang kuat dari pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir
kritis. Ciri-ciri kehidupan politik yang represif, di antaranya:
1. Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh sebagai tindakan
subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia).
2. Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu atau demokrasi rekayasa.
a. UU No. 1/1985 tentang Pemilihan Umum;
b. UU No. 2/1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas, dan Wewenag DPR/MPR;
c. UU No. 3/1985 tentang Partai Politik dan Golongan karya;
d. UU No. 4/1985 tentang Referendum;
e. UU No. 5/1985 tentang Organisasi Massa.
3. Terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela dan
masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk mengontrolnya.
4. Pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga negara
(sipil) untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.
5. Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun Suharto
dipilih menjadi presiden melalui Sidang Umum MPR, tetapipemilihan itu
merupakan hasil rekayasa dan tidak demokratis.
Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia
Tenggara sejak Juli 1996 mempengaruhi KRISIS EKONOMI
perkembangan perekonomian Indonesia. Krisis
ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
• Pada tanggal 1 Agustus 1997, nilai tukar rupiah
turun dari Rp.2,575.00 menjadi Rp.2,603.00 per
dollar Amerika Serikat.
• Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat turun menjadi Rp
5,000.00 per dollar.
• Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah
terus melemah dan mencapai titik terendah, yaitu
Rp 16,000.00 per dollar
KRISIS EKONOMI TERSEBUT DITANDAI DENGAN:

• Kurs rupiah terhadap dolar Amerika


Serikat melemah,
• Pemerintah melikuidasi enam belas
bank bermasalah pada akhir 1997,
• Pemerintah membentuk badan
penyehatan perbankan nasional
(BPPN) yang mengawasi empat puluh
• Angka pemutusan hubungan kerja (PHK)
bank bermasalah lainnya,
meningkat karena banyak perusahaan yang
• Perusahaan milik negara dan swasta melakukan efisiensi atau menghentikan
banyak yang tidak dapat membayar kegiatannya sama sekali, dan persediaan
utang luar negeri yang telah jatuh sembilan bahan pokok di pasaran mulai
tempo, menipis pada akhir tahun 1997.
 UTANG LUAR NEGERI

Ditengah perekonomian yang dilanda krisis, utang dari luar negeri yang dimiliki
Indonesia semakin memperparah kondisi keuangan Indonesia. Walaupun
sesesungguhnya utang tersebut bukanlah utang pemerintah saja namun juga utang
yang dimiliki pihak swasta. Utang Indonesia hingga 6 februari 1998 mencapai USD
63,462 milliar, sedangkan utang yang dimiliki pihak swasta mencapai USD 73,962
milliar. Dengan melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika akibat
krisis yang melanda Asia Pasifik, utang luar negeri yang dimiliki pemerintah
Indonesia yang kebanyakan menggunakan mata uang tersebut semakin
memperburuk keadaan ekonomi Indonesia dan terjebak alam putaran utang yang
seolah tak ada habisnya.
 PENYIMPANGAN UUD

Menurut UUD 1945, terutama dalam pasal 33 bahwa sistem perekonomian


dijalankan dengan asas demokrasi ekonomi. Namun dalam kenyataannya yang
terjadi justru dikusai oleh sebagian orang saja yakni para konglomerat dan
terjadi monopoli ekonomi, atau dengan kata lain sistem ekonomi yang
dijalankan merupakan sistem kapitalis
 POLA PEMERINTAHAN TERPUSAT

Sistem pemerintahan yang terpusat pada satu tempat yakni di Jakarta sebagai pusat
pemerintahan membuat segala pemerintah pusat memegang peranan penting dalam
mengatur masyarakat secara keseluruhan. Namun disisi lain membuat pembangunan
tidak merata yang akhirnya mengakibatkan kesenjangan. Dampaknya seperti yang
terjadi di Irian jaya, penduduk lokal merasa dianak tirikan sebab sumber daya alamnya
diambil secara besar-besaran dan di bawa semua ke pemerintah pusat tanpa
meninggalkan manfaat apapun.
KRISIS HUKUM
Dalam bidang hukum, pemerintah
melakukan intervensi. Artinya, kekuasaan
peradilan harus dilaksanakan untuk
melayani kepentingan para penguasa dan
bukan untuk melayani masyarakat dengan
penuh keadilan. Bahkan, hukum sering
dijadikan alat pembenaran para penguasa.
Kenyataan itu bertentangan dengan ketentuan pasal 24 UUD 1945 yang menyatakan bahwa
kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah
(eksekutif).
Kasus pelanggaran HAM lainnya antara lain berupa pembunuhan,
penculikan, penyiksaan, dan penghilangan secara paksa. Pelanggaran tersebut
merupakan dampak pendekatan keamanan yang dilakukan ABRI dalam
menyelesaikan masalah-masalah pembangunan.
KRISIS SOSIAL
Krisis politik, hukum, dan ekonomi merupakan penyebab terjadinya krisis sosial.
Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan terjadinya
konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama. Semua itu berakhir pada
meletusnya berbagai kerusuhan di beberapa daerah, khususnya kerusuhan-
kerusuhan anti-Cina di sejumlah kota di Indonesia.
Kelompok Cina/Tionghoa merupakan sasaran kemarahan masyarakat. Hal itu
karena kelompok Cina/Tionghoa mendominasi perekonomian di Indonesia. Badai
krisis ekonomi makin menjalar dalam bentuk gejolak-gejolak non-ekonomi..
Ketimpangan perekonomian Indonesia memberikan sumbangan terbesar terhadap
krisis sosial. Pengangguran, persediaan sembako yang terbatas, tingginya harga-
harga sembako, rendahnya daya beli masyarakat merupakan faktor-faktor yang
rentan terhadap krisis sosial.
KRISIS KEPERCAYAAN
Dalam pemerintahan Orde Baru berkembang KKN yang dilaksanakan secara
terselubung maupun secara terang-terangan. Hal tersebut mengakibatkan
munculnya ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah dan ketidakpercayaan
luar negeri terhadap Indonesia.
Kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto berkurang
setelah bangsa Indonesia dilanda krisis multidimensi. Kemudian muncul bderbagai
aksi damai yang dilakukan oleh para masyarakat dan mahasiswa. Para mahasiswa
semakin gencar berdemonstrasi setelah pemerintah mengumumkan kenaikan
harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncaknya pada tanggal
12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang semula damai
berubah menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya empat mahasiswa Trisakti,
yaitu Elang Mulya Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Sie, dan Hafidhin Royan.
 TRAGEDI TRISAKTI
Aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa trisakti beserta dosen dan staf kampus
yang diikuti oleh lebih dari 10.000 mahasiswa dan digelar pada 12 mei 1988 yang pada
intinya meminta pemerintah melakukan reformasi disegala bidang baik pemerintahan,
ekonomi maupun politik yang menginginkan diadakannya sidang istimewa MPR.
Namun aksi damai ini dinodai dengan adanya penembakan oleh aparat terhadap empat
mahasiswa Trisakti yakni Hendriawan Sie, Heri Hartanto, Elang Mulya Lesmana, dan
Hafidin Royan. Yang memicu aksi kekerasan meluas di berbagai penjuru wilyah saat itu.
Dan semakin membuat Indonesia jatuh terpuruk dalam krisis yang seolah tanpa akhir,
yang menjadi catatan terburuk dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
 KERUSUHAN DI KOTA BESAR LAINNYA

Tragedi Trisakti memicu terjadinya aksi demo dibeberapa daerah Republik Indonesia. Pada
dasarnya tuntutan yang mereka suarakan sama, yaitu menuntut adanya reformasi total. Aksi yang di
pelopori mahasiswa ini disusupi oleh masa dari berbagai kalangan sehingga menimnulkan
kerusahan.
• Aksi demo di Jakarta
Tragedi Trisakti mengakibatkan aksi demonstrasi makin besar dan luas. Peristiwa tersebut
mendapat simpati dari masyarakat di berbagai daerah, khususnya Jakarta. Namun aksi demonstrasi
tersebut berkembang menjadi kerusuhan. Kerusuhan terjadi pada hari rabu dan kamis tanggal 13
dan 14 Mei 1998. Massa membakar mobil, toko, dan kantor-kantor. Pada tanggal 14 Mei 1998,
massa juga melakukan penjarahan, seperti di Palmerah Plaza, Bank Lippo, Bank BCA, Slipi Jaya Plaza,
Pasar Tanah Abang, dan Plaza Sentral Klender. Kerusuhan ini mengakibatkan tewasnya sekitar 500
orang dan kerugian materi sekitar 2.5 Triliun.
• Aksi demo di Semarang
Aksi demo di Semarang juga dipelopori oleh mahasiswa dengan diikuti
masyarakat umum. Massa berhasil menduduki gedung RRI, Gedung Gubernur
Jawa Tengah, dan Gedung DPRD pada tanggal 14 Mei 1998. Selain menuntut
mundurnya Presiden Soehart, massa juga menuntut turunya Gubernur Suwardi.
• Aksi demo di Medan
Aksi demo di Medan dipelopori oleh mahasiswa Universitas Sumatra Utara
(USU) Gedung kantor DPRD Sumut. Ketua DPRD Sumut, H.M. Iskak menyatakan
mendukung penuh refomarsi. Dalam aksi ini seorang aparat tertembak hingga
meninggal.
• Aksi demo di Solo
Aksi demo di Solo berpusat dikampus Universitas Muhammadiyah Surakarta
(UMS) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) tanggap 14 dan 15 Mein 1998. Aksi ini
menimbulkan beberapa kerusuhan. Massa membakar beberapa hotel dan kantor
Bank, serta menghancurkan toko milik warga keturunan Tionghoa.
• Aksi demo di Surabaya
Aksi demo di Surabaya terjadi pada hari kamis tanggal 14 Mei 1998. Aksi demo
dibarengi dengan perusakan dan penjarahan. Mahasiswa berhasil menduduki
kantor RRI regional I Surabaya dan lewat radio itu mereka menyuarakan tuntutan
mengenai Sidang Istimewa MPR dan turunnya Presiden Soeharto.
• Aksi demo di Manado
Unjuk rasa terjadi pada hari kamis tanggal 14 Mei 1998 dengan dipelopori
mahasiswa Universitas Sam Ratulangi. Dalam Aksinya, mereka mengajukan empat
tuntutan pokok, yaitu reformasi di segala bidang, penurunan harga bahan bakar
minyak dan obat usut tuntas insiden 20 April di Unsrat, dan usust tuntas Tragedi 12
Mei di Universitas Trisakti.

• Aksi demo di Yogyakarta


Aksi demo di Yogyakarta dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai
universitas. Pada tanggal 19 Mei 1998 terjadi peristiwa bersejarah kurang lebih
sejuta manusia berkumpul di alun-alun utara Keraton Yogyakarta untuk menghadiri
Pisowanan Ageng yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paku
Alam VIII.

Anda mungkin juga menyukai