Saat
2 jam 1 jam Di bangsal
perjalanan Saat di IGD,
SMRS -> SMRS, neurologi
ke RSDM, kejang 1x
mendadak kejang 1x anak,
kejang 1x selama ± 5
demam, selama ± 7 kejang (-)
selama ± 5 menit
kejang (-) menit demam (-)
menit
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Pemeriksaan kehamilan :
Trimester 1, 2 : kontrol 1x dalam 1
bulan
Trimester 3 : kontrol 2x tiap bulan
• Keluhan saat hamil (-)
• Konsumsi obat : vitamin dan tablet
penambah darah
Kesan : Kehamilan dalam batas normal
RIWAYAT KELAHIRAN
Saat ini:
Saat lahir : U : 7 bulan
BB selalu
BB : 3000 naik saat BB : 8,1 kg
gram diperiksa di PB L 70 cm
PB : 50 cm Puskesmas
LK : 41 cm
LILA : 14,8 cm
Abdomen
I : Dinding perut sejajar dinding dada Ekstremitas
A :Bising usus normal Akral hangat: +,
P : Timpani diseluruh lapang perut edema: -, CRT < 2
P : Supel, hepar lien tidak teraba, turgor detik
kulit kembali cepat
STATUS NEUROLOGIS
ANAMNESIS
• Pasien demam sejak 3 jam SMRS
• Pasien kejang sejak 2 jam SMRS dengan mata mendelik
ke atas, kedua tangan dan kedua kaki kaku. Pasien
mengalami kejang 1 kali selama ± 7 menit.
• Pasien kejang berulang pada saat perjalanan ke RSDM
dan saat di IGD RSDM. Masing-masing kejang 1 kali
selama ± 5 menit.
• Pasien mempunyai penyakit jantung yaitu VSD dan rutin
kontrol ke poli jantung
DAFTAR MASALAH
Pemeriksaan Fisik
• Tonsil hiperemis dengan ukuran T2-T2
• Bising sistolik (+)
Pemeriksaan penunjang
• MCV 73.5/um
• MCH 25.1 pg
• MPV 16 fl
• Limfosit 48.3%
• Monosit 6.60%
• Glukosa darah sewaktu 101 mg/dl
• Kalsium 1.31 mmol/L
DIAGNOSIS BANDING
1. Inf. D5 ¼ NS 26 ml/jam
2. Paracetamol (10 mg/kg/8 jam) -> 80 mg/8 jam
p.o
3. Inj. Sibital (5 mg/ kg/ hari) -> 20 mg/12 jam IV
4. Furosemid 4 mg/ 12 jam p.o
5. Spironolactone 6.25 mg/12 jam p.o
6. Inj. Ampicillin Sulbactam (25 mg/kg/6 jam) ->
200 mg/6 jam IV
7. Dexamethasone 1.5 mg/8 jam IV
MONITORING EDUKASI
1. Ad vitam : bonam
2. Ad sanam : bonam
3. Ad fungsionam : bonam
FOLLOW UP
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
(28 Desember 2017)
Saat ini ibu pasien mengatakan tidak ada keluhan
pada pasien. Tidak didapatkan demam maupun
kejang. Nafsu makan minum baik, BAK/BAB tidak
ada keluhan.
STATUS GENERALIS
Abdomen
I : Dinding perut sejajar dinding dada Ekstremitas
A :Bising usus normal Akral hangat: +,
P : Timpani diseluruh lapang perut edema: -, CRT < 2
P : Supel, hepar lien tidak teraba, turgor detik
kulit kembali cepat
STATUS NEUROLOGIS
1. Inf. D5 ¼ NS 26 ml/jam
2. Paracetamol (10 mg/kg/8 jam) -> 80 mg/8 jam
p.o
3. Inj. Sibital (5 mg/ kg/ hari) -> 20 mg/12 jam IV
4. Furosemid 4 mg/ 12 jam p.o
5. Spironolactone 6.25 mg/12 jam p.o
6. Inj. Ampicillin Sulbactam (25 mg/kg/6 jam) ->
200 mg/6 jam IV
7. Dexamethasone 1.5 mg/8 jam IV
MONITORING EDUKASI
1. Ad vitam : bonam
2. Ad sanam : bonam
3. Ad fungsionam : bonam
DIAGNOSIS KERJA
1. Inf. D5 ¼ NS 26 ml/jam
2. Paracetamol (10 mg/kg/8 jam) -> 80 mg/8 jam
p.o
3. Inj. Sibital (5 mg/ kg/ hari) -> 20 mg/12 jam IV
4. Furosemid 4 mg/ 12 jam p.o
5. Spironolactone 6.25 mg/12 jam p.o
6. Inj. Ampicillin Sulbactam (25 mg/kg/6 jam) ->
200 mg/6 jam IV
7. Dexamethasone 1.5 mg/8 jam IV
MONITORING EDUKASI
1. Ad vitam : bonam
2. Ad sanam : bonam
3. Ad fungsionam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Kejang demam : bangkitan
kejang terjadi pada anak
usia 6 bulan-5 tahun yang
mengalami kenaikan suhu
tubuh (suhu di >380C,
dengan metode
pengukuran suhu apa pun)
• Tidak disebabkan oleh
proses intrakranial,
gangguan elektrolit,
gangguan metabolisme,
dan tidak memiliki kejang
tanpa demam sebelumnya
KLASIFIKASI
KEJANG DEMAM
KOMPLEKS
KEJANG DEMAM
SEDERHANA
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dapat diperiksa darah perifer, elektrolit, dan
gula darah. Tujuan: menyingkirkan
kemungkinan penyebab terjadinya demam
LUMBAL PUNGSI
Tanda dan gejala rangsang meningeal (+), curiga
infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis, anak dengan kejang disertai
demam yang sebelumnya telah mendapat
antibiotik dan pemberian antibiotik tersebut dapat
mengaburkan tanda dan gejala meningitis.
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Pemberian antikonsulsan rumatan hanya dengan
indikasi:
• Kejang fokal
• Kejang lama >15 menit,
• Terdapat kelainan neurologis yang nyata
sebelum atau sesudah kejang, misalnya palsi
serebral, hidrosefalus, hemiparesis
TATALAKSANA
• Pemberian obat fenobarbital /asam valproat
setiap hari efektif dalam menurunkan risiko
berulangnya kejang
• Dosis asam valproat: 15-40 mg/kg/hari dibagi
dalam 2 dosis
• Dosis fenobarbital: 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2
dosis.
• Pengobatan diberikan selama 1 tahun,
penghentian pengobatan rumat untuk kejang
demam tidak membutuhkan tapering off, namun
dilakukan pada saat anak tidak sedang demam.
FAKTOR RISIKO BERULANG
KEJANG
1. Riwayat kejang demam/epilepsi dalamkeluarga
2. Usia <12 bulan
3. Suhu tubuh kurang dari 39°C saat kejang
4. Interval waktu yang singkat antara awitan demam
dengan terjadinya kejang
5. Apabila kejang demam pertama merupakan
kejang demam kompleks
FAKTOR RISIKO MENJADI EPILEPSI
1. Terdapat kelainan neurologis / perkembangan
yang jelas sebelum kejang demam pertama
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orangtua/saudara
kandung
4. Kejang demam sederhana yang berulang 4
episode atau lebih dalam 1 tahun
EDUKASI