Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

K USIA PRASEKOLAH (55 Bulan)


DENGAN POST OPERASI LAPARATOMI HARI KE LIMA
AKIBAT ILEUS OBSTRUKTIF DIRUANG RAWAMERTA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
26 - 28 JUNI 2013

DISUSUN OLEH :
NU’MANUDIN
NIM : 0433131440110037

STIKES KHARISMA K ARAWANG


JULI 2013
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data yang diperoleh dari Medikal Record RSUD
Karawang, angka kejadian pasien anak usia prasekolah (4-6
tahun) yang dirawat dengan pembedahan akibat ileus obstruksi
pada bulan Januari – Juni 2013 adalah 4% atau terdapat 2 anak
usia prasekolah dengan pembedahan akibat ileus obstruksi dari
50 anak yang dirawat dengan pembedahan.
B. TUJUAN
C. METODE PENULISAN
D. SISTEMATIKA PENULISAN
TINJAUAN TEORITIS

Pengertian Ileus obstruktif adalah terjadinya sumbatan dan mencegah


aliran normal dari isi usus melalui saluran usus (Brunner &
Suddarth, 2002).

Penyebab Adhesi ( perlekatan usus halus


) merupakan penyebab tersering ileus obstruktif, sekitar 50-
70% dari semua kasus. (Brunner and Suddarth, 2002).

Tanda dan Gejala Kram abdomen, adanya nyeri tekan pada abdomen,
distensi abdomen, mual, muntah, refluk cairan , menurunnya
bising usus dan konstipasi.
PATOFISIOLOGI

SKEMA PATOFISIOLOGIS DAN POHON MASALAH ILEUS

OBSTRUKSI

KLIK DISINI
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan
3. Riwayat kesehatan masa lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Riwayat sosial
6. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari
7. Pemeriksaan Fisik
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Riwayat tumbuh kembang
B. Diagnosa Keperawatan
C. Rencana Tindakan
TINJAUAN KASUS

 Identitas Pasien

Pasien bernama An. K, usia 55 bulan, jenis kelamin laki - laki, agama Islam,
suku sunda, bangsa Indonesia, pendidikan belum sekolah, alamat : Kampung
Pulo Sari RT/RW 15/05, Desa Kalangsurya, Kecamatan Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang.

Keluhan Utama : Ibu pasien mengatakan, anaknya demam, merasa sakit


didaerah perut, sakit lebih terasa saat perut pasien
ditekan/dipegang. Skala nyeri 5-6 saat nyeri terasa, sejak 5
hari yang lalu (setelah operasi) pasien belum pernah
makan, karena setiap makan dan minum perut anaknya
langsung kembung sehingga makan dan minum hanya
melalui selang yang terpasang dihidungnya
ANALISA DATA

Tabel 3.1

Anlisa Data Hasil Pengkajian


PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

 Prioritas diagnosa keperawatan yang muncul pada tanggal 26 Juni


2013

1. Nyeri akut b.d adanya luka operasi


2. Ganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d intake tidak adekuat
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal: konstipasi b.d
bedrest
4. Resiko infeksi b.d dampak dari adanya luka operasi
5. Cemas pada keluarga b.d ketidak tahuan akan penyakit dan
perawatannya
RENCANA TINDAKAN KEPERAWTAN
Tujuan dan Rencana Tindakan
No Diagnosa Rasional
kriteria hasil Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri, catat Membantu mengevaluasi derajat
b.d adanya tindakan keperawatan lokasi, karakteristik, ketidaknyamanan dan keefektifan analgesic
luka operasi selama 3x24 jam, nyeri intensitas (skala 0-10) atau dapat menyatakan terjadinya komplikasi
berkurang atau hilang. 2. Berikan tindakan Menurunkan tegangan otot , meningktkan
dengan Kriteria hasil : kenyamanan seperti relaksasi dan mengurangi nyeri.
 Pasien tampak distraksi, kompres
tenang hangat atau ubah
 Skala nyeri 0 posisi.
(rentang skala 1- 3. Bantu melakukan Ambulasi mengembalikan organ ke posisi
10) latihan rentang gerak normal dan meningkatkan kembalinya fungsi
 Ketika perutnya dan dorong ambulasi ke tingkat normal.
dipegang/ditekan dini hindari posisi
pasien tidak duduk lama.
menangis 4. Selidiki dan laporkan Diduga inflamasi peritoneal, yang
 Tidak ada keluhan adanya nyeri tekan memerlukan intervensi medik cepat
sakit jika pasien pada abdomen.
bergerak (duduk, 5. Observasi / catat Dapat menunjukan terjadinya obstruksi usus
miring kiri/kanan) distensi abdomen, karena inflamasi edema dan jaringan parut
peningkatan suhu,
penurunan TD.
6. Kolaborasi dengan Menurunkan nyeri, meningkatkan
dokter mengenai kenyamanan.
pemberian terapi
analgetik
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/Tgl Jam No. DX Implementasi

Rabu, 08.30 1 Mengkaji nyeri, catat lokasi, karakteristik,


intensitas (skala 0-10)
26 Juni R/ Ibu pasien mengatakan, Nyeri pada daerah luka
2013 operasi, skala nyeri 5-6 (rentang skala 1-10)
08.35 1 Membantu melakukan latihan rentang gerak dan
dorong ambulasi dini hindari posisi duduk lama
R/ Pasien baru mampu miring kanan dan kiri
11.00 1 Memberikan tindakan kenyamanan merubah posisi
tubuh.
R/ Pasien merubah posisi dari tidur ke duduk
14.30 1 Memberikan terapi analgetik/antipiretik
R/ Pasien mendapatkan Sanmol 500 mg (Drip)
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

No
Hari/Tgl Waktu Evaluasi Nama &TTD
Dx
Jum’at, 28 13.30 1 S : Ibu pasien mengatakan sakit pada
Juni 2013 luka bekas operasi anaknya
sudah tidak terasa lagi
Nu’man
O : Pasien tampak tenang, skala nyeri 0,
TTV : TD : 100/70 mmHg,
nadi 100x/menit, suhu: 37,2 o C,
respirasi 28 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Hentikan rencana tindakan
keperawatan
PENUTUP

a. Kesimpulan
Ileus Obstruksi adalah gangguan aliran isi usus yang bisa disebabkan oleh adanya
mekanik dan non mekanik sehingga terjadi akumulai cairan dan gas di lumen
usus. Data yang muncul pada An. K yaitu terdapat distensi abdomen, terdapat
luka operasi di abdomen kuadran 3 bagian bawah dengan panjang 12 cm, ibu
pasien mengatakan anaknya sering merasa kesakitan pada daerah luka
operasinya, skala nyeri 5-6, sejak 5 hari yang lalu (setelah operasi) pasien belum
pernah makan, karena setiap makan / minum perut anaknya langsung kembung
sehingga makan dan minum hanya melalui selang yang terpasang dihidungnya
dan pasien belum BAB sejak 5 hari setelah operasi dengan bising usus 6-8
kali/menit. Dari data tersebut muncul masalah nyeri akut, gangguanpemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan pemenuhan pola
eliminasi fekal : konstipasi, resiko infeksi dan cemas pada keluarga.

a. Rokemendasi
 Rekomendasi yang diberikan pada rumah sakit yaitu membuat prosedur tetap
untuk pemantauan hasil laboratorium. Rumah sakit menyediakan alat untuk
mengganti balutan lebih dari satu set dan menyediakan sarana dan prasarana
untuk pendidikan kesehatan seperti lembar balik, leaflet atau papan
informasi. Untuk perawat yaitu meningkatkan tanggung jawab dalam
mempertahankan prinsip – prinsip tindakan mengganti balutan

Anda mungkin juga menyukai