Anda di halaman 1dari 30

Kelompok 2

1. Rika Yuni Risky (11-002)


2. Nina Yudhiarti (11-007)
3. M. Arif budiman (11-010)
4. Putri Retno Intan (11-0
5. Mona Metalia (11-0
6. Hasanah Tari Morche (11-0
 Trigger : multiple trauma
“ seorang pasien masuk UGD RSI Siti Rahmah, Ali,umur
18th,laki-lali jatuh dari pohon rambutan setinggi lebih
kurangh 4 meter sekitar 6 jam yang lalu, perdarahan luas,
terlihat luka terbuka di daerah kepala, lengan atas patah
dengan luka terbuka. Pasien kelihatan pucat dan sangat
kesakitan, kesadaran baik
a) Anamnesa :
• Keluhan utama : perdarahan luas, luka terbuka daerah kepala dan
lengan atas patah dengan luka terbuka.
• Riwayat: jatuh dari pohon setinggi kurang dari 4m ,6jam yang lalu

b) Pemeriksaaan:
• Fisik :
TTV: Kesadaran composmentis
kulit : pucat
• Laboratorium: pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serta
pemeriksaan sedimen urin dapat membantu menentukan adanya
perdarahan atau cedera di saluran kemih.
• Penunjang:
1. Foto rontgent
2. CT scan
3. MRI
 Penatalaksanaan : langkah-langkah sistematis
untuk pasien gawat
cara pengelolaan pasien trauma dikenal “initial
assessment” meliputi:
1. Persiapan: pre hospital (koordinasi dokter dengan
petugas lapanga) dan hospital (persiapan
penerimaan pasien)
2. Triase
3. Primary survey
4. Resusitasi
5. Tambahan terhadap primary survey dan resusitasi
6. Secondary survey
7. Tambahan secondary survey
8. Pemantauan dan reevaluasi
9. Penanganan defenitif
triase Ukur tanda vital dan tingkat kesadaran

GCS<14 atau tek.darah sistol <90 atau PTS<9


RR <10 atau >29 atau RTS <11 atau

YA, rujuk ke pusat TIDAK, nilai anatomi


trauma cedera

• Flaiil chest paralisis ekstremitas


• Fraktur 1/lebih fraktur pelvis
• Amputasi proks wrist/ankle luka bakar luas
• Cedera tembus kepala,leher, thoraks,
abdomen,proks lutut/siku

Ya,Rujuk ke pusat TIDAK, nilai mekanisme cedera


trauma dan bukti benturan keras

Terlempar dari mobil waktu ekstrinsik > 20 menit


Meninggal di mobil yang sama jatuh>6m
Pejalan kaki terlempar/terlindas mobil terbalik
Mobil kec tinggi pejalan kaki X kecepatan mobil >8km/jam
kec >64 km/jam KLL motor kecepatan >32 km/jam atau motor-pengendara terpisah
mobil penyok >50cm
instruksi dalam kabin >30cm

Ya, konsul control medic, tidak


rujuk ke pusat trauma

Umur <5 atau >55 th peny.jantung-paru


Hamil IDDM,sirosis morbid obesity,koagulasi
imunosupresi

YA,konsul control Tidak, re evaluasi


medic,rujuk ke pusat bersama control
trauma medik
A: Airway, menjaga airway dengan kontrol
servical,
B : Breathing, menjaga pernapasan dengan
ventilasi
C: Circulation, control perdarahan
D: Disability : status neurologis dg
pemeriksaan neurologis singkat
E: Exposure/environmental control : buka
baju penderita,tetapi cegah hipotermi
.
a. Airway

Membebaskan jalan napas


b. Breathing/ventilasi/oksigenasi
c. Circulation (dengan kontrol perdarahan)
 Monitor
1. EKG
2. Laju nafas dan ABG (arterial Blood gases)
dipakai untuk menilai airway dan breathing
3. Penggunaan pulse oximetry
4. Tekanan darah
 Pemasangan kateter urin dan nasogatric
 Pemeriksaan foto rontgen dan pemeriksaan
tambahan
1. Thoraks
2. Pelvis
3. Servikal
4. Sonografi atau Usg ABDOMEN
Hal yang Identifikasi/ penilaian Penemuan Konfirmasi
dinilai tentukan klinis dengan
Tingkat Berat Skor GCS •≤8 trauma •Ct scan
kesadaran traumanya kapitis berat •Ulangi tanpa
kapitis •9-12 trauma relaksasi otot
sedang
•13-15 trauma
ringan
pupil •Jenis trauma •Ukuran •Mass efect •Ct scan
kapitis •Bentuk •Diffuse
•Luka pada •reaksi axonal injury
mata •Perlukaan
mata
kepala •Luka pada •Inpeksi ada •Luka kulit •Ct scan
kulit kepala luka dan kepala
•Fraktur fraktur •Fraktur
tulang •Parpasi impresi
tengkorak adanya •Fraktur basis
fraktur
maksilofasial •Luka •Inspeksi: •Fraktur •foto tulang
jaringan deformitas tulang wajah wajah
lunak •Palpasi •Cedera •CT scan
•Fraktur •Auskultasi:kr jaringan tulang wajah
•Kerusakan epitus lunak
syaraf
•Luka dalam
mulut/gigi
leher •Cedera pada •Inspeksi •Deformitas •Foto sevikal
laring •Palpasi laring •Angiografi/d
•Fraktur •auskultasi •Emfisema oppler
servikal subkutan •Esofagoskop
•Kerusakkan •Hematoma i
vaskuler •Murmur •laringoskopi
•Cedera •Tembusnya
esofagus platisma
•Gangguan •Nyeri, nyeri
neurologi tekan C-
spine
Toraks •Perlukaan •Inspeksi •Jelas, •Foto thoraks
dinding •Palpasi deformitas,gerak •CT scan
toraks •auskulta an •Angiografi/
•Emfisema si •Paradoksal doppler
subkutan •Nyeri tekan •Bronchoskop
•Pneumo/he dada, krepitus i
matotoraks •Bising nafas •Tube
•Cedera berkurang korakostomi
bronkus •Bunyi jantung •Perikardiosi
•Kontusio jauh ntesis
paru •Krepitas •USG trans-
•Kerusakkan mediastinum esofagus
aorta •Nyeri punggung
hebat
Hal yang Identifikasi/te penilaian Penemuan Konfirmasi
dinilai ntukan klinis dengan

Abdomen/ping •Perlukan dd •inspeksi •Nyeri , nyeri •DPI/USG


gang abdomen •Palpasi tekan abdomen
•Cedera •Auskultasi abdomen •CT scan
intraperitoneal •Tentukan arah •Iritasi •Laparotomi
•Cedera penestrasi peritoneal •Foto dengan
retroperitoneal •Cedera organ kontras
viseral •Angiograf
•Cedera
retroperitoneal
pelvis •Cedera •Palpasi •Cedera •Foto pelvis
genitourinarius simfisis pubis genitourinarius •Urogram
•Fraktur pelvis untuk (hematuria) •Uretrogram
pelebaran •Fraktur pelvis •Sitogram
•Nyeri tekan •Perlukan •IVP
tulang pelvis perineum,rektu •Ct scan
•Tentukan m, vagina dengan kontras
isntabilitas
pelvis
•Inspeksi
perineum
Hal yang Indentifikasi/ penilaian Penemuan Konfirmasi
dinilai tentukan klinis dengan

Medula •Trauma kapitis •Pemeriksaan •Mass effect •Foto polos


spinalis •Trauma motorik unilateral •MRI
medula •Pemeriksaan •Tetraparesis
spinalis sensorik •Paraparesis
•Trauma syaraf •Cedera radiks
perifer syaraf
Columna •Fraktur •Respon •Fraktur atau •Foto polos
vertebralis •Instabilitas variabel dislokasi •CT Scan
col.vertebra terhadap nyeri,
•Kerusakan tanda
syaraf lateralisasi
•Nyeri tekan
•deformitas

ekstremitas •Cedera •Inspeksi •Jejas,pemben •Foto polos


jaringan lunak •palpasi gkakan,pucat •Doppler
•Fraktur •Mal-alignment •Pengukuran
•Kerusakan •Nyeri,nyeri tekanan
sendi tekan,krepitasi kompertemen
•Defisit •Pulsasi •angiografi
neurovaskular hilang/berkura
Re-evaluasi
 Penurunan keadaan dapat dikenal apabila dilakukan evaluasi
ulang terus menerus. Sehingga gejela yang baru timbul segera
dapat dikenali dan dapat ditangani secepatnya
 Monitoring tanda vital dan produksi urine penting. Produksi urin
pada orang dewasa sebaiknya dijaga ½ cc/kgBB/jam pada anak
1cc/kgBB/jam
 Bila penderita dalam keadaan kritis dapat dipakai pulse oximetry dan
end-tidal CO2 monitoring
 Penanganan rasa nyeri merupakan hal yang penting. Rasa nyeri dan
ketakutan akan timbul pada penderita trauma, terutama pada perlukaan
muskulo-skletal. Golongan opiat atau anxiolitika harus diberikan secara
intra vena. Obat-obat ini harus diberikan secra berhati-hati dan cukup
untuk mencapai analgesi atau menghilangkan ketakutan.
 Fiksator ekterna atau pembidaian sbg
imobilisasi
 elevasi untuk mengurangi pembekakan
 Cegah infeksi dg deridemen
adekuat,antibiotic spectrum luas dan
imunisasi tetanus.
 Penutupan luka terbuka akibat
kehilangan jaringan lunak sebaiknya di
tunda sampai sampai luka vital aman dan
bebas infeksi.
Baik jika dilakukan penanganan yang
cepat terhadap trauma dimana ABCDE
terkontrol baik
Buruk bila umur <5 tahun dan> 55 tahun,
mempunyai penyakit jantung,paru,
penyakit penyerta seperti DM,penyakit
metabolic kronis.
 Trauma merupakan kejadian yang
bersifat holistik dan dapat menyebabkan
hilangnya produktivitas seseorang yang
disebabkan oleh luka atau cedera.
Penanganan trauma harus secara
sistematis mulai dari persiapan sampai
penanganan defenitif.

Anda mungkin juga menyukai