Anda di halaman 1dari 147

SURGERY TEAM 2013

PPSS ((PPrriim
maarryy SSuurrvveeyy))

A : airway control servikal


- Kelancaran jalan napas
- Obstruksi jalan napas

B : Breathing ventilasi
Fungsi paru : dinding dada dan diafragma

C : Circulation kontrol perdarahan


- Tingkat kesadaran
- Warna kulit
- Nadi

D : Disability evaluasi neurologis


A : Alert (sadar)
V : respons terhadap rangsangan vokal (suara)
P : respons terhadap rangsangan nyeri (pain)
U : unresponsive (tidak ada respons)

E : Exposure kontrol lingkungan


- Daerah / regio terjadinya luka
- Buka pakaian penderita
- Perhatikan suhu tubuh penderita

SSeeccoonnddaarryy SSuurrvveeyy
- head to toe examination
- re evaluasi px tanda vital
- pemeriksaan neurologis lengkap
- scor GCS
- foto rontgen

A. Anamnesis
A : alergi
M : medikasi sebelumnya
P : past illness (peny penyerta)
L : last meal
E : event / environment (lingkungan yang berhubungan dengan kejadian
perlukaan)

B. Pemeriksaan fisik
- Kepala
- Maxillo facial
- Vertebra servikal dan leher

11
SURGERY TEAM 2013

- Thoraks
- Abdomen
- Perineum
- Muskuloskeletal
- Neurologis

Status Urologi
CVA : bulging
NT CVA
Balotement
Suprapubik : NT
Massa
MUE : Darah
Lendir
Perineum : laserasi

Glasgow Coma Scale (GCS) :


- Respons Buka Mata (eye opening) (E)
4 : spontan
3 : terhadap suara
2 : terhadap nyeri
1 : tidak ada respons

- Respons motorik (M)


6 : ikut perintah
5 : melokalisir nyeri
4 : fleksi normal menarik anggota yang dirangsang nyeri
3 : fleksi abnormal (dekortikasi)
2 : ekstensi abnormal (deserebrasi)
1 : tidak ada (flaksid)

- Respons verbal (V)


5 : berorientasi baik
4 : bicara mengacau (bingung)
3 : kata-kata tidak teratur
2 : suara tidak jelas
1 : tidak ada

CTB dan Medula Spinalis


Kunci menentukan titik sensasi sensorik
1. C5 area diatas deltoid
2. C6 jempol
3. C7 jari tangan tengah
4. C8 kelingking
5. T4 papila mamae

22
SURGERY TEAM 2013

6. T8 ksifis sternum
7. T10 umbilikus
8. T12 simfisis
9. L4 bagian medial betis
10. L5 ruang antara jari kaki I dan II
11. S1 batas lateral pedis
12. S3 daerah tuberositas iskhii
13. S4 dan S5 daerah perianal

JENIS JENIS LUKA


- Vulnus contussum (luka memar)
- V. traumatikum
- V. excorlatio (luka lecet)
- V. scissum / incisivum (luka sayat) tepi luka tajam dan licin
- V. laceratum (luka robek) tepi luka tidak rata
- V. punctum (luka tusuk)
- V. penetrans (bila mengenai abdomen dan thoraks)
- V. Caesum (luka potong)
- V. Scloperosum (luka tembak)
- V. Morsum (luka gigitan binatang)

Log Roll Position


Yang komando di kepala
I tangan I di bahu
II di bokong
II tangan I masuk di tangan I orang I
Tangan II di paha
Tujuan : mencegah terjadinya fraktur servikal dan vertebral.

Prinsip penanganan kalau ada avuisi dan bone expose : tulang harus ditutup, tidak boleh
kelihatan.

Hematoma : perdarahan di bawah kulit


Contusio : luka memar
Abrasio : kerusakan hanya terjadi pada lapisan superfisial kulit
Avulsi : sebagian jaringan lepas
Decleving : sebagian jaringan terangkat
Bone expose : tulang kelihatan
Diastase : luka menganga (tepi saling melebar)

Proses penyembuhan luka :


Fase inflamasi : sampai 5 hari
Fase proliferasi : sampai akhir mgg ke 3
Fase penyudahan : berbulan

33
SURGERY TEAM 2013

Perawatan luka paling baik dikerjakan dalam 6-8 jam sesudah terjadi kejadian
(GOLDEN PERIODE)

KLASIFIKASI PENYEMBUHAN LUKA


Penyembuhan luka dapat berlangsung secara:
1. Sanatio per priman intentionem atau penyembuhan primer.
Cara penyembuhan ini terjadi pada luka insisi tanpa gap, atau bila luka
segera dipertautkan dengan bantuan jahitan. Parut yang terjadi biasanya
minimal / kecil dan halus.

2. Sanatio per secundam intentionem atau penyembuhan sekunder.


Merupakan penyembuhan luka tanpa pertolongan dari luar, yang
terjadi pada luka terbuka atau tidak dijahit. Proses berjalan secara alami
melalui pembentukan jaringan granulasi kemudian ditutup dengan epitel.
Tentu saja cara ini memakan waktu lebih lama, dan meniggalkan parut yang
tidak baik / jelek, lebih-lebih kalau lukanya menganga lebar.

3. Penyembuhan primer tertunda


Pada luka-luka yang sangat kotor / terkontaminasi berat atau luka
compang camping atau pada luka tembak. Pada luka-luka tersebut
diperkirakan akan terjadi infeksi kalau langsung dijahit.
Dalam hal ini luka itu setelah dilakukan pembersihan sesuai dengan
penanganan luka, tetap dibiarkan terbuka tidak dijahit. Sesudah 4 7 hari jika
tidak terjadi infeksi baru dilakukan penjahitan.

Secara berurutan tindakan pada luka sbb :


- Anestesi local atau umum
- Pembilasan luka
- Sterilisasi kulit sekitar luka
- Luka dikelilingi dengan kain steril
- Pembersihan luka (debrideman) :
o Kotoran
o Benda asing
o Eksisi jaringan mati
o Eksisi pinggir luka
- Hemostasis yang baik
- Kalau perlu : Ekplorasi kerusakan tendon, saraf, pembuluh darah
- Luka :
o Ditutup penyembuhan primer
o Biarkan terbuka penyembuhan primer tertunda
- Kalau perlu pemasangan penyalir (drain)

44
SURGERY TEAM 2013

Perbedaan antara keloid dan parut hipertrofik :

Keloid Parut Hipertrofik


Permulaan Mungkin timbul kemudian, TImbul dalam waktu beberapa
setelah beberapa bulan, atau satu- minggu
dua minggu
Invasi Meluas ke daerah kerusakan epitel Terbatas pada bekas kerusakan
Penyembuhan Tidak ada regresi Hilang sendiri
Predileksi Sternum, bahu, pipi, telinga, Dapat timbul di mana pun
pinggang
Ras / bangsa Terutama ras kulit gelap atau Lebih banyak pada bangsa kulit
hitam putih
Luka bakar Mungkin Sering
Gatal Jarang hebat Biasanya sangat menganggu

Wkt penyerapan wkt penyerapan total


(half life) (disolution time)
Chromic 15-20 hr 60 hr
Plain catgut 6-8 hr 30 hr
Dexon 15-20 hr 90-100 hr

Benang monofilament Benang multifilament


- atraumatik - traumatic
- sukar buat simpul - aman/mudah buat simpul
- tidak punya kapiler - capillarity relative tinggi
Absorbable suture
- Suatu bahan benang operasi steril yang terbuat dari derivat kolagen dari mamalia
yang sehat.
- Terbuat dari bahan polymer synthetic, yang dapat diserap oleh jaringan mamalia
hidup.

SUTURE COMPOSITION
Surgical Gut submukosa (sheep intestine)
Dexon poly-glycolic acid
Vicryl co-polymer of glycolide
Polydioxanone (PDS) polyester of p-dioxane

Non absorbable suture


- Suatu bahan benang operasi steril yang tidak dapat diserap oleh jaringan hidup
mamalia.

55
SURGERY TEAM 2013

SUTURE COMPOSITION
Surgical silk silkworms spun
Nylon (ethylon) polyamide polymer
Polypropylene (Prolene) polymer of propylene
Ethibond polyesther fibers
Surgical stainless steel iron, nickel, crom

Pengenceran Lidocain 2%:


1 amp Lidocain 2% = 2 ml (2 cc)
1 ml = 20 mg
Jadi 2 ml = 40 mg
amp = 1 cc = 20 mg

Lidocain : Aquadest
1cc 4 cc (dispo 5 cc)
2 cc 8 cc (dispo 10 cc)

Toksis lidocain : 500 mg ( 12 amp)


Dosis aman : 10 amp

Jarum :
Traumatis : jarum punya mata untuk memasukkan benang di bagian ujung
yang tumpul. Disebut traumatis karena pada bagian ujung / yang bermata ukuran
penampang lebih besar dari bagian ujung yang tajam sehingga akan menimbulkan
bekas luka yang lebih besar.
Keuntungan : Dapat dipakai berulang kali
Harga lebih murah

Atraumatis : jarum yang tidak bermata, sehingga ujung jarum langsung


dihubungkan dengan benang. Ukuran penampang jarum hampir sama besar
dengan ukuran benangnya
Kerugian :
Hanya bisa dipakai sampai benang habis
Harganya jauh lebih mahal
Jarum menurut bentuk dan penampang :
- Cutting : jarum yang penampangnya berbentuk segitiga/pipih dan tajam
sehingga ketika dipakai dapat menyanyat jaringan dan menimbulkan lubang
yang lebih besar. Dipakai untuk jahit kulit dan tendon (merupakan jaringan
yang sangat liat).
- Non cutting/tappered/rounded : jarum yang penampangnya bulat dan ujungnya
saja yang tajam sehingga tidak menimbulkan sayatan yang lebar. Dipakai untuk
jahit jaringan lunak, fasia dan otot.

66
SURGERY TEAM 2013

SIMPUL

Tekhik simpul :
1. Reef knot
2. Surgeons knot
3. Deep tying
4. Slip knot

Jarum otot : ujung bulat


Jarum kulit : ujung pipih
Jahit kulit wajah : Novafil 4-0 / 5-0
Jahit kulit luar : seidu 2-0
Jahit dalam otot : catgut 3-0
Indikasi :
RK : setiap waktu bila tidak ada regangan

77
SURGERY TEAM 2013

SK : dipakai kalau ada regangan


DT & SK : untuk penyimpulan dalam

Cabut benang (tidak boleh terlambat)


Wajah : 4-5 hr
Badan : 7-10 hr
Kaki/tangan : 14 hr

Teknik incisi dan penjahitan pada kulit


Incisi : Linier
Elips
Jahitan : Interrupted
Continous
Matrass : vertikal kalau luka besar
Horisontal kalau
Subcuticular

Benang seide warna hitam tidak diserap tubuh jadi jahitan harus dibuka.
Benang cargut / Novafil warna bening diserap
Novafil biru tidak diserap non traumatik.

Cabut Benang

88
SURGERY TEAM 2013

PPaassaanngg K
Kaatteetteerr

Prinsip : memasukkan perlahan-lahan


Indikasi :
- Pada pasien retensi urin
- Dekompresi buli-buli
- Perlu kontrol urine (syok)
- Operasi urethra / bladder outlet
- Buli-buli neuropathy
- Urine sampling
- Instilasi ke dalam buli-buli
- Spalk urethra

Alat dan bahan :


- Folley kateter
- Kateter logam
- Xylocain gel
- Urine bag
- Dispo 10 cc
- Aqua pro inj
- Handsoen steril
- Gaas steril
- Betadin

99
SURGERY TEAM 2013

Teknik : asepsis dan antisepsis

Cara :
1. Baringkan penderita
2. Operator di sebelah kiri
3. Pakai sarung tangan
4. Desinfeksi

5. Pasang doek lubang


6. Masukkan Xylocain, dorong kuat-kuat sampai gel masuk ke ureter

7. Pegang glans penis dan luruskan


8. Masukkan kateter (16 Fr / 18 Fr)
Secara gentle, penderita relaks
Tarik nafas panjang / menelan
Tanda masuk buli-buli

1100
SURGERY TEAM 2013

9. Pegang kateter (16 Fr / 18 Fr) seperti pegang pencil.


Masukkan meatus.
Dorong dengan gentle.
Sampai diafragma UG.
Tarik nafas dalam, relaks.
Tanda kateter masuk buli-buli.
Perhatikan: Jernih, keruh, merah, volume total (catat).
Untuk dauer kateter, dorong lagi, isi balon.

10. Hubungkan dengan urine bag.


11. Fiksasi.

Tanda kateter sudah masuk :


- Keluar urine
- Selang sudah tidak keluar lagi
- Tanyakan pada penderita apakah terasa sakit

Pasang kateter :
- Lebih mudah pada penderita perempuan o/k ureter lebih pendek
- Bila tidak bisa masuk, jangan paksa bisa jadi stricture uretra

PPaassaanngg IInnffuuss

Indikasi :
- Syok
- Akses untuk obat

Pada V. perifer tangan :


- V. sephalika
- V. basilica

1111
SURGERY TEAM 2013

Pada V. perifer kaki :


- V. Saphena magna
- V. Saphena parfa

Intra osseus (pada anak-anak) : 2 jari dibawah tibia


- Masuk tibia cortex intramedula
- Jarum harus masuk intramedula
- Masuk cairan langsung guyur supaya vena-vena langsung mengembang

Alat dan bahan :


- Kanul
- Cairan
- Trokard (besi) dan canul (plastik)
- Blood ad set
- Abbocath no. ...
- Kapas alkohol
- Gaas betadine
- Plester untuk fiksasi

Cara pasang :
- Desinfeksi tempat tusuk dengan betadine dari tengah ke tepi
- Identifikasi vena
- Bendung vena
- Tusuk sampai tembus intra lumen (darah tembus ke trokard)
- Tarik trokard, tinggal kanul
- Hubungkan dengan selang infus
- Set tetes cairan
- Taruh gaas betadine
- Fiksasi dengan plester

Paling bagus pasang infus di v. Sentral oleh karena : Flebitis kurang (tekanan hemostasis
kurang/ keci
N
NGGT T

1122
SURGERY TEAM 2013

Indikasi : Dekompresi lambung (OPL)


1. Nutrisi
2. Mencegah regurgitasi

Kontraindikasi : Fraktus basis kranii


bisa tembus sampai belakang
Alat :
- NGT : FR 3,5 (paling kecil)
- Handscoen trakea dan saat NGT masuk ke
- Salep esofagus
- Dispo 10 cc - Jangan buka mulut karena akan
- Doek yang direndam masuk ke mulut

Teknik :
Patokan dari glabela proc
Xyphoideus
Dari temporalis dorsum nasal proc
xyphoideus
Tahan nafas, mulut ditutup
epiglotis menutup trakea,
membuka jalan tr. Digestivus

Tanda sudah masuk :


1. Tidak tersedak (bila tersedak
berarti masuk trakea)
2. Keluar cairan lambung
3. Dispo angin terdengar di
epigastrium

Indikasi cabut :
- Jika sudah bisa makan / minum
oral
- Obst ileus tidak ada lagi (cairan
lambung/hari : 1500)
o peristaltik (+), flatus (+)
o Tidak kembung

Cara :
- ukur dr glabela ke proc
xyphoideus sampai angka 2
- Masukkan ke esofagus
- Disuruh menelan / tahan nafas
sehingga epiglotis menekan

1133
SURGERY TEAM 2013

DDRRAAIIN
NAASSEE SSUUPPRRAA PPUUBBIIKK
Indikasi :
- Penderita dengan retensi urin (strikture uretra, batu uretra, BPH yang besar)
- Neurogenik bladder

Macam-macam drainage urin supra pubik :


- Pungsi suprapubik
- Sistotomi trokar
- Sistotomi terbuka

Indikasi Sistostomi :
1. Kateterisasi per urethram gagal
2. Diversi urin
3. Pemeriksaan Urodinamik

Kontra Indikasi (relative) :


Pernah operasi perut bagian bawah

WSD
(Water Seal Drainage / Penyakit Sekat Air)

Fungsi :
- Mengembangkan paru-paru yang kolaps
- Mengeluarkan udara
- Mengeluarkan darah / cairan

WSD dicabut apabila :


- paru-paru sudah mengembang lihat dari foto
- Pneumotoraks sudah minimal sudah tidak sesak
- Hemotoraks sudah minimal sudah tidak sesak /
WSD sudah tidak produksi
- Sudah tidak produksi

Ada perbaikan secara klinis :


- Suara pernapasan kiri = kanan
- Stem fremitus kiri = kanan
- Sonor kiri = kanan

WSD dicabut pada saat :


Tekanan intra toraks (+)
Yaitu : penderita disuruh inspirasi dalam lalu kemudian tahan.

Lokasi pemasangan WSD :


- Pada penumotoraks : biasanya pada ICS II linea mid clavicula
- Pada hemotrax : ICS V linea mid axiallis anterior (setinggi puting susu)

1144
SURGERY TEAM 2013

Yang perlu diperhatikan : tanda WSD berfungsi :


- Darah inisial
- Buble gelembung-gelembung udara
- Undulasi gerakan cairan dalam drain / selang yang mengikuti irama
pernapasan
- Produksi / jam 3 jam I cairan kekuningan / kental ... cc
Torakotomi : awalnya keluar 1500cc/200cc perjam dalam 24 jam.
- Fogging berembun / berkabut di selang

Sebab kegagalan WSD :


- Tube terlipat dalam rongga dada
- Sumbatan dalam bekuan darah pada drain
- Dapat terjepit diantara ke-2 costa
- Ada bekuan diantara drain/sambungan drain
- Tidak dikoreksi cairan terlalu banyak cup tenggelam.

Selang WSD : chest tube No. 38 French


Bila tidak ada gunakan : selang NGT / rectal tube

Colok Dubur (RT)


A. Letak miring : adakah eksoriasi, fisura, hemoroid
B. Pendekatan salah : sfingter akan berkontraksi
C. Pendekatan benar : dengan tekanan ringan sfingter akan mengendur &
memungkinkan telunjuk masuk
D. Orientasi pada kelenjar prostate
1. Sakrum 4. Uretra
2. Rektosigmoid 5. Prostate
3. Buli-buli 6. Kavum douglasi

E. Orientasi pada serviks uterus


1. Sacrum 6. Uterus
2. Rektrosigmoid 7. Vagina
3. Buli-buli 8. Cavum douglasi
4. Uretra
5. Serviks uterus

1155
SURGERY TEAM 2013

F.
1. Fisura anus
2. Sfingter cekat / longgar
3. Ampula terisi feses / kosong
4. Massa +/- : Karsinoma rectum: konsistensi keras, ada drh melekat dan/lendir pd
sarung tangan
5. Prostat membesar benigna: agak padat, sulkus median, mukosa dpt digerakkan
pd permukaannya
Prostat maligna : noduler, agak keras, sulkus median tdk teraba, mukosa tdk dpt
digerakkan pd permukaannya
6. massa di kavum Douglasi

Sarung tangan (ST) :


- Darah +/-
- Feses +/-
- Lendir +/-

TREPANASI

Prinsip menurunkan tekanan dengan cara Burr hole (kraniotomi).


Diagnosa:
- Kelainan klinis
- Kelainan anatomis
- Pemeriksaan penunjang
Bedah saraf dibagi atas 4 bagian, yaitu:
1. Cedera kepala
2. Hidrosefalus
3. Ensefalokel
4. Cedera tulang belakang

1166
SURGERY TEAM 2013

The Skull:
The skull is a hard bony covering that encases and protects the brain.

The Meninges:
The three membrane layers inside the skull that cover the brain are called meninges.
These layers provide additional protection to the brain. They are called the dura,
arachnoid and pia.
Cerebrospinal Fluid (CSF):
Cerebrospinal fluid surrounds the brain in a space between the arachnoid and pia. It
provides a protective cushion. The fluid is normally clear and looks like water. It is made
inside the brain and provides nutrients to the brain.

The Cerebral Cortex (Cerebrum):


The cerebral cortex makes up the largest portion of the brain. It is divided into two
identical halves called the right and left hemispheres. The left hemisphere controls the
right side of the body and right hemisphere controls the left side of the body. Each
hemisphere is divided into 4 lobes. These lobes are the frontal, parietal, temporal and
occipital. Each lobe controls specific body functions.

The Brain Stem:


The brain stem is located beneath the cerebral cortex. It connects the cerebral cortex to
the spinal cord. It is responsible for transmitting messages back and forth from the
cerebral cortex to various parts of the body. The brain stem also controls functions such
as breathing, heart rate and blood pressure. Twelve pairs of nerves, called cranial nerves,
emerge from the base of the brain and brain stem. These nerves control smell, hearing,
eyesight, taste, swallowing, coughing, eye movements and other body functions.

The Cerebellum:
An area of the brain that lies at the back of the skull beneath the cerebral cortex is the
cerebellum. It helps to coordinate movement of the arms and legs and plays a role in
allowing a person to maintain balance and stand upright.

Hukum Monroe Kellie :

1177
SURGERY TEAM 2013

Volume otak + Volume darah + Volume CSS = Konstan

Jika ada proses hematom atau cedera otak maka akan terjadi herniasi.

Pembagian secara traditional :


- Comotio cerebri gangguan fungsi otak sementara, tidak ada gangguan
struktural (gangguan kesadaran)
- Contusio serebri kerusakan kortikal, berupa perdarahan kecil, nekrosis
parenkim otak
- Laseratio serebri robekan jaringan otak

Klasifikasi, ditentukan oleh :


a. Derajat kesadaran
b. Mekanisme anamnesa
c. Morfologi kelainan anatomi

Penilaian cedera kepala, berdasarkan GCS:


CKR : 14 15
CKS : 9 13
CKB : 3 8

Lucid interval : oleh karena penekanan lobus frontalis/temporalis

Perdarahan subdural:
- akut : < 3 hari
- sub akut : 4 8 minggu
- kronik : > 8 minggu

Fraktur :
- Fraktur linier
- Fraktur depresi / kompresi (jika sudah melewati ketebalan 1 tabula)
- Fraktur basis crania
Fraktur tulang kepala

- Fraktur linier
- Fraktur impresi
o Terbuka
o Tertutup
- Fraktur basis

Fraktur zigoma dilihat dan tanya :


- Diplopia
- Flatening
- Parastesi

1188
SURGERY TEAM 2013

Tanda cedera kepala:


- nyeri kepala
- muntah yang proyektil
- penurunan kesadaran
- amnesia
(pasien yang murni cedera kepala tidak syok)

Indikasi rawat inap cedera kepala:


1. Penderita cedera kepala sedang dan berat
2. Ada patah tulang linier, depresi dan basis cranii
3. Jejas kepala > 5 cm
4. Mual muntah
5. Nyeri kepala hebat
6. kejang, pusing / vertigo
7. multi trauma
8. Korpus alienum cedera kepala
9. Alkohol
10. Tinggal jauh dari fasilitas kesehatan
11. tidak ada sanak keluarga di rumah

Indikasi rawat jalan dari ruang perawatan:


1. Kesadaran membaik
2. Komplikasi ekstrakranial membaik
3. Penderita telah dilakukan rehabilitasi / mobilisasi (duduk atau jalan)
4. Perawatan luka sudah optimal (tidak ada tanda-tanda infeksi atau kebocoran CSF)
5. Penderita mulai nutrisi oral
6. Tidak febris
7. Obat telah / masih diberikan secara oral

Tanda-tanda TIK : TRIAS CUSHING (Kocher)


- Penurunan kesadaran
- Tensi
- Heart rate
- Respiratory rate

Curiga cedera servikal :


- Penurunan kesadaran
- Jejas diatas clavicula
- Multiple trauma

Mekanisme cedera kepala :


- Coup kerusakan di tempat cedera
- Counter coup kerusakan berlawanan / berjauhan dari tempat benturan
- Intermediate coup antara 2 tempat tersebut karena robekan pembuluh darah.

1199
SURGERY TEAM 2013

Kompensasi : peningkatan TIK


CSS dikeluarkan
hidrosefalus akut nyeri, muntah, penurunan kes
!! Pada bayi dan anak-anak ok sutura masih terbuka
Lihat tanda peningkatan TIK tersamar

Perdarahan di :
- Fossa cranii ant : rinorea / perdarahan hidung, brill hematom (kiri dan kanan)
- Fossa cranii med : otorea cairan serebro spinal + darah, battle sign
- Fossa cranii post : biasa langsung mati.

Kompresi test : di dada, pelvis


Tekan di latmed, ant-post (sternum)

Exitasi : tanda-tanda hipoxia awal


DAI : difus axona injuri kerusakan axon scr difus
Diagnosa cedera kepala : scr klinis, anatomi, CT Scan
Co: CKB parietal dex hematom subdural

Tanda-tanda herniasi :
- Bradikardi
- Nyeri kepala
- Kesadaran

Frontales : motorik
Temporalis : sensorik, memori
Occipitales : penglihatan
Parietalis : waspada

Foto polos kepala


Syarat baca foto :
- Posisi AP
o Identitas
o Posisi kanan dan kiri
o Intensitas voltase
o Posisi kepala tegak, tidak boleh ada bayangan yang terpotong
- Posisi lateral : C1 C7 harus tampak

Indikasi Foto kepala :


1. Penderita tidak sadar, kesadaran menurun
2. Jejas di kepala > 5 cm (ekskoriasi, luka, hematoma)
3. Ada lateralisasi
4. Corpus alienum intracranial

2200
SURGERY TEAM 2013

5. Patah tulang kepala terbuka


6. Penderita sadar yang disertai nyeri kepala hebat
7. Muntah, bradikardi
8. Luka di kepala keluar CSF dan / jaringan otak.

Indikasi CT-Scan kepala : biasanya potongan axial


1. Ada lateralisasi
a. Pupil anisokor (midriasis di hemilesi)
b. Hemiparesa / hemiplegi
c. RP (+)
2. Kejang
3. Tidak sadar dan bradikardi (nadi 60x/m)
4. Jejas di kepala > 5 cm
5. Selama perawatan di ruangan > hari tidak membaik / tetap
6. Tidak ada perbaikan sesudah trepanasi
7. Penurunan kesadaran
8. Untuk pe diagnosa (pada pasien rujukan)
9. Mual muntah
10. Nyeri kepala hebat atau menetap

FRAKTUR BASIS CRANII, Biasanya lanjutan dari fraktur kalvarium/ Bisa berdiri
sendiri. Biasanya mengenai :
o Pars petriosa os. Temporalis
o Atap orbita
o Basis occipital
- Ant : rhinorea + brill hematom
- Med : othorea + battle sign
- Post : langsung mati

Tanda klinis :
a) Brille hematom seperti muka panda
b) Darah/CSF otorrhoe telinga berdarah akibat kerusakan N.VII pd fossa cranii
media
c) Darah/CSF rhinorrhoe hidung berdarah
d) Tinitus
e) Gangguan pendengaran (N.VIII)
f) Anosmia : gangguan telinga kerusakan N.I
g) Battle Sign ( hematoma di belakang telinga )

Nervus cranialis lain dapat mengalami fraktur, kontusio atau avulsi : N. II, III, IV, V, VI

HEMATOMA EPIDURAL, Pengumpulan darah antara duramater tulang kepala.


darah harus dikeluarkan dengan terlebih dahulu melepas tulang kepala. Jika hal ini tidak
segera dilakukan, maka otak akan tertekan sehingga akan terjadi herniasi dan
mengakibatkan kelumpuhan, kerusakan motorik, dll. Pada CT-Scan tampak bikonveks

2211
SURGERY TEAM 2013

Gejala :
1. Jejas di temporal
2. Nyeri kepala
3. Lucid interval
4. Gangguan kesadaran oleh karena trauma kepala (initial unconceiousness)
5. Gangguan kesadaran oleh karena kompresi oleh hematoma disertai oleh
gejala neurologis / lateralisasi
a. Pupil anisokor, dilatasi pada sisi hematoma
b. Hemiparesa kontralateral dari hematoma
c. Refleks patologi
6. Bradikardi
Foto kepala : fraktur tulang kepala pada sisi hematom
Pada CT-Scan tampak bikonveks

HEMATOMA SUBDURAL, perdarahan di bawah subdural, jadi perdarahannya tidak


kelihatan.
Gejala :
1. Gangguan kesadaran awal tergantung berat ringannya kerusakan otak
2. Gejala neurologik :
Pupil dilatasi, ipsilateral
Hemiparesa / hemiplegi kontralateral
3. Gangguan refleks (timbul refleks patologi)

X- foto kepala : letak fraktur tidak menunjukkan letak hematom.


Pada CT-Scan, terlihat seperti bentuk bulan sabit(konkaf)
Tindakan bedah yang paling umum adalah membersihkan luka.

Hematoma Sub Araknoid perdarahan terjadi di ruangan antara araknoid dan


permukaan otak
Gejala :
Nyeri kepala, demam, kaku kuduk, fotofobia, iritabilitas, pernurunan kesadaran
dan Cheyne stokes

Rongga subaraknoid :
mengandung banyak pembuluh darah, berisi cairan otak

Hematoma Intraserebral pengumpulan darah dalam jaringan otak


Gejala :
- Biasanya trauma berat
- Gangguan kesadaran mulai sejak trauma kepala tergantung berat/ringannya
kerusakan jaringan otak.

2222
SURGERY TEAM 2013

Trauma tulang belakang

Anamnesa : riwayat trauma tulang belakang, nyeri


Pemeriksaan :
- Jejas
- Hematom
- Penonjolan / cekungan segmen tulang belakang
- Status neurologis

Klasifikasi trauma tulang belakang berdasarkan status neurologis (menurut FRANKEL)


FRANKEL A : kehilangan fx motorik & sensorik
B : ada fx sensorik, motorik tidak ada
C : fx motorik ada tapi tidak berfx
D : fx motorik ada tapi tidak sempurna
E : fx sensorik & motorik baik, hanya ada refleks abnormal

Fraktur cervikal
- tangani dulu airway
- tahan leher dengan 2 cara :
o Jaw thrust
o Chin lift
- Pasang penyangga leher, cervical coler

Gangguan airway :
- snoring : bunyi ngorok ok lidah jatuh ke belakang
- gargling : bunyi kumur ok ada cairan dalam mulut

Diagnosa cedera kepala : klinis + anatomi + CT-Scan kepala


Contoh : cedera kepala sedang Regio parietal dex dengan SDH

2233
SURGERY TEAM 2013

2244
SURGERY TEAM 2013

Syok

Syok idefinisikan sebagai gangguan perfusi jaringan oksigenasi


Ditentukan oleh 3 komponen:
- Preload = darah yang kembali ke jantung
- Pump
- Afterload = darah yang keluar dari jantung
Yang berperan terhadap preload dan afterload = diameter pembuluh darah.

Organ-organ yabg membutuhkan perfusi banyak:


1. Otak
2. Paru
3. Jantung
4. Otot

CO = SV x HR

Mekanisme kompensasi yang menimbulkan gejala:


1. Heart rate meningkat
2. Vasokonstriksi
3. Penurunan kesadaran (mempengaruhi kematian sel limbik/fungsi luhur)
4. Takipnue alkalosis respiratorius hanya sementara disusul
5. Asidosis nafas tinggal satu-satu
6. Menurunkan produksi urin

Setelah primary survei


T =akan menurun, preload meningkat

Shock memiliki grading dinilai dari jumlah (%) darah yang keluar
I = 1-15%
II = 15-30%
III = 30-40%
IV = > 40%

Jumlah volume darah orang dewasa


70 cc/kgBB x BB ideal
80-90 cc/kgBB x BBI untuk bayi.

Produksi urine
1-1,5 cc/kgBB/jam
1,5-2 cc/kgBB/jam

2255
SURGERY TEAM 2013

Pengecualian:
Orang yang sudah tua (tanda2 penurunan suhu badan kurang jelas) dan anak-anak
Atlit / orang gunung

Syok dapat sebabkan hipoksia otak sehingga terjadi agitasi


Syok tidak selalu dilihat dari jumlah darah yang keluar, bisa saja terjadi internal bleeding.

Penanganan:
1. Oksigen
2. Ringer laktat infus (2 L pertama kalo perlu guyur
3. 1 : 3 dengan catatan darah HB cukup
4. Tidak harus whole blood tapi idealnya Packed Red Cell.
5. Kontrol TNRS, kateter

A
APPPPE
ENND
DIIC
CIIT
TIISS

Definisi : peradangan appendiks


Anatomi :
Terletak di ileocaeccum, petemuan ke-3 tinea coli
p 10 cm, Berpangkal di sekum
Lumen sempit bagian proks dan melebar di bagian distal

Jenis posisi :
- Iliacal
- Antecaecal
- Retrocaecal (intraperitoneal & retroperitoneal)
Posisi appendiks :
1. Posisi pelvika ujung appendiks terletak agak ke kaudal posisi ini app
mungkin melekat pada tuba/ovarium kanan
2. Posisi letak intraperitoneal (ujungnya bisa terletak dimana saja) kedudukan
menentukan letak keluhan
3. Retrosekal (retroperitoneal) nyeri kearah perut sisi kanan, nyeri saat berjalan
karena kontraksi otot polos mayor yang menegang ... Letak ini tidak
menimbulkan keluhan atau tanda yang disebabkan oleh regangan peritoneum
setempat, tanda nyeri perut kanan bawah tidak jelas, RT tidak nyeri
4. Iliosekal sering menyebabkan gejala diare, karena ada rangsangan dari reaksi
radang sehingga kontraksi peristaltik usus meningkat.

Persarafan :
- Parasimpatis : cab n. Vagus
- Simpatis : n. Torakalis X : karena itu nyeri viseral pada app bermula disekitar
umbilikus

Perdarahan : berasal dari a. Appendikularis cabang dari a. iliocaecal


cabang dari a. colica dextra

2266
SURGERY TEAM 2013

cab dr a. mesenterica sup

- merupakan arteri tanpa kolateral


jika arteri ini tersumbat, mis: infeksi, maka appendiks akan mengalami gangren

Histologi :
1. Epitel kubik
2. Sub mucosa
3. Otot sirkuler
4. Otot longitudinal
5. Serosa

Etiologi :
Penyebab pasti Belum diketahui
Factor yang berpengaruh : obstruksi dan infeksi
Obstruksi :
1. Hiperplasia KGB 60%
2. Fecolith 35%
3. Corpus alienum 4%
4. Striktura lumen 1%
Infeksi : E. coli dan Streptokokus

Patofisiologi :
sertai
Sumbatan sekresi mucus APP AKUT FOKAL
Tekanan intralumen > nyeri visceral di ulu hati
Gangguan drainage limfe udem regangan mukosa,
Kuman ulserasi mucosa reffered pain Th-10
mual dan muntah

Tekanan intralumen >> APP SUPURATIF 8jam


Ggn vena trombas iskemia nyeri somatik di Mc. Burney
Kuman pus peritonitis lokal

Tekanan intralumen >>> APP GANGRENOSA


gangguan arteri nekrosis perforasi
Kuman gangren peritonitis umum

Appendisitis akut, setelah 48 jam :


1. Sembuh
2. Kronik

2277
SURGERY TEAM 2013

3. Perforasi
4. Infiltrat / abses

Bila proses berjalan lambat, ileum terminalis, caecum dan omentum akan membentuk
barier dalam bentuk infiltrat.
Pada anak-anak dimana omentum pendek dan orang tua dengan daya tahan tubuh yang
sudah menurun, sulit terbentuk infiltrat sehingga kemungkinan terjadi perforasi lebih
besar.

Diagnosa :
Anamnesa :
1. Nyeri (mula-mula di daerah epigastrium kemudian menjalar ke Mc. Burney)
2. Muntah (rangsang viseral)
3. Panas (infeksi akut)

Nyeri visceral : terjadi bila terdapat rangsangan pada organ/struktur dalam rongga perut,
mis: karena udara atau radang
Pasien yang merasakan nyeri viseral biasanya tidak dapat menunjukkan secara
tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakan seluruh telapak tangannya
untuk menunjuk daerah yang nyeri.
Pada nyeri khas sesuai dengan persarafan embrional saluran cerna :
1. Foregut (usus depan) : lambung, duodenum, sistem hepatobilier, pncreas
nyeri di ulu hati / epigastrium
2. Midgut (usus tengah) : usus halus dan usus besar sampai pertengahan
transversus nyeri disekitar umbilikus
3. Hindgut (usus belakang) : pertengahan colon transversum sampai
rektosigmoid + buli-buli nyeri di perut bagian bawah

Nyeri somatik : terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi
mis: remangan pada peritoneum parietal dan luka pada dinding perut.
Nyeri dirasakan seperti ditusuk/disayat
Pasien dapat menunjukkan secara tepat letakknya dengan jari

Pemeriksaan Fisik :
Status generalis :
- Tampak kesakitan
- Demam
- Perbedaan suhu axila dan rektal : > 1/2 0C

Status lokalis : Abdomen kuadran kanan bawah


- Mc Burney :
o Nyeri tekan (+)
o Nyeri lepas (+) rangsangan peritoneum

2288
SURGERY TEAM 2013

o Nyeri ketok (+)


- Defence muskular (+) m. rektus abdominalis
- Rovsing sign (+) pada penekanan perut bagian kiri terasa nyeri di Mc Burney
Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan rangsangan
peritoneum dan menyebabkan nyeri. Peradangannya sendiri maupun gesekan
antara kedua peritoneum dapat menyebabkan perubahan intensitas nyeri
Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral.

Blumberg sign (+) tekan di perut kiri bawah kemudian dilepas, nyeri di perut
kanan bawah
o Nyeri dirasakan karena ada udara yang berpindah dari kiri ke kanan (kolon
desenden meregang)?
- Psoas sign (+) pada appendiks retrocaecal
pasien diminta mengangkat tungkainya dengan lutut ekstensi dan pemeriksa
memberi tekanan melawan gerak tungkai sehingga m. Iliopsoas dipaksa
berkontraksi kuat bila appendiks yang meradang menempel di psoas, maka
nyeri (+).

- Obturator sign (+) pada appendiks pelvis


tungkai penderita diputar dengan arah endorotasi dan eksorotasi, pada posisi
menekuk 900 dilutut maupun lipat paha. Untuk melihat apakah appendiks yang
meradang kontak dengan m. Obturator internus yang merupakan dinding panggul
kecil.

- Peritonitis umum (perforasi) :


o Nyeri seluruh abdomen
o Pekak hati hilang

2299
SURGERY TEAM 2013

o Bising usus hilang


- Rectal touche : nyeri tekan pada jam 9 12

Pemeriksaan penunjang :
Leukositosis, shift to the left : pd app akut
Pada app infiltrate LED meningkat

DD :
1. KET, ISK
2. Salphingitis akut (adnexitis)
3. Divertikel meckel
4. Batu ureter
5. Enteritis regional
6. Gastroenteritis akut
7. Amubiasis
8. Ileitis akut
9. Perforasi ulkus duodeni
10. Kolik ureter
11. Kista ovarium terpuntir

Penatalaksanaan :
1. Operasi cito (appendisitis akut, abses dan perforasi)
2. Operasi elektif (apendicitis kronik)
3. Konservatif kemudian operasi elektif (apendicitis infiltrat)

Konservatif : menurut Ochiner Sheeren


- bed rest total posisi Fowler / anti Tredelenberg (tidur duduk)
- diet rendah serat
- antibiotik spektrum luas (5 hari)
- metronidazol (untuk E. Coli dan kuman anaerob)
- Monitor :
o Infiltrat (ukuran massa)
o Tanda-tanda peritonitis (perforasi)
o Suhu tiap 6 jam
o LED
o Leukosit

Tehnik operasi : Appendectomy

App mass = periappendikular infiltrat


Diagnosa yang benar : periapendikuler flegmon
Flegmon : ada didalam suatu rongga (pd app abd)

App Akut dalam 48 jam keluhan hilang kronik


wall off periapendikular flegmon

3300
SURGERY TEAM 2013

abses patologik
Greide iron sesuai laporan
Appendektomi langsung sampai ke perforasi untuk mencegah penyebaran infeksi
flegmon

Anatomical parking : terlihat umbilikus dan SIAS


lokasi lap operasi yang terlihat setelah lap op diperkecil.

Pada waktu buka preperitoneal fat, preperitoneal fat disingkirkan ke lat bawah, jangan ke
atas, oleh karena ada arteri epigastrika.

Setelah preperitoneal fat dibuka cari sekum.


Penanda sekum :
- Ada 3 tinea
- Lebih tebal, lebih besar
- Lebih pucat, mengkilat

Ileum :
- Lebih kecil
- Lebih merah
- Tidak punya haustra
Omentum : pembungkus usus
disingkirkan ke atas ok origo insersinya diatas.
(O: lambung, I : colon transversal)

Sigmoid banyak appendiks epiploika (tetesan-tetesan lemak yang tebal)


Caecum tiga tinea, tinea mengecil ke appendiks dan juga rektum.

Mesoappendiks terdapat a. Appendikularis cabang dari a. Iliocaecal cabang dari a.


Colica dextra cabang dari a. Mesenterika sup.

Bila posisi appendiks antecaecal tarik ke atas caecumnya karena origonya diatas

Appendiks itu adalah caecum!!!


Setelah apendiks dipotong kemudian dibenamkan (tabac sac) kemudian jahit diatas
benaman tersebut. Nama jahitan tersebut : Over hecting / tight hecting.

A. mesenterika sup :
- A. Colica dex colon ka
- A. colica sin colon ki
- A. colica media
Chromic catgut : cat gut yang dilapisi chrom
Untuk jahit purise string pake benang chromic catgut 3 0

Proses penyembuhan luka di usus : 2 hari

3311
SURGERY TEAM 2013

Kulit : 7 hari
ascia : 3-4 mgg

Setelah operasi app penderita belum beraktifitas yang aktif setelah 6-8 minggu (1 -
2 bulan).
Pasien post op app jangan langsung dipulangkan. Biasanya dipulangkan seseudah 4 hari
post operasi karena biasanya infeksi timbul pada hari ke-4.

3 tinea yang berada di appendiks :


- Tinea mesocolica
- Tinea libra
- Tinea omentalis
Posisi appendektomi : posisi terlentang

Insisi appendektomy
Menurut Mc Burney (grid iron/muscle splitting incision)
sayatan dilakukan pada garis yang tegak lurus pada garis yang menghubungkan
SIAS dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc Burney) 1/3 atas
& 2/3 bwh dr titik Mc Burney
sayatan grid iron dilakukan sayatan secara tumpul untuk membuka serat-serat
otot sesuai dengan perjalanan seratnya :
o M. obliqus abd ext
o M. obliqus abd int
o M. tranversalis

Insisi menurut Rouz (muscle cutting incision)


lokasi dan arah sayatan sama dengan Mc Burney hanya sayatannya langsung
menembus otot dinding perut tanpa memperdulikan arah serabut sampai tampak
peritoneum.
untung : lapangan operasi lebih luas, mudah diperluas, sederhana, mudah
rugi :
Diagnosa harus tepat sehingga lokasi dapat dipastikan
Lebih banyak memotong saraf dan pembuluh darah perdarahan jadi
lebih banyak
Masa istirahat pasca bedah lebih lama karena ada benjolan yang
mengganggu
Nyeri pasca operasi lebih sering terjadi
Masa penyembuhan lama

Insisi Pararektal
dilakukan sayatan pada garis batas lateral m.r ektus abdominis dextra secara
vertikal dari kranial ke kaudal sepanjang 10 cm
untung : teknik ini dapat dipakai pada kasus-kasus apendiks yang belum pasti dan
kalau perlu sayatan dapat diperpanjang dengan mudah
rugi :

3322
SURGERY TEAM 2013

sayatan tidak secara langsung mengarah ke apendiks atau sekum,


kemungkinan memotong saraf dan pembuluh darah lebih besar
Untuk menutup luka operasi diperlukan jahitan penunjang

Penutupan luka operasi :


- Peritoneum : jahit jelujur, cat gut plain no. 1-0
- M. Transversus : jahit interuped, catgut chrom 1-0
- MOI & MOE : jahit interrupted, cargut chrom 1-0
- Lemak : interrupted, catgut plain 3-0
- Kulit : interrupted
Untung insisi gridiron :
- tidak terjadi benjolan
- tidak mungkin terjadi herniasi
- trauma operasi minimum pada alat-alat tubuh
- masa istirahat pasca bedah lebih pendek karena penyembuhan lebih cepat.

Kerugian :
- lapangan operasi terbatas dapat diperluas dengan memotong otot secara tajam
- Sulit diperluas
- Waktu operasi lebih lama

Jika waktu operasi ternyata apendiks normal, apa yang harus dilakukan?
kita harus memeriksa / eksplorasi adakah kelainan/penyakit lain sebagai penyebab
keluhan
1. Adakah peradangan pada divertikel meckel (dapat diketahui dengan
mengeluarkan ileum sejauh 60 cm dari ileocaecal junction)
2. Keadaan genitalia interna (adneksitis, ovarial abses, tuba falopii?)
3. Ileum terminalis, kemungkinan adanya ileitis terminalis atau adanya perforasi
ileum karena tifus abdominalis
4. Kelainan pada sekum berupa peradangan atau divertikulitis
5. Adakah perforasi duodenum atau lambung dan adakah perforasi kantong empedu
yaitu adanya cairan yang berwarna kehijauan di rongga perut bagian atas.

Instruksi post operasi (perawatan pasca bedah) :


1. IV line RL dan dextrosa (maintenance) 2-3 L
2. Antibiotik
3. Analgetik
4. Mobilisasi : secepatnya setelah penderita sadar dengan mengerakkan kaki (fleksi
dan ekstensi), miring ke kiri dan kanan bergantian dan duduk. Penderita boleh jalna
pada hari I pasca bedah.
5. Boleh minum sedikit-sedikit (50cc) tiap jam bila sudah ada aktivitas usus (flatus /
bising usus (+)). Biasanya hari pertama / hari II pasca bedah penderita boleh diberi
makan.
6. Jahitan diangkat pada hari ke 5 hari ke 7 pasca bedah.
.

3333
SURGERY TEAM 2013

- Sesuai etiologi, appendisitis dapat mulai di mukosa dan kemudian melibatkan


seluruh lapangan dinding appendiks dalam 24-48 jam I
- Usaha tubuh membatasi proses radang menutup appendiks dengan
omentum, usus halus dan adneksa sehingga terbentuk massa periappendikuler
- Dalam massa periappendikuler terjadi:
- Nekrosis jaringan berupa abses dapat perforasi
- Tidak terbentuk abses massa akan tenang mengurai diri secara lambat
- Appendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna bentuk
jaringan parut perlengkatan dengan jaringan sekitar timbulkan keluhan
berulang di kanan bawah. Pada suatu ketika, organ ini dpt meradang akut lagi
dinyatakan sbg EXASERBASI AKUTA.

Manifestasi klinik :
- Peradangan awal kurang enak ulu hati/epigastrium, mungkin kolik
- Appendisitis mukosa nyeri tekan kanan bawah (rangsangan autonomik)
- Radang diseluruh ketebalan dinding nyeri sentral pindah ke kanan bawah,
mual, muntah
- Appendisitis komplit, radang peritoneum parietal apendiks rangsangan
peritoneum lokal (somatik) nyeri pada gerak aktif dan pasif, defans muskular
lokal
- Radang alat/jaringan yang menempel pada appendiks genitalia interna (tuba,
ovarium), ureter, m.psoas, VU, rectum
- Appendisitis gangrenosa demam sedang, takikardi, mulai toksik, leukositosis
- Perforasi nyeri dan defans muskular seluruh perut

Penanganan :
- Tidak berhasil s.d.a + demam tinggi, dehidrasi, syok, toksik
- Berhasil massa perut kanan bawah, keadaan umum berangsur membaik
- Abses demam rekuren, keadaan umum toksik, keluhan dan tanda
o Tindakan : insisi abses

Anak-anak jarang didiagnosa appendisitis


- Secara anatomik apendiks bentuknya seperti kerucut (lebar dipangkal sempit
didistal)
- Gejala pada anak tidak khas / tidak spesifik, gejala awal sering hanya rewel dan
tidak mau makan. Dalam beberapa jam kemudian akan timbul muntah-muntah,
anak menjadi lemah. karena gejala tidak khas ini, sering app diketahui setelah
perforasi anak sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya.

Pada orang usia lanjut


- Gejala sering samar-samar
- Terlambat didiagnosa
- Terdiagnosa setelah perforasi

3344
SURGERY TEAM 2013

Pada orang hamil


Keluhan utama app (nyeri perut, mual, muntah) sama dengan keluhan kehamilan
trimester I (mual muntah)
Pada kehamilan lanjut, sekum dengan appendiks terdorong ke kraniolateral sehingga
keluhan tidak dirasakan diperut kanan tapi lebih ke regio lumbal kanan.

A
Appppeennddiissiittiiss kkrroonniikk

Diagnosa pasti : PA
Diagnosa app kronik dapat ditegakkan jika dipenuhi semua syarat
- Riwayat nyeri perut kanan bawah > 2 minggu
- Radang kronik apendiks secara makro dan mikroskopik
- Keluhan menghilang setelah appendektomi

Kriteria mikroskopik app kronik :


- Fibrosis menyeluruh dinding apendiks
- Sumbatan parsial / total lumen appendiks
- Adanya jaringan parut dan ulkus lama di mukosa
- Infiltrasi sel inflamasi kronik

Contoh laporan operasi appendisitis :


1. pasien tidur terlentang dengan GA
2. Dilakukan asepsis dan antisepsis lap op dengan povidon iodine
3. Lapangan operasi diperkecil dengan doek steril
4. Incisi pada daerah Mc Burney 20 cm, dan diperdalam sampai peritoneum
a. Peritoneum dibuka, keluar cairan serous 10 cc
b. Dilakukan identifikasi caecum, tampak appendiks letak retrocaecal dan
melekat pada usus halus
c. Dilakukan pembebasan secara tumpul, tampak appendiks P 8 cm
hiperemis, 1 cm.
5. Incisi dieprdalam sampai apponeurosis MOE
6. Apponeurosis dibuka diperlebar kearah kaudal dan cranial
7. M. obligus eksternus, internus dan transversalis dibuka sampai tampak
preperitoneum fat
8. Preperitoneum fat disisihkan dan peritoneum dibuka
9. Keluar cairan serous 50 cc
10. Identifikasi caecum, caecum dielixir keluar tampak appendiks panjang 6 cm, letak
antecaecal
11. Dilakukan appendektomi antegrad, punctum appendiks dibenamkan dalam jahitan
tabac sac.
12. Kontrol perdarahan eksplorasi organ lain tidak ada kelainan
13. Luka operasi ditutup lapis demi lapis
14. Operasi selesai

3355
SURGERY TEAM 2013

Jenis appendektomi :
- Antegrad : ligasi mesoapendiks dari ujung ke pangkal lalu potong
- Retrograd : ligasi mesoapendiks dari pangkal ke ujung lalu apendektomi

Tanda / ciri caecum : ada 3 tinea coli, ada pangkal appendiks.

9 lapisan abdomen:
1. Kulit
2. Lemak subkutan
3. Fascia scarpel
4. M. obligus abd ext
5. M. obligus abd int
6. M. transversal and
7. Fascia transversalis
8. Lemak preperitoneal
9. Peritonium

TUMOR MAMMAE
Def : benjolan pada payudara

Klasifikasi :
- Non neoplastik
o Inflamasi :
Mastitis akut (piogenik)
Mastitis sel plasma
Nekrosis lemak
o Hiperplasia
Hipertrofi
Ginekomastia
o Displasia : mastitis chronica cyctica
- Neoplastik :
o Jinak
Parenkim adenoma, papiloma
Stroma lipoma, fibroma
Campuran fibroadenoma (FAM), cyctosarcoma phylloides
o Ganas :
Prognosa baik : Paget Ca, Komedo Ca
Prognosa dubia : schirrous, Ca dengan mucinasi
Prognosa buruk : mastitis carcinomatous

3366
SURGERY TEAM 2013

Staging Berdasarkan UICC


Stad I T1a, T1b N0, N1a M0
Stad II T0, T1a, T1b N1b M0
T2a, T2b N0, N1a M0
T2a, T2b N1b M0
Stad IIIa T3a, T3b N0, N1 M0
T1a,b, T2a,b, T3a,b N2 M0
Stad IIIb T1a,b, T2a,b, T3a,b N3 M0
T4a,b,c setiap N M0
Stad IV setiap T setiap N M1

T1 < 2 cm a. Tanpa perlekatan fascia/otot


T2 2-5 cm b. Dengan perlekatan fascia/otot
T3 > 5 cm
T4 ekstensi ke dinding dada / kulit
a. dinding dada
b. udema kulit / infiltrasi / ulserasi
c. keduanya
N1 KGB axilla mobil
a. dianggap bukan metastasis
b. dianggap metastasis
N2 KGB axilla fixed
N3 KGB supraclavicula / edema lengan

Marsupilialisasi : penyuliran ekstern


Eksisi : suatu tindakan pengangkatan massa tumor dan jaringan sehat disekitarnya
Ekstirpasi : tindakan pengangkatan seluruh massa tumor beserta kapsulnya.

Diagnosa :
Kelompok High-Risk (Stark & Way) :
1. Wanita dengan thermogram meragukan dengan / tanpa mammogram meragukan
2. Wanita dengan benjolan payudara yang fibrokistik / dengan nipple discharge
3. Wanita dengan riwayat tumor jinak sebelumnya

3377
SURGERY TEAM 2013

4. Wanita dengan riwayat keluarga (+)


5. Wanita tanpa anak / anak sedikit / hamil pertama > 35 tahun
6. Wanita dengan menarche cepat / menopause lambat
7. Wanita dengan riwayat Ca endometrium

Nipple discharge getah yang keluar sendiri dan berwarna lain


- Serous kuning sekali : papiloma intra duktur, Ca
- Berdarah : penumbuhan proliferasi di duktus, kebanyakan benigne tapi dapat juga
maligna
- Air / kuning : carcinoma
- Bernanah / membiru : radang

Gejala utama Ca mammae :


1. Tumor jelas menyebabkan mammae bersangkutan berbeda bentuknya
(deformitas) dibandingkan dengan mammae lain, lebih besar atau mengisut lebih
kecil
2. Ulkus berdasarkan tumor (ulkus carcinomatous)
3. Kulit merah dan mengeras (Cancer encurasse)
4. Kulit merah licin dengan bagian yang melunak (mastitis karsinomatosa)
5. Adanya tonjolan anak tumor (peau dorange)
6. Kelenjar limfe axilla dan supraclavikula yang membesar dengan jelas.

Anamnesa :
1. Usia :
a. 15-25 tahun : fibroadenoma mammae
b. 25-35 tahun : mammary displasia
c. > 35 tahun : keganasan
2. Riwayat keluarga
3. Menarche / siklus haid / menopause /kehamilan
4. Pemakaian obat hormonal
5. Kapan mulai timbul
6. Gejala lokal / umum :
a. Sakit
b. Nyeri tekan
c. Nipple discharge
d. Perubahan berat badan
7. Riwayat penyakit dahulu Ca endometrium
8. Rasa nyeri umumnya tumor jinak dan tumor ganas pada permulaan sekali tidak
memberikan keluhan subyektif. Nyeri baru timbul pada tumor mammae lanjut.
Tetapi dapat juga dari mula sudah memberi gejala pegal, dingin, panas (rasa nyeri
adalah gejala yang tidak teratur pada Ca mammae dini).

Pemeriksaan fisik :
Pasien dalam posisi duduk :

3388
SURGERY TEAM 2013

1. Lengan ke bawah di samping tubuh, relax. Bandingkan mammae kiri & kanan
mengenai :
a. Simetrsi mammae kiri dan mamma kanan
b. Besarnya mammae
c. Tinggi dan besar kontur mamma, terutama lipatan bawah
d. Adanya perubahan bentuk oleh tumor (membesar / mengisut)
2. Lengan digerakkan perlahan-lahan keatas bersama-sama perhatikan :
a. Apakah ada tumor yang turut bergerak di bawah kulit
b. Tumor kecil dalam fase ini telah mungkin terlihat
3. Lengan tegak keatas di samping mama perhatikan:
a. Simetri mamma kiri dan kanan
b. Besar mamma
c. Tinggi dan besar kontur mamma, terutama kontur bawah
d. Tinggi dan besar papila dan areola mamma
e. Adanya perubahan bentuk oleh tumor

Pasien dalam posisi berbaring :


sedapatnya dengan ganjalan di bawah bahu, diatur supaya jaringan mammae itu
tersebar rata sehingga kulit mamma tidak terlipat dan tepi diskus atau hemisfer jaringan
mamma itu sama tipis / tebal, jangan jatuh ke kaudal / ke lateral.

Posisi berbaring :
1. Pemeriksa berdiri disamping os sebelah mammae yang diperiksa
2. Inspeksi
a. Perubahan kulit : dimpling, retraksi (akibat serabut fascia yang melekatkan
kulit dan tumor mengalami pemendekan) terlihat jelas dengan tangan di
belakang kepala / crista iliaka & hiperekstensi (untuk menegangkan
fascia), gambaran vena perdarahan, edema
b. Perubahan mamae / areola : ekskoriasi, discharge (darah, sekret, nanah),
pointing nipple (arah putting susu biasanya berbelok ke arah tumor)
c. Peau dorange akibat obstruksi limfatis
d. Adanya tumor
3. Palpasi dilakukan dengan kulit volar phalanx II phalanx akhir dan jari II, III, IV
bersama-sama
a. Untuk pemeriksaan separuh lateral mamma lengan os diletakkan ke atas ke
samping kepala
b. Utk memeriksa separuh medial mamma lengan os diletakkan relax disamping
badan os
c. Palpasi dilakukan pada seluruh daerah mamma, sistematik dari clavicula
sampai iga ke-6, dari tepi sternum ke tepi latisimus dorsi, garis axilla depan.

Bila ditemukan tumor tentukan :


1. letaknya, pada kwadran mammae
2. Ukuran
3. konsistensi

3399
SURGERY TEAM 2013

4. batas
5. mobilitas
6. Dalam keadaan berbaring palpasi KGB
1. Axilla KGB dibagi dalam beberapa kelompok:
a. Paramammae dan paraglandula di tepi mammae dan m.pectoralis mayor
b. Interpectoralis dan subpectoralis di bawah m.pectoralis dan sebelah
dinding toraks
c. Subscapula disudut bawah scapula dan sebelah scapula
d. Sekitar v.axilla sebelah humerus
e. Di puncak axilla infrasubscapuler
2. Supraklavikula : kel leher yang pertama membesar di sudut clavikula-
sternocleidomastoideus
a. Pada pertemuan v. Jugularis dan subclavia
b. Pada pertemuan jugularis dan transversus coli
3. mammae kontralateral
4. axilla kontralateral

CTT : untuk menentukan tumor mammae sudah lengket pada iga / m. Interkostalis; os
diminta:
Melakukan kontraksi pectoralis dengan cara tekan tangan dua-dua, satu sama
lain diatas kepala / tekankan tangan diatas krista iliaka bila tumor bergerak berarti
LENGKET

Pemeriksaan penunjang :
1. laboratorium :
Hb. Leuko, diff , LED, trombosit
LFT : alkali fosfatase, serum Ca, P, SGPT
Ureum, kreatinin
sitologi vagina (pada wanita post menopause)

2. Mammograf, indikasi :
a. Adanya benjolan pada payudara
i. Baik dengan / tanpa rasa nyeri
ii. Dirasakan oleh os tetapi dokter belum dapat meraba
b. Adanya rasa tidak enak pada payudara, mis: nyeri, sangat peka dan
kelainan puting susu
c. Os dengan riwayat risiko tinggi menderita keganasan payudara
d. Pembesaran KGB axilla yang meragukan
e. Penyakit Paget dari putting susu
f. Adanya penyebaran metastasis tanpa diketahui asal tumor primer
g. Pada os dengan cancer fobia

3. Radiologi :
a. Foto thoraks
b. Foto polos perut hepar

4400
SURGERY TEAM 2013

c. Bone survey lumbal, pelvis dan femur


4. Termografi : berdasarkan hipervaskularisasi dan termogenesis yang berlainan
Termotomografi : berdasarkan pemantulan gelombang oleh lapisan abnormal

5. Histopatologik :
a. Parafin
b. Potong beku
Biopsi yang dilakukan berupa :
- Biopsi insisional
- Biopsi eksisional
- Pungsi
- Sitodiagnostik

Penatalaksanaan :
Stadium I : mastektomi radikal
- Bila kGB axila tidak mengandung metastasis radiasi post op (-)
- Bila KGB axila metastasis (+) rad post op KGB regional
- Bila dilakukan mastektomi simpleks diikuti radiasi tumor bed + KGB regional
(rad lokal + regional)

Stadium II : T0 N1b dan T1 N1b


- mastektomi radikal + rad KGB regional atau:
- mastektomi simpleks + radiasi tumor bed & KGB regional

Stadium IIIa : T3N0-1a mastektomi simpleks + rad tumor bed & KGB regional

Stadium lanjut :
1. Stad lanjut loko regional tanpa metastasis jauh:
T3N1-2M0 : SM + rad tumor bed & KGB regional
T3N2-3M0/T4N0-3M0 : super voltage pada tumor + KGB regional

2. Stad lanjut dengan metastasis jauh : perhatikan status menstruasi os.


a. Premenopause : rad lokal dae tumor
Bila estrogen binding reseptor (ER) (+) + kastrasi + sitostasika
Bila ER (-) + sitostatika
b. Menopause 1-5 tahun :
ER (+) rad lokal tumor + kastasi + sitostasika
ER (-) kombinasi sitostatika
c. Menopause > 5 tahun : rad lokal tumor + sitostatika + terapi estrogen

Tehnik Operasi :
- Mastektomi simpleks : mengangkat seluruh jaringan payudara tanpa
mengangkat KGB regional tetapi dilakukan pengangkatan dascia pektoralis

4411
SURGERY TEAM 2013

- Mastektomi radikal : mengangkat seluruh jaringan payudara dengan seluruh


kulit dan putting susu + seluruh m. Pectoralis mayor dan minor diseksi KGB
aksila jaringan lemak di sekitar KGB.

Kriteria operabilitas (Haagensen) :


Ca mammae pada wanita dari segala umur yang keadaan umumnya baik untuk
menjalankan operasi harus diobati dengan Mastektomi radikal, kecuali bila ditemukan,
hal-hal sbb:
1. Edema luas di kulit payudara (peau dorange)
2. Benjol satelit di kulit payudara
3. Ca inflamatoris
4. Benjol tumor parasternal
5. Benjol tumor supraklavikula
6. Edema lengan
7. Metastasis jauh ke paru, hati, tulang, usus dan alat kelamin
8. Dua atau lebih gejala-gejala berikut:
a. Ulserasi kulit
b. Edema terbatas di kulit (<1/3 kulit payudara)
c. Fiksasi keras tumor ke dinding dada
d. Kelenjar limfe aksila diameter < 2,5 cm
e. Kelenjar limfe yang lengket di kulit / struktur lain aksila.

Prognosa :
Tergantung:
1. Ukuran tumor
2. Jumlah, tempat, ukuran KGB yang terkena
3. Skin involvement
4. Fiksasi tumor primer / KGB (+)
5. Histologis : Ductal: baik meduler
Papiler cystadenoma
Comedo
Paget
Lambat Schirrous Ca
Degenerasi epiderm
Buruk Ca mastoides
Acinus : baik lobuler
6. Derajat anaplasia
7. Usia status menstruasi
8. Kelambatan terapi
9. Kehamilan

Hitung Jumlah Kantong Darah


- PRC : (Hb target Hb sekarang) x BB x 3
- WB : (Hb target Hb sekarang) x BB x 6

4422
SURGERY TEAM 2013

Jumlah tetes cairan : jumlah cairan (cc)


3 x jml jam

Contoh :
PRC = (10 7,7) x 50 x 3
= 2,3 x 150 = 345 cc = 2,3 kantong

Tetes : 1500 cc = 1500 = 21 gtt


3 x 24 jam 72

250 cc, 20 gtt, ......... jam?

20 gtt x 60 menit = 1200 = 4,8


250 cc 250

H
HAAE
EMMO
ORRR
RHHO
OIID
D

Def : pelebaran pembuluh darah / plexus vena Haemorrhoidalis yang memberikan


keluhan / gejala.

Anatomi :
Hemoroid :
- H. Interna
Garis mukokutan (kripta morgagni)
- H. eksterna

Pleksus Haemorrhoidalis terdiri dari :


- Pleksus vena Haemorrhoidalis superior
- Pleksus vena Haemorrhoidalis medius
- Pleksus vena Haemorrhoidalis inferior

Aliran darah :
V. Haemorrhoidalis sup v. Sigmoidalis v. Mesenterika inf v. porta
V. Haemorrhoidalis inf v. pudenda int v. iliaka int v. Cava inferior

Klasifikasi :
Haemorrhoid Interna :
- Berasal dari pl. Vena Haemorrhoidalis sup dan med
- Terletak 2/3 atas saluran anus
- Permukaannya mukosa (epitel toraks)
- 3 posisi primer H. interna :
Kanan depan
Kanan belakang
Kiri lateral

4433
SURGERY TEAM 2013

Haemorrhoid Externa :
- Berasal dari pl. Vena Haemorrhoidalis inf
- Terletak 1/3 bawah saluran anus
- Permukaannya kulit (epitel gepeng)
Etiologi :
1. Kelainan organis :
a. Sirosis hepatis
b. Trombosis vena porta
c. Tumor intraabdominal, terutama pelvis
2. Idiopatik, predisposisi :
a. Herediter (kelemahan pembuluh darah)
b. Faktor anatomi (tdk ada katup pd v.porta)
c. Faktor gravitasi (sering berdiri)
d. Tekanan intraabdomen tinggi kronik (batuk, dll)
e. Tonus sfingter ani lemah

Patofisiologi :
Haemorrhoid Interna :
Sumbatan aliran darah sistem porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan
terbentuk kolateral pada v. Haemorrhoidalis sup

Haemorrhoid Eksterna :
Robeknya v. Haemorrhoidalis inf membentuk hematoma subkutis yang berbentuk
kebiruan, kenyal-keras dan nyeri.

Komplikasi :
Anemia, jarang terjadi
Trombosis akut pada prolaps rekti

Diagnosa :
Anamnesa :
1. BAB berdarah, biasanya berupa darah segar yang menetes pada akhir defekasi
2. Prolaps :
a. Grade 1 : prolaps (-), perdarahan (+)
b. Grade 2 : prolaps (+), masuk spontan
c. Grade 3 : prolaps (+), masuk dengan manual
d. Grade 4 : prolaps (+), inkarserata
3. BAB berlendir, lendir timbul karena iritasi mukosa rektum
4. Pruritis ani sampai dermatitis
5. Nyeri
6. Anemia sekunder (mungkin)

Pemeriksaan Fisik :
1. Inspeksi :

4444
SURGERY TEAM 2013

Haemorrhoid eksterna : terlihat benjolan diantara kulit dan perineum


Haemorrhoid interna : terlihat benjolan mukosa keluar dari anus
2. Palpasi : pada RT tidak teraba apa-apa kecuali jika ada trombus atau penebalan
mukosa. RT diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum

Pemeriksaan Penunjang : Anuskopi


- Untuk melihat Haemorrhoid interna
- Tampak pelebaran vena pada jam 3, 7, 11 (Morgans piles)
- Warna biru vaskular type, mudah berdarah
- Warna merah muscular type, tidak mudah berdarah.

Diagnosa banding :
1. Prolaps rekti :
Tidak sakit
Permukaan mukosa dengan rugae
Jari dapat dimasukkan diantara benjolan dan kulit tapi tidak dalam
2. Prolaps anus : jari dapat dimasukkan di antara benjolan dan kulit tanpa tahanan
3. Fisura ani : nyeri dan obstipasi
Penatalaksanaan :
Konservatif :
- grade 1-2
- < 6 jam, belum terbentuk trombus
Cara :
1. Diet tinggi serat, faeces menjadi lunak
2. Rubber band ligation
3. Sclerosing agent
4. Phlebodynamic drugs, dinding vena lebih elastik

Operatif :
Indikasi :
- Grade 3-4
- Perdarahan
- Nyeri
Kontraindikasi :
Toleransi pasien terhadap operasi tidak baik
Timing operasi :
Secepatnya Grade 4 dpt lgs dilakukan operasi

Teknik operasi :
1. Langenback 5. Sulman
2. Modifikasi Langenback 6. Park
3. Whitehead 7. Taka
4. Morgan Milligan

4455
SURGERY TEAM 2013

Langenback :
- Eksisi radier dan jahitan primer
pada jam 3, 7, 11
- Untuk haemorrhoid yang tidak
begitu besar
- Operasi 15 menit,
penyembuhan baik

Modifikasi Langenback :
- Eksisi dan suture
- Penjahitan pedicle haemorrhoid
- Insisi kulit dari dasar berbentuk
V dan pembebasan jaringan
- Penjahitan zig-zag di bawah
klem
- Eksisi jaringan diatas klem

Whitehead :
- Eksisi sirkuler dan jahitan primer
longitudinal
- Hasil operasi lebih rapi
- Sering terjadi striktur anus
- Untuk mencegah striktur
dilatasi dengan Bougie dan
mukosa tidak diangkat (eksisi
dan ligasi)

Morgan Milligan :
- Eksisi dan ligasi rendah
- Semua primary piles diangkat,
untuk mencegah residif

Komplikasi Operasi :
Segera : sakit, perdarahan,
retention urine 48 jam
Lanjut : stenosis, abses, fistula ani

Prognosa :
Haemorrhoidectomy tampaknya
lebih efektif dan permanen, tetapi
mempunyai kerugian komplikasi post
operasi.

4466
SURGERY TEAM 2013

FISURA ANUS

merupakan luka epitel memanjang sejajar sumbu anus, terletak di garis tengah post

TRIAS Fisura Anus :


- Papil hipertrofik
- Fisura anus
- Umbai kulit / skin tag

Etiologi :
- Iritasi akibat diare
- Penggunaan laksans
- Cedera partus
- Iatrogenik

Gambaran klinik :
Anamnesis :
konstipasi, feses keras disebabkan ketakutan defekasi sehingga ditunda terus
menerus
nyeri : spontan
sewaktu defekasi
darah segar dipermukaan tinja

Inspeksi : umbai kulit


Bila ada keluhan nyeri pada penderita hemoroid biasanya ada fisura, sebab hemoroid
intern tidak menyebabkan nyeri.

Diagnosa :
nyeri : spontan
sewaktu defekasi
Perdarahan
Konstipasi
Spasme sfingter
Pada pemeriksaan :
o Fisura / tukak
o Papila hipertropik
o Umbai kulit

Terapi :
- Diit kaya serat
- Topikal anastetik
- Sfingterotomi intern

4477
SURGERY TEAM 2013

FFIISST
TEEL
L PPE
ERRIIA
ANNA
ALL

= fistel anus / fistel para anal

Disebabkan oleh perforasi / penyaliran abses anorektum sehingga kebanyakan fistel


mempunyai satu muara di kripta (di perbatasan anus dan rektum) dan lubang lain di
perineum (di kulit perianal).

Etiologi : kolitis disertai proktitis seperti tbc, amubiasis, morbus Crohn

Letak :
- subkutis
- submukosa
- antar sfingter
- menembus sfingter
- lateral
- anterior bentuk lurus
- posterior / dorsal tidak lurus / bengkok ke depan karena radang dan pus
terdorong ke anterior di sekitar m.puborektalis dan dapat membentuk satu
lobang perforasi atau lebih di sebelah anterior, sesuai HUKUM GOODSALL

Bentuk :
- Lurus
- Bengkok
- Mirip sepatu kuda

Diagnosa Fistel Perianal :


- pengeluaran bahan purulen kronik dari lubang perianal
- Fistel dapat diraba secara bidigital pada RT
- Fistel mungkin dapat di sonde

garis batas(pertengahan anus)

Pada RT :
Fistel dapat diraba antara telunjuk di anus (bukan di rektum) dan ibu jari di kulit
perineum sebagai tali setebal kira-kira 3 mm.

4488
SURGERY TEAM 2013

Terapi :
- Fistulotomi : fistel dibuka dari lubang asaknya sampai ke lubang kulit. Kulit
dibiarkan terbuka sehingga penyembuhan mulai dari dasar per sekundam
intentionem.
Luka biasanya sembuh dalam waktu agak singkat. Kadang dibutuhkan operasi
2 tahap untuk hindari terpotongnya sfingter anus.
- Fistulektomi tracknya diangkat semua.

Fistel perineum jarang sebabkan gangguan sistemik.


Fistel kronik yang lama sekali dapat mengalami degenerasi maligna jadi karsinoma
planoseluler kulit.

HHEERRNNIIAA

Def : Protrusi (penonjolan) isi suatu rongga melalui defek / bagian lemah dr dinding
rongga bersangkutan

Unsur :
1. kantung (peritoneum parietale)
2. Isi (viscus)
3. Cincin (locus minoris resistentiae)
Anatomi : dinding abdomen
Superfisial :
- kulit
- lemak
- fascia Scarpen
- m. Obliqus ext
- apponeurosis
Profunda :
- canalis inguinalis
- m. Oblique int
- m. Transversus abd
- fascia transversa
- peritoneum

Canalis inguinalis : dikelilingi oleh m. Cremaster

4499
SURGERY TEAM 2013

Batas :
Atas apponeurosis m. Oblique ext
Medial conjoin tendon
Lateral lig. Inguinale
Bawah trig Hasselbach
Berisi :
1. Funikulus spermatikus
2. A/V spermatika
3. N. Ilioinguinal
4. N. Iliofemoral

Batas atas :
untuk menentukan apakah ada sesuatu dari atas yang turun ke testis.

Desensus testis : 8 9 bulan intrauterin

Pria > wanita

Klasifikasi :
Hernia kongenital: Hernia umbilikalis
Hernia diafragmatika
Hernia inguinalis lateralis
Hernia didapat : Hernia inguinalis medialis
Hernia femoralis
Jika hernia inguinalis lateralis turun dalam scrotum disebut Hernia scrotalis.
Hernia inguinalis lateralis indirect
Hernia inguinalis medialis direct

Defek besar : hernia


Defek kecil : hidrokel

Hidrokel operasi marsupilisasi

Klinis:
- Reponibilitas
- Ireponibilitas (viscus melekat pada kantung, infeksi (+)
- Inkarserata (terdapat gangguan pasase usus)

Hernia lateralis bentuk : lonjong, masuk dari anulus inf, keluar ke anulus ext (kantong
lonjong)
Hernia medialis bentuk bulat langsung keluar dari trigonum Hasselbach

Tes invaginasi : masukkan jari ke kantong scrotum diraba ada impulse


H. Lateralis : teraba di ujung jari
H. Medialis : teraba di sisi jari medial

5500
SURGERY TEAM 2013

Tes Oklusi (Ziemenn test)


Tes dengan 3 jari
- 1 jari di anulus inf (di tuberc pubicum) bila teraba pulsasi di posisi ini H. Ing lat
- 1 jari di trig Hesselbach H. Ing med
- 1 jari di femoris (bawah log inguinale) H. femoralis

Anamnesis :
H. lateralis : benjolan turun sampai skrotum (+)
H. medialis : benjolan tidak pernah turun sampai skrotum.

Membedakah hernia dengan hidrokel :


Tes transiliuminasi / diafonoskopi test
Sinari skrotum / testis dengan senter
Bila transiluminasi (-) : tdk tembus pandang : Hernia
Transiluminasi (+) : tembus pandang : Hidrokel

Karena berisi usus / omentum benda padat, tdk tembus cahaya

Karena berisi cairan


Transiluminasi (-) : belum tentu herniasi (-)
Bayi umur beberapa hari TI (-) karena ususnya belum banyak berisi feses padat.

Silk test :
Daerah inguinal digosok-gosok, teraba seperti ada lapisan kain sutra dibawah
kulit Hernia (+).

Hernia pada wanita :


- terutama timbul pada neonatus dan usia 1-2 tahun
- pada usia tua lbh banyak terjadi hernia femoralis
- jarang terdapat procesus persisten yang disebut kanalis Nuck yang dapat
menyebabkan timbulnya hidrokel
- H. inguinalis lateralis pada wanita disebut : hernia labialis

Hernia pada pria


- terbanyak pada neonatus (terutama 2 minggu I) dan usia 1-2 tahun
- Usia dewasa muda 18-30 tahun karena umumnya bekerja keras
- Usia 50-70 tahun lebih sering terjadi H. Ing medialis karena otot-otot
dinding perut sudah lemas
- Locus minoris resisten : Proc vaginalis persisten
Anamnesa :
Bayi / anak kecil
Orang tuanya mengeluh bila anaknya berdiri / menangis kuat-kuat timbul
benjolan di daerah inguinal atau skrotum dan bila anak tidur, benjolan akan hilang
Hal ini sudah cukup untuk mendiagnosa Hernia Inguinalis Lateral

5511
SURGERY TEAM 2013

Ingat DD dengan hidrokel!! Bila pada hidrokel : benjolan tetap ada saat anak
tertidur.

Orang dewasa
Penderita mengeluh adanya benjolan di daerah inguinal / scrotum yang hilang bila
penderita tidur atau berbaring
Ingat!! Saat anamnesa harus dilengkapi dengan saat timbulnya hernia tersebut.
Biasanya ada faktor-faktor pencetus, seperti: mengangkat benda berat, batuk-
batuk kronik (asma, TBC, dll), serta hal-hal lain yang meningkatkan tekanan
intra-abdominal
Bila pada penderita pria yang usia tua tanyakan tentang pembesaran prostat
(BPH) karena sering mengedan saat BAK bisa sebagai pencetus timbulnya hernia.
Bila pada 1 penderita terdapat 2 hernia : 1 sisi terdapat H. Inguinalis lateralis, sisi lain
terdapat H. Inguinalis madialis disebut Pantaloon Hernia

Etiologi :
Hernia kongenital :
- Procesus vaginalis peritoneum persisten
- Dapat timbul pada masa bayi atau sesudah dewasa
- Hernia indirect pada bayi berhubungan dengan Kriptorkismus dan hidrocele
- Jika timbul pada usia tua, biasanya ada faktor predisposisi.

Hernia didapat
- Ada faktor predisposisi
- Kelemahan struktur apponeurosis dan fascia transversa
- Pada orang tua karena degenerasi / atrofi

Faktor predisposisi : tekanan intra-abdominal meningkat.


- pekerjaan mengangkat barang-barang berat
- Batuk kronik
- Gangguan BAB, mis: striktura ani, feses keras
- Gangguan BAK, mis: hipertrofi prostat, vesikolotiasis
- Sering melahirkan hernia femoralis

Kenapa jadi ireponible?


Bekas diurut serosa pernah trauma / jejas
penyembuhan luka jadi proliferasi
menempel

Inkarserata : gangguan di vena


Strangulasi : gangguan di arteri, tanda-tanda toksik

Prinsip penanganan hernia pada anak


- transversal incisi
- high ligation kantong hernia di ligati setinggi mungkin sampai preperitoneal fat

5522
SURGERY TEAM 2013

- Jahitan subcutikuler

Jika ada ancaman strangulasi tapi tidak ada / tidak bisa; lakukan buka cincin potong
sampai apponeurosis MOE

Diagnosa :
Anamnesa :
- Timbul benjolan dilipat paha yang hilang timbul, pada keadaan lanjut dapat
menetap (irreponibilis), kecuali pada hernia inguinalis medialis tidak terjadi
irreponible
- Benjolan timbul jika tekanan intra-abdominal meningkat
- Benjolan dapat hilang jika pasien tiduran atau dimasukkan dengan tangan
(manual)
- Dapat terjadi gangguan pasase usus (obstruksi), terutama pada hernia inkarserata
- Nyeri pada keadaan strangulasi
- Terdapat faktor-faktor predisposisi

Pemeriksaan Fisik :
Benjolan pada lipat paha atau scrotum yang timbul pada waktu mengedan, batuk,
mengangkat beban berat
a. Menghilang pada waktu istirahat reponible
b.Perhatikan warna kulit benjolan, bandingkan dengan kulit sekitar
- batas atas tidak jelas, bising usus (+), transiluminasi (-).
- Hernia inguinalis lateralis :
terletak di atas lig inguinale
anulus internusnya lateral terhadap vasa epigastrika inferior
Jika dapat dimasukkan, kemudian pasien disuruh valsava dengan tangan di
cincin eksterna teraba tekanan pada ujung jari jalan keluar hernia tertutup.

- Hernia inguinalis medialis :


Terletak diatas lig inguinale
mediale terhadap vasa epigastrika inferior
jika dapat dimasukkan, kemudian pasien disuruh valsava dengan tangan di
cincin eksterna teraba tekanan pada sisi medial, dan hernia timbul lagi.

- Hernia femoralis : terletak di bawah lig Inguinale

Palpasi :
- Diraba konsistensinya
- Dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi
(setelah benjolan tereposisi dengan jari ke V, kadang cincin hernia dapat diraba
berupa anulus inguinalis yang melebar)
- Batas atas tidak jelas
- Taktile impuls pada ujung jari ke V

5533
SURGERY TEAM 2013

>> terjadi di kanan karena: berhubungan dengan decensus testis.


Testis kiri lebih dulu turun, kemudian disusul oleh testis kanan sehingga prosesus
vaginalis terlambat menutup di kanan. Dan proc vaginalis ini kadang belum menutup
pada saat bayi lahir hernia

Bila terdapat hernia inguinalis di kiri, maka kemungkinan besar di kanan juga ada.

Penatalaksanaan :
Konservatif
(6-8 jam) :
Terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
Reposisi tidak dilakukan pada H. Inguinalis strangulata, kecuali pada anak-anak
Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dalam posisi Tradelenberg dan
diberikan sedatif dan kompres es diatas hernia.
Jika reposisi hernia tidak brhasil, dalam waktu 6 jam harus operasi segera.

Operatif :
Pada saat operasi yang perlu dijaga : N. Iliinguinalis dan funikulus spermatikus.
Pada saat kantong sudah terlihat terlihat crus medial dan crus lateral
Pada keadaan inkarserata atau strangulata dilakukan operasi cito, namun KU diperbaiki
dahulu.

Operatif :
1. Herniotomi : sering dilakukan pada anak-anak
Kantong hernia dibebaskan, kantong dibuka, isi hernia dimasukkan. Kantong
dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
2. Hernioplasti : sering dilakukan pada orang tua (karena kelemahan dinding
abdomen)
Tindakan memperkecil anulus ing internus dan memperkuat dinding belakang
canalis inguinalis
3. Hernioraphi : tindakan herniotomi yang kemudian dilanjutkan dengan hernioplasti

Tehnik operasi :
Herniotomi :
- A & antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
- Sayatan sejajar lig inguinale (2 jari diatasnya)
- Sayat sampai fascia m. Obliqus ext
- Sisihkan n. iliofemoralis serta n. Ilioinguinalis
- Sayat sampai ketemu kentung hernia
- Kantung hernia dibuka, isinya didorong ke dalam rongga abdomen
- Kantong proksimal dan distal dipisahkan
- Kantong proksimal diikat setinggi mungkin, sampai dicapai pre-peritoneal fat

5544
SURGERY TEAM 2013

- Kantong distal dibiarkan terbuka


- Luka operasi ditutup.

Herniorafi :
- setelah dilakukan herniotomi, sebelum luka operasi ditutup
- jahit conjoint tendon (jika tidak ada, pakai fascia m. Oblique int) dengan tuber
pubikum
- jahit conjoint tendon dengan lig inguinale
- luka operasi ditutup

Hernia inguinalis terletak di regio pubica


- anulus internus terletak di linea mid clacicularis
- anulus eksternus di dekat simfisis (masuk ke scrotum)
cekatan biasanya di anulus eksterna

anulus internus : di lateralis


anulus eksternus : di medialis

Organ retroperitoneal :
- Duodenum
- Colon asenden
- Colon desenden

Hernia lateralis lebhi sering terjadi inkarserata dari pada hernia medialis, karena:
- Pada hernia lateralis terdapat anulus eksterna dimana dasar dari anulus adalah
simfisi yang merupakan jaringan keras, sehingga apabila ada usus yang masuk
ke kantong hernia, cincin tidak elastis dan akhirnya terjepit.
- Pada hernia medialis tidak terdapat cincin. Selain itu dasar dari hernia medialis
adalah trigonum hasselbach yang merupakan jaringan ikat yang elastis.

Pembagian trauma pada abdomen:


- Upper abd (1/3 bagian atas)
cairan bebas, darah
Organ yang rusak : limpa, hati, pankreas, ginjal, lambung, duodenum.

- Mid abd (1/3 bagian tengah)


cairan bebas, udara bebas
Organ yang rusak : usus, lambung, duodenum
- Lower abd (1/3 bagian bawah)
infiltrat, urine
Organ yang rusak

Teknik hernioplasti :
Insisi : sejajar SIAS tuberculum pubicum. Insisi mulai dari pertengahannya panjang
10 cm.

5555
SURGERY TEAM 2013

- Bassini
menjahitkan pertemuan m. Transversus internus abdominis dan m. Obligus
internus abdominis (dikenal dengan conjoint tendon) ke lig inguinal Poupart.

- Mc Vay
menjahitkan fascia transversa, m. Tranversus abdominis, m. Obligus internus
abdominis ke ligamentum Cooper.

- Shouldice
Langkah I : fascia transversa di iris / dibagi 2 dan dijahit ke dinding
belakang
Langkah II : fascia trasversa dan ligamentum inguinale dijahit secara
overlapping secara continous
Langkah III : conjoint tendon dan app ligamentum inguinal dijahit lagi
secara continous.

Hernia femoralis : diantara lig inguinale dan lig lacunare gimbernatii.


Tanda usus masih viabe :
- kemerahan
- pulsasi
- peristaltik usus

Gb hernia :

Hernia terdiri dari :


- cincin
- kantong
- isi hernia

Hernia dibedakan menurut sifatnya:


- H. reponible
isi hernia dapat keluar masuk
usus keluar jika berdiri / mengedan, masuk lagi bila berbaring / didorong
masuk
tidak ada keluhan nyeri / gejala obstruksi usus

- H. ireponible
Kantong hernia tidak dapat masuk lagi

- Hernia akreta
Perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia
Menyebabkan hernia ireponible

- Hernia inkarserata

5566
SURGERY TEAM 2013

Isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut


Disertai gangguan pasase usus
Ireponible

- Hernia strangulata
Isi kantong terperangkap
Disertai gangguan vaskularisasi

- Hernia Richter
Jika yang mengalami strangulasi hanya sebagian dinding usus
Biasanya pasase usus masih ada

- Hernia eksterna
Hernia yang menonjol keluar melalui dinding perut, pinggang atau
perineum

- Hernia interna
Tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lobang dalam rongga
perut seperti foramen Winslow, resesus retrosekalis atau defek dapatan
pada mesenterium misalnya pada anastomosis usus.

- Hernia insipiens
Hernia yang berada di kanalis inguinalis yang ujungnya tidak keluar dari
anulus eksternus

- Hernia interparietalis / Hernia interstitialis


Kantong hernia yang menonjol ke dalam celah antara lapisan dinding
perut

- Hernia geser / sliding hernia


Apabila sebagian dinding kantong hernia terbentuk dengan organ yang
merupakan isi hernia seperti sekum, kolon sigmoid atau kandung kemih
Terjadi karena isi kantong berasal dari organ yang letaknya
retroperitoneal
Alat tersebut tidak masuk kantong hernia, tapi tergeser dari
retroperitoneal

- Hernia epigastrika
Menonjol melalui defek di linea alba kranial dari umbilikus

- Hernia spleghel
Hernia interstitial dengan atau tanpa isinya melalui fascia spleghel
Muncul melalui tempat lemah diantara tepi lateral m. Rektus
abdominalis dengan linea semisirkularis

5577
SURGERY TEAM 2013

- Hernia obturatoria hernia melalui foramen obturatorius

- Hernia littre hernia dengan divertikulum meckel sebagai isi kantong hernia
- Hernia diafragmatika melalui foramen Bochdalek di diafragma

- Hernia lumbalis
Di dinding perut bagian lateral
Contoh : hernia sikatriks pada bekas luka operasi ginjal, hernia di
trigonum lumbale inferior petit dan di trigonum lumbale superior
Grijnfelt

N. ilioinguinalis dan N. Iliofemoralis :


- Mempersarafi otot di regio inguinalis sekitar kanalis inguinalis dan tali sperma
(funikulus spermatikus)
- Sensibilitasi kulit regio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit tungkai atas
bagian proksimomedial.
Batas-batas kanalis inguinalis (sumber WIM DE JONG hal.74)
- Kraniolateral : anulus inguinalis internus
merupakan bagian terbuka dari fascia transversalis dan apponeurosis m.
Transversus abdominalis
- Medial bawah : anulus inguinalis eksternus
terletak di atas tuberkulum pubikum
bagian terbuka dari apponeurosis m. Obliqus eksternus.
- Atap : apponeurosis m. Obliqus eksternus
- Dasar : ligamentum inguinale

Isi kanalis inguinalis :


Pada pria:
- Funikulus spermatikus
- N. ilioinguinal
- A/V femoralis dibawah / dasar lig inguinale

Pada wanita :
- Lig rotundum
- N. ilioinguinal
- A/V femoralis

Hernia Inguinalis Indirek :


Disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar dari rongga peritoneum
melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari A & V apigastrika
inferior kemudian hernia masuk ke dalam canalis inguinalis dan menonjol keluar
dari anulus inguinalis eksternus.
Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum H. skrotalis

Hernia Inguinalis Direk

5588
SURGERY TEAM 2013

Disebut juga hernia inguinalis medialis


Menonjol langsung ke depan melalui segitiga Hesselbach.
Batas-batas :
o Inf : lig inguinale
o Lat : A/V epigastrika inf
o Med : tepi otot rektus
Dasar segitiga Hesselbach yang diperkuat oleh serat apponeurosis M. tranversus
abd yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga daerah ini potensial jadi lemah
H. medialis karena tidak keluar dari kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum,
umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin hanya longgar

3 mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis:


kanalis inguinalis yang berjalan miring
adanya struktur m. Obliqus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis
internus ketika berkontraksi
adanya fascia transversa yang kuat yang menutupi trigonum Hesselbach yang
umumnya hampir tidak berotot

Perbedaan hernia inguinalis lateralis (indirect) dan hernia inguinalis medialis (direct) :
Hernia inguinalis lateralis Hernia inguinalis medialis
(indirect) (direct)
1. Embryologic 1. Acquired]
2. >> org muda (<< 50 thn) 2. >> org tua (> 50 thn)
3. timbul pelan-pelan 3. timbul cepat / spontan
4. hilang pelan-pelan 4. hilang cepat / spontan
5. bisa masuk ke skrotum 5. tidak masuk ke scrotum
6. bisa strangulasi 6. jarang strangulasi
7. impulse pada puncak jari 7. impulse pada permukaan / sisi jari
8. benjolan bentuk bulat
8. benjolan bentuk lonjong 9. batas atas tidak jelas
9. batas atas tidak jelas

Letak H. Inguinalis : diatas Lig inguinale


H. femoralis : dibawah lig inguinale

5599
SURGERY TEAM 2013

CCAA CCOOLLOONN && RREEKKTTUUMM

Colon normal adenoma

Cancer Advanced adenoma

Etiologi:
- Polip kolon yang berdegenerasi Ca
- Radang kronik colon (kolitis ulserosa, kolitis amuba kronik)
- Faktor genetik
- Kekurangan serat dan sayur, kelebihan lemak hewani faktor resiko
Letak : >> (70 75%) pada colon sigmoid dan rektum
sesuai lokasi polip kolitis ulserosa dan kolitis amuba kronik.

Tipe Ca :
1. Tipe polipoid / vegetatif
a. Tumbuh menonjol ke dalam lumen usus, berbentuk bunga kol
b. Terutama di sekum dan colon ascenden
2. Tipe Scirus (keras) / infiltratif
c. Mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi stenosis dan gejala
obstruksi
d. Terutama di colon desenden, sigmoid dan rektum
3. Tipe ulseratif
e. Tjd krn nekrosis di bag sentral tdp di rektum

6600
SURGERY TEAM 2013

Gambaran klinik :
Kanan :
- Tidak khas
- Anemia dan kelemahan
- Dispepsia
- Darah di feses
- Perasaan kurang enak di perut kanan bawah
- Penurunan BB
- Tumor bentuk bunga kol
- Feses masih cair / diare sering terjadi stenosis, obstruksi
- Blood occult : gampang ulceratif mudah berdarah.
- Perdarahan tersembunyi
- Tes benzidine

Kiri :
Perubahan pola defekasi
- Konstipasi / defekasi dengan tenesmus
- Makin ke distal feses makin menipis (seperti kotoran kambing)
- Darah di feses (permukaan feses)
- Ca bersifat sklerotik feses padat sering timbulkan stenosis / obstruksi
- Bentuk tumor Chinus / sirkuler

Tenesmus darah rektrosigmoid


Perdarahan rektum
Darah di feses
Pebubahan pola defekasi
Pasca defekasi perasaan tidak puas atau rasa penuh
Perdarahan akut jarang terjadi
Nyeri daerah panggul tanda peny ginjal
Bila pada obstruksi penderita flatus rasa lega di perut.

Klasifikasi :
Colon kiri lebih dirasakan nyata daripada kolon kanan, nyeri dirasakan berbeda karena
asal embriologk berlainan yaitu usus tengah dan usus belakang.
1. Nyeri visceral colon kanan usus tengah dirasa di ulu hati / epigastrium dan
daerah atas pusat
2. Nyeri viseral colon kiri usus belakang dirasa diperut bagian bawah /
bermula di bawah pusat
3. Penyusupan Ca rektum ke daerah panggul dan / anus menyebabkan nyeri di
panggul dalam dasar panggul atau daerah anus.

Ca rekti : lakukan Punch Biopsi


Jangan lakukan insisi biopsi perdarahan (ambil dengan jaringan sehat sedikit).

6611
SURGERY TEAM 2013

Terapi : tujuan utama : memperlancar saluran cerna


USG :
- lihat metastase ke liver, buli dan KGb.

Paliatif :
- Kemoterapi
- Radiasi

Kuratif
- Pembedahan abdominoperineal menurut Quenu-Miles
Rektum dan sigmoid dengan mesosigmoid diepaskan termasuk kelenjar limf
pararektum dan retroperitoneal sampai kelenjar limf retroperitoneal, kemudian
melalui insisi perineal anus di eksisi dan dikeluarkan seluruhnya dengan rektum
melalui abdomen.
- Reseksi anterior rendah (pada rektum)
Kerugian : tidak bersih, sering kambuh.
- Reseksi cara Hartman

Tindakan bedah yang didahului dan disusuli radioterapi disebut : TERAPI SANDWICH

Reseksi tumor secara paliatif bertujuan untuk mencegah / mengatasi obstruksi atau
menghentikan perdarahan supaya kualitas hidup penderita lebih baik.

Tumor tidak dapat diangkat dilakukan bedah ......... / anus preternateralis (kolostomi).

Close loop syndrome :


Obstruksi dari colon yang disebabkan oleh tumor dimana valvula Baighininya masih
bagus.

Macam-macam kolostoma :
- Kolostoma laras ganda (double barrel)
- Kolostoma kait (loop kolostoma) kolostomi partial
- Kolostoma ujung (end kolostoma)

Indikasi kolostomi :
- Dekompresi usus pada obstuksi
- Stoma sementara untuk bedah reseksi usus pada radang atau perforasi
- Sebagai anus setelah reseksi usus distal untuk melindungi anastomosis
distal

Kolostomi = kolokutanoustomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat untuk
sementara atau menetap.
- Sementara :
Pada anastomosis cara Hartmant

6622
SURGERY TEAM 2013

Pada penderita gawat perut dengan peritonitis yang telah dilakukan reseksi
sebagian kolon.
- Tetap : pada reseksi retroanal abdominopurine menurut QuineMiles

Klasifikasi Ca colon dan rektum menurut Dukes :

Dukes A : terbatas di dinding usus segmental reseksi :


- 5 cm distal tumor
- 10 cm proksima tumor
Dukes B : menembus lapisan muskularis mukosa
Dukes C : metastasis kelenjar limfe
C1 : beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer
C2 : dalam kelenjar limfe jauh
Dukes D : metastasis jauh
Pembedahan Ca colon dan rektum
Pembedahan menurut Quenu-Miles
Potong 5 cm kemudian dilakukan end kolostomi.
(kalau tumor sampai anus) kolostomi tetap

Low anterior resection :


- Tumor dipotong kemudian dilakukan anastomosis kolorektal atau koloanal
(distal 5 cm, proksimal 2 cm)
- Sebelumnya dilakukan kolostomi laras ganda
Kolostomi sementara

Pembedahan cara Hartmann


Pada tumor yang sebabkan obstruksi
- Tumor sigmoid dipotong, kemudian proksimal tumor dilakukan kolostomi (end
kolostomi) bagian distal (pungtum) ditutup / dijahit
- Setelah keadaan baik, keutuhan sal cerna dapat dipulihkan kembali

Indikasi Laparotomi
1. Trauma tumpul abdomen dengan DPL (Diagnosa Peritoneal Lavage) (+)
2. Trauma tumpul abdomen dengan syok lambung
3. Peritonitis
Tanda rangsangan peritonitis : DM (+)
RT : sfingter longgar, nyeri terus menerus
4. Perdarahan dari NGT, anus pada luka tembus
5. Eviserasi

Posisi Foto Abdomen :


1. Tegak : air fluid level udara diatas, air dibawah
2. Supine : gambaran penyebaran udara di usus

6633
SURGERY TEAM 2013

3. LLD : Left Lateral Deability jangan kanan karena ada udara di lambung
4. Colon in loop / barium enema pasang NGT dulu. Terlihat sampai caecum. KI
: pada peritonitis / perforasi

Jika ada gambaran hearing bone (gambaran seperti tulang ikan) berarti ada distended
usus yang disebabkan adanya obstruksi usus.

Otot-otot pengunyah :
M. temporalis : os temporalis proc coronoideus
menutup rahang, menarik balik rahang bawah (retrusi)
m. masseter : arcus zygomaticus angulus mandibulae
menutup rahang
m. pterygoideus medialis : fossa pterygoidea os sfenoid angulus mandibula
menutup rahang
m. pterygoideus lateralis : proc pterygoidei proc condylaris mandibula
menutup rahang dan gerakan ke depan (protusi)

Trauma yang bisa bikin syok:


- Luka / robek di SCALP
S : Skin
C : Conective tissue
A : Apponeurotica galea
L : loose areolar
P : pericranium
- Trauma thoraks
- Trauma abdomen
- Trauma retroperitoneal
- Trauma pelvis
- Trauma femur

fraktur femur berbahaya bisa terjadi perdarahan 1500 cc. Sumber perdarahan
berasal dari dalam tulang atau dari a femoralis. Bila ada fraktur femur harus pasang infus
untuk hindari syok.

6644
SURGERY TEAM 2013

ANATOMI SALURAN KENCING

POTONGAN MELINTANG GENITALIA PRIA

6655
SURGERY TEAM 2013

Fungsi ureter : mengalirkan urine dari pielum ginjal ke dalam buli-buli


Jika oleh karena sebab terjadi sumbatan pada aliran urine, terjadi kontraksi otot polos
yang berlebihan yang bertujuan unutk mendorong / mengeluarkan sumbatan dari saluran
kemih.

Kontraksi itu dirasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala, sesuai dengan
irama peristaltik ureter.

Tempat-tempat penyempitan ureter :


batu / benda-benda lain yang berasal dari ginjal sering tersangkut di tempat tersebut.
1. Uretropelvijunction (perbatasan antara pelvis renalis dan ureter)
2. Tempat ureter menyilang a. Iliaca comunis di rongga pelvis
3. waktu menjelang M. Psoas
4. Pada saat ureter masuk buli-buli
Ureter masuk buli-buli dalam posisi miring dan berada di dalam otot buli-buli (m.
Detrusor/intramural) keadaan ini mencegah terjadinya aliran balik urine dari buli-buli
ke ureter / refluks vesiko-ureter pada saat buli-buli berkontraksi.

BULI - BULI

Anatomi:
- Fundus
- Trigonum
- Bladder neck (leher buli) ada muara uretra interna

Produksi urin normal : 1500 cc/24 jam

Tdd 3 permukaan :
- Superior berbatasan dgn rongga peritoneum
- Inferiolat
- Posterior lokus minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli.

Fungsi : menampung urine dari ureter dan mengeluarkan melalui uretra (miksi)

Kapasitas maximum buli-buli:


- Vol orang dewasa : 300 450 ml
- Anak-anak (menurut formula dari KOFF) : {umur (thn) + 2 } x 30 ml.

Saat kosong buli-buli terletak di belakang simfisis pubis


Saat penuh buli-buli diatas simfisis pubis sehingga dapat dipalpasi dan perkusi.

Buli-buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen menyebabkan
aktivasi pusat miksi di medula spinalis segmen sakral S2-4.

6666
SURGERY TEAM 2013

Hal ini menyebabkan kontraksi m. Detrusor, terbukanya leher buli-buli dan relaksasi
sfigter uretra terjadilah MIKSI

NYERI DI UROLOGI

Nyeri lokal (nyeri tekan dan nyeri ketok CVA)


Reffered pain (nyeri yang dirasakan jauh dari tempat organ yang sakit)
Contoh : nyeri akibat kolik ureter dapat dirasakan sampai ke daerah inguinal, testis,
bahkan sampai ke tungkai bawah.

Inflamasi akut pada organ padat lebih nyeri


pielonefritis, prostatitis, epididimis akut

Inflamasi pada organ berongga hanya terasa kurang nyaman.


buli-buli, uretra.

Nyeri ginjal
Nyeri yang terjadi akibat regangan kapsul ginjal
Regangan dapat terjadi karena pielonefritis akut yang menyebabkan edema saluran kemih
yang menyebabkan hidronefrosis atau tumor ginjal.

Nyeri kolik
Nyeri terjadi akibat spasmus otot polos ureter karena gerakan peristaltiknya terhambat
oleh batu, bekuan darah atau benda asing
Nyeri sangat sakit, hilang timbul sesuai gerakan peristaltik ureter, awalnya dirasakan di
daerah CVA kemudian menjalar ke dinding depan abdomen ke regio inguinal hingga ke
daerah kemaluan.
Tidak jarang nyeri kolik diikuti dengan keluhan pada organ pencernaan seperti mual dan
muntah.

Nyeri vesica
Dirasakan di daerah suprasimfisis
Nyeri terjadi akibat over distensi buli-buli yang mengalami retensi urine atau ada
inflamasi pada buli-buli (sistitis interstitialis, TBC, sistomiasis)
Sering pasien sistitis merasa nyeri hebat, seperti ditusuk-tusuk pada akhir miksi kadang
disertai hematuria (disebut stranguria)

Nyeri prostat
Oleh karena inflamasi yang mengakibatkan edema kelenjar prostat dan distensi kapsul
prostat
Nyeri pada abdomen bawah, inguinal, perineal, lumbosakral atau nyeri rektum
Keluhan miksi (frekuensi, disuria, retensi urine)

Nyeri testis / epididimis

6677
SURGERY TEAM 2013

Nyeri penis
Keluhan miksi

GEJALA OBSTRUKSI

Pada keadaan normal, saat sfingter uretra eksterna berelaksasi beberapa detik
kemudian urine mulai keluar.
Akibat adanya obstruksi intravesika, menyebabkan hesistensi atau awal keluarnya
urine menjadi lebih lama dan sering pasien harus mengejan untuk memulai miksi.
Setelah urine keluar, pancarannya menjadi lemah, tidak jauh, kecil, urine jatuh
di dekat pasien.
Dipertengahan miksi, miksi berhenti dan kemudian memancar lagi, keadaan ini
terjadi berulang-ulang disebut intermitensi
Miksi diakhiri dengan perasaan masih terasa ada sisa urine di dalam buli-buli
dengan masih keluar tetesan urine (terminal dribbling)
Jika pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi mengosongkan isinya,
menyebabkan retensi urine yang terasa nyeri pada daerah suprapubik dan diikuti
dengan keinginan miksi yang sangat sakit (urgensi).
Lama kelamaan buli-buli isinya makin penuh, sehingga keluar urine sering
menetes tanpa disadari, yang dikenal dengan inkontinensia paradoksal.
Obstruksi uretra oleh karena striktura uretra ant biasanya ditandai pancaran kecil,
deras, bercabang-cabang, kadang berputar-putar.

Jenis Urine keluar pd saat tdp pada:

Paradoksal buli-buli penuh obsts infravesika (BPH)


Stress tek abd me kelemahan otot panggul
Urge ada keinginan utk sistitis, buli-buli, neurogen
kencing
Continous urine selalu keluar uretero vag, ureter ektopik
atau true kerusakan sfingter ext.

HIPERTROFI PROSTAT

Definisi
Hiperpalsi kelenjar periuretral (sel-sel glanduler dan intersisial) dari prostat.

Etiologi :
Belum diketahui dengan pasti, diduga adanya ketidakseimbangan antara hormon
androgen dan estrogen, pada usia lanjut estrogen relatif lebih banyak daripada androgen.

6688
SURGERY TEAM 2013

Cara menentukan pembesaran prostat:


1. Pemeriksaan bimanual
2. Rectal grading
3. Clinical grading
4. Intrauretral grading
5. Intravesical grading
6. Ultrasonography

Pemeriksaan Bimanual:
Dengan melakukan RT dan penekanan pada suprapubik, jika teraba pembesaran prostat
maka dapat diperkirakan besar prostat > 50 gram.

Rectal Grading :
Dengan rectal touche:
Stage 0 : prostat teraba < 1 cm, berat < 10 gram
Stage 1 : prostat teraba 1-2 cm, berat 20-25 gram
Stage 2 : prostat teraba 2-3 cm, berat 25-60 gram
Stage 3 : prostat teraba 3-4 cm, berat 60-100 gram
Stage 4 : prostat teraba > 4 cm, berat > 100 gram

Clinical grading:
Pada pagi hari atau setelah banyak, pasien disuruh BAK sampai habis, dengan kateter
diukur sisa urin dalam buli-buli.
Normal : sisa urin tidak ada
Grade 1 : sisa urin 0 50 cc
Grade 2 : sisa urin 50-150 cc
Grade 3 : sisa urin > 150 cc
Grade 4 : retensio urin total

Intrauretral grading
Dilakukan pemeriksaan dengan panendoskopi untuk melihat seberapa jauh penonjolan
prostat ke dalam lumen uretra

Intravesikal grading:
Dengan menggunakan pemeriksaan Cystogram

Diagnosa:
Anamnesa:
Prostatismus :
1. BAK tidak lampias
2. BAK menetes
3. Nokturia

Usia > 50 tahun

6699
SURGERY TEAM 2013

Pemeriksaan fisik :
- Palpasi suprapubik (vesika penuh, nyeri)
- RT + bimanual menentukan besar prostat

Pemeriksaan penunjang
- Rest urine (clinical grading)
- Foto polos perut : trabekulasi (penebalan otot detrusor)
- Sakulasi (kantung otot)
- IVP :Divertikel (mukosa menembus ke luar)
- Indentasi
- Endoskop

DD :
1. Ca Prostat :
> 60 tahun
Prostatismus + gross hematuria
Nyeri lumbosakral menjalar ke tungkai
RT : benjolan keras, melekat
Peningkatan fosfatase asam

2. Prostatitis :
Nyeri perineal
Demam
Disuri, polakisuri
Retentio urin akut
RT : jika terjadi abses fluktuasi (+)

3. Neurogenik bladder :
Lesi S2-4
Rest urin (+)
Inkontinensia urin

4. Striktura uretra :
Retentio urin
Pancaran urin bercabang

Penatalaksanaan : Operatif
Indikasi operasi :
1. Rest urin > 50 cc
2. Tanda sumbatan dengan fungsi ginjal menurun
3. Tanda sumbatan dengan infeksi
4. Retentio urin total
5. Retentio urin kronis

7700
SURGERY TEAM 2013

6. Panendoskopi trabekulasi jelas


7. Perdarahan

Kontraindikasi operasi : toleransi tidak baik

Teknik operasi:
1. Retropubik ekstra-vesikal (Millin)
2. Perineal (Reinshock)
3. Transvesikal (von Frey)
4. Transuretral reseksi (TUR)

Transuretral resection:
- Dilakukan jika perkiraan berat prostat < 50 gram
- Lama operasi < 1 jam
- Irigasi dengan air, jika > 1 jam timbul intoksikasi air hemodilusi
hiponatremia udem otak gangguan kesadaran

Komplikasi :
1. Perdarahan post operatif, bisa menyumbat vesika
2. Urin bocor lewat luka operasi
3. Infeksi dan striktur karena pemasangan kateter yang lama
4. retrograd ejakulasi ke dalam buli-buli (30-40%)
5. inkontinensia karena unstable blad

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (BPH)

Anatomi :

7711
SURGERY TEAM 2013

Prostat tdd :
- Komponen kelenjar
- Stroma
- Otot polos

Topografi :
- Proksimal (basis prostate) = leher buli-buli
- Distal (apex prostate)
Diafragma urogenital / sfingter eks
Uretra anterior

Letak :
- Inf buli2, depan rektum, bungkus uretra post
- Btk spt buah kemiri, 4 x 3 x 2,5 cm, 20 g

Pembagian Anatomi :
1. Lowsley : 5 lobus Ant, post, med, lat D&S
2. McNeal : Zona perifer, sentral, transisional, sfingter preprostatika, segmen ant

BPH : Lobus medius/ lateral, zona transisional


Ca prostate : Lobus posterior, zona perifer

Teori terjadinya BPH:


Testosterone

5- reduktase

DHT

DHT + AR (androgen reseptor) sintesis protein growth faktor


Sel tumbuh

Teori terjadinya BPH


1. Teori dihidrotestoteron
2. Adanya ketidakseimbangan antara estrogen testoteron
3. Interaksi stroma epithel
4. Berkurangnya kematian sel prostate
5. Teori stem sel

7722
SURGERY TEAM 2013

Keluhan BPH dipengaruhi :


- Obstruksi mekanis
- Obstruksi dinamis
- Obstruksi detrusor

Patofisiologi :
Prostatismus Kompleks gangguan akibat penekanan/ sumbatan pd uretra (oleh BPH)

1. Faktor statis : Prostat / sumbatan pd uretra (oleh BPH)


5. Faktor dinamis : Stroma (jar. Ikat, pemb darah, saraf, otot polos)
Normal stroma : epitel = 2 : 1; BPH = 4 : 1

Manifestasi klinis
LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms)
Gejala : sindroma prostatismus

Gejala obstruktif
- Hesistensi
- Weak stream
- Intermitten
- Voiding
- Incontinency
- Post voiding / terminal dribbling

Gejala iritatif
- Urgensi
- Nokturia
- Disuria
Pemeriksaan fisik
Px. Umum :
- tanda vital
- penyakit lain

Px. Urologis :
- pinggang .. massa, nyeri?
- Buli-buli .. penuh, kosng?
- Colok dubur ..
o Konsistensi prostat
o Besar prostate
o Menentukan s. saraf VUS (BCR)

Lab. & Dx. Klinis


Lab rutin
Khusus :
- PSA

7733
SURGERY TEAM 2013

- Uroflowmetri
- Imaging :
o KUB/BOF
o IVP (Intravenous pyelografi)
- USG :
o Transektal
o Abdominal
- Uretrosistoskopi

Terapi BPH
- Observasi (Watchfull waiting)
- Konservatif : untuk mengatasi retensio urin
Kateteral intermitten
Buli-buli dapat dikosngkan dan kateter segera dilepaskan. Beberapa pasien
kemudian akan dapat miksi sendiri dengan spontan.
Kateteral indwelling
Sangat berguna terutama bila penderiita dulunya juga pernah mengalami retensi
urin akut. Tiap hari pasien terpasang kateter dan membawa urine bag di setiap
waktu

- Medikamentosa
-bloker (prosasin, diuretic)
supresi androgen

- Operatif :
- Open :
suprapubik transvesikal (Freyer)
retropubik intravesikal (Millin)
transperineal
- Close :
TURP (Trans urethral Resection of the prostate)
TUIP (Trans urethral incision of the prostate)
Cat: Bila pada pasien BPH tidak bisa masuk kateter lakukan cystostomi untuk
mengatasi retensio urin (keadaan gawat darurat).

Indikasi operasi
- Retensi urin
- ISK berulang
- Sisa kencing pasca miksi > 100 ml
- BPH dengan penyulit
- Tx. Medikamentosa gagal
- Flowmetri pola obstruksi

Diagnosa banding
Striktura uretra

7744
SURGERY TEAM 2013

Stenosis leher buli-buli


Batu buli/uretra yang menyumbat
Ca prostate
Prostatitis/prostatodinia
Buli neuropati
Obat-obatan

Penyulit BPH
Menurunnya kualitas hidup
ISK
Terbentuk batu buli
Sakulasi divertikel hidronefrosis
Hernia
Hemoroid
Hematuria
Gangguan fungsi ginjal
Inkonstinensia paradoksal

Cat:
TURP boleh lebih dari 1 jam
bisa jadi intoksikasi cairan, yang disebut sindroma
TURP :
- mual, gelisah, kesadaran menurun
- muntah, TD meningkat, bradikadi
- hiponatremi
- udem otak

7755
SURGERY TEAM 2013

Keadaan RT pada BPH dan Ca prostate

Normal BPH Ca prostat


- Pul atas teraba - Pul atas teraba - Pul atas teraba
- S. mediana mendatar - S. mediana mendatar
- Sulcus mediana teraba - Simetris
- Besar ki = ka (simetris) - simetris
- Konsistensi kenyal - Konst. Kenyal &
- Permukaan rata elastis - Konst. Keras
- Perm. rata
- Bernodul-nodul, Mudah
berdarah

BPH tidak teraba pada Px. RT apabila :


- Prostat membesar transvesika
- Middle hipertrofi

Penyakit-penyakit pada urologi :


Kelainan congenital
Trauma/cedera
Infeksi
Keganasan/tumor
Batu

Mengakibatkan ggn aliran urine stasis

stasis Infeksi
batu
Akibat hal itu terjadi:
- peningkatan tek. intravesikel
- peningkatan tek. intrauretral
- peningkatan tek. intrarenal

Akibat peningkatan tsb akan merusak bagian fungsional ginjal


Gangguan fungsi ginjal

(peningkatan ureum, ggn hemostasis, ggn asam-basa, dsb)

SKOR MADSEN IVERGEN

1. Bagaimana pancaran air kencing bapak? Stream


- Besar dan lancar 0
- Tidak tentu 1
- Kecil dan lemah 3

7766
SURGERY TEAM 2013

- Menetes 4
c
2. Apakah harus mengejan saat kencing Voiding
- Tidak 0
- Ya, mengejan 2

3. Jika ingin kencing dan sudah di WC, apakah air kencing bapak langsung mudah
keluar, atau harus menunggu dulu baru dapat keluar? Hesitancy
- Sesudah di WC langsung kencing dpt keluar 0
- Hrs ditunggu dl baru air kencing dpt keluar 3

4. Apakah air kencing yg


0
- Terputus-putuskeluar sekaligus / terputus-putus?
Intermittency
- Sekaligus 3

5. Apakah merasa puas ssdh kencing? Bladder empty


- Lampias 0
- Kadang kurang lampias 1
- Selalu tidak lampias 2
- Pernah 1x dipsg kateter br kencing biasa 3
- Sudah lebih dari sekali dipasang kateter/selang 4

6. Pernahkah kencing tdk terasa / spt ngompol?


Incontinency
- Tidak pernah sama sekali 0
- Ya, pernah seperti ngompol 2
- Ssdh kencing & pakai celana, kencing keluar lg
seperti ngompol 2

7. Saat sudah merasa ingin kencing, untuk pergi ke WC : Urgency


- Apakah tidak terburu-buru karena yakin
kencing dapat ditahan 0
- Hrs terburu-buru, rasanya kencing sukar ditahan lagi, kadang air kencing keburu
keluar sebelum sampai di WC 2
- Selalu air kencing keburu keluar sampai siap di WC 3

8. Berapa kali bapak terbangun malam hari untuk kencing di WC? Nocturia
- Tdk pernah / kadang-kadang saja 1x semalam 0
- Sampai dua kali semalam 1
- Tiga-empat kali semalam 2
- Lebih dari empat kali semalam 3

7777
SURGERY TEAM 2013

9. Pada siang hari, berapa sering bapak buang air kecil? Diuria
- > 3 jam sekali / 3-4 kali selama siang hari 0
- Antara 2-3 jam sekali (5-6x kencing siang hari) 1
- Tiap 1-2 jam sekali (7-8 x kencing siang hari) 2
- Tiap sebentar kencing, tidak sampai 1 jam harus kencing lagi 3

HASIL:

RINGAN : < 10
SEDANG : 10-20
BERAT : > 20

UROSEPSIS

Definisi :
Septikemia yang berasal dari fokus infeksi di trak. Urinarius

Obstruksi tractus urinarius

Bawah atas

- BPH - Batu ginjal - Ca buli-buli


- Strictura uretra - Batu ureter - Ca prostate
- Ca uretra - Tumor ginjal - Ca rectum
- Ca cervix - Ca cervix

Contoh lesi trak. Urinarius :


- Trauma tumpul ginjal

7788
SURGERY TEAM 2013

- Trauma ureter
- Trauma buli-buli
- Instrumentasi trak. Urinarius (bougle, sistokopi)

Pemeriksaan penunjang :
Untuk mengetahui adanya obstruksi lesi
- IVP px ureum dan kreatinin dulu, kalau tinggi : tidak boleh lakukan RPG
(Retropyelografi)
- USG
- Renogram

IVP mengetahui :
Macam kelainan primer urologi
Lokalisasi & derajat obstruksi
Fungsi dari ginjal

Renogram mengetahui :
- Fungsi masing-masing ginjal
- Adanya obstruksi traktus urinarius bagian atas.

USG mengetahui :
Kelainan anatomi ginjal :
o batu o hidronefrosis
o tumor o kista
Kelainan anatomi buli2 :
o Batu
o Tumor
o bekuan darah
o divertikel buli-buli
o BPH/ Ca prostat

Tx urosepsis
Antibiotika
Resusitasi cairan & elktrolit
Diversi urin sementara
Tindakan definitif terhadap
kelainan urologi primer

7799
SURGERY TEAM 2013

Pilihan antibiotika :
- Sesuai kultur urin
- Ampisilin + Bentamisin
- Sefalosporin generasi III

Sepsis tanpa febris, pada :


Orang tua
KU jelek
Dengan kortikosteroid

Definisi sepsis
SIRS terdapat paling sedikit dari 2 kriteria ini :
1. Suhu tubuh > 38oC atau < 36oC
2. Denyut nadi > 90
3. Frek. Napas > 20 atau PaCO2 < 32
4. Leukosit darah > 12.000 atau < 4.000 atau > 10 % bentuk leukosit muda

Sepsis SIRS dengan tanda-tanda infeksi

Sepsis berat Sepsis disertai hipotensi (sistole < 90) atau terdapat disfungsi organ,
atau hipoperfusi (terdapatnya salah satu dari keadaan: hipoksemi, peningkatan
as. Laktat, atau oliguri)

Syok septic Sepsis disertai dengan hipotensi dan hipoperfusi

BATU SALURAN KEMIH

Batu saluran kemih meliputi :


1. Batu ginjal
2. Batu ureter
3. Batu buli-buli
4. Batu prostate (jarang)

Etiologi : Penyebab pasti belum diketahui

Teori :
- infeksi
- def. vit A
- hipersaturasi bahan-bahan yang relative tak larut dalam urin, mis: Oksalat, kalsium,
as. Urat, karena kurang minum, diet yang salah
- faktor lingkungan

Jenis batu :
1. Inorganic stones : kalsium-oksalat, triple phosphate, kalsium-phosphate

8800
SURGERY TEAM 2013

2. Organic stones : as. Urat, cystins, xantin

Jenis batu yang sering ditemui di RSCM :


- kalsium-oksalat
- as. Urat
- triple phosphate
- kalsium phosphate

Secara radiologik :
- radiopaque inorganic stones
- radiolusccent organic stones

Diagnosa :
Anamnesa :
Batu buli-buli :
Pada anak-anak ditemui rasa sakit pada saat BAK sehingga anak menangis dan
menarik-naarik penisnya, kadang-kadang dapat terjadi prolapsus ani. Biasanya
anak akan mengambil posisi tertentu yang memungkinkan urin keluar.
Pada orang dewasa,
Trias : 1. Hematuria
2. Disuri
3. Gangguan pancaran
Nyeri dapat hilang pada perubahan posisi.
Jika batu sudah masuk ke dalam uretra maka akan terjadi retensio urin.
- Baru ureter :
Colic pain, menyebar dari pinggang kea rah testis. Nyeri tidak hilang pada
perubahan posisi.
Sering disertai perut kembung, nausea dan vomitus
Hematuria

- Batu ginjal
Tidak mempunyai keluhan yang khas
Keluhan dapat timbul akibat :
Infeksi (pielonefritis)
Batu masuk ke ureter (kolik)
Peregangan pelvio-kalises menyebabkan pegal2.
Kolik ginjal

Disamping itu perlu ditanyakan :


- Usia penderita
- Tingkat sosial
- Riwayat keluar batu
- Diet

8811
SURGERY TEAM 2013

Pemeriksaan fisik : status urologis


Regio CVA :
o Nyeri
o Ballotement/massa
Region supra-simfiser :
- Benjolan buli-buli (pada retensio urin)
- Nyeri tekan
- Rabaan batu (dengan bimanual)
Genitalia eksterna : Mungkin dpt meraba batu jk batu terletak pd uretra pars
anterior.
RT : Untuk mendeteksi adanya hipertrofi prostate

Pemeriksaan penunjang:
LAB. : Perlu pemeriksaan kalsium, as. Urat, dan fosfat dalam darah atau urin 24 jam,
untuk menyelidiki faktor penyebab timbulnya batu yang penting untuk
pencegahan.

Radiologik :
1. Foto polos perut :
- Kontur ginjal
- Batu radiopaque
- Lokasi batu
- Besar batu
2. Intra vena pielografi :
- Fungsi eksresi ginjal
- Struktur sist. Pelviokalises
- Ureter
- Dinding buli-buli
- Batu radioluscent (filling defect)

3. Retrograd pielografi : jika tdk dapat dilakukan IVP

pH urin normal + 5,8


Jika pH jadi basa (>6,6) garam2an anorganik akan mengendap
Jika urin jadi asam (<5,5) garam organic yang mengendap

Perbedaan batu buli-buli, hipertrofi prostate dan striktura uretra:


Batu buli-buli Hipertrofi prostat Striktura uretra
-Miksi mula-mula normal -Pancaran lemah, kemudian - Pancaran kuat, bercabang
menetes (seperti air selang yang
dipencet)
-Luas penampang normal -Luas penampang kecil
-Miksi lalu berhenti, jika -Luas penampang normal
posisi diubah bisa miksi -Pada akhir miksi tidak puas
lagi

8822
SURGERY TEAM 2013

Batu struvit ; batu MAP (magnesium amonium phosphate) disebut juga sebagai batu
infeksi karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya ISK.

Teori pembentukan batu :


Teori inti (nucleus) : Kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan
kristal pada urin yang sudah mengalami supersaturasi.
Teori matriks : Matriks organic yang berasal dari serum atau protein-
protein urin memberikan kemungkinan pengendapan
kristal.
Teori inhibitor kristal : Beberapa substansi dalam urin menghambat terjadinya
kristalisasi, kosnentrasi yang rendah atau absennya
substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.

Ketok dengan BOUGIE :


(+) pasti batu
(-) belum tentu bukan batu

Penatalaksanaan urolitiasis

Medikamentosa force diuresis


Ukuran batu < 5mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan
Tx untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan diuretikum dan
minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari sal. kemih.

ESWL (extracorporeal shock wave lithoripsi)


Memecahkan batu tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa bius
Batu dipecah menjadi fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui sal.
kemih

Endourologi
Tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu sal. kemih yang tdd dari
memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari sal. kemih melalui alat
yang dimasukkan langsung ke dalam sal. kemih.
Alat dimasukkan melalui uretra atau insisi pada kulit (per kutan)
Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai :
energi hidraurik, energi gel. Suara atau energi laser.

Macam-macam tindakan endourologi :


1. PNL (percutaneus nephro litholapary)
Untuk keluarnya batu dari ginjal dgn cara masukkan alat endoskopi ke
system kalises melalui insisi pada kulit batu dipecah jadi
fragmen kecil kemudian dikeluarkan.

8833
SURGERY TEAM 2013

2. Litotripsi
Pakai alat pemecah batu (litotripsi)
Pecahan batu dikeluarkan dgn evakuator Ellik

3. Ureteroskopi / uretero-renoskopi
Masukkan alat ureteroskopi per uretram
Dapat pecahakan batu dengan pakai energi tertentu

4. Ekstraksi Dormia :
Mengeluarkan batu ureter dengan manjaring melalui keranjang Dormia

Bedah terbuka:
Pielolitotomi Mengambil batu pd sal. ginjal
Nefrolitotomi
Ureterolitotomi
Nefrektomi

Diferensial Diagnosa :
Batu ginjal :
1. Pielonefritis akut
2. Adenocarcinoma ginjal
3. Tumor sel transisionil sist. Pelviokalises
4. TBC ginjal
5. Nekrosis papiler
6. Infark ginjal

Batu ureter :
1. Tumor primer ureter
2. Sumbatan bekuan darah dari ginjal
3. Pielonefritis akut

Batu buli-buli
1. Hipertrofi prostate
2. Striktur uretra
3. Tumor vesika bertangkai

Pada anak :
- Phimosis/paraphimosis
- Striktur uretra congenital
- Katup uretra posterior congenital

Penatalaksanaan :
Tujuan :
1. Menghilangkan batu untuk mempertahankan fungsi ginjal

8844
SURGERY TEAM 2013

2. Mengetahui etiologi untuk mencegah residif

Batu buli-buli :
Batu kecil < 1 mm konservatif
Batu 1-2 cm lithoripsi
Batu besar > 3 cm section alta

Batu ureter :
Ekstraksi dengan basket/loop untk batu < 1 cm, letak distal
Pull through pada batu letak distal
Uretrolitotomi

Grading bendungan :
Grade 1: Bendungan (+), cupping terlihat baik
Grade 2: Bendungan (+), cupping sudah mulai datar
Grade 3: Bendungan (+), cupping sudah menjadi bola
Cat:
Untuk batu ureter yang kecil, bentuk memanjang dan diameter < 1 cm sedangkan
bendungan yang ditimbulkan grade 1 atau 2, selalu diambil sikap menunggu, yaitu
dengan terapi konservatif (minum banyak, diuretika, antispasmodic) dan diobservasi 3-6
bulan.

Setelah itu dinilai lagi secara radiologik. Bila batu tetap ditempat semula dan bendungan
bertambah hebat berarti batu sudah melekat pada dinding (incrusted), harus dilakukan
uretrolitotomi.

Batu ginjal :
- Nefrolitotomi, atas indikasi :
Obstruksi
Gangguan fungsi ginjal
Nyeri yang mengganggu
- Nefrektomi, jika ginjal sudah tidak berfungsi lagi
- Hemi-nefrektomi, jika kerusakan pada salah satu pool ginjal.

Beda lokasi batu :


Ginjal :
kolik / nyeri di pinggang, pada pria sampai scrotum.
NT (+), NK (+) CVA.
Pegal pada CVA, ballottement jika sudah hidronefrosis.

Buli-buli :
miksi tiba-tiba berhenti,
disuri, hematuri, gangguan pancaran, dengan perubahan posisi lancer lagi
Pada anak-anak suka menarik penisnya

8855
SURGERY TEAM 2013

Uretra :
retensi urin
Full blast dan NT suprapubik
Kolik, batu kecil > gejala

Indikasi operasi :
- Tanda-tanda infeksi
- Batu > 5 cm
KI : fungsi ginjal (-)

Gejala tergantung pada : besar batu dan lokasi

TEHNIK SECTIO ALTA :


- Pasien terlentang dalam analgesia epidural
- A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
- Dibuat insisi 2 cm diatas simfisis pubis pada linea mediana sepanjang 6 cm
- Peritoneum dicapai secara tajam
- Peritoneum disisihkan kearah cranial, sehingga tampak buli-buli
- Dibuat jahitan kendali pada dinding buli-buli
- Insisi diantara kedua jahitan kendali
- Batu dikeluarkan dengan Steen-tang
- Dinding buli-buli dijahit dengan cara over-hecting
- Dilakukan pengisian buli-buli melalui kateter, tidak bocor
- Luka dicuci
- Dibuat drainage cavum Retzii
- Luka operasi ditutup

Indikasi Nefrektomi :
- Ginjal sudah tidak berfungsi
- Berisi nanah (pionefrosis)
- Korteks sudah sangat tipis
- Mengalami pengkerutan akibat batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi
dan infeksi menahun

TRAUMA URETRA

Uretra pada pria :


1. Uretra pars prostatikus Uretra pars post
2. Uretra pars membrabosa
3. Uretra pars bulosa
4. Uretra pars pendulosa /
cavernosa Uretra pars ant
5. Uretra pars naviculare
bbrp mm dr OUE

8866
SURGERY TEAM 2013

A. Melalui uretra pars bulbosa


B. Melalui uretra pars pendulosa
C. Melalui uretra pada bagian koronal penis
D. Melalui fossa navicularis
Trauma pada uretra:
- kontusio
- robekan
o sebagian (partial)
o keseluruhan (rupture)

Tanda dan gejala cedera uretra :


- Ada darah dari MUE (bukan urine) disebut blood discharge
- Retensio urine

Untuk membedakan cedera di daerah mana : posterior atau anterior lihat mekanisme
trauma.
Bila cedera disertai patah tulang panggul 90-95% disertai robekan uretra pars
membranosa.
Ruptur uretra anterior disebabkan oleh straddle injury (mis kecelakaan motor, dsb).
Pada pemeriksaan: hematom daerah selangkangan bentuk kupu-kupu disebut butterfly
hematoma
Ruptur uretra posterior :
RT : didapatkan prostate yang mengambang (floating prostate).

Ruptur uretra posterior :


- Retensio urine
- Bloody discharge dari MUE
- Foating of the prostate

Trias rupture uretra anterior :


- Stradle injury
- Butterfly hematoma

8877
SURGERY TEAM 2013

- Darah dari uretra dan retensi urin cardinal sign.

Penanganan :
Retensi urine urine dialihkan dengan cara sitostomi (buat saluran kencing buatan di
VU).

Suspek trauma uretra : jangan pasang kateter karena bisa sebabkan trauma tambah parah
timbul fistel uretracutaneus.
Pemeriksaan : Bipolar uretrosistografi.

Patah tulang panggul :m Straddle injury

Jenis Striktur Uretr


A. Fibrosis minimal
B. Spongiofibrosis
C. Inflamasi dan fibrosis sampai jaringan corpus spongiosum
D. Striktur dengan komplikasi fistel. Dapat terbentuk abses, fistel kearah kulit
dan rectum

8888
SURGERY TEAM 2013

CARA PENYEBARAN TERJADINYA ISK

USUS HALUS

Tek intraluminar : 2 4 mmHg (istirahat)


Tek waktu peristaltik : 20 30 mmHg
jadi isi usus didorong ke distal dan akhirnya keluar

tek > 30 mmHg : statis limfe, kapiler


> 50 mmHg : sumbatan vena
> 90 mmHg : sumbatan arteri
120-230 mmHg : tek memecahkan usus halus

Obstruksi simpleks :
o Tekanan 5 20 mmHg
o Limfe drainage
o Mempercepat penimbunan caran limfe
o Tek regurgitasi via lambung

Obstruksi CLOSED LOOP :


o Tekanan 40 70 mmHg
o Gangguan vascularisasi & aliran limfe
o Nekrosis dinding usus perforasi

Obstruksi usus halus :


- usus halus untuk pencernaan dan penyerapan

8899
SURGERY TEAM 2013

- obstruksi 50 % plasma + cairan interstitial ( 10L/24 jam) hilang ke dalam


lumen usus lalu keluar usus SHOCK
- obstruksi pylorus : alkalosis, as lambung
- obstruksi usus halus : Na asidosis

Efek lokal :
1. kehilangan cairan + elektrolit
2. kehilangan plasma darah
3. proliferasi bakteri
4. perforasi

Efek umum :
1. vol ekstra sel
2. sirkulasi darah setempat
3. toxemia
4. peritonitis

Pemeriksaan Fisik
1. takikardia karena dehidrasi / peritonitis
2. hipotensi
3. demam kemungkinan strangulasi
4. turgor kulit
5. kelembaban mukosa
6. abdomen : distensi
d. steifung (peristaltic waves dr ddg abdomen)
scars (pasca bedah) -> jar ikat
hernia incarserata (orang gemuk samar-samar)
massa dalam abdomen : neoplasma, intususepsi
nyeri tekan abdomen (+)
nyeri lokal mungkin
nyeri rebound strangulasi
defence musculorum

auskultasi : high pitched (nada tinggi)


tinkling (metal-metal sound)
musical character
rectal expl : massa dalam lumen
feses (+) px lab darah
sigmoidoskopi kadang pada obstruksi colon

7. dehidrasi turgor , membran mukosa kering


8. perut membuncit
9. gel peristaltic usus nampak pada dinding abdomen (Darm Steifung)
10. nyeri tekan abdomen
11. bising usus me : high pitch, tinkling, musical character

9900
SURGERY TEAM 2013

12. RT (rectal toucher)

Pemeriksaan Roentgen:
Untuk lebih tepat tentukan lokasi obstruksi
Multiple gas fluid levels pada usus dan distensi usus
Bentuk U terbalik foto tagak : gas diatas & cairan dibawah.

Evaluasi penderita dgn suspect Obstruksi Usus :


1. apa ada obstruksi usus
2. bila ada dimana lokalisasinya
3. bagaimana keadaan anatomis / patologi dari lesi obstruksi
4. apakah sudah ada strangulasi
5. bagaimana KU penderita ( balance electrolit, penyakit sistemik, dll)

DISTENSI ABDOMEN USUS


- Tekanan diafragma me gangguan respirasi abd, ventilasi paru me
- Gangguan drainage limfe edema usus
kapasitas absorpsi me cairan > banyak tertimbun
gangguan kontraksi otot-otot usus
memperbesar permeabilitas mukosa (Bacterial Risk, Absorpsi Toxin)
- Stasis pertumbuhan bakteri me kan konsentrasi bakteri dalam lumen usus.
Insidens peritonitis, abses, infeksi, luka me

SINDROM OBSTRUKSI INTESTINAL


Nyeri, muntah, obstruksi, distensi abdomen, flatus (-)
Kolik lama-lama hilang

timbul nyeri abdomen kontinu

persangkaan strangulasi + peritonitis

Gejala obstruksi usus :

Obstruksi simpleks Obstruksi strangulasi


1. Distensi abdomen 1. Iritasi peritoneal
2. Visible peristaltic / Darm Steifung 2. Nyeri tekan abdomen
3. Gb anak tangga 3. Defence musculair
4. Rectum kosong & / kembung 4. Rebound fenomena
5. Bunyi usus jarang hilang
6. Kegagalan sirkulasi lebih jelas

9911
SURGERY TEAM 2013

Gambaran klinik Obstruksi intestinalis


Mekanik/ Nyeri Dis Muntah Bunyi Nyeri Suhu
simplex tensi usus tekan
Usus ++ <
Difus,
halus abd + +++ 37,7
minimal
prox atas C
Usus +++ ++ <
+++ Difus,
halus abd promotor 37,7
cepat minimal
distal tengah pecah C
+++ <
+++ + Difus,
abd 37,7
lambat fecal minimal
bawah C
<
++++ +++ , Jelas,
++ 37,7
(terus) (terus) tentu ideal
C
<
Difus,
+ ++++ + 37,7
minimal
C
++++ Jelas, >
+++
(kontinu +++ difus 37,7
(cepat)
) lokal C

Pada Roentgenologik obstruksi usus


Ileus Paralitik Obstruksi Mekanis
+++ +
+++ +
(merata pd usus halus & (hanya prox dr obstr)
colon)
+ +++
++ +
+ ++
cenderung sama tinggi cenderung pd perm( sama
dengan abdomen tengah tinggi)
U

Tanda tanda obstruksi strangulasi usus


- nyeri kolik
- Nyeri tekan 70% 20% strangulasi
- Suhu , > strangulasi
- Nadi > 100 20% strangulasi

9922
SURGERY TEAM 2013

- Leukosit 50
- Perlangsungan cepat me strangulasi
- Shock, timbul cepat pada strangulasi
- .. strangulasi begitu meyakinkan
- operasi harus cepat < 4 jam ( 4 6 jam)
kec ada alasan-alasan khusus dapat ditunda

X-Ray plain :
legal
LLO / samping
- follow through
Faktor-faktor penunjang obstruksi strangulasi :
- Nyeri mendadak

Diagnosa dini Obstruksi intestinal:


- nyeri kolik (jejunum ileum) 3 5 (6-10)
- borborygmi didengar dengan stetoskop
- muntah : retrograde peristaltic
- dehidrasi
- distensi abdomen
- konstipasi akut
Penanganan dengan obstruksi usus
- seharusnya segera diberi cairan IV (NaCl, Gluc 5%) produksi urin cukup
- cairan IV cukup CVP 5 10 cc NaCl
- darah, plasma IV syok, strangulasi

- tindakan operasi dimulai : nadi, TD,CVP, prod urine N
- antibiotika strangulasi
UG tube (Levin tube) 1
MA tube
< aspirasi ke paru
< distensi usus

Penanganan obstruksi intestinalis


- hilangkan obstruksi dengan pembedahan, dengan beberapa kekecualian
- kapan waktu operasi, tergantung factor :
a. lama obstruksi berat / ringan, ggn cairan-elektrolit, ggn asam basa
b. kemajuan factor organ vital (peny jantung pada ortu)
c. pertimbangan resiko adanya strangulasi
- obstruksi 24 30 jam : ggn metab minimal
ada riwayat peny jantung, paru, ginjal
operasi segera setelah diagnosa ditegakkan
- .. dengan ggn elektrolit & cairan beberapa hari 18 24 jam persiapan
pembedahan

9933
SURGERY TEAM 2013

Terapi pembedahan
1. Obstruksi sederhana lepaskan obsruksi (H. incarserata, adhesi)
2. Intestinal cypos (obstr Chrons disease) anastomosis ileum, colon
transverstomi
3. Fistula entero cutaneus colostomy prox dp colon
4. Eksisi lesi / anastomosis reseksi ileo transverocolostomi (hemicolostomi)
Colon bagian kiri 3 tahap
Colon bagian kanan hemikolektomi
By pass ileo transv colostomy

OBSTRUKSI SIMPLEKS COLON

Causa :
- Ca 90%
- Volvulus
- Faeces (orang tua)
Distensi timbul kemudian (> besar)
Muntah timbul kemudian

50 60 % distensi segmen usus halus


valv ileocoecal yang inkompeten

Tek intra luminer : 2 4 mmHg


Perlu 50 70 mmHg dapat pecah
Tanda / gejala sama dengan obstruksi usus halus
Hanya perlangsungan lebih lambat

Pembedahan Ditunda / Rawat Konservatif, bila :


1. stenosis pylorus koreksi cairan & elektrolit
2. Obstruksi intestinal pasca bedah abdomen
3. Obstruksi karena metastase Ca intra abdominal
4. Bayi dengan intisusepsi reduksi hidrostatika
5. Volvulus sigmoid sigmoidoscopy decompresi
6. Exaserbasi akut Chrons disease
7. Penderita dengan obstruksi usus parsial menahun (Chronic partial obstruction)
Penanggulangan px, resusitasi, operasi
- waktu yang tepat untuk operasi langsung pada
1. lamanya obstruksi
2. baik/buruknya fungsi organ vital
3. risiko strangulasi

- penderita yang segera dioperasi setelah diagnosa ditegakkan


1. gejala-gejala 24 30 jam
2. ggn metab minimum

9944
SURGERY TEAM 2013

3. peny jantung, paru, ginjal

- operasi ditunda (perlu persiapan pra bedah)


sdh bbrp .

Pendekatan operasi :
Selalu melalui laparotomi (insisi garis tengah perut)
Kec pada obstruksi oleh hernia inguinalis

Penilaian segmen usus yang viable :


Warna, motilitas, pulsasi arterial
bila ragu kompres NaCl 15 masih ragu RES

Obstruksi COLON
Colon kiri (3 tahap)
kolostomi prox
reseksi anastomosis + kolostomi tetap
tutup kolostomi
Colon kanan
hemikolektomi kanan + ileotransverso colostomy
By pass ileo trans colost (poor risk P)

Ileus ParalItIk
Etiologi :
1. Faktor neurologik refluks intestino-intestinalis
2. Faktor metabolic hipokalemi

1. Paralitik / Neurogenik / Adinamik


- kausa tidak jelas
- neurogen : tumor MS, trauma,keracunan
- retroperitoneum : fraktur, nekrose, hematom
- intraperitoneum : peritonitis

Pemeriksaan Rontgen :
Foto iktisar perut tengah : batas udara cairan
gb anak tangga
dinding usus yang melebar tebal
fluid level yang kecil kecil dan multiple
Obstruksi mekanik

Paralitik obstruksi

9955
SURGERY TEAM 2013

Tindakan operasi obstruksi belum dapat dilakukan:


1. Stenosis pylorus koreksi cairan dan elektrolit
2. Obstruksi intestinalis pasca badah segera
3. Obstruksi karena metastase Ca abdomen
4. Invaginasi ileocaecum
5. Volvulus sigmoid
6. Obstruksi karena ileitis terminal Chrons disease
Reseksi obstruksi
7. Obstruksi partialis

V
VOOL
LVVU
ULLU
USS

Volvulus : obstruksi usus yang disebabkan oleh melilitnya/terpelintirnya usus atau


membentuk simpul.

Volvulus sering terjadi di:


- Sigmoid pada orang tua, laki > wanita
- Usus halus (terutama ileum) dewasa muda
- Sekum pada orang tua

Etiologi :
Volvulus sekum :
Terjadi karena kelainan bawaan kolon kanan yang tidak terletak retroperitoneal
tetapi tergantung pada perpanjangan mesenterium usus halus, jadi ada faktor
mesenterium yang panjang dan sekum yang mbil karena tidak terfiksasi.
Sumbu rotasi volvulus terletak sekitar a. Ileokolika, rotasi bisa mencapai 720 derajat.

Vovulus sigmoid :
Mesenterium yang panjang dengan basis yang sempit.

Diagnosis volvulus :
Nyeri kolik
Antara koluik terdapat nyeri perut menetap
Perut besar sekali karena distensi
Kadang mual muntah
Gambaran foto rontgen :
o Ban mobil karena belokan raksasa
o Dengan bubuk barium rektal terlihat tanda paruh burung

Sikap :
Sigmoidektomi dengan anastomisis termino-terminal
Bila keadaan umum buruk prosedur Hartman

Reseksi sigmoid & kolokutanotomi

9966
SURGERY TEAM 2013

kolostomi pada kolon proksimal dan kolon bagian distal ditutup.


Kolon disambung setelah KU baik.

D
DIIV
VEER
RTTIIK
KEEL
LMME
ECCK
KEEL
L

Def : suatu keadaan dimana duktus omphalomesentericus (duct. Vitelinus) sebelah


intestinal / intraabdominal tetap terbuka

True divertikel anti mesenterik semua lap usus

Divertikulum meckel sering disebut dengan Disease of Two.


1. Terdapat 2% dari penduduk
2. Pria : wanita = 2 : 1
3. 2 feet dari valvula Bauhini/ ileocaecal valve (60 cm)
4. Panjangnya 2 inchi (4-5 cm)
5. Didalamnya terdapat 2 jaringan ektopik gaster dan pancreas
6. 2 komplikasi : perforasi dan perdarahan
7. DD dengan 2 penyakit :
a. perforasi gaster
b. appendisitis akut
8. Dapat terjadi pada setiap umur, sering pada 2 tahun I

Terjadi : berhubungan dengan perkembangan midgut dan yolk sac, berhubungan dengan
suatu tuba dalam umbilical cord (ductus omphalomesenterikus) yang umumnya hilang
dalam minggu VII

Jika tidak hilang :


1. Fistula umbilikalis (umbilikus dan usus)
Dalam perkembangan selanjutnya dari umbilikus sering keluar cairan yang berbau
feses
2. Sinus umbilikalis / kista umbilikalis
Daerah bawah umbilikus berbentuk kantong
3. Divertikel Meckel
4. Fibrous band
Hanya berupa jaringan ikat
True DM False DM

Anti mesenterik tumbuh di daerah mesenterik


Seluruh dinding usus hanya mucosa & submukosa

Gejala divertikulitis akut = app akut


- Nyeri periumbikal
- Rasa mual
- Muntah

9977
SURGERY TEAM 2013

- Demam
- Lekositosis

Perdarahan :
- Feses campur darah
- Tanpa nyeri
- Perasaan tidak enak
bandingkan dengan invaginasi

Pemeriksaan radiologi pada obstruksi usus :


- pada foto posisi tegak air fluid level (udara diatas dan cairan dibawah)
- Pada foto supine : gambaran penyebaran udara diusus tidak sampai ke distal
- Ada gambaran hearing bone (gambaran seperti tulang ikan) hal ini
menandakan adanya distensi usus

Bila obstruksi letak tinggi / proksima : lebih menonjol di muntah


Bila obstruksi letak distal / rendah : lebih menonjol kembung (distensi)

Diagnosis : anamnesa, pem fisik, pem penunjang


Anamnesa :
- adanya kolik disertai muntah hilang timbul dengan interval makin lama makin
dekat ( 15-11-5) diluar serangan anak normal
- selama serangan : pucat- lemah syok
- nyeri perut peri umbilicus
- stadium awal BAB masih biasa 12 24 jam BAB darah + lendir tanpa feses
: red currant jelly stool (kuah bayam merah) ( bubur kismis merah)
- bila dibiarkan : kesadaran , apatis, pucat, dehidrasi febris, syok
Pemeriksaan fisik :
a. anak / bayi 4 10 bulan, sehat, gemuk (bertentangan dengan Negara berkembang)
b. dehidrasi (mata cakumg, turgor kulit jelek)
c. abdomen :
tanda tanda ileus obstruksi
massa tumor (sausage shaped structure)
dances sign (region iliaca dextra kosong) karena dg adanya invaginasi
caecum akan tertarik keatas

Tanda tanda ileus obstruksi :


- Steifung usus + ( peristaltic usus kelihatan)
- Metallic sound +
- Counter usus +
- Multiple buble appereance
- Multiple step ladder pattern foto polos

9988
SURGERY TEAM 2013

d. RT :
- spincter cekat
- ampulla recti kolaps
- pseudo portio ( bila puncak/ apeks invaginasi sudah sampairektum)
- sarung tangan : darah + lendir

Pemeriksaan penunjang : radiologist


BNO multiple bubble app (diminum)
Barium enema :
o Cupping
o Coil spring app (dimskan dr anus)

Distal prox

Cupping (bentuk mangkuk warna putih)

Coil spring appereance


(post evakuasi waktu Ba keluar) karena ada sisa Ba yg tertangkap di lipatan-
lipatan mukosa

Trias invaginasi :
1. sakit perut (kolik) + muntah
2. massa tumor
3. red currant jelly stool

9999
SURGERY TEAM 2013

KOLELITHIASIS

Anatomi saluran empedu:

A. Ductus hepatikus
B. Ductus sistikus
C. Ductus koledokus
D. Ductus pancreas

1. Hepar
2. Kantong empedu
3. Lambung
4. Pilorus
5. Duodenum
6. Pankreas
7. Papila Vateri (sfingter Oddi)

Awalan Mengenai Contoh


Kole- empedu kolelitiasis
Kolesisto- kandung empedu kolesistolitiasis
Koledoko- duct koledokus koledokolitiasis
Kolangi(o)- saluran empedu, kolangitis
Terut duct hepaticus
Kolangiol- cab duct hepaticus kolangiolitis
dan pemb drh kecil
lain di hati

110000
SURGERY TEAM 2013

Lokasi batu empedu:


Sebagian besar batu empedu, terutama batu kolesterol terbentuk di dalam kandung
empedu.
Kalau batu kandung empedu (kolesistolitiasis) berpindah ke dalam saluran empedu
ekstrahepatik disebut batu saluran empedu sekunder atau koledokolitiasis sekunder.
Istilah kolelitiasis menunjukkan penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam
kandung empedu atau di dalam duct koledokus, atau pada dua-duanya.

Hepatolitiasis: batu empedu yang terdapat di dalam saluran empedu dan awal
percabangan ductus hepaticus kanan dan kiri meskipun percabangan tersebut mungkin
terdapat di luar parenkim hati.

Batu dapat berpindah ke dalam ductus koledokus melalui duktus sistikus. Kalau batu
berhenti didalam duct sistikus karena diameternya terlalu besar atau tertahan oleh striktur,
batu akan tetap berada disana sebagai batu duct sistikus (kolesistolitiasis).

Anamnesis:
- - 2/3 penderita batu empedu : asimptomatik, dyspepsia disertai intolerans
makanan berlemak
- Simtomatik :
Nyeri daerah epigastrium, kuadran atas kanan atau prekordium
Kolik bilier, mungkin memanjang > 15 menit, kadang menghilang beberapa
jam kemudian awal nyeri kebanyakan perlahan-lahan, tapi 1/5 kasus timbul
tiba-tiba.
- Pada batu ductus koledokus : riwayat nyeri atau kolik di epigastrium dan perut
kanan atas akan disertai tanda sepsis, seperti demam dan menggigil bila terjadi
kolangitis.
- Biasanya terdapat ikterus, ikterus yang hilang timbul, berbeda dengan ikterus
karena hepatitis
- Urin berwarna gelap yang hilang timbul
- Pruritus ditemukan pada ikterus obstrukstif yang berkepanjangan dan lebih banyak
ditemukan di daerah tungkai dari pada di badan
- Pada kolangitis dengan sepsis yang berat dapat terjadi keadaan kegawatan disertai
syok dan gangguan kesadaran.

Pemeriksaan Fisik:
Batu kandung empedu:
- Kalau ditemukan kelainan, biasanya berhubungan dengan komplikasi seperti:
kolesistitis akut dengan peritonitis local atau umum, hidrops kandung empedu,
empiema kandung empedu, atau pankreatitis
- Ditemukan nyeri tekan dengan pungtum maksimum di daerah letak anatomic
kandung empedu.

110011
SURGERY TEAM 2013

- Tanda Murphy (+) : apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik
napas panjang, karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan
pemeriksa dan pasien berhenti menarik napas.

Batu Saluran empedu:


- Tidak menimbulkan gejala / tanda dalam fase tenang
- Kadang teraba hati agak membesar dan sclera ikterik (kadar bilirubun darah < 5
mg/dl ikterik tidak jelas) aoabila sumbatan saluran empedu bertambah berat
baru akan timbul ikterus klinik
- Bila timbul serangan kolangitis yang umumnya disertai obstruksi, akan ditemukan
gejala klinik yang sesuai dengan berat ringannya kolangitis tersebut.
- Kolangitis akut, yang ringan sedang : biasanya kolangitis banterial non piogenik
yang ditandai Trias Charcot (+) :
a. demam dan menggigil,
b. nyeri di daerah hati,
c. ikterus
- Bila terjadi kolangiolitis : biasanya kolangitis piogenik intrahepatik akan timbul
gejala:

Pentade Reynold (+) :


Trias Charcot + syok + kekacauan mental / penurunan kesadaran.

Empedu dihasilkan di hepar disimpan di kantong empedu dialirkan ke pancreas.

Duktus hepatikus interna - duktus hepatikus eksternus duktus hepaticus communicans


ductus sistikus duktus koledokus masuk ke pancreas melalui ampula Vateri
(sfingter Odi) duktus pankreatikus.

Jika penderita tidak ikterus sumbatan di duktus hepatikus / di duktus coledokus.

Diagnosis Banding Abdomen Akut

Abdomen Kanan Atas Abdomen kiri atas


Kolesistitis akut Ruptur limpa
Pankreatitis akut Perforasi lambung
Perforasi tukak peptik Pankreatitis akut
Hepatitis akut Aneurisma Ao pecah
Kongestif hepatomegali akut Perforasi kolon
Abses hati Pneumonia dgn rx pleura
Pneumonia dengan rx pleura Pielonefritis akut
Pielonefritis akut MCI
Angina pektoris

110022
SURGERY TEAM 2013

Abdomen Kanan Bawah Abdomen Kiri Bawah


Apendisitis Divertikulitis
Adnexitis Adnexitis/endometriosis
Endometriosis KET
KET Kista ovarium terpuntir
Kista ovarium terpuntir Hernia inkarserata
Puntiran apendises epiploicae Perforasi kolon /sigmoid
Hernia inkarserata Abses psoas
Divertikulitis Batu ureter
Ileitis regional
Perforasi caecum
Abses psoas
Batu ureter
Adenitis mesenterik

Periumbilikal
Obstruksi Usus
Apendisitis
Pankreatitis akut
Oklusi pembuluh darah mesenterial
Hernia strangulasi
Ruptur Aneurisma aorta
Divertikulitis

STRUMA

Definisi : pembesaran kelenjar tiroid

Anatomi :
- kelenjar tiroid berada di region coli anterior dengan batas-batas m.
sternocleidomastoideus, m. digastrikus, dan manubrium sterni. Kelenjar tiroid
diluar region ini disebut tiroid ektopik atau struma aberrant.
- Berat normal 20-30 gram
- Kelenjar tiroid terdiri dari 2 lobus yang dihubungkan oleh 1 lobus piramidalis
yang berada di garis media
- Kartilago tiroidea melekat pada trakea, sehingga pada saat menelan, kelenjar
tiroid ikut bergerak.

Klasifikasi :
1. Struma non-toksik
2. Struma toksik
i. Difusa : Grave, tirotoksikosis primer
ii. Nodosa : tirotoksikosis sekunder

110033
SURGERY TEAM 2013

Neoplasma :
1. Jinak (adenoma) :
a. Folikuler
b. Papiler
c. Hurtle
2. Ganas
a. Adenocarcinoma :
i. Folikuler
ii. Papiler
iii. Mixed
b. Carcinoma anaplastik
c. Carcinoma meduler (embrional)

Etiologi :
1. Iodium defisiensi endemic goiter, gravida
2. Autoimun tiroiditis Hashimoto
3. Defisiensi enzim congenital dyshormogenetic goiter
4. Idiopatik : struma Riedel, de Quervains, Grave, Neoplasma

Diagnosa :
Anamnesa
- Benjolan pada leher, lama dan pembesarannya
- Gangguan menelan suara serak (gejala penekanan)
- Asal / tempat tinggal
- Riwayat keluarga
- Struma toksik :
1. Kurus
2. Irritable
3. Keringat banyak
4. Nervous
5. Palpitasi
6. Tidak tahan udara panas
- Struma non-toksik :
1. Gemuk
2. Malas dan banyak tidur
3. Gangguan pertumbuhan

Pemeriksaan Fisik :
Status Generalis
- Tekanan darah meningkat (systole)
- Nadi meningkat
- Mata :
1. Exoftalmus

110044
SURGERY TEAM 2013

2. Stellwag sign : palpebra sup tidak mengikuti bulbus okuli waktu melihat
ke bawah
3. Morbius sign : sukar konvergensi
4. Joffroy sign : tidak dapat mengerutkan dahi
5. Rossenbach sign : tremor palpebra jika mata ditutup
- Hipertoni simpatis : kulit basah dingin, tremor
- Jantung : takikardia

Status lokalis : Regio colli anterior


Inspeksi :
benjolan, warna, permukaan, bergerak waktu menelan

Palpasi : permukaan, suhu


Batas Atas : kartilago tiroid
Bawah : insisura jugularis
Medial : garis tengah leher
Lateral: m. sternokleidomastoideus

Struma kistik :
- mengenai 1 lobus
- Bulat, batas tegas, permukaan licin
- Fluktuasi (+)
Struma nodosa :
- Batas jelas
- Konsistensi kenyal sampai keras
- Bila keras, curiga neoplasma
Struma difusa :
- Batas tidak jelas
- Konsistensi kenyal

Struma vaskulosa :
- Tampak pembuluh darah
- Berdenyut

Auskultasi : Bruit pd neoplasma & struma vaskulosa

Kelenjar getah bening :


- paratracheal
- jugular chain

Pemeriksaan penunjang :
1. Scanning tiroid
Dasar : presentasi uptake dari I 131 yang didistribusikan tiroid.

110055
SURGERY TEAM 2013

Dari uptake dapat ditentukan fungsi dari tiroid


Uptake normal : 15 40 dalam 24 jam
Hot area : uptake > normal, jarang pd neoplasma
Cold area : uptake < normal, sring pd neoplasma

Cold area curiga ganas jika :


- Moth eaten appereance
- Pada pria / usia tua / anak-anak
Cold area :
- Kista
- Hematoma / perdarahan
- Radang
- Neoplasma
Hot area :
- struma adenomatosa
- adenoma kistik
- radang
- neoplasma

1. Ultrasonografi
Membedakan kelainan kistik atau solid
Neoplasma biasanya solid

2. Radiologik
- Foto leher : carcinoma kadang-kadang disertai perkapuran
- Foto soft tissue : jika batas bawah tidak jelas (retrosternal)
- Foto thoraks :
coin lesion Ca tiroid papiler
cloudy Ca tiroid folikuler
- Bone scanning : bone survey

3. Fungsi tiroid
- BMR : (0,75 x N) + (0,74 x N) 72% (formula read)
- PBI, mendekati kadar hormone tiroid, normal 4-8%
- Serum kolesterol, meningkat hipertiroid (N: 150-300 mg%)
- Free tiroksin index : T3 / T4

4. Potong beku : durante operasi

5. Needle biopsy
- Large needle cutting biopsy : jarum besar, sering perdarahan
- Fine needle aspiration biopsy : jarum no.22

110066
SURGERY TEAM 2013

Diagnosa banding :
1. Colloid goiter
2. Tiroiditis
3. Dishormonognetic goiter
4. Struma Riedel
5. Neoplasma

Solider Nodul Curiga Ganas :


1. Pada anak usia dibawah 12 tahun
2. Pada usia tua
3. Pada pria
4. Disertai pembesaran KGB leher
5. Pembesaran progresif
6. Disertai pembengkakan tulang-tulang pipih (ca folikuler)
7. Riwayat radiasi (+)
8. Benjolan terfiksir, suara serak

Penatalaksanaan :
Konservatif
Indikasi :
12. Toleransi operasi tidak baik
13. Struma yang residif
14. Pasien usia lanjut

Struma non toksik :


- Iodium
- Ekstrak Tiroid 30-120 mg/dl

Struma toksik :
- bed rest
- Lugol 5-10 mg 3 x sehari, selama 14 hari
- PTu 100 -200 mg 3 x sehari, periksa leukosit
- I 131

Operatif :
Indikasi :
1. Curiga / pasti ganas
2. Timbul tanda-tanda desakan trakea / esophagus
3. Struma toksik
4. Struma besar (kosmetik)
5. Struma retrosternal

110077
SURGERY TEAM 2013

6. Preventif

Persiapan operasi :
- Rawat, best rest
- Laboratorium, terutama protrombin time (obat anti-tiroid mempengaruhi
pembekuan darah)
- BMR
- Lugolisasi : 3 x gtt I s/d gtt XXX
- Takikardia : propanolol 2 x 10 mg
- Neomereazale (anti tiroid) : 3 x tabs I
- Hemostatic drugs

Jenis operasi :
1. Lobectomi / isthmolobectomi : pada tonjolan jinak
2. Subtotal tiroidektomi : pada kelainan metabolic
Radiasi : keganasan dengan metastase jauh
3. Total tiroidektomi
a. Perikapsuler nodul dan jaringan areolar : tumor terbatas pada kelenjar
tiroid
b. Compartmental dissection : KGB terdapat di sepanjang jalan n. reccurens
diseksi diantara carotid shealth dari incisura jugularis sampai bagian atas
kartilago tiroidea
c. Radical Beck Dissection (RND) : terdapat pembesaran KGB leher lainnya

Radical Neck Dissection :


- M. sternocleidomastoideus
- M. digastricus
- V. jugularis eksterna
- KGB subclavia sampai submental

Komplikasi operasi :
1. Perdarahan, terutama a. tiroidea superior
2. Kel. Paratiroid terangkat hipokalsemia tetani
3. Gangguan n. reccurens
4. Tracheomalasia
5. Krisis tiroid (8-24 jam pasca operasi)

KRISIS TIROID
Tanda :
- Gelisah
- Gangguan GIT
- Kulit hangat dan basah
- Suhu > 380C

110088
SURGERY TEAM 2013

- Nadi > 160 x/menit


- Tekanan darah naik

Terapi :
1. NaI 1-2 gr dalam dextrose 10% IVFD dalam 24 jam Neomercazole 100-200 mg
2. Inderal 20-80 mg/4 jam
3. Antipiretik
4. Hidrokortison 100-300 mg/24 jam IM
5. Oksigen
6. Digitalisasi
7. Diuretik
8. Lytic Cocktail :
a. Largactil 100 mg
b. Fenergan 90 mg
c. Pethidin 100 mg
Dalam dextrose 10% 500 cc IVFD

TRAUMA ABDOMEN

Kerusakan intra-abdominal yang tidak ditemukan akibat trauma abdominal tetap sering
merupakan sebab kematian yang menyedihkan, kematian mana sebenarnya dapat dicegah
:
Tanda-tanda peritoneal sering kurang jelas
Tanda-tanda dikalahkan oleh nyeri trauma extra abdominal
Ditutupi oleh tanda-tanda Trauma kepala/intoksikasi
Cavum peritonei adalah suatu reservoir potensial
Setiap penderita dengan kerusakkan deselerasi/luka tembus perut harus dianggap
telah merusak alat/organ dalam perut.

REGIO ABDOMEN
3 Kompartemen Anatomis :
1. Cavum peritonei
- Abdomen bagian atas (Upper Abd) :
Batas dinding thoraks bagian bawah : diafragma, hati, limpa, lambung,
colon transversum
- Abdomen Bagian bawah (Lower Abd ) : Usus halus, Colon
Intraabdomen
2. Spatium Retroperitoneal
Aorta, vena cava, pankreas, ginjal, ureter, kolon retroperitoneal, Duodenum
3. Pelvis
- Rektum
- Kandung kencing
- Pembuluh darah iliaca

110099
SURGERY TEAM 2013

- Genitalia interna pada wanita

Penilaian :
Faktor utama dalam penilaian trauma abdomen adalah menentukan bahwa telah terjadi
suatu kerusakan intraabdomen dan bukan diagnosis yang tepat oleh salah satu jenis
kerusakan :
A. Riwayat kejadian
B. Pemeriksaan fisik
C. Intubasi
D. Pemeriksaan darah
E. Pemeriksaan Sinar tembus
F. Pemeriksaan Diagnostik khusus

Riwayat Kejadian / KLL


- Penderita (Sadar)
- Petugas lapangan Pra RS dan Polisi :
* Waktu kejadian
* Mekanisme kejadian
* Keadaan penderita waktu itu
* Respons terhadap tindakan
* Dll.

PEMERIKSAAN FISIK
Insp : Pakaian ditanggalkan Perut depan / belakang, dada
bagian bawah dan perineum :
- Luka-luka lecet
- Memar jaringan
- Luka laserasi
- Luka tembus
Auskultasi : Bising usus + / -
Perkusi :
Palpasi : Nyeri
Tanda rangsangan peritoneum
Pem. Rektum :Darah, fraktur / trauma pelvis, posisi prostat
Pem. Vagina
Pem. Genitalia Externa.

INTUBASI
Pipa Lambung (Nasogastric tube)
- Mengeluarkan isi lambung
* Volume lambung berkurang
* Tekanan lambung berkurang
* Aspirasi berkurang
- Diagnosa kerusakan trauma gastro intestinal
bagian atas (darah dalam esophagus dan lambung).

111100
SURGERY TEAM 2013

Kateter kandung kencing


- Dekompresi kandung kencing
- Monitor produksi Urine (Perfusi jaringan)
- Diagnosa kerusakan kandung kencing (darah)

PEMERIKSAAN DARAH
- Golongan darah / Cross Match
- Hematokrit / Hb
- Leukosit / DIFF. Count
- Urinalysis
- Amylase
- Tes kehamilan / Alkohol / obat lain

PEMERIKSAAN SINAR TEMBUS PERUT


Foto abdomen tegak :
- Udara bebas dibawah diafragma
- Psoas shadow hilang
Fraktur iga-iga Hati, limpa
Fraktur vertebra thorakalis bagian bawah pankreas, usus halus
Fraktura vertebra lumbalis (Proc. Transv.) ginjal/organ- organ dalam perut
Fraktur pelvis Organ dalam Pelvis :
o Pembuluh-pembuluh darah
o Retroperitoneum
Urethrography
Cystography
IVP
Foto kontras traktus GIT bagian atas dan bawah kerusakan duodenum, kolon, dan
lain-lain.

KERUSAKAN TULANG KERUSAKAN


ORGAN TERKAIT

Fraktura iga-iga toraks bagian bwh Hepar dan limpa


Fraktura vert. Thorakalis bag bwh Pankreas, usus halus
Fraktura proc. Transv lumbalis Organ dalam abdomen
ginjal
Fraktura panggul (Pelvis) Organ pelvis/pemb drh
retroperitoneal

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KHUSUS


DPL
CT-SCAN

111111
SURGERY TEAM 2013

Indikasi DPL/CT-SCAN
1. Pemeriksaan ragu (fraktur iga, pelvis dan fraktur vertebra lumbalis
2. Pemeriksaan tak dapat dipercaya oleh karena ada :
trauma kepala
intoksikasi
paraplegia
3. Pemeriksaan tak praktis oleh karena lamanya pemeriksaan radiologi/CT-Scan

BIOMEKANIKA CEDERA
Fase Anamnesa :
1. Tipe trauma : - tabrakan
- jatuh
- luka tembus
2. Intensitas energi :
- kecepatan mobil
- ketinggian tempat jatuh
- kaliber senjata, dll.
3. Jenis trauma : mobil, pohon, pisau, peluru.

Yang ada hubungan dengan organ abdomen :


Benturan organ :
1. Cedera kompresi.
2. Cedera deselerasi
3. Cedera sabuk pengaman

A. Benturan penumpang/pengemudi
B. Benturan organ/tabrakan
C. Cedera pejalan kaki
D. Cedera Roda dua/sepeda
E. Terjatuh
F. Cedera ledak (blast injury).

TRAUMA
Organ yang paling sering rusak :
Organ padat : Limpa (trauma tumpul)
Hati (trauma tajam)
Organ berongga : Usus halus.

Trauma tembus abdomen :


- Hati
- Usus halus
- Kolon
- Lambung

111122
SURGERY TEAM 2013

Trauma tumpul abdomen :


- Hati
- Limpa
- Ginjal

ABDOMINAL COMPARTMENT SYNDROME


(ACS)

Common sites :
- Ekstremitas
- Orbita
- Skull
- Ginjal
- Abdomen

Common cause :
Trauma : fraktura, crush, blast
Lain-lain : ischemia

5 gambaran kelainan utama ACS :


1. Tekanan ventilasi yang meninggi
2. CVP yang meningkat
3. Produksi urine yang menurun
4. Distensi perut yang hebat
5. Reversal kelainan-kelainan di atas setelah dekompresi abdomen.

Teknik operasi DPL:


- Persiapan-persiapan
- Anestesi lokal : Lidokain/infiltrasi
midline - 1/3 prox umbilicus - pubis
- Incisi vertikal : kulit - subkutis - fascia
- Identifikasi peritoneum - peritoneum dibuka
- Masukan kateter ke dalam rongga peritoneum
- Lanjutkan kateter ke rongga pelvis
- Aspirasi.
Bila darah (+) kerusakan organ intra peritoneal
Darah/cairan (-) : masukkan 500cc - 1000 cc RL/NaCl (10 cc/kgBB)
- Drainase cairan 10 - 15 menit kemudian
- Cairan aspirat laboratorium :
s.d.m > 100.000/mm3 operasi
s.d.p > 500/mm3 operasi

Komplikasi DPL
- Perdarahan dinding abdomen
- Peritonitis
- Laserasi kandung kencing

111133
SURGERY TEAM 2013

- Kerusakan organ intra-abdomen/retroperitoneal


- Infeksi luka

Indikasi laparotomi ( Celiotomi)

1. Hipotensi - Luka tembak


- Luka tusuk
- Trauma tumpul + DPL darah segar
2. Peritonitis
3. Ipotensi yang berulang setelah resusitasi yang cukup
4. Foto : udara Ekstra luminer
5. Foto : Diafragma rusak
6. Foto (cystografi ) : Perforasi kandung kemih
7. CT-Scan : Kerusakan pankreas, GIT, Hati, Limpa, Ginjal
8. Foto (kontras) : saluran cerna bagian atas dan bawah
9. Amylase tetap tinggi

Trauma Tumpul perut

- Kecepatan/cara trauma :
Benturan langsung
Benturan tarikan
Closed loop

- Sukar dinilai dan sukar didiagnosa


Aneka ragam organ/sistem
Perubahan-perubahan derajat kesadaran
Variasi penanggaulangan Pra-RS bagian emergency

- Diafragma
- Duodenum
- Pankreas
- Genitourinary
- Usus halus

Trauma tembus abdomen

Penting pada penilaian :


- Waktu kejadian
- Tipe senjata
- Jarak tembakan
- Frekwensi tusukan/tembakan
- Jumlah darah yang keluar saat itu

Luka pada dinding dada bagian bawah


diafragma :
- Putting susu depan sela iga IV full expiration

111144
SURGERY TEAM 2013

- Ujung bawah scapula sela iga VII batas belakang kerusakan organ-organ intra
abdomen.

Luka pada pinggang dan belakang :


- Sukar dievaluasi retroperitoneal
- kerusakan organ intra abdomen/kolon

KESIMPULAN
2 tipe trauma abdomen :
trauma tumpul
trauma tembus

Trauma tumpul
Diagnosa sukar
Tanda/gejala sering kurang jelas/menyesatkan
DPL kadangkala diperlukan

Trauma tembus
Semua luka tembus harus dievaluasi yaitu trauma tembus di pinggang, bokong, dada
bagian bawah.

PENANGGULANGAN TRAUMA TUMPUL DAN TRAUMA TEMBUS ABDOMEN.


1. Memulihkan kembali fungsi-fungsi vital dan mengoptimalkan oksigenasi perfusi
jaringan.
2. Menggambarkan kembali mekanisme kerusakan.
3. Tetap menaruh kecurigaan yang besar terhadap perdarahan pembuluh darah dan
kerusakan retroperitoneal.
4. Pemeriksaan fisik yang teliti dan berulang-ulang (untuk mengetahui /menilai
perubaha-perubahan)
5. Memilih pemeriksaan diagnostik khusus yang cepat.
6. Menentukan secara dini intervensi bedah dan pembedahan secara dini.

111155
SURGERY TEAM 2013

ALGORITHM FOR PENETRATING INJURIES TO SMALL BOWEL

Penetrating Abdominal Injury

Unstable Stable
Evisceration
Peritoneal Signs

Eksploratory Gunshot Stab Wound


Laparatomy Wound

Eksploratory Lokal
Laparatomy Eksploration

(+) Peritoneal ( - ) Peritoneal


Violation Violation

Peritoneal Lavage Observe

(+ ) Eksploratory (-) Observe


Laparatomy

111166
SURGERY TEAM 2013

111177
SURGERY TEAM 2013

FFR
RAAK
KTTU
URR

Definisi :
putusnya hubungan kesinambungan / diskontinuitas permukaan tulang dan atau tulang
rawan.

Klasifikasi :

I. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar :


o Tertutup : antaran fragmen-fragmen tulang tidak terdapat hubungan langsung
dengan dunia luar
o Terbuka : bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
karena ada luka di kulit

II. Berdasarkan garis patah


o Komplet : mengenai seluruh korteks
o Inkomplet : mengenai satu sisi korteks

III. Berdasarkan jumlah garis patah


o Simple : satu garis patah
o Komunitif : > 1 garis patah yg saling berhub
o Segmental : > 1 grs patah yg tdk saling berhub

IV. Berdasarkan arah garis patah


o Melintang
o Miring
o Spiral
o Kompresi
o Berbentuk V, T, Y, sering pada permukaan sendi

111188
SURGERY TEAM 2013

V. Berdasarkan lokasinya
o Tulang panjang :
1/3 proksimal
1/3 tengah
1/3 distal
o Tulang letak melintang :
medial
lateral

VI. Berdasarkan dislokasi fragmen


o Undisplaced
o Displaced

Kedua fragmen tulang masih searah: (ad Latus)


- Ad latus
- Ad latus cum contractionum
- Ad latus cum discontractionum

Kedua fragmen tulang membentuk sudut: (ad Axin)


- Ad axin cum contractionum
- Ad axin cum discontractionum

Fragmen distal memutar (dislokasi Ad periferiam)

Tanda klasik fraktur :


1. Riwayat trauma
2. Nyeri (setempat dan sumbu)
3. Bengkak
4. deformitas :
memanjang / memendek
rotasi
angulasi
5. Krepitasi
6. Gangguan dalam pergerakan

Stadium penyembuhan tulang :


1. Hematoma
2. Proliferasi sel subperiosteal / endosteal
3. Callus
4. Konsolidasi
5. Remodelling

Diagnosa :
Anamnesa :
1. Umur dan jenis kelamin : menentukan jenis fraktur patologis
2. Riwayat trauma
3. Lokalisasi nyeri
4. Gangguan fungsi
5. riwayat penyakit dahulu : kelenjar paratiroid

111199
SURGERY TEAM 2013

Pemeriksaan Fisik :
LOOK :
- Fraktur terbuka : deformitas (udema, hematoma, dll)
- Fraktur tertutup :
Deformitas
Vulnus
Perdarahan
Fragmen tulang
FEEL :
- Nyeri tekan setempat
- Nyeri tekan sumbu
- Krepitasi
MOVE :
- Nyeri pada pergerakan pasif
- Nyeri pada pergerakan aktif

Pemeriksaan Radiologik :
Untuk menentukan :
- Jenis fraktur
- Jumlah fraktur
- Kedudukan fraktur

Penatalaksanaan :
Reposisi : mengembalikan kedudukan tulang yang patah ke tempat semula.
Cara :
- manual
- traksi
- operasi

Yang dinilai pada reposisi :


- aligment
- contact
- rotation
- discrepancy

Imobilisasi : mempertahankan agar tulang yang patah tidak banyak melakukan pergerakan
yang akan memperlambat proses penyembuhan.
Jenis :
- Fiksasi eksterna: gips, traksi, dll
- Fiksasi interna

Fraktur Femur

Klasifikasi :

Fraktur caput femoris


Fraktur collum femoris
a. Sub-capital
b. Trans-cervical

112200
SURGERY TEAM 2013

c. Dasar collum

Fraktur inter-trochanter
Fraktur sub-trochanter
Fraktur inter-condyler
Fraktur supra-condyler

Gb skematis femur proksimal:


1. Kaput
2. Leher
3. Daerah trokanterik

Penatalaksanaan :
Fraktur tertutup :
- reposisi
- imobilisasi

Fraktur terbuka :
- perbaiki KU
- tutup luka dengan kassa bersih
- debridemant, kultur
- ATS toxoid, antibiotik
- Reposisi
- Imobiliassi

Reposisi dan imobilisasi :


Konservatif
Operatif

KONSERVATIF : Traksi kontinu


Indikasi :
- anak/remaja, diharapkan msh ada pertumbuhan tulang
- ada infeksi / diperkirakan akan timbul infeksi
- jenis fraktur yg tdk sesuai untuk fiksasi interna
- toleransi penderita terhadap operasi tidak baik
- penderita menolak operasi

Jenis traksi :
Skin traction:
a. Bryants traction/ Gallows traction
b. Russel traction
Skeletal traction : Balanced traction

112211
SURGERY TEAM 2013

Bryants traction/ Gallows traction : utk anak < 4 thn

Russel traction : untuk usia 4-15 tahun


Balanced traction : untuk usia remaja
Dipasang Steinmanns pen atau Kirschner-wire pada proksimal tulang tibia.
Pada anak-anak dipasang gips hemispica atau gips celana.
Pada orang tua, dewasa mobilisasi bertahap dengan bantuan tongkat topang-ketiak.
Dimulai dari Non-weight bearing, partial-weight bearing sampai full-weight bearing. Dan
akhirnya bekerja aktif. Tongkat dilepas jika callus betul-betul kuat.

Pemeriksaan radiologist 2 hari sekali sampai didapat reposisi yang sempurna dengan cara
mengatur traksi dan manipulasi. Setelah didapat reposisi yang benar pemeriksaan radiologist
1 minggu sekali.

Jika kedudukan sudah baik, traksi dikurangi beratnya sampai 5 kg, tergantung keadaan
penderita. Setelah terjadi Clinical-union, traksi dilepas.

Latihan tungkai bawah kaki dan jari kaki harus segera dimulai. Latihan terhadap
m.quadriceps dimuali setelah 1-2 minggu. Latihan terhadap m.flexores dimulai pada minggu
ke-4.

Periksa urin secara klinis, dan radiologist setelah kira-kira 12-14 minggu. Bila union
meragukan, teruskan traksi dengan beban yang dikurangi 4-8 minggu.

OPERATIF
Indikasi (relatif) :
- Sukar reposisi tertutup

112222
SURGERY TEAM 2013

- Usia lanjut
- Fraktur tungkai bawah multiple
- Frikasi
- Fraktur patologis

Kontraindikasi :
- toleransi operasi tidak baik
- terjadi infeksi
- anak-anak dan remaja

Timing :
- < 4 jam pada fraktur terbuka + kelainan neurovaskuler
- Secepat mungkin

Tehnik :
Pre-operatif dilakukan Skin-traksi (Russels atau Bucks) dengan tujuan mengurangi spasme
otot-otot femur
Intramedullary Nail KUNTSCHER NAIL
Ideal untuk fraktur 1/3 proksimal atau 1/3 tengah
Dipasang kira-kira 5 cm di bawah trochanter minor, 7 cm proksimal insersi adduktor

Fiksasi 3 titik :
1. tempat fraktur
2. proksimal
3. distal (os cancelleous)

Komplikasi :
- Shock neurogenik / hipovolemik
- Infeksi
- Crush syndrome
- Emboli lemak
- Trombosis vena
- Emboli paru
- Decubitus
- Kekakuan otot dan sendi

Deformitas tulang :
- Shortening : pemendekan
- Angulasi : bengkok
- Rotasi : terputar
- Distraksi : pemanjangan
- Overridong
- Impaksi
- Berkesampingan

Status ditulis pada fraktur, ada 3 komponen, mis di pemeriksaan:


Pulsasi arteri bagian dorsal fraktur
senisibilitas
motorik

112233
SURGERY TEAM 2013

Average blood loose untuk cloced fracture:


- Radius & ulna 150-250 ml
- Humerus 250 ml
- Pelvis 1500-3000 ml
- Femur 1000 ml
- Tibia & fibula 500 ml

Penanganan fraktur femur:


- IV line RL
- Imobilisasi pasang spalk
- Pasang kateter
- Analgetik
- Antibiotic
- X-foto femur AP/lat, pelvis AP
- Px Hb, leuko, trombo
- Pro debridemant dgn GA

Tulang pada anak-anak :


- Spongiosa >> vaskularisasi >>
- Pertumbuhan tulang epifisis
- Kompakta < spongiosa

Pelvis :
Klasifikasi fraktur panggul menurut Qiunby
1. Tanpa komplikasi, hanya berupa fraktur sederhana tanpa pergeseran, tidak ditemukan
syok dan tidak diperlukan transfusi, tidak ditemukan komplikasi pada abdominal atau
urologis
2. Fraktur dengan trauma pada organ-organ lain disertai perdarahan dan syok. perlu
transfusi segera dan eksplorasi untuk mengatasi kerusakan yang lain
3. Fraktur dengan perdarahan yang masif dan segera terdapat pergeseran sendi
sakroiliaka, denyut arteri pada satu tungkai menghilang karena adanya robekan pada
salah satu cabang arteri iliaka interna. Penderita masuk dalam keadaan syok dan
diperlukan transfusi masif sampai 8 liter.

Fiksasi

- Rigid
Interna : plat & screw, K-wive, intermedulary nail
Eksterna

- Non rigid
Traksi
Skin traksi
Skeletal traksi
gips
sirkuler
slab
back slab

112244
SURGERY TEAM 2013

fore slab

FRAKTUR PELVIS

% dari seluruh fraktur

!!! Penting karena sering disertai trauma jaringan lunak, perdarahan, syok

2/3 akibat KLL dan 10 % disertai disertai trauma pada alat-alat dalam rongga
pelvis urethra, buli-buli, rektum serta pembuluh darah.

Angka Mortalitas 10 %

Fungsi Panggul
o Mentransmisi berat badan melalui SI joints ke ilium, asetabulum dan dilanjutkan ke
femur
o Melindungi struktur dalam rongga panggul

Anatomi:
Pelvic Ring 2 tulang Inominata dan Os Sacrum

Posterior oleh Lig. Sacro iliac di kiri dan kanan


Anterior oleh Symphisis Pubis

Tulang Inominata dibentuk oleh penyatuan os ilium, os ischium dan os pubis melalui suatu
Tri radiate cartilage

Pada posisi berdiri maka rongga pelvis tertutup baik dari depan dan atas obliq
Pada posisi supine obliq longitudinal

112255
SURGERY TEAM 2013

A. Pada saat berdiri , pelvis menghantarkan berat dari vertebra ke acetabula


B. Pada saat duduk , pelvis menghantarkan berat dari vertebra ke tuberositas ischium

Tulang yang dilewati garis yang menghantarkan berat akan menebal.


Berat akan di transfer dari vert. lumbal V ke 3 segmen atas sacrum melalui SI joints
melewati lengkungan Ilium ke acetabulum dan tuberositas ischium.

Os Ilium

112266
SURGERY TEAM 2013

The Greater Sciatic Foramen

SEVEN NERVES
1. Sciatic nerve
2. Superior gluteal nerve
3. Inferior gluteal nerve
4. Internal pudendal nerve
5. Posterior femoral cutaneous nerve
6. Nerve to quadratus femoris
7. Nerve to obturator externus

THREE VESSEL SETS


1. Superior gluteal artery/ vein

112277
SURGERY TEAM 2013

2. Inferior gluteal artery/ vein


3. Internal pudendal artery/ vein

ONE MUSCLE
Piriformis

Os Ischium

Hamstring muscle :
Semimembranosus, semitendinosus, adductor magnus

Os Pubis

Dihubungkan dengan suatu fibrocartilage


Os Sacrum dan Os Coccyx

Os sacrum 5 vertebrae

112288
SURGERY TEAM 2013

Os coccyx 4 vertebrae yang menyatu

Klasifikasi trauma pelvis menurut Tile :

- Tipe A : stabil
A1 : fraktur pelvis tidak mengenai cincin
A2 : stabil, trdpt pergeseran cincin yang minimal dari fraktur
tipe A termasuk fraktur avulsi atau fraktur yang mengenai cincin panggul tanpa
atau sedikit sekali pergeseran cincin.

- Tipe B : unstabil secara rotasional, stabil secara vertikal


B1 : open book
B2 : kompresi lateral : ipsilateral
B3 : kompresi lateral : kontralateral (Bucket = handle)
tipe B mengalami rotasi eksterna yang mengenai satu sisi panggul (open book)
atau rotasi interna atau kompresi lateral yang dapat menyebabkan fraktur pada
ramus isiopubis pada satu atau kedua sisi disertai trauma pada bagian posterior
tetapi simfisis tidak terbuka (closed book)

- Tipe C : unstabil secara rotasi dengan vertikal


C1 : unilateral
C2 : bilateral
C3 : disertai fraktur asetabulum
terdapat disrupsi lig post pada satu atau kedua sisi disertai pergeseran dari salah
satu sisi panggul secara vertikal, mungkin juga disertai fraktur asetabulum.

Proses penyembuhan fraktur :


- Fase hematom perdarahan disekitar fraktur
- Fase jaringan fibrosis timbul kalus fibrosa

Osteogenik + osteoblas penulangan calus tulang

- Fase penyatuan /penyembuhan (clicical union)


- Fase konsolidasi terbentuk struktur lamelar seperti tulang normal pada foto Ro
garis fraktur tidak terlihat lagi (radiographic union)

Langkah-langkah penanganan fraktur terbuka:


1. ABCD
meskipun pasien datang dengan fraktur, kita juga harus memikirkan suatu keadaan
pasien secara keseluruhan dan dipikirkan apakah ada multitrauma atau keadaan lain
yang dapat menyebabkan kematian
2. Antibiotik

112299
SURGERY TEAM 2013

3. ATS profilaksis
4. Analgetik
5. Debridemant
6. Reposisi
7. Fiksasi
8. Bone graft (bila perlu tulang diambil dari os pelvis kemudian disambungkan ke
tempat yang memerlukan)
9. Biarkan luka terbuka
10. Rehabilitasi

Prinsip dasar penanganan fraktur terbuka:


1. Fraktur terbuka selalu dianggap sebagai keadaan gawat darurat
2. Lakukan evaluasi awal dan diagnosa adanya kelainan lain yang dapat menyebabkan
kematian
3. Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat, di kamar operasi dan setelah operasi
4. Segera lakukan debridemant dan irigasi yang baik, ulangi setelah 24-72 jam
berikutnya kalau perlu
5. Stabilisasi fraktur / fiksasi
6. Biarkan luka tetap terbuka antara 5-7 hari
7. lakukan bone graft antogenous secepatnya
8. Rehabilitasi anggota gerak yang terkena

Beda communitiva dan segmental


- Comunitiva : bila ditarik garis imajiner pada fraktur line maka garis-garis tersebut
akan saling berpotongan
- Segmental : garis imajiner tidak pernah bersinggungan

Klasifikasi fraktur terbuka menurut Gostilo dan Anderson:


Derajat I :
- Luas luka < 1 cm2, biasanya berupa bekas tusukan jarum yang diakibatkan tusukan
fragmen tulang yang tajam dari dalam menembus keluar kulit
- Kerusakan jaringan lunak sangat minimal
- Bentuk frakturnya transversal, oblique atau comminutive ringan.

Derajat II :
- Luas luka > 1 cm2 disertai kerusakan yg tdk luas
- Luka terkontaminasi
- Bentuk fraktur comminutive sedang

Derajat III :
A. Luas luka > 2 cm2, kerusakan yang luas dari jaringan lunak (otot, saraf, kulit).
Kontaminasi berat. Jaringan lunak masih cukup menutupi tulang yang patah.
Bentuk fraktur comminutive berat atau segmental
B. Jaringan lunak yg rusak tidak cukup menutupi tulang yg patah. Sebagian tulang yg
patah terbuka disertai juga kerusakan periosteum
C. Apabila disertai cedera vaskuler
Digrading untuk :
- menentukan penanganan
- menentukan prognosis

113300
SURGERY TEAM 2013

Kriteria untuk amputasi primer pada Lengan atas menurut W. Schickewei:


1. Fraktur terbuka derajat III (bustilo)
2. Lama iskemik > 6 jam
3. Disertai kerusakan saraf lengan (ruptur n. Brachialis)
4. Shock yang lama
5. Penderita usia tua
6. Menderita penyakit sebelumnya (DM, neuropathy)
7. Multiple trauma dan polytrauma

Indikasi amputasi primer untuk tungkai bawah menurut LANGE


Indikasi absolut :
1. Bila saraf tibialis posterior putus
2. Trauma remuk dan iskemi panas > 6 jam
Indikasi relatif :
1. Terdapat poli trauma
2. Terdapat trauma yang ebrat pada kaki ipsilateral
3. Terdapat kekurangan jar utk menutup defek kulit atau tulang tibia yang patah.
Yang menentukan derajat luka :
1. Ukuran luka
2. Luasnya luka
3. Jenis fraktur
4. Kontaminasi

Menurut Pozo
Angka maksimal
1. Kerusakan kulit luas yg memerlukan skin graft jar / 2
myocutaneus flap
2. Patah tulang sangat comminutive atau kehilangan segmen 2
tulang
3. Kerusakan otot-otot yang perlu dilakukan eksisi 2
4. Kerusakan pembuluh darah yang mengenai a. Femoralis, a.
Poplitea atau a. Tibialis 2
5. Kerusakan saraf termasuk sciaticus atau n. Tibialis post
6. kontaminasi 2

Bila skor mencapai angka 8 untuk kerusakan otot, kulit, tulang serta kontaminasi yang cukup
berat, prognostik untuk menyelamatkan tungkai bawah hasilnya buruk.
Level amputasi yang harus dihindari :
- Disarticulatio coxae
- Disarticulatio genu
- Disarticulatio falocrun?

Level amputasi yang msih dapat diterima:


- Amputasi metatarsal
- Pirogott
- Choparts
- Lisfranes

113311
SURGERY TEAM 2013

- Symes

Fraktus pada pergelangan tangan > pada wanita


Radius dan ulna dihubungkan oleh TFCC (Trianular Fibro Cartilago Compleks) =
kompleks rawan fibroid triangularis.
Fraktur radius 1 inchi diatas pergelangan tangan
Angulasi dorsal fragmen distal
Pergeseran ke dorsal dari fragmen distal
Fraktur procesus stiloid ulna

Mekanisme :Jatuh pada permukaan tangan sebelah volar menyebabkan dislokasi fragmen
Fraktur disebelah distal arah dorsal
Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan dilihat dari samping seperti
Garpu.
Kebalikannya fraktur Smith
FRAKTUR SMITH
Jatuh pada permukaan tangan dorsal menyebabkan dislokasi ke arah volar
>> pada wanita

Sikap fr Colles : fiksasi dengan plate buttress


Direduksi dengan cara tarik sampai impaksi pecahan tulang terlepas, kemudian
reposisi ke arah volar
Imobilisasi dengan posisi zero dan deviasi ulna sedikit (lama imobilisasi 4 minggu
dengan gips)

1. Gaya tarik untuk melepas impaksi


2. Sertai fiksasi radial untuk lepaskan impaksi radial
3. Kontratraksi
4. Reposisi

Fraktur Colles Fraktur Smith


Fraktur Monteggia : fraktur 1/3 prox ulna disertai dislokasi radius prox.

Fraktur Galeazzi : fraktur 1/3 distal radius + dislokasi sendi radioulna distal

Fraktur distal radius :


1. Fraktur colles
2. Fraktur smith
3. Fraktur Barton

Fraktur Barton : fraktur pada radius distal dengan fragmen distal melalui sendi dan terjadi
pergeseran fraktur serta seluruh komponen sendi ke arah volar.

113322
SURGERY TEAM 2013

Fraktur suprakondiler humeri:


1. Tipe posterior (tipe ekstensi) 99%. Fragmen distal bergeser ke arah post
2. Tipe anterior (tipe fleksi). Fragmen distal bergeser ke arah anterior.

Pulled Elbow : fraktur sendi siku (os radius) karena adanya traksi longitudinal yang
mendadak sewaktu sendi siku dalam posisi ekstensi dan lengan bawah dalam keadaan
pronasi. (banyak pada wanita).

Kapan foto pada fraktur?


- sesudah pasang spalk (pre op)
- sesudah op
- 1 bulan kemudian bila belum terbentuk calus foto lagi
- 3 bulan kemudian bila belum terbentuk calus
- 6 bulan kemudian bila belum terbentuk calus
berarti calus (-) non union

Tanda pembentukan calus dan cara periksa:


- tidak nyeri
- ketok tulang (bila fraktur di femur, ketok di patella), dengar hantaran bunyi tulang
dengan stetoskop pada simfisis bila ada fraktur maka hantaran bunyi kiri dan kanan
tidak sama.

Gambaran klinis fraktur :


1. Riwayat trauma
2. Nyeri, pembengkakan dan nyeri tekan pada daerah fraktur (tenderness)
3. Perubahan bentuk (deformitas)
4. Hilangnya fungsi anggota badan dan persendian yang terdekat
5. Gerakan-gerakan yang abnormal
6. Krepitasi

Daerah sensibilitas nervus medianus serta inervasinya ke otot profundus jari telunjuk dan
tengah (C) dan fleskor pollicis longus (D)

Daerah sensibilitas nervus ulnaris serta mempersarafi fleksi falang distal jari manis dan
kelingking (C)

113333
SURGERY TEAM 2013

Daerah sensibilitas nervus radialis serta uji untuk lesi nervus letak tinggi (C)

Syarat Pemeriksaan Radiologis (foto) pd tulang :


- TWO VIEWS :
Foto sekurang-kurangnya dalam 2 posisi yaitu AP dan lateral. Pada beberapa fraktur
terutama tulang-tulang kecil dan vertebrae mungkin diperlukan posisi obliqual.

- TWO OCCASIONS :
Kalau perlu foto dalam 2 kesempatan, sebab kadang-kadang pada foto pertama segera
sesudah trauma tidak jelas adanya fraktur sebaiknya sesudah kira-kira 10 hari, dibuat
foto ulangan, karena dengan resorbsi tulang pada tempat fraktur maka garis fraktur jadi
jelas. (mis pada fraktur naviculare).

- TWO JOINS :
Bagian fraktur harus difoto sekaligus meliputi dua sendi terdekat (satu proksimal dan
satu distal dari tempat fraktur).

- TWO LIMBS :
Sering perlu untuk perbandingan dilakukan foto dari bagian yang sehat. Terutama pada
anak-anak misalnya trauma siku dimana epifise yang normal dapat keliru sebagai satu
fraktur, dan gambaran dari siku lainnya yang normal akan sangat membantu diagnosa.
Jadi dikerjakan pada fraktur disekitar sendi.

Pengobatan patah tulang pada prinsipnya ditujukan untuk :


1. Menghilangkan nyeri
2. Mendapatkan serta mempetahankan satu posisi yang baik
3. Memungkinkan kalau perlu merangsang union
4. Mencapai fungsi yang optimal

Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan:


II. Reposisi
a. Tertutup
Manual (dengan tangan)
Traksi mekanis (ditarik dengan alat)
b. Terbuka (orif)
Open reduction internal fixation

III. Imobilisasi / Fiksasi


Cara-caranya:
a. Pembidaian eksternal (eksternal splint)
Co : Gips (plester of Paris)

113344
SURGERY TEAM 2013

Pemakaian gips ada 2 bentuk :


- Round and round bandage = pembalut / bebatan gips
- Longitudinal strips / slabs = lempengan gips

Macam-macam gips :
Untuk anggota gerak :
- U-Slabs (lempengan U)
untuk fraktur humerus
Gips dipasang dari bhu ke distal melingkari siku, ke proksimal
sampai dibawah ketiak

- Full length arm plester (pembalut gips lengan penuh) hanging cast
(pemasangan gips tergantung)
Untuk fraktur antebrachii
Gips dr bawah ketiak sampai dekat artikulasi
metacarpophalangeal, siku fleksi 900
Posisi tangan : palmar manus menghadap badan kalau fraktur di
region brachialis palmar menghadap ke bawah dengan ..

Lokasi fraktur :
1/3 prox : posisi tangan supinasi
1/3 tengah : posisi netral
1/3 distal : posisi pronasi

- Long leg plester (pembalut gips kaki penuh)


Untuk fraktur cruris
Gips dari pangkal paha sampai pangkal jari-jari kaki, lutut fleksi 5-100

- Cylinder plester (pembalut gips silinder)


Gips dari pangkal paha diatas maleolus

- Gips below knee (pembalut gips di bawah lutut)


Gips dari pangkal jari-jari kaki sampai tuberositas tibia

Untuk badan :
Pembalut gips Minerva untuk vertebra cervical dan Thoraks bagian atas
- Spica bahu
- Jaket spica
- Hip spica
b. Imobilisasi dengan traksi
Traksi kulit (skin traction)
1. Bucks ekstension
- Paling sederhana
- Plester dilekatkan pada kedua sisi tungkai lalu dilakukan penarikan
- Untuk fraktur femur, pada orang dewasa post luksasi coxae

113355
SURGERY TEAM 2013

2. Traksi Russel (Hamilton)


- Bucks ekstension + tarikan vertikal melalui sling di belakang lutut
- Balanced traction : tarikan / tegangan berasal dari: tegangan yaitu
horizontal pada kaki dan vertikal pada lutut
- Sangat baik untuk fraktur femur pada anak-anak (>2 tahun)

3. Traksi Bryant (Gallow)


- Untuk fraktur femur pada bayi (1-3 tahun)
- Dilakukan traksi bilateral (pada kedua tungkai)
- Traksi vertikal dengan berat anak sebagai counter traction, hingga
bokong anak sedikit terangkat dari tempat tidur
- Pada anak lebih besar tidak dikerjakan, sebab:
Menyebabkan Volkmans contracture kaki akibat gangguan
sirkulasi
Dapat menyebabkan Legg Perthes disease

4. Traksi Dunlop
- Untuk fraktur cupracondyler atau trancondyler anak (yang sukar
dilakukan reposisi manual / karena ancaman gangguan sirkulasi
kalau siku difleksikan)
- Traksi diganti dengan pemakaian gips atau collar and cuff sling jika
sudah mulai union
- Traksi pada ujung tangan (beban 5 kg) dan melalui sling diatas siku
pada tempat fraktur (beban 1-1,5 kg)

113366
SURGERY TEAM 2013

Traksi Tulang (Sceletal traction)


Pakai Kirschner wire atau Steinmann pin
1. Traksi tulang dengan Bohler Braun Frame
a. Untuk fraktur femur, dengan pin/wire pada proksimal tibia
b. Untuk fraktur cruris terbuka dengan pin/wire pada calcaneus

2. Balanced suspension traction


a. Merupakan traksi yang baik, karena penderita dapat lebih leluasa
bergerak tanpa terjadi perubahan besar traksi
b. Fleksi lutut dapat dilakukan walaupun dalam keadaan traksi

IV. Fiksasi Interna


a. Screw : untk fraktur obliq, screw dipasang tegak lurus pada garis fraktur
b. Plate and screw : untuk tulang-tulang panjang
c. Bone graft dan screw : plate berupa sepotong tulang lalu ditahan dengan screw

d. Intramedulary nail :
Satu pen dipasang intrameduler
Co :
- Pada fraktur femur dipasang Kuntscher pin
- Fraktur collum femur dipakai Smith Peterson pin
Wire : dilakukan pengikatan dgn kawat
Co :
- Kirschner (K-wire)
- Tension band wiring pd fraktur olecranon / patella
!! Fiksasi interna tidak dianjurkan sebagai tindakan definitif pada patah tulang
terbuka

V. Fiksasi Eksterna
2 atau 3 pin / screw dipasang pada tiap fragmen tulang (proksimal dan distal)
dan sesudah fraktur direposisi lalu pin tersebut di fiksasi dengan suatu external
bars hingga posisi jadi rigid.

5P : (Compartement syndrome) :
- Pain
- Pallor (pucat)
- Pulselessness / [araesthesia

113377
SURGERY TEAM 2013

- Paralysis
- Puffunes (bengkok)

Indikasi Penggunaan traksi tulang:


1. Apabila diperlukan traksi yg lebih berat dari 5 kg
2. Traksi pada anak-anak yang lebih besar
3. Pada fraktur yang bersifat tidak stabil, oblik atau komunitif
4. Fraktur-fraktur tertentu pada daerah sendi
5. Fraktur terbuka dengan luka yang sangat jelek dimana fiksasi eksterna tidak dapat
dilakukan
6. Dipergunakan sebagai traksi langsung pada traksi yang sangat berat, misalnya dislokasi
panggul yang lama sebagai persiapan terapi definitif.

Cara baca foto rontgen pelvis


1.Cocokkan identitas penderita pada film
2.Baca tanggal pembuatan foto
3.Tentukan posisi foto yang telah dilakukan
4.Periksa foto secara sistematik
Lebar simfisis pubis pemisahan > 1 cm cedera pelvis posterior
Integritas ramus sup dan inf pubis bilateral
Integritas asetabulum, kaput dan kolum femur
Simetri ileum dan lebarnya sendi sakroiliaka
Simteri foramen saktum dengan evaluasi linea arkuata
Fraktur proc transversus L5

Hal-hal yang perlu / titik-titik / garis-garis bantu dalam foto pelvis:


- Shanton line garis antara pelvis dan ke femur
- Ilioischial ramus post
- Ileopectineal / ileoischiadika ramus ant

3 sendi yang perlu dilihat :


1.Sacroiliaca
2.Simfisis pubis
3.Sendi panggul antara pelvis dan femur
True lenght : SIAS (krista iliaca) maleolus medialis
Appereant lenght :
Umbilikus maleolus medialis / Proc xyphoideus
maleolus medialis
Anatomic lenght :
Tuberositas tibia m. medialis (untuk os tibia)
Trochanter mayorcondilus medial (utk os femur)

Dislokasi colum femur:


- Posterior : Adduksi fleksi
Endorotasi
- Anterior : Abduksi
Eksorotasi
- Dislokasi sentral

113388
SURGERY TEAM 2013

Ada fr asetabulum
Kolum femoris terus masuk ke dalam asetabulum

FFrraakkttuurr kkllaavviikkuullaa

MMeerruuppaakkaann ttuullaanngg yyaanngg bbeerrbbeennttuukk SS,, ddiisseebbeellaahh m


meeddiiaall bbeerrhhuubbuunnggaann ddeennggaann sstteerrnnuum
m ddaann
bbaaggiiaann llaatteerraall ddeennggaann aakkrroom
mion. DIhubungkan dengan korakoid oleh ligament korakkoo--
i o n . D Ih u b u n g k a n d e n ga n k o r a k o i d o l eh l i ga m en t k o ra
kkllaavviikkuullaarr..

MMeekkaanniissm mee ttrraauum


maa ::
FFrraakkttuurr kkllaavviikkuullaa tteerrjjaaddii kkaarreennaa ppeennddeerriittaa jjaattuuhh ppaaddaa bbaahhuu,, bbiiaassaannyyaa ttaannggaann ddaallaam
m kkeeaaddaaaann
oouutt ssttrreettcchheedd..

K
Kllaassiiffiikkaassii ::
11.. SSeeppeerrttiiggaa tteennggaahh ((8800% %))
22.. SSeeppeerrttiiggaa llaatteerraall ((1155%
%))
33.. SSeeppeerrttiiggaa mmeeddiiaall ((55% %))

G
GKK ::
A
Adaannyyaa aannaam
d mnneessiiss ttrraauum
maa ddaann ppeem
mbbeennggkkaakkaann sseerrttaa nnyyeerrii ppaaddaa ddaaeerraahh kkllaavviikkuullaa

PPeem meerriikkssaaaann rraaddiioollooggiiss::


PPaaddaa ffrraakkttuurr 11//33 tteennggaahh,, kkllaavviikkuullaa bbaaggiiaann m meeddiiaall tteerraannggkkaatt kkee aattaass oolleehh ttaarriikkaann oottoott
sstteerrnnookklleeiiddoom
mastoideus dan fragmen lateral tertarriikk kkee bbaaw
a s t o i d e u s d an fra gm e n l at er al t ert a waahh oolleehh mm.. ppeekkttoorraalliiss m
maayyoorr..

G
Gaam
mbbaarr sskkeemmaattiiss llookkaalliissaassii ffrraakkttuurr ppaaddaa ssccaappuullaa ddaann kkllaavviikkuullaa ::
11.. FFrraakkttuurr kkllaavviikkuullaa 11//33 tteennggaahh
22.. FFrraakkttuurr kkllaavviikkuullaa 11//33 llaatteerraall
33.. FFrraakkttuurr kkllaavviikkuullaa 11//33 m meeddiiaall
44.. FFrraakkttuurr lleehheerr ssccaappuullaa
55.. FFrraakkttuurr pprroosseessuuss aakkrroom miioonn
66.. FFrraakkttuurr pprroosseessuuss kkoorraakkooiidd
77.. FFrraakkttuurr bbaaddaann sskkaappuullaa

113399
SURGERY TEAM 2013

PPeennggoobbaattaann ::
11.. K Koonnsseerrvvaattiiff
DDeennggaann m miitteellaa,, vveerrbbaann bbeennttuukk ddeellaappaann

22.. OOppeerraassii
SSeebbaaggiiaann bbeessaarr sseem mbbuuhh ddeennggaann bbaaiikk..
IInnddiikkaassii ooppeerraassii ::
11.. FFrraakkttuurr tteerrbbuukkaa
22.. A Addaannyyaa tteekkaannaann ppaaddaa ppeem mbbuulluuhh ddaarraahh
33.. N Noonn--uunniioonn
44.. FFrraakkttuurr 11//33 llaatteerraall
55.. PPeennddeerriittaa aakkttiiff yyaanngg sseeggeerraa kkeemmbbaallii ppaaddaa ppeekkeerrjjaaaann sseem
muullaa
OOperasi dengan memasang pin Kirschner atau plate and screw..
p e r a s i d en g a n m em a s a n g p i n K i rs c h n er a t a u p l a t e an d s cr e w

K
Koom
mpplliikkaassii ::
11.. M Maall--uunniioonn
22.. K Keerruussaakkaann ppeem mbbuulluuhh ddaarraahh aattaauu ppaarruu--ppaarruu
33.. N o n -
Non-unionu n i o n
44.. D Deeffoorrm miittaass yyaanngg jjeelleekk bbeerruuppaa ppeennoonnjjoollaann ttuullaanngg kkee aarraahh kkuulliitt
55.. A Artritiss ppaassccaa ttrraauum
rt ri t i maattiicc

FFrraakkttuurr H
Huum
meerruuss

L
Lookkaalliissaassii ffrraakkttuurr ppaaddaa hhuum
meerruuss
11.. FFrraakkttuurr lleehheerr
22.. FFrraakkttuurr ttuubbeerrkkuulluum mmmaayyuuss
33.. FFrraattkkuurr ddiiaaffiissiiss
44.. FFrraakkttuurr ssuupprraakkoonnddiilleerr
55.. FFrraakkttuurr kkoonnddiilleerr
66.. FFrraakkttuurr eeppiiccoonnddyylluuss m meeddiiaalliiss

PPaaddaa sseettiiaapp ffrraakkttuurr hhuum


meerruuss hhaarruuss ddiippeerriikkssaa aaddaannyyaa lleessii nneerrvvuuss rraaddiiaalliiss tteerruuttaam
maa ppaaddaa ddaaeerraahh
11//33 tteennggaahh hhuum e r
merus.u s .

PPeennggoobbaattaann ::

114400
SURGERY TEAM 2013

PPrriinnssiipp ppeennggoobbaattaann ffrraakkttuurr ddiiaaffiissiiss hhuummeerruuss aaddaallaahh kkoonnsseerrvvaattiiff kkaarreennaa aanngguullaassii ddaappaatt tteerrttuuttuupp
oolleehh oottoott ddaann sseeccaarraa ffuunnggssiioonnaall ttiiddaakk tteerrjjaaddii ggaanngggguuaann..
-- PPeem maassaannggaann U U ssaallbb
-- PPeem maassaannggaann ggiippss tteerrggaannttuunngg ((hhaannggiinngg ccaasstt))

PPeennggoobbaattaann ooppeerraattiiff ddeennggaann ppeem maassaannggnn ppllaattee aanndd ssccrreew w aattaauu ppiinn ddaarrii R
Ruusshh aattaauu ppaaddaa ffrraakkttuurr
tteerrbbuukkaa ddeennggaann ffiikkssaassii eekksstteerrnnaa..
IInnddiikkaassii ooppeerraassii ::
11.. FFrraakkttuurr tteerrbbuukkaa
22.. TTeerrjjaaddii lleessii nneerrvvuuss rraaddiiaalliiss sseetteellaahh ddiillaakkuukkaann rreeppoossiissii
33.. N Noonn--uunniioonn
44.. PPddeerriittaa yygg sseeggeerraa iinnggiinn kkeem mbbaallii bbeekkeerrjjaa ssccrr aakkttiiff..

FFrraakkttuurr PPrroosseessuuss O
Olleekkrraannoonn

TTeerrjjaaddii kkaarreennaa sseesseeoorraanngg jjaattuuhh ddaann m


meennggaallaam
mii ttrraauum
maa llaannggssuunngg ppaaddaa ssiikkuu..

KKllaassiiffiikkaassii ::
TTiippee II :: ttjjdd kkeerreettaakkaann oolleekkrraannoonn aaddaa ppeem
miissaahhaann
TTiippee IIII :: kkeerreettaakkaann ddiisseerrttaaii ppeem
miissaahhaann
TTiippee IIIIII :: ffrraakkttuurr kkoommuniittiiff
u n

PPeennggoobbttaann ::
PPeennggoobbaattaann ttiippee II ddeennggaann tteerraappii kkoonnsseerrvvaattiiff ddeennggaann ggiippss ssiirrkkuulleerr..
TTiippee IIII ddeennggaann ttiinnddaakkaann ooppeerraattiiff ddaann ffiikkssaassii iinntteerrnnaa m meenngggguunnaakkaann ssccrreew w aattaauu tteennssiioonn bbaanndd
wwiirriinngg..
TTiippee IIIIII ddeennggaann ccaarraa eekkssiissii ffrraaggm
meenn ddaann m meelleekkaattkkaann kkeem mbbaallii ttrriisseepp ppaaddaa oolleekkrraannoonn..

FFrraakkttuurr M
Moonntteeggggiiaa

FFrraakkttuurr 11//33 pprrookkssiim


maall uullnnaa ddiisseerrttaaii ddiissllookkaassii rraaddiiuuss pprrookkssiim
maall..

PPeennggoobbaattaann ::

114411
SURGERY TEAM 2013

PPaaddaa oorraanngg ddeew waassaa sseebbaaiikknnyyaa ddiillaakkuukkaann ooppeerraassii ddeennggaann ffiikkssaassii iinntteerrnnaa yyaanngg rriiggiidd ddaann
mmobilisasi segeraa sseennddii ssiikkuu..
o b i l i s as i s eger

TTiippee II ((A
A)) TTiippee IIIIII ((B
B&&C
C))

FFrraakkttuurr D
Diiaaffiissiiss R
Raaddiiuuss U
Ullnnaa

PPeennggoobbaattaann ::
PPeennggoobbaattaann ffrraakkttuurr yyaanngg ttiiddaakk bbeerrggeesseerr bbeerruuppaa ppeem maassaannggaann ggiippss ddiiaattaass ssiikkuu ddeennggaann
mmeelleettaakkkkaann lleennggaann bbaaw waahh ddaallaam m ppoossiissii pprroonnaassii ppaaddaa ffrraakkttuurr 11//33 ddiissttaall,, ppoossiissii nneettrraall ppaaddaa
ffrraakkttuurr 11//33 tteennggaahh ddaann ppaaddaa ffrraakkttuurr 11//33 pprrookkssiimmaall ddeennggaann ppeem maassaannggaann ggiippss ddiiaattaass ssiikkuu ddaallaam
m
ppoossiissii ssuuppiinnaassii..
AAppaabbiillaa aaddaa kkeellaaiinnaann ppeerrlleekkaattaann oottoott pprroonnaattoorr ddaann ssuuppiinnaattoorr ttuullaanngg rraaddiiuuss ddaann uullnnaa,, rreedduukkssii
sseerrttaa iimmoobbiilliissaassii yyaanngg bbaaiikk ssuulliitt ddiillaakkuukkaann.. R Reedduukkssii yyaanngg aakkuurraatt ssaannggaatt ddiippeerrlluukkaann kkaarreennaa
ttaannggaann yyaanngg m mempunyai fungsi untuk pronassii ddaann ssuuppiinnaassii.. PPeennggoobbaattaann yyaanngg ppaalliinngg bbaaiikk
em p u n ya i fu n g s i u n t u k p ro n a
aaddaallaahh ddeennggaann ppeem maassaannggaann ffiikkssaassii rriiggiidd ddeennggaann ppllaattee aanndd ssccrreew
w..

FFrraakkttuurr G Gaalleeaazzzzii
FFrraakkttuurr ppaaddaa 11//33 ddiissttaall rraaddiiuuss ddiisseerrttaaii ddiissllookkaassii sseennddii rraaddiioo--uullnnaarr ddiissttaall..

114422
SURGERY TEAM 2013

PPeennggoobbaattaann ::
HHaarruuss ddiillaakkuukkaann rreeppoossiissii sseeccaarraa aakkuurraatt ddaann mmoobbiilliissaassii sseeggeerraa kkaarreennaa bbaaggiiaann ddiissttaall m
meennggaallaam
mii
ddiissllookkaassii.. DDeennggaann rreeppoossiissii yyaanngg aakkuurraatt ddaann cceeppaatt m maakkaa ddiissllookkaassii sseennddii uullnnaa ddiissttaall jjuuggaa
tteerreeppoossiissii ddeennggnn sseennddiirriinnyyaa.. A
Apabila reposisi spontan ttiiddaakk tteerrjjaaddii m
p a b i l a re p o s i s i s p o n t an maakkaa rreeppoossiissii ddllaakkuukkaann
ddeennggaann ffiikkssaassii KK--wwiirree.. OOppeerraassii tteerrbbuukkaa ddeennggaann ffiikkssaassii rriiggiidd m
meem mppeerrgguunnaakkaann ppllaattee aanndd ssccrreeww..

FFrraakkttuurr D
Diissttaall R
Raaddiiuuss

11.. FFrraakkttuurr C
Coolllleess

FFrraakkttuurr CCoolllleess tteerrddrrii aattaass ::


-- FFrraakkttuurr rraaddiiuuss 11 iinncchhii ddiiaattaass ppeerrggeellaannggaann ttaannggaann
-- AAnngguullaassii ddoorrssaall ffrraaggm meenn ddiissttaall
-- PPeerrggeesseerraann kkee ddoorrssaall ddaarrii ffrraaggm meenn ddiissttaall
-- FFrraakkttuurr pprroosseessuuss ssttiillooiidd uullnnaa

GGK K ::
TTeerrddaappaatt rriiw
waayyaatt ttrraauum maa ddeennggaann ppeem mbbeennggkkaakkaann ppeerrggeellaannggaann ttaannggaann ppaaddaa oorraanngg yygg bbeerruum muurr
>> 5500 tthhnn,, nnyyeerrii ddaann ddeeffoorrm miittaass ggaarrppuu.. G Gaam mbbaarraann iinnii tteerrjjaaddii kkaarreennaa aaddaannyyaa aanngguullaassii ddaann
ppeerrggeesseerraann kkee ddoorrssaall,, ddeevviiaassii rraaddiiaall,, ssuuppiinnaassii ddaann iim
mppaakkssii kkee aarraahh pprrookkssiim
maall..

PPeennggoobbaattaann ::
FFrraakkttuurr ttaannppaa ppeerrggeesseerraann ddiioobbaattii ddeennggaann ppeem maassaannggaann ggiippss ssiirrkkuulleerr ddiibbaaw waahh ssiikkuu,, lleennggaann
bbaaw wah dalam keadaan pronasi, deviasi ulna erta fleksi. Pada fraktur dennggaann ppeerrggeesseerraann
a h d a l am k e ad aa n p r o n a s i , d e v i as i u l n a e rt a fl ek s i . P a d a fr a k t u r d e
ffrraaggm
meenn ddiillaakkuukkaann rreeppoossiissii ddeennggaann G GA A.. IImmoobbiilliissaassii ddeennggaann ggiippss ddiillaakkuukkaann sseellaam
maa 66 m
miinngggguu
ddaann ddiillaannjjuuttkkaann ddeennggaann ffiissiiootteerraappii yyaanngg iinntteennssiiff..

22.. FFrraakkttuurr SSm


miitthh

33.. FFrraakkttuurr B Baarrttoonn


FFrraakkttuurr ppaaddaa rraaddiiuuss ddiissttaall ddeennggaann ffrraaggm meenn ddiissttaall m meellaalluuii sseennddii ddaann tteerrjjaaddii ppeerrggeesseerraann
ffrraakkttuurr sseerrttaa sseelluurruuhh kkoom
mppoonneenn sseennddii kkeeaarraahh vvoollaarr..

114433
SURGERY TEAM 2013

FFrraakkttuurr ppaatteellaa

PPaatteellaa m meerruuppaakkaann ttuullaanngg sseessaam mooiidd yyaanngg ppaalliinngg bbeessaarr ppaaddaa ttuubbuuhh ddaann m meem mppuunnyyaaii ffuunnggssii
mmeekkaanniiss ddaallaamm eekksstteennssii aannggggoottaa ggeerraakk bbaaw waahh..
DDisebelah proksimal melekat otot kuadriseppss ddaann ddii bbaaggiiaann ddiissttaall m
i s e b e l ah p r o k s i m al m e l ek a t o t o t k u a d r i s e meelleekkaatt lliiggaam
meenntt ppaatteellllaa..

M
Meekkaanniissm
mee ttrraauum
maa::
11.. K Kontrakssii yyaanngg hheebbaatt oottoott kkuuaaddrriisseeppss,, m
o n t ra k miissaallnnyyaa m
meenneekkuukk sseeccaarraa kkeerraass ddaann ttiibbaa--ttiibbaa
22.. JJaattuuhh ddaann mmeennggeennaaii llaannggssuunngg ttuullaanngg ppaatteellllaa..

KKllaassiiffiikkaassii ::
TTiippee II :: ffrraakkttuurr ttaannppaa aaddaannyyaa ppeerrggeesseerraann ddaann bbeerrssiiffaatt ttrraannssvveerrssaall ((ffrraakkttuurr ccrraacckk))
TTiippee IIII :: ffrraakkttuurr ttrraannssvveerrssaall ddeennggaann ppeerrggeesseerraann
TTiippee IIIIII :: ffrraakkttuurr ttrraannssvveerrssaall ppaaddaa kkuuttuubb aattaass//bbaaw
waahh
TTiippee IIV V :: ffrraakkttuurr kkoom muunniittiiff
TTiippee V : fr a k t u r
V : fraktur vertical v e r t i cal

FFrraakkttuurr ttrraannssvveerrssaall bbiiaassaannyyaa kkaarreennaa kkoonnttrraakkssii hheebbaatt


FFrraakkttuurr kkoom muunniittiiff kkaarreennaa ttrraauum
maa llaannggssuunngg ppaaddaa ppaatteellllaa..

GGK K ::
AAddaannyyaa ttrraauum maa ppaaddaa ddaaeerraahh lluuttuutt ddiisseerrttaaii ppeem mbbeennggkkaakkaann,, nnyyeerrii ddaann hheemmaarrttrroossiiss.. M
Muunnggkkiinn
ddaappaatt ddiirraabbaa aaddaannyyaa rruuaanngg ffrraaggm men patella. Pada pemeriksaan didapatkan adanya ceekkuunnggaann
e n p a t e l l a. P a d a p e m e r i k s aa n d i d ap at k a n ad a n y a c
ddaann ppeennddeerriittaa ttiiddaakk ddaappaatt m
meellaakkuukkaann eekksstteennssii aannggggoottaa ggeerraakk bbaaw
waahh..

PPeennggoobbaattaann ::
11.. FFrraakkttuurr yyaanngg ttiiddaakk bbeerrggeesseerr.. B Biillaa aaddaa hheem maarrttoossiiss yyaanngg bbeessaarr,, ddiillaakkuukkaann aassppiirraassii
sseeccaarraa sstteerriill ddaann ddiippaassaanngg ggiippss ssiilliinnddeerr sseellaam
maa 44--66 m miinngggguu..

114444
SURGERY TEAM 2013

22.. FFrraakkttuurr yyaanngg bbeerrggeesseerr.. PPaaddaa ffrraakkttuurr ttrraannssvveerrssaall ddiippeerrlluukkaann ooppeerraassii ddaann rreekkoonnssttrruukkssii
kkeem mbbaallii eekkssppaannssii eekksstteennssoorr sseerrttaa ttuullaanngg ppaatteellllaa ddeennggaann m meenngggguunnaakkaann tteennssiioonn bbaanndd--
wwiirriinngg..
33.. FFrraakkttuurr kkuuttuubb bbaaw waahh.. FFrraaggm meenn kkeecciill yyaanngg kkoom muunniittiiff ddiillaakkuukkaann eekkssiissii ddaann
rreekkoonnssttrruukkssii kkeem
maallii lliiggaam
meenntt ppaatteellllaa..
44.. FFrraakkttuurr kkoom munitif. Teruttaam
u n i t i f. T e ru maa ppaaddaa oorraanngg ttuuaa ddiim maannaa rreekkoonnssttrruukkssii kkeem mbbaallii ppaatteellllaa
ttiiddaakk m
muunnggkkiinn ddiillaakkuukkaann,, sseebbaaiikknnyyaa ppaatteellllaa ddiieekkssiissii..

FFR
RAAK
KTTU
URRD
DAAN
NDDIISSL
LOOK
KAASSII SSE
ENND
DII PPA
ADDA
AAAN
NAAK
K

FFrraakkttuurr ppaaddaa aannaakk bbeerrbbeeddaa ddeennggaann oorraanngg ddeew


waassaa kkaarreennaa aaddaannyyaa ppeerrbbeeddaaaann aannaattoom
mii,,
bbiioommeekkaanniikk sseerrttaa ffiissiioollooggii ttuullaanngg..

PPeerrbbeeddaaaann aannaattoom mii::


AAnatomi tulang ppaaddaa aannaakk tteerrddaappaatt lleem
n a t om i t u l an g mppeenngg eeppiiffiissiiss yyaanngg m meerruuppaakkaann ttuullaanngg rraaw waann
ppeerrttuum mbbuuhhaann.. PPeerriissootteeuum
m ssaannggaatt tteebbaall ddaann kkuuaatt ddaann m
meenngghhaassiillkkaann kkaalluuss yyaanngg cceeppaatt ddaann lleebbiihh
bbeessaarr ddaarriippaaddaa oorraanngg ddeewwaassaa..

A
Attaass ddaassaarr ppeerrbbeeddaaaann aannaattoom mii,, bbiioom meekkaanniikk ddaann ffiissiioollooggiiss,, m maakkaa ffrraakkttuurr ppaaddaa aannaakk--aannaakk
m e m p u n y a i g a m b a
mempunyai gambaran khusus, yaitu:r a n k h u s u s , y ai t u :
11.. LLeebbiihh sseerriinngg ddiitteemmuukkaann
22.. PPeerriioosstteeuumm sangatt aakkttiiff ddaann kkuuaatt
s an g a
33.. PPeennyyeem mbbuuhhaann ffrraakkttuurr ssaannggaatt cceeppaatt
44.. TTeerrddaappaatt pprroobblleem m kkhhuussuuss ddaallaam m ddiiaaggnnoossiiss
55.. K Koorreekkssii ssppoonnttaann ppaaddaa ssuuaattuu ddeeffoorrm miittaass rreessiidduuaall
66.. TTeerrddaappaatt ppeerrbbeeddaaaann ddiiddaallaam m komplliikkaassii
k o m p
77.. B Berbeda dalam metode penggoobbaattaann
e r b ed a d a l a m m e t o d e p e n
88.. R Roobbeekkaann lliiggaam meenntt ddaann ddiissllookkaassii lleebbiihh jjaarraanngg ddiitteem
muukkaann
99.. K u ra n g t o l er a n s i t e rh a d
Kurang toleransi terhadap kehilangan darah a p k e h i l an g a n d a r a h
M
Maaccaam m--mmaaccaam m ffrraakkttuurr ppaaddaa aannaakk ::
aa.. B Bennggkkookk
e
bb.. G Grreeeenn ssttiicckk
cc.. B Buucckkllee
dd.. LLeennggkkaapp

114455
SURGERY TEAM 2013

K
Kllaassiiffiikkaassii ffrraakkttuurr lleem
mppeenngg eeppiiffiissiiss m
meennuurruutt SSaalltteerr -- H
Haarriiss

TTiippee II
TTeerrjjaaddii ppeemmiissaahhaann ttoottaall lleem mppeenngg eeppiiffiissiiss ttaannppaa aaddaannyyaa ffrraakkttuurr ppaaddaa ttuullaanngg,, sseell--sseell
ppeerrttuummbbuuhhaann lleem mppeenngg eeppiiffiissiiss m maassiihh m meelleekkaatt ppaaddaa eeppiiffiissiiss.. FFrraakkttuurr iinnii tteerrjjaaddii oolleehh kkaarreennaa
aaddaannyyaa sshheeaarriinngg ffoorrccee ddaann sseerriinngg tteerrjjaaddii ppaaddaa bbaayyii bbaarruu llaahhiirr ddaann ppaaddaa aannaakk--aannaakk yyaanngg lleebbiihh
mmuuddaa.. PPeennggoobbaattaann ddeennggaann rreedduukkssii tteerrttuuttuupp m muuddaahh oolleehh kkaarreennaa m maassiihh aaddaa ppeerrlleekkaattaann ppeerriissoott
yyaanngg uuttuuhh ddaann iinnttaakk.. PPrrooggnnoossiiss bbiiaassaannyyaa bbaaiikk bbiillaa ddiirreeppoossiissii ddeennggaann cceeppaatt..

TTiippee IIII
MMeerruuppaakkaann jjeenniiss ffrraakkttuurr yyaanngg sseerriinngg ddiitteem muukkaann.. G Gaarriiss ffrraakkttuurr mmeellaalluuii sseeppaannjjaanngg lleem mppeenngg
eeppiiffiissiiss ddaann m meem mbbeellookk kkee m meettaaffiissiiss ddaann aakkaann m meem mbbeennttuukk ssuuaattuu ffrraaggm meenn m meettaaffiissiiss yyaanngg
bbeerrbbeennttuukk sseeggiittiiggaa yyaanngg ddiisseebbuutt ttaannddaa TThhuurrssttoonn--H
Holland. Sel-sel pertumbuhan ppaaddaa lleem
o l l an d . S e l -s e l p e r t u m b u h a n mppeenngg
eeppiiffiissiiss jjuuggaa m maassiihh m meelleekkaatt.. TTrraauum maa yyaanngg m meenngghhaassiillkkaann jjeenniiss ffrraakkttuurr iinnii bbiiaassaannyyaa tteerrjjaaddii
kkaarreennaa ttrraauum ma shearing force dan membengkookk ddaann uum
a s h e ari n g f o r c e d a n m em b e n g k muum mnnyyaa tteerrjjaaddii ppaaddaa aannaakk--aannaakk yyaanngg
lleebbiihh ttuuaa.. PPeerriissootteeuummm meennggaallaammii rroobbeekkaann ppaaddaa ddaaeerraahh kkoonnvveekkss tteettaappii tteettaapp uuttuuhh ppaaddaa ddaaeerraahh
kkoonnkkaaff.. PPeennggoobbaattaann ddeennggaann rreeppoossiissii sseecceeppaattnnyyaa ttiiddaakk bbeeggiittuu ssuulliitt kkeeccuuaallii bbiillaa rreeppoossiissii
tteerrllaammbbaatt hhaarruuss ddiillaakkuukkaann ttiinnddaakkaann ooppeerraassii.. PPrrooggnnoossiiss bbiiaassaannyyaa bbaaiikk,, tteerrggaannttuunngg kkeerruussaakkaann
ppeem mbbuulluuhh ddaarraahh..

TTiippee IIIIII
MMeerruuppaakkaann ffrraakkttuurr iinnttrraa--aarrttkkuulleerr..
GGaarriiss ffrraakkttuurr m muullaaii ppeerrm muukkaaaann sseennddii m meelleew waattii lleem mppeenngg eeppiiffiissiiss kkeem muuddiiaann sseeppaannjjaanngg ggaarriiss
lleemmpeng epifisis. Jenis fraktur ini bersifat intra-artikuler dan biasanya ddiitteem
p e n g e p i fi s i s . J en i s fra k t u r i n i b e r s i fa t i n t ra - a r t i k u l er d a n b i as a n y a muukkaann ppaaddaa eeppiiffiissiiss
ttiibbiiaa ddiissttaall.. O Olleehh kkaarreennaa ffrraakkttuurr iinnii bbeerrssiiffaatt iinnttrraa--aarrttiikkuulleerr ddaann ddiippeerrlluukkaann rreedduukkssii yyaanngg aakkuurraatt
mmaka sebaiknnyyaa ddiillaakkuukkaann ooppeerraassii tteerrbbuukkaa ddaann ffiikkssaassii iinntteerrnnaa ddeennggaann m
a k a s e b a i k meem mppeerrgguunnaakkaann ppiinn
yyaanngg hhaalluuss..

T
Tiippee IIV
V

114466
SURGERY TEAM 2013

FFrraakkttuutt iinnii jjuuggaa m meerruuppaakkaann ffrraakkttuurr iinnttrraa--aarrttiikkuulleerr yyaanngg mmeellaalluuii ppeerrm


muukkaaaann sseennddii m meem moottoonngg
eeppiiffiissiiss sseerrttaa sseelluurruuhh llaappiissaann lleemmpeng epifisis dan berlanjut pada sebagian metafisis.. JJeenniiss
p e n g e p i f i s i s d a n b e rl an j u t p a d a s eb a g i a n m e t a f i s i s
ffrraakkttuurr iinnii m miissaallnnyyaa ffrraakkttuurr kkoonnddiilluuss llaatteerraalliiss hhuum meerrii ppaaddaa aannaakk--aannaakk.. PPeennggoobbaattaann ddeennggaann
ooppeerraassii tteerrbbuukkaa ddaann ffiikkssaassii iinntteerrnnaa kkaarreennaa ffrraakkttuurr ttiiddaakk ssttaabbiill aakkiibbaatt ttaarriikkaann oottoott.. PPrrooggnnoossiiss
jjeelleekk bbiillaa rreedduukkssii ttiiddaakk ddiillaakkuukkaann ddeennggaann bbaaiikk..

TTiippee V V
MMeerruuppaakkaann ffrraakkttuurr aakkiibbaatt hhaannccuurrnnyyaa eeppiiffiissiiss yyaanngg ddiitteerruusskkaann ppaaddaa lleem
mppeenngg eeppiiffiissiiss.. B
Biiaassaannyyaa
tteerrjjaaddii ppaaddaa ddaaeerraahh sseennddii ppeennooppaanngg bbaaddaann yyaaiittuu sseennddii ppeerrggeellaannggaann kkaakkii ddaann sseennddii lluuttuutt..
DDiiaaggnnoossiiss ssuulliitt kkaarreennaa sseeccaarraa rraaddiioollooggiikk ttiiddaakk ddaappaatt ddiilliihhaatt.. PPrrooggnnoossiiss jjeelleekk kkaarreennaa ddaappaatt
tteerrjjaaddii kkeerruussaakkaann sseebbaaggiiaann aattaauu sseelluurruuhh lleem
mppeenngg ppeerrttuum mbbuuhhaann..

114477

Anda mungkin juga menyukai