Anda di halaman 1dari 26

DISKUSI REFLEKSI KASUS

KEPERAWATAN GADAR KRITIS

Disusun Oleh:

Hasna Endah Lestari

P1337420920092

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. HB DENGAN FRAKTUR
DISLOKASI SERVIKAL DENGAN NYERI AKUT DI RSOP
SURAKARTA

ABSTRAK

Latar Belakang: Kepedulian perawat pada saat menemukan klien yang


membutuhkan penilaian awal yang sangat mempengaruhi keberhasilan usaha
pertolongan yang akan di lakukan.Fraktur merupakan istilah dari hilangnya
kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian. Secara
ringkas dan umum, fraktur adalah patah tulang yang disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik (Helmi, 2012). Pasien dengan cidera cervikal (fraktur dislokasi
cervical) beberapa akan mengalami cidera spinatidak stabil dapat memberikan
resiko tinggi injury pada korda sehingga menimbulkan masalahaktual atau resiko
pola nafas tidak efektif akibat hilangnya kontrolorgan visera yang harus diberikan
kontrol servical agar tidak terjadi resiko tersebut.
Tujuan:Tujuan penulisan ini untuk memaparkan asuhan keperawatan gadar
kritis yang diberikan kepada klien Tn. HB yang mengalami fraktur servikal.
Metode:Metode yang digunakan adalah studi kasus asuhan keperawatan
meliputi: pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi keperawatan kegawatdaruratan dengan masalah keperawatan yang
muncul.
Hasil:Berdasarkan intervensi yang telah diberikan selama 1x24 jam sesuai
dengan masalah keperawatan yang muncul diperoleh hasil bahwa masalah
belum teratasi karena klien yang mengalami penurunan kesadaran dan
program terapi yang harud dilanjutkan untuk perbaikan keadaan umum pasien.
Kesimpulan:simpulan dari studi kasus bahwa perlu dilakukan pengkajian
komporhensif dan penentuan diagnosa yang benar agar dapat dilakukan
tindakan yang tepat.

Kata Kunci:Fraktur Servikal , Pola Nafas ,Control Servikal


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umunya
disebabkan oleh tekanan atau trauma. Selain itu, fraktur merupakan rusaknya
kontinuitas tulang yang disebabkan oleh tekanan eksternal yang datang lebih
besar dibandingkan dengan yang dapat diserap oleh tulang (Asikin dkk, 2016).
Pasien dengan cidera cervikal (fraktur dislokasi cervical) beberapa akan
mengalami cidera spina tidak stabil dapat memberikan resiko tinggi injury pada
korda sehingga menimbulkan masalah aktual atau resiko pola nafas tidak
efektif dan penurunan curah jantung akibat hilangnya kontrol organ visera
(Muttaqin, 2011). Menurut jurnal Arifin & Jefri (2013) Cedera servikal
merupakan cedera tulang belakang yang paling sering menimbulkan kecacatan
dan kematian, dari beberapa penelitian terdapat korelasi antara tingkat cedera
servikal dengan morbiditas dan mortalitas, yaitu semakin tinggi tingkat cedera
servikal maka semakin tinggi pula morbiditas dan mortalitasnya.
Susunan tulang pada manusia terdiri dari berbagai macam tulang di
antaranya tulang vertebra (servikal, torakal, lumbal, sakral, koksigis). Tulang
servikalis terdiri dari 7 tulang yaitu C1 atau atlas, C2 atau axis, C3, C4, C5, C6
dan C7. Apabila cidera pada bagain servikal akan mengakibatkan terjadinya
trauma servikal di mana trauma servikal merupakan keadaan cidera pada tulang
bekalang servikal dan medulla spinalis yang disebabkan oleh dislokasi,
sublukasi atau frakutur vertebra servikalisdan di tandai kompresi pada medulla
spinal daerah servikal (Mutaqqin, 2011).
Dampak trauma servikal mengakibatkan syok neurogenik, syok spinal,
hipoventilasi, hiperfleksia autonomic, gangguan pada pernafasan, gangguan
fungsi saraf pada jari-jari tangan, otot bisep, otot trisep, dan otot- otot leher
yangberakibat atau dampak lebih lanjut dari trauma servikal yaitu kematian.
Control servikal adalah imobilisasi pada pasien dengan fraktur servikal
dilakukan dimana mempertahankan posisi leher dengan badan tetap sejajar atau
supine bertujuan untuk mencegah hiperekstensi, fleksi dan rotasi. Salah
satunya dengan pemasangan jawtrust, neccolar neck, .
BAB II
TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan pada Tn. HB Dengan Kasus: FrakturServikal


diRSOTSurakarta Tahun 2016

A. Identitas Pasien

Nama Tn”HB”

Usia 61 Tahun

Jenis Kelamin Laki-laki

Suku Bangsa Indonesia

Agama Islam

Diagnosis Medis Frakrur dislokasi servical V-VI

Alamat Semanggi

Warna Triage Merah

B. Pengkajian

√ Bebas _ Tersumbat

- Sputum √ Adanya Darah

- Spasme - Benda Aasing

- Pangkal Lidah Jatuh -

PRIMARY SURVEY
1. Airway: Hidung/Mulut
Suara Nafas

- Normal - Stridor

- Gurgling V Wheezhing

- Ronchi - Lain-lain

2. Breathing: Respirasi:28x/Menit

- Teratur - Tidak Teratur

- Apnea - Dispnea

- Bradipnea √ Takipnea

√ Retraksi dada √ Pernapasan Cuping Hidung

√ Pernapasan - Kusmaul / Chyne Stokes

dada/perut

Suara Napas

- Normal - Stridor

- Gurgling V Wheezhing
√ Pucat - Sianosis
- Ronchi - Lain -lain
- Perdarahan - Luka Bakar
3. Circulation
- Jumlah: - Lokasi:

Cc Grade:
Nadi
√ Teraba Frekuensi : 84x/M

- Tidak Teraba - Irama Tidak Teratur

√ Irama teratu

TD:130/90mmHg, T:36,7oC

Capillary Refill Time

√ <2 detik - > 2 detik

Akral

√ Hangat - Dingin - Edema

Turgor

√ Normal - Sedang - Kurang

4. Disability: Tingkat Kesadaran: GCS:CM/E4,M5,V6


Pupil

- Isokor - Miosis

√ Anisokor - Midriasis

- Muntah Proyektil - Riwayat kejang


Fungsi Bicara

- Normal - Afasia

- Pelo - Mulut Mencong

Kekutan

2 2

2 2

Ket:

0: Tidak dapat berkontraksi 1: Hanya dapat berkontraksi


2: Ada pergerakan tidak mamu melawan gaya gravitasi
3: Adapergerakan hanya dapat mengatasi gaya gravitasi
4: Mampu melawan gaya gravitasi dan melawan sedikit tahanan
5: Mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan yang maksimal

Sensabilitas
- Normal - Gangguan Menelanair

- Gangguan Menelan Air dan


Makanan

5. Exposure
Trauma :luka jaitan
Jejas :
Luas :4 cm
Kedalaman :-

C. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan Utama: Leher dan kepala digerakkan terasa sakit dan sesak
saat bernafas. Sulit tidur karena susah nafas tidur hanya 3 jam.
2. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien menjelaskan bahwa sebelumnya
tanggal 13 Maret 2016 pasien kejatuhan pagar besi dari depan tubuh
lalu pasien jatuh dan terdapat sedikit luka dikepala pasien, setelah itu
pasien dibawa ke RS Dr. Oen namun hanya dijahit kepala yang luka
dan dinyatakan tidak terjadi masalah, namun pasien menyatakan
setelah beberapa hari pasien mengeluh sesak saat bernapas serta leher
sakit untuk digerakkan. Setelah itu pasien datang tanggal 18 Maret
2016 ke RS Dr Oen untuk memeriksakan jahitan dikepala serta
menanyakan tentang keluhan tersebut, lalu dilakukan CT-scan, dari RS
Dr Oen menyarankan untuk dirujuk ke RSOP Surakarta.Pada tanggal
18 Maret2016pukul 09:30 di lakukan pengkajian kasus dengan
GCS (E4V5M5), terpasang monitor, terpasang monitor EKG,
terpasang neckolar untuk kotro servikal, terpasang oksigen 10 lpm
NRM.TD= 130/90mmHg ,RR= 28x/menit, T= 36,70C, HR=
84x/menit, luka jait di bagian kepala belakang sebelah kanan
berukuran4cm. Spoo2 80%.
3. Riwayat Penyakit Dahulu: Keluarga mengatakan Klien dulunya
belum pernah mengalami kecelakaan berat seperti sekarang ini dan
juga tidak ada riwayat penyakit kronis danakut sebelumnya seperti
hipertensi dan DM.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Compos Mentis
2. Tanda-tanda Vital : TD: 130/90 mmHg, N: 84x/menit
3. Kepala : Asimetris, , luka jait 4 cm di kepala kanan
bagian belakang
4. Mata : Berwarna kemerahan, isokor,
5. Telinga : Simetris, tidak terdapat cairan, tidak
terdapat benjolan
6. Hidung : tidak ada luka, simetris
7. Dada : Simetris, RR: 28 x/menit tidak teratur,
nyeri
8. Abdomen : Simetris, tidak terdapat jejas
9. Genetalia : Simetris, tidak ada pembesaran/ benjolan,
10. Ektermitas : tidak ada perdarahan, tidak ada
pembengkakan, dan keterbatasan gerak
11. Kulit : Terdapat luka jait di kepala, tidak pucat,
dan tidak sianosis.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil Labolatorium
Tabel 3.2

Hasil Pemeriksaan Kimia Darah Pada Tanggal 11 Juli 2019

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Glukosa sewaktu 140 mg/dl 70-140

Urea 32 mg/dl 10-50

Kreatinin 1,00 mg/dl 0,5-1,2

SGOT 23 u/L 0-31

SGPT 14 u/L 0-32

K 4,4 Mmol/L 3,4-5,4

Na 145 Mmol/L 135-155

Cl 99 Mmol/L 95-108

HbsAg Negatif

WBC 9,59 [10^3/uL] 4,8-10,8

RBC 4,99 [10^6/uL] 4,2-5,4

HGB 12,3 [g/dL] 12-16

HCT 37,6 [%] 37-47


2. Terapi Pengobatan

Cara
No Nama Terapi Dosis Golongan Obat
Pemberian

1 Ceftriaxone 2x1 Gr I.V Antibiotik

2 Paracetamol 3x1 gr I.V Antipiretik

3 Omeperazole 1x40 ml I.V Analgetik

4 Ringger Laktat 20tpm I.V Cairan elektrolit

Tabel 3.4 Terapi obat


ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Klien mengeluh Kecelakaan kerja Ketidak efektifan


sesak nafas Pola Nafas b.d
DO : Cidera servikal kelumpuhan otot
1. Ku: Compos diafragma
Mentis GCS, E4 Kerusakan nerus frenikus
M5 V5
2. TD: 130/90 mmHg, Hilangnya inervasi otot
Nadi: 84 kali pernafasan aksesori dan otot
permenit, RR: 28 interkostal
kali permenit, suhu :
36,7 C spo2 80% Menyebabkan ventiasi tidak
3. Terpasang efektif
NRM10
liter per Ekspansi paru menurun
menit
4. Nafas
dangkal,terdapat
whezzzing, mukosa
bibir kering, pasien
terlihat
menggunakan otot
bantu nafas ,
terdapat retraksi
dinding dada.
2. DS : Klien mengeluh Kecelakaan kerja Gangguan pola
tidak bisa tidur, tidur tidur b.d sesak
hanya 3 jam Cidera servikal nafas
DO :
5. Ku: Compos Kerusakan nerus frenikus
Mentis GCS, E4
M5 V5 Hilangnya inervasi otot
6. TD: 130/90 mmHg, pernafasan aksesori dan otot
Nadi: 84 kali interkostal
permenit, RR: 28
kali permenit, suhu : Menyebabkan ventiasi tidak
36,7 C efektif
7. Terpasang
NRM10 Ekspansi paru menurun
liter per
menit Sesak nafas
8. Mata
merah, Gangguan pola tidur
isokor

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidak efektifan Pola Nafas b/d kelumpuhan otot diafragma


2. Gangguan pola tidur b/d sesak nafas
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWTAN


KEPERAWATAN
NOC NIC
1 Ketidakefektifan pola nafas b/d NOC: Status Pernapasan:Kepatenan NIC: manajemen jalan napas
kelumpuhan otot diafragma jalan nafas
1. Monitor status pernafasan dan
DS : Sesak nafas Setelah dilakukan tindakan selama
oksigenisasi
DO : 2x12jam status pernafasan klien tidak
2. Pemasangan alat neckollar untuk
1. Ku: Compos Mentis terganggu dengan kriteria hasil:
immobilisasi servikal
GCS, E4 M5 V5 1. Tidak ada suara nafastambahan
2. TD: 130/90 mmHg, 3. Kaji fungsi pernapasan dengan rasional
2. Frekuensi pernafasannormal
mengetahui status kesehatan.
Nadi: 84 kali permenit,
RR: 28 kali permenit, 4. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan

suhu :36,7 C upaya bernapas dengan rasional mengetahui


status pernapasan.
3. Terpasang
NRM10 liter 5. Observasi warna kulit dengan rasional

per menit mengetahui adanya kegagalan paru.

4. Nafas 6. ajarkan pasien latihan napas dalam dengan

dangkal,terdap rasional meningkatkan kemampuan

at whezzzing, pengembangan paru.

mukosa bibir 7. kolaborasikan dengan dokter pemberian

kering, pasien oksigen dengan rasional metode dipilih

terlihat sesuai keadaan insufisiensi pernapasan

menggunakan (Padila, 2012).

otot bantu
nafas ,
terdapat
retraksi
dinding dada,
2. Gangguan pola tidur b/d sesak Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor makanan sebelum tidur dan intake
selama 2x12 jam diharapkan pola tidur minuman yang dapat memfasilitasi /
nafas
mengganggu tidur.
terpenuhi dengan Keriteria Hasil : 2. Memberikan informasi dasar dalam
Ds : klien mengatakan sulit tidur
1. Jam tidur menentukan rencana perawatan.
karena sesak nafas. Tidur hanya 3. Mengurangi gangguan saat tidur
3. Perasaan segar sesudah tidur 4. Ajarkan pasien dan orang terdekat mengenai
3 jam
4. Tidur dari awal sampai habis di malam faktor yang berkontribusi terjadinya
gangguan pola tidur (misalnya, fisiologis,
Do: hari secara konsisten.
psikologis, pola hidup, perubahan shift kerja
yang sering, perubahan zona waktu yang
1. Ku: Compos Mentis cepat, jam kerja yang panjang dan
GCS, E4 M5 V5 berlebihan, dan faktor lingkungan lainnya).
5. Sesuaikan lingkungan (misalnya, cahaya,
2. TD: 130/90 mmHg,
kebisingan, suhu, kasur dan tempat tidur)
Nadi: 84 kali permenit, untuk meningkatkan tidur.
6. .Ajarkan pasien bagaimana melakukan
RR: 28 kali permenit,
relaksasi otot autogenik atau bentuk non –
suhu :36,7 C farmakologi lainnya untuk memancing
3. Mata terlihat merah tidur..

4. Terpasang
NRM10 liter
per menit
Nafas
dangkal,terdap
at whezzzing,
mukosa bibir
kering, pasien
terlihat
menggunakan
otot bantu
nafas, terdapat
retraksi
dinding dada.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Hari/ Tindakan keperawtan Evaluasi paraf

Tanggal

2 Ketidakefektifan pola selasa, Selasa, 29-03-2016 Pukul 07:00 aulizar

nafas b/d kelumpuhan 29-03- 1. Memonitor status pernafasan dan S: klien mengatakan masih sesak
diaragma
2016 oksigenisasi
O:
09:40 R/: Respirasi : 22x/menit Spo2 : 95% 1. Ku:CM

Wib 2. Memposisikan klien untuk memaksimalkan 2. GCS:E4M5V5

ventilasi 3. TerpasangNrm 10 liter

R/: Posisi klien semifowler dan pemasangan 4. RR:


alat neckollar untuk control servikal
09:55 22x/m,
3. Mengauskultasi suara nafas, catat area yang
Wib N :
ventilasinya menurun atau tidak ada dan
88x/M
adanya suaratambahan
T :
R/: suara nafas tambahan whezzing
09:57 36.60C
4. Mengedukasi keluarga klien tentang keadaan
Wib TD: 126/80 mmHg
klien.
A: Ketidakefektifan pola nafas belum
R/: keluarga klien mengerti apa yang
teratasi
disampaikan mengenai kondisi klien
P: lanjutkan intervensi
5. Mengajarkan teknik nafas dalam
10:00 wib
R/ Klien mengerti dan mampu mempraktikkan

apa yang diajarkan

10.5
6. Berkolaborasi dengan tim dokter dalam
Wib pemberian obat

f) Ceftriaxone

g) Omeprazole

h) Ringer lactat

2 Gangguan pola tidur b/d selasa, 1. Memonitor makanan sebelum tidur dan selasa, 29-3-2016Pukul14:30 aulizar
intake minuman yang dapat memfasilitasi /
sesak nafas
29-3- mengganggu tidur. S: Klien masih mengatakan
R/ klin mengatakan akan membatasi
2016 minum nya saat malam hari supaya tidak tidak bisa tidur
kencing terus
10.15 O:
1. Ku:CM
Wib
2. GCS:E4M5V5
2. Mengurangi gangguan saat tidur
10.20 R/ Menutup jendela korden agar tidak silau 3. Terpasangnrm 10 liter
Wib
4. RR:

3. Mengajarkan pasien dan orang terdekat 22x/m,


10.25
Wib mengenai faktor yang berkontribusi
terjadinya gangguan pola tidur. N :
R/ keluarga klien mengerti apa yang
dijelaskan agar klien bisa tidur tanpa 88x/M
gangguan
10.30 4. Berkolaborasi pemberian tim dokter dalam T :
wib pemberian paracetamol untuk menurunkan
suhu klien 38.00C
R/ kien tidak demam dan bisa nyyaman
beristirahat. TD: 136/80 mmHg

A: Gangguan pola tidur b/d sesak

naas belum teratasi

P: lanjutkan intervensi
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus

Tn. HB seorang laki-laki berusia 66 tahun dengan fraktur servikal

GCS14. Pada pengkajian pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan format pengkajian keperawatan gawat darurat yang

telah di tetapkan. Pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi

dan dari pendokumentasian keperawatan diruangan, serta didapatkan

data dari keluarga Pasien. Pengkajian Data yang dilakukan

mendapatkan hasil mengenai gambaran kegawatdaruratan pada Tn

“HB” dengan kasus : Fraktur Servical, pengkajian yang kami lakukan

pada pasien ternyata memiliki kesamaan dengan pengkajian secara

teoritis.Diagnosa keperawatan yang kami dapatkan setelah melakukan

pengkajiandanmenganalisadatadidapatkandua

diagnosakeperawatanberdasarkan prioritas masalah keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang kami dapatkan pada Tn”HB” yaitu:

Ketidakefektifan polanafas, dan gangguan pola tidur yang dapat

disimpulkan bahwa Tn. HB mengalami kegawatdaruratan yang harus

segera ditangani atau diberi tanda triage warna merah dikarenakan

butuh pertolongan segera.

Pendokumentasian yang dilakukan dengan melakukan


pencatatan setiap respon perkembangan klien mulai dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan dan evaluasi hasil tindakan.Berdasarkan Diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan dan implementasi keperawatan

yang kami lakukan pada saat merawat klien belum berhasil secara

optimal dan masih harus dilanjutkan. Karena pada dasarnya konsep

suatu penyakit harus ditangani dengan ilmu pengetahuan baik teoritis,

penelitian dan penemuan akan tentang tindakan, pencegahan dan

pengobatan untuk pasien.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan

kegawatdaruratan pada Tn ”HB” dengan kasus: Fraktur servikal

sudah melakukan pengkajian keperawatan dan menemukan diagnosa

keperawatan, maka dapat disimpulkan bahwa Tn. HB adalah kategori

triage merah yang harus diprioritaskan terlebih dahulu dan segera

dilakukan pemasangan NRM untuk pemenuhan oksigen dan

neckkolar untuk control servikal pasien agar tidak terjadi resiko

masalahaktual atau resiko pola nafas tidak efektif akibat hilangnya

kontrolorgan visera.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan pihak akademik memberikan bimbingan dan sebagai

pengabdian kepada masyarakat terutama dalam praktik

keperawatan Gawat Darurat.

2. Bagi Lahan Rumah Sakit

Diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan

manajemen asuhan keperawatan dan membantu perawat dakam

menjaga kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan yang

diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin & Jeri. 2013. Functional Independence Measure Penderita Cedera

Servikal. Departemen Bedah Saraf Universitas Pdjajaran Rumah sakit dr.

Hasanudin Bandung

Asikin, Muhammad, dkk. 2016. Keperawatan Medikal Bedah:

SistemKardiovaskular. Jakarta: Erlangga.

Rahmatisa, dkk. 2019. Tatalaksana Jalan Napas pada Pasien dengan Fraktur

Listesis Servikal Tidak StabilDepartemen Anestesiologi Terapi Intensif Rumah

Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta.Departemen Anestesiologi Terapi Intensif

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada-RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta

Lusiana & Rosid. 2016. Upaya Meningkatkan Eektifitas Pola Napas Pada

PasienFraktur Dislokasi Servikal Di RSOP SURAKARTA. Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Helmi, Zairin N. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba

medika.

Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi

AsuhanKeperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.

Padila. 2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medi

Anda mungkin juga menyukai