Disusun Oleh:
P1337420920092
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. HB DENGAN FRAKTUR
DISLOKASI SERVIKAL DENGAN NYERI AKUT DI RSOP
SURAKARTA
ABSTRAK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umunya
disebabkan oleh tekanan atau trauma. Selain itu, fraktur merupakan rusaknya
kontinuitas tulang yang disebabkan oleh tekanan eksternal yang datang lebih
besar dibandingkan dengan yang dapat diserap oleh tulang (Asikin dkk, 2016).
Pasien dengan cidera cervikal (fraktur dislokasi cervical) beberapa akan
mengalami cidera spina tidak stabil dapat memberikan resiko tinggi injury pada
korda sehingga menimbulkan masalah aktual atau resiko pola nafas tidak
efektif dan penurunan curah jantung akibat hilangnya kontrol organ visera
(Muttaqin, 2011). Menurut jurnal Arifin & Jefri (2013) Cedera servikal
merupakan cedera tulang belakang yang paling sering menimbulkan kecacatan
dan kematian, dari beberapa penelitian terdapat korelasi antara tingkat cedera
servikal dengan morbiditas dan mortalitas, yaitu semakin tinggi tingkat cedera
servikal maka semakin tinggi pula morbiditas dan mortalitasnya.
Susunan tulang pada manusia terdiri dari berbagai macam tulang di
antaranya tulang vertebra (servikal, torakal, lumbal, sakral, koksigis). Tulang
servikalis terdiri dari 7 tulang yaitu C1 atau atlas, C2 atau axis, C3, C4, C5, C6
dan C7. Apabila cidera pada bagain servikal akan mengakibatkan terjadinya
trauma servikal di mana trauma servikal merupakan keadaan cidera pada tulang
bekalang servikal dan medulla spinalis yang disebabkan oleh dislokasi,
sublukasi atau frakutur vertebra servikalisdan di tandai kompresi pada medulla
spinal daerah servikal (Mutaqqin, 2011).
Dampak trauma servikal mengakibatkan syok neurogenik, syok spinal,
hipoventilasi, hiperfleksia autonomic, gangguan pada pernafasan, gangguan
fungsi saraf pada jari-jari tangan, otot bisep, otot trisep, dan otot- otot leher
yangberakibat atau dampak lebih lanjut dari trauma servikal yaitu kematian.
Control servikal adalah imobilisasi pada pasien dengan fraktur servikal
dilakukan dimana mempertahankan posisi leher dengan badan tetap sejajar atau
supine bertujuan untuk mencegah hiperekstensi, fleksi dan rotasi. Salah
satunya dengan pemasangan jawtrust, neccolar neck, .
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama Tn”HB”
Usia 61 Tahun
Agama Islam
Alamat Semanggi
B. Pengkajian
√ Bebas _ Tersumbat
PRIMARY SURVEY
1. Airway: Hidung/Mulut
Suara Nafas
- Normal - Stridor
- Gurgling V Wheezhing
- Ronchi - Lain-lain
2. Breathing: Respirasi:28x/Menit
- Apnea - Dispnea
- Bradipnea √ Takipnea
dada/perut
Suara Napas
- Normal - Stridor
- Gurgling V Wheezhing
√ Pucat - Sianosis
- Ronchi - Lain -lain
- Perdarahan - Luka Bakar
3. Circulation
- Jumlah: - Lokasi:
Cc Grade:
Nadi
√ Teraba Frekuensi : 84x/M
√ Irama teratu
TD:130/90mmHg, T:36,7oC
Akral
Turgor
- Isokor - Miosis
√ Anisokor - Midriasis
- Normal - Afasia
Kekutan
2 2
2 2
Ket:
Sensabilitas
- Normal - Gangguan Menelanair
5. Exposure
Trauma :luka jaitan
Jejas :
Luas :4 cm
Kedalaman :-
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Compos Mentis
2. Tanda-tanda Vital : TD: 130/90 mmHg, N: 84x/menit
3. Kepala : Asimetris, , luka jait 4 cm di kepala kanan
bagian belakang
4. Mata : Berwarna kemerahan, isokor,
5. Telinga : Simetris, tidak terdapat cairan, tidak
terdapat benjolan
6. Hidung : tidak ada luka, simetris
7. Dada : Simetris, RR: 28 x/menit tidak teratur,
nyeri
8. Abdomen : Simetris, tidak terdapat jejas
9. Genetalia : Simetris, tidak ada pembesaran/ benjolan,
10. Ektermitas : tidak ada perdarahan, tidak ada
pembengkakan, dan keterbatasan gerak
11. Kulit : Terdapat luka jait di kepala, tidak pucat,
dan tidak sianosis.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil Labolatorium
Tabel 3.2
Cl 99 Mmol/L 95-108
HbsAg Negatif
Cara
No Nama Terapi Dosis Golongan Obat
Pemberian
DIAGNOSA KEPERAWATAN
otot bantu
nafas ,
terdapat
retraksi
dinding dada,
2. Gangguan pola tidur b/d sesak Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor makanan sebelum tidur dan intake
selama 2x12 jam diharapkan pola tidur minuman yang dapat memfasilitasi /
nafas
mengganggu tidur.
terpenuhi dengan Keriteria Hasil : 2. Memberikan informasi dasar dalam
Ds : klien mengatakan sulit tidur
1. Jam tidur menentukan rencana perawatan.
karena sesak nafas. Tidur hanya 3. Mengurangi gangguan saat tidur
3. Perasaan segar sesudah tidur 4. Ajarkan pasien dan orang terdekat mengenai
3 jam
4. Tidur dari awal sampai habis di malam faktor yang berkontribusi terjadinya
gangguan pola tidur (misalnya, fisiologis,
Do: hari secara konsisten.
psikologis, pola hidup, perubahan shift kerja
yang sering, perubahan zona waktu yang
1. Ku: Compos Mentis cepat, jam kerja yang panjang dan
GCS, E4 M5 V5 berlebihan, dan faktor lingkungan lainnya).
5. Sesuaikan lingkungan (misalnya, cahaya,
2. TD: 130/90 mmHg,
kebisingan, suhu, kasur dan tempat tidur)
Nadi: 84 kali permenit, untuk meningkatkan tidur.
6. .Ajarkan pasien bagaimana melakukan
RR: 28 kali permenit,
relaksasi otot autogenik atau bentuk non –
suhu :36,7 C farmakologi lainnya untuk memancing
3. Mata terlihat merah tidur..
4. Terpasang
NRM10 liter
per menit
Nafas
dangkal,terdap
at whezzzing,
mukosa bibir
kering, pasien
terlihat
menggunakan
otot bantu
nafas, terdapat
retraksi
dinding dada.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal
nafas b/d kelumpuhan 29-03- 1. Memonitor status pernafasan dan S: klien mengatakan masih sesak
diaragma
2016 oksigenisasi
O:
09:40 R/: Respirasi : 22x/menit Spo2 : 95% 1. Ku:CM
10.5
6. Berkolaborasi dengan tim dokter dalam
Wib pemberian obat
f) Ceftriaxone
g) Omeprazole
h) Ringer lactat
2 Gangguan pola tidur b/d selasa, 1. Memonitor makanan sebelum tidur dan selasa, 29-3-2016Pukul14:30 aulizar
intake minuman yang dapat memfasilitasi /
sesak nafas
29-3- mengganggu tidur. S: Klien masih mengatakan
R/ klin mengatakan akan membatasi
2016 minum nya saat malam hari supaya tidak tidak bisa tidur
kencing terus
10.15 O:
1. Ku:CM
Wib
2. GCS:E4M5V5
2. Mengurangi gangguan saat tidur
10.20 R/ Menutup jendela korden agar tidak silau 3. Terpasangnrm 10 liter
Wib
4. RR:
P: lanjutkan intervensi
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
pengkajiandanmenganalisadatadidapatkandua
yang kami lakukan pada saat merawat klien belum berhasil secara
A. Kesimpulan
kontrolorgan visera.
B. Saran
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasanudin Bandung
Rahmatisa, dkk. 2019. Tatalaksana Jalan Napas pada Pasien dengan Fraktur
Lusiana & Rosid. 2016. Upaya Meningkatkan Eektifitas Pola Napas Pada
medika.
Padila. 2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medi