DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DISUSUN OLEH: 1. DANI SETIADI (011702573125001) 2. MARETI PRIMADONA (011702573125004) 3. TEGUH RISTIANTO (011702573125008) 4. TITA NURVITA (011702573125009) 5. WIDYASTUTI MUGI RAHAYU (011702573125010) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA JAKARTA 2018 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ■ Negara Indonesia merupakan negara dengan perairan yang tergugus pulau-pulau, hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya kelautan yang melimpah. ■ Sumber daya alam terbagi menjadi empat kategori; (a) sumber daya dapat pulih, (b) sumber daya tidak dapat pulih, (c) jasa lingkungan kelautan, (d) benda berharga tenggelam. ■ Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terdapat berbagai ekosistem alami yang memiliki fungsi berlainan. ■ Oleh karena itu wilayah pesisir di samping menjadi pusat kegiatan juga dapat menjadi pusat konflik atau benturan antara kepentingan sektor yang satu dengan sektor yang lainnya. ■ Oleh sebab itu perlu adanya suatu perencanaan strategis pengelolaan sumber daya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. BAB I PENDAHULUAN B. RUMUSAN MASALAH ■ Bagaimana kebijakan terhadap pengelolaan sumber daya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil? ■ Bagaimana konsep dan pengaturan perencanaan strategis yang dapat diterapkan terkait pengelolaan sumber daya di wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
■ Untuk mengetahui bagaimana kebijakan, konsep, dan pengaturan perencanaan strategis terhadap pengelolaan sumber daya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. ■ Menambah referensi pengetahuan mengenai perencanaan pengelolaan sumber daya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ■ Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, ■ Definisi pulau-pulau kecil adalah pulau yang berukuran kurang atau sama dengan 10.000 km2 dengan jumlah penduduk kurang atau sama dengan 200.000 jiwa (Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan No. 41/2000 Jo Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan No. 67/2002) ■ Wilayah laut dan pesisir beserta sumber daya alamnya memiliki makna strategis bagi pengembangan ekonomi Indonesia, karena dapat diandalkan sebagai salah satu pilar ekonomi nasional. BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ■ Menurut Charle (2001), keberlanjutan sistem pesisir dan pulau-pulau kecil ditopang beberapa dimensi, yaitu: 1.Dimensi ekologi (ecological sustainability) 2.Dimensi sosial-ekonomi (socio-economic sustainability) 3.Dimensi masyarakat (community sustainability) 4.Dimensi kelembagaan (institutional sustainability) ■ Wilayah pesisir dibagi atas dua aspek utama, yaitu 1.Sumber daya manusia wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Masyarakat pesisir (secara harfiah diartikan masyarakat yang berdomisili di wilayah pesisir). 2.Sumber daya alam di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, (a) sumber daya hayati, (b) sumber daya non hayati, (c) sumber daya buatan, (d) jasa-jasa lingkungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA C. KEBIJAKAN & PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL ■ Implementasi pengaturan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam hukum nasional : a. Hard law b. Soft law ■ Di Indonesia saat ini kebijakan dan peraturan yang berkaitan tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sendiri telah tertuang pada Undang-Undang No. 01 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA D. KONSEP PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Konsep yang umum digunakan dalam pengelolaan sumber daya wilayah pesisir, antara lain sebagai berikut: 1. Pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terpadu 2. Pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berkelanjutan 3. Pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. PEMANFAATAN & PENGELOLAAN POTENSI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI DAERAH ■ Secara alamiah potensi pesisir dan pulau-pulau kecil di daerah dimanfaatkan langsung oleh masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan tersebut yang pada umumnya terdiri dari nelayan. ■ Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah berupaya untuk memanfaatkan potensi daerah pesisir ini untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). ■ Mengingat kewenangan daerah untuk melakukan pengelolaan bidang kelautan yang termasuk juga daerah pesisir masih merupakan kewenangan baru bagi daerah, maka pemanfaatan potensi daerah pesisir ini belum sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah kabupaten atau kota yang berada di pesisir dan pulau-pulau kecil. BAB III PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN A. ANATOMI MASALAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL Permasalahan secara umum yang timbul dalam pemanfaatan dan pengelolaan daerah pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di Indonesia, antara lain: 1. Degradasi ekosistem dan sumber daya alam 2. Konflik pemanfaatan ruang 3. Tekanan populasi penduduk 4. Kelembagaan dan tata kelola yang lemah BAB III PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN B. TINDAK LANJUT PENYELESAIAN PERENCANAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Beberapa tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk penanganan masalah pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, antara lain: 1. Perencanaan strategis ■ Strategi ini hendaknya berfungsi mereformasi kebijakan yang tidak tepat, sebaliknya mendorong praktik pengelolaan yang baik atau good governance, memformulasikan konsultasi antarlembaga, serta menggalang kerja sama multisektor dan partisipasi para pemangku kepentingan. ■ Perencanaan ini digunakan untuk mengatasi konflik yang muncul akibat beragam pemanfaatan pesisir, meningkatkan kualitas lingkungan, melindungi keragaman hayati, mempromosikan pembangunan ekonomi ramah lingkungan dan menciptakan peluang investasi berbasis lingkungan. BAB III PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN B. TINDAK LANJUT PENYELESAIAN PERENCANAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL 2. Perencanaan Zonasi ■ Perencanaan zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan dengan mempertimbangkan keserasian dan keseimbangan dengan daya dukung ekosistem, fungsi pemanfaatan dan perlindungan, dimensi ruang dan waktu, dimensi teknologi dan sosial budaya, serta fungsi pertahanan dan keamanan. ■ Di sini, fungsi perlindungan juga memasukkan aspek perlindungan terhadap ancaman bencana. ■ Karena itu dalam menata kembali ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untuk keperluan mitigasi bencana perlu mengacu pada beberapa prinsip dasar rencana zonasi/penataan ruang guna meminimalisasi risiko bencana. BAB III PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN C. KEBERHASILAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Poin pokok dalam keberhasilan perencanaan pengelolaan, diantaranya: 1. Pendekatan menyeluruh 2. Mulai dari tingkat lokal 3. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan 4. Masyarakat sebagai ujung tombak 5. Pemberdayaan masyarakat 6. Dukungan riset dan informasi ilmiah 7. Pemanfaatan teknologi 8. Terbuka dan terukur 9. Penegakan hukum BAB IV KESIMPULAN & SARAN A. KESIMPULAN ■ Dalam keberhasilan untuk perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memerlukan kerja sama dari beberapa lintas sektor baik itu dari pemangku adat, pemerintah daerah, maupun masyarakat sekitar. ■ Selain itu keterbukaan dalam pelaksanaan program, adanya usaha pemberdayaan masyarakat serta penegakan hukum dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya yang ada di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki peranan penting terhadap keberhasilan pelaksanaan perencanaan pengelolaan sumber daya. ■ Adanya pengelolaan sumber daya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil diharapkan mampu memberikan dampak positif baik secara sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. BAB IV KESIMPULAN & SARAN B. SARAN Dari hal tersebut diharapkan untuk kedepannya bisa dilakukan pelaksanaan pengelolaan sebagai berikut: 1. Pengelolaan yang dapat memelihara sumber daya yang ada dan sekaligus meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. 2. Pemanfaatan sumber daya yang terbarukan dapat rasional, optimal, efisien, sesuai dengan renewable level yang disyaratkannya. 3. Pemanfaatan sumber daya yang tidak terbarukan bisa diimbangi dengan upaya untuk mencari sumber alternatif atau bahan substitusi yang lebih ramah lingkungan. TERIMAKASIH