Anda di halaman 1dari 30

IMUNISASI

Oleh
NS. Merineherta, S. Kep
Staf pengajar Pada PSIK-FK
Unand
PENGERTIAN IMUNISASI
 Imunisasi adalah pemberian kekebalan
dalam usaha untuk mencegah
timbulnya suatu penyakit dengan cara
menyuntikkan bakteri atau virus yang
telah dilemahkan atau yang telah
dimatikan
Reaksi anak yg telah imunisasi
 Tidak sakit sama sekali
 Sakit tetapi ringan sekali
 Sakit sekali/ demam tinggi, kejang dll
Tujuan

 Sempit : Terjadinya imunitas anak


secara individu.
 Luas : Untuk eradikasi suatu penyakit
pada suatu daerah
 Bisa tercapai jika 70 % PDD sudah
diimunisasi
Jenis imunitas

 Imunitas Aktif : Didapat secara alami : Tubuh


anak akan membuat sendiri anti bodi setelah
diberi suntikan antigen, kekebalan yang
didapat akan bertahan selama bertahun-
tahun.
 Imunitas Pasif :Tubuh tidak membuat sendiri
anti boodi tetapi mendapatkannya dengan
cara penyuntikan serum yang telah
mengandung anti bodi, kekebalan yang
diperoleh biasanya akan berlangsung selama
1-2 bulan
Efeksamping
- Reaksi atopik : terjadi beberapa
menit- beberapa jam (Shock, gatal
diseluruh tubuh, pucat, sianosis, kejang-
kejang, kematian ).
- Serum Sicknes : terjadi + 6- 24 hari
Gejala :Panas, urtikaria pada daerah
glotis
Jenis Imunisasi yang sudah
ada di Indonesia
 BCG Influensa
 DPT Chotipa
 Polio Anti Rabies
 Hepatitis B Anti Bisa Ular ( ABU )
 Rubella Anti tetanus
 Campak DT
 Meningitis Hepatitis A
Persiapan sebelum
melakukan Imunisasi

 Persiapan klien.
 Persiapan obat : jenis cortikosteroid,
Adrenalin, difenhidramin
 Keperluan untuk pelaksanaan imunisasi
TATACARA PEMBERIAN
IMUNISASI

 Pengkajian Pra Imunisasi :


1. Tulis biodata klien secara lengkap.
2. Pengkajian secara umum mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki.
3. Riwayat penyakit yang oernah diderita
4. Riwayat imunisasi yang pernah
didapatkan o/ anak
5. Riwayat prenatal
6. Riwayat kejang
7. Riwayat penyakit keluarga ( Disfungsi
imunologi,HIV/ AIDS, Kanker )
8. Riwayat obat- obatan
9. Riwayat alergi terhadap obat tertentu.
Intervensi Keperawatan
Saat akan melakukan penyuntikan vaksin
1. Komunikasi teraupeutik dengan ortu/klg
2. Informasi tentang efek samping vaksin
dan resiko apabila tdk imunisasi.
3. Periksa kembali persiapan u/ imunisasi
untuk mengantisipasi hal- hal yg tdk
diinginkan.
4. Baca dgn teliti informasi tentang produk
5. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra
thd vaksin yang akan diberikan.
6. Periksa jenis vaksin dan yakinkan kalau
vaksin disimpan dgn baik
7. Periksa vaksin yang akan diberikan, apakah
ada tanda- tanda perubahan pada vaksin
tersebut, periksa tanggal kadaluawarsa, dan
catat hal- hal istimewa, seperti ada
perubahan warna.
8. Yakinkan bahwa vaksin yang akan diberikan
sesuai jadwal, dan tawarkan tawarkan vaksin
lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal.
9. Berikan vaksin dgn tehnik yang benar.
Setelah selesai pemberian
vaksin
1. Memberitahu ulang tentang efek samping
vaksin dan resiko apabila tdk imunisasi.
2. Dokumentasikan kestatus klien
3. Periksa status imunisasi anggota klg
lainnya.
4. Laporan imunisasi secara rinci hrs
dilaporkan ke Puskesmas induk  Dinas
kesehatan ( Bag P2M )
5. Penyuluhan tentang imunisasi
6. Berikan petunjuk, sebaiknya tertulus
kepada ortu/ klg atau pengasuh apa yg
harus dikerjakan dalam kejadian biasa
atau kejadian yg lebih berat.misalnya
pemberian parasetamol bila anak
demam.
 PENYIMPANAN VAKSIN
 Pada temperatur 2- 8° C dan tidak
membeku. Petugas diharapkan juga
melakukan konsultasi guna
mendapatkan informasi khusus tentang
masing- masing vaksin, karena
beberapa vaksin dapat disimpan dalam
keadaan beku.
 CARA PENGENCERAN
Vaksin kering yang beku harus
diencerkan dengan cairan pelarut
khusus dan digunakan dalam priode
tertentu.
CARA PEMBERIAN
VAKSINASI

 Cuci tangan sebelum dan sesudah


melakukan imunisasi
 Spuit dan jarum yang baru sesuai dengan
ukuran yg telah ditentukan
 Spuit untuk Sekali pakai dan steril
 Pembersihan daerah yang akan diinjeksi dgn
memakai kapas yang diberi air hangat.
 Sisa jarum hrs dibuang ketempat khusus
KEJADIAN IKUTAN PASCA
IMUNISASI ( KIPI )

KEJADIAN SAKIT DAN KEMATIAN


YANG TERJADI DALAM MASA 6
BULAN SETELAH IMUNISASI
FAKTOR PENYEBAB

. 1. KESALAHAN PROGRAM PENYIMPANAN,


PENGELOLAAN DAN TATALAKSANA
PEMBERIAN VAKSIN
Kesalahan tersebut biasanya terjadi pada :
- Dosis antigen ( Terlalu banyak )
- Lokasi dan cara menyuntik
- Sterilisasi semprit dan jarum suntik
- Jarum bekas pakai
- Tindakan dan antiseptik
- Kontaminasi vaksin dan peralatan
suntik
- Penyimpanan vaksin
- Pemakaian sisa vaksin
- Jenis dan jumlah pelarut vaksin
- Tidak memperhatikan petunjuk
prosedur
2. INDUKSI VAKSIN
Umumnya sudah dapat diprediksi
terlebih dahulu karena merupakan
reaksi simpang vaksin. Secara
klinis biasanya ringan. Walaupun
demikian dapat saja terjadi gejala
klinis yang hebat, seperti reaksi
anapilaksis sitemik dengan resiko
kematian.
3. FAKTOR KEBETULAN
Kejadian yang timbul secara
kebetulan saja setelah imunisasi.
Indikator faktor kebetulan ini
ditandai dengan ditemukannya
kejadian yang sama pada
kelompok populasi setempat
dengan karakteristik serupa yang
tidak mendapatkan imunisasi
4. PENYEBAB TIDAK DIKETAHUI
Bila kejadian yang dilaporkan
belum dapat dikelompokkan
kedalam salah satu penyebab lain
maka untuk sementara
dikelompokkan kedalam kelompok
ini sambil menunggu informasi
yang mendukung untuk masuk
kekelompok yang jelas
penyebabnya
Kejadian pasca imunisasi
yg harus dilaporkan

- Abses pada tempat suntikan


- Semua kasus limfadenitis BCG
- Semua kematian yang diduga oleh
petugas kesehatan atau
masyarakat berhubungan dengan
imunisasi
- Semua kasus rawat inap yang
diduga oleh petugas kesehatan
atau masyarakat berhubungan
dengan imunisasi
- Insiden medik berat atau tidak
lazim yang diduga oleh petugas
kesehatan atau masyarakat
berhubungan dengan imunisasi
DATA YANG HARUS
DILAPORKAN
 Data peberian vaksin
 - Nomor seri vaksin
 - Masa kadaluwarsa
 - Pabrik pembuatan vaksin
 - Kapan dan dari mana vaksin dikirim
 - pemeriksaan penunjang t/ vaksin,
apabila ada / berhubungan
 Data yg berhubungan dgn program
- Perlakuan umum : Penyimpanan , membeku
atau kadaluwarsa.
- Perlakuan mencampur serta melakukan
imunisasi : jenis pelarut,dosis cara
pemberian, tempat pemberian.
- Ketersediaan jarum : apakah jarum u/ satu
orang, stril, pensterilan peralatan lainnya.
 Data sasaran : Jumlah klien sasaran,
keluhan, waktu saat timbulnya gejala, dll
WAKTU PELAPORAN
Kematian dan rawat inap harus
segera diperhatikan dan
laporkan. Meskipun demikian
kasus lain seperti absespun
harus juga segera dilaporkan
Tindak Lanjut
Pelacakan harus dilakukan
segera setelah laporan
diserahkan, tanpa ditunda

Anda mungkin juga menyukai