Anda di halaman 1dari 28

GANGGUAN ELEKTOLIT

Presentant: dr. Miftahurrahmah

Pembimbing : dr. Dikki Drajat Kusmayadi,Sp.B(K)BA


 Natrium
 Hyponatremia
 Hypernatremia
 Kalium
 Hypokalemia
 hyperkalemia
 Calcium
 Hypocalcemia
 Hypercalcemia
 Magnesium
 Hypomagnesium
 hypermagnesia
Hyponatremia
Gejala klinis
 Mual dan malaise  kadar natrium 125-130 mEq/L.
 Nyeri kepala, letargis, gelisah, disorientasi dengan kadar sodium 115-120
mEq/L
 Penurunan kadar natrium secara cepat dan berat Kejang, koma,
kerusakan otak menetap, herniasi batang otak dan kematian.
 Penurunan kadar natrium secara perlahan dapat terjadai edema otak
beberapa jam sampai beberapa hari kemudian. Hal ini dikarenakan
perpindahan dari natrium, clorida, dan kalium dan kemudian cairan seperti
glutamate, taurine, myoinositol, dan glutamin dari kompartemen
intraseluler ke ekstraseluler.
Penatalaksanaan
 Koreksi natrium6
[normal Na(mEq/L)-measured Na(mEq/L)]xTBW(L)
Kadar Natrium normal: 135 Meq/L
TBW: 0.6L/kg x BB(kg)
 Hiponatremia simptomatik
 Hiponatremi dengan kadar Natrium < 120 mEq/L
 kejang atau perubahan status mental dapat diberikan saline hypertonic
 Terapi dengan: NaCl 3% (513 mEq/L)  tidak melebihi 3mEq/L/Jam
diberikan 3-4 jam.6
Hypernatremia
 Free water deficit: [(Na sekarang/ Na normal) x TBW] – TBW
Na normal: 145 mEq/L
TBW: 0.6L/Kg x BB kg
Hipokalemi

Penatalaksanaan hipokalemi
 parenteral potassium clorida 25 mEq/25 ml. untuk anak dosis
maksimumnya 3 mEq/kg/hari.
 Jalur perifer jalur perifer 8 mEq/100 ml (80 mEq/L) dengan jumlah rerata
infusan perjam 10 mEq/jam
 Jalur central 15 mEq/100 ml (150 mEq) dan tidak melebihi 20 mEq/100 ml atau
200 mEq /Lrerata infusan tidak melebihi 15 mEq dalam 1-2 jam maksimal 20
mEq 1-2 jam.
 Pemberian peroral dapat sirup yang mengandung 13.33 mEq/ 5 ml
dengan dosis maksimum 240 mEq/24 jam dibagi dalam 3 dosis.
Hyperkalemia

 Hyperkalemia: Keadaan dengan serum kalium > 5.5 mmol/L.


 Penyebab:
 Dehidrasi
 gagal ginjal
 Tranfusi
 tumor lisis syndrome seperti rhabdomyolisis
Hyperkalemia
Penatalaksanaan hiperkalemi berat (kalium >7 mEq/L dan atau EKG abnormal)
 Pemberian Ca glukconas 10% sebanyak 100 mg/kg IV diberikan tidak lebih dari
5-10 menit.6,9 Ca glukonas bersifat short lived sehingga dapat dilakukan
pengulangan setelah 5 menit jika EKG menetap atau berulang.2,6,9
 pemberian sodium bicarbonate 1-2 mEq/kg IV tidak melebihi 5-10 menit atau
0.3-0.5 g/kg/jam Glukosa dengan insulin 1 unit setiap 5 gram dekstrose.6,9
 Atau nebulisasi dengan salbutamol 2.5-5mg atau pada neonates 5
mikrogram/kg pada neonates intra vena.2,9
 pemberian calcium resonium per-rectal atau oral 125-250 mg/kg dengan
menggunakan furosemide 1mg/kg. 9
penatalaksanaan hiperkalemi ringan ( < 7.0 mEq/L dan EKG normal)
 kayexalate (Sodium polystyrene sulfonate)1mg/kg/dosis.
 pemberian per oral 1mg/kg dalam 20% sorbitol
 perektal dalam 70% sorbitol.6
Hypermahnesium

Kadar magnesium Gejala


6-12 mg/dl (5-10 mEq/L) pemanjangan PR interval
peningkatan durasi QRS kompleks
pemanjangan dari QT interval
Peningkatan tinggi gelomang T
9-12 mg/dl samnolen, penurunan reflex tendon, dan hypotensi.

>12 mg/dl sinoatrial dan atrioventricular blok


ventricular aritmia
paralise otot
hypoventilasi dan stupor.
>15.6 mg/dl(13meQ) cardiac asystole
koma dan henti nafas.
Penatalaksanaan gangguan
Magnesium
 hypermagnesium
 pemberian supplement calcium
 repiratory
 henodinamik support
 memberhentikan sumber
magnesium.  hipomagnesium
 oral protein magnesium complex tablet
(133 mg elemental).
 pemberian oral  magnesium sulfate
50% adapun dosis yang diguakan 6-15
mg/kg/ hari  pemberian 4 kali sehari
hypocalcemia
Pemberian peroral dengan dosis 45-65 mg/kg/hari dibagi menjadi empat dosis.
Koreksi calcium mmol: calcium terukur mmol + [(40- serum albumin g/L)x0.02]
hypercalcemia
Keadaan ini selalu pada anak dengan kadar
kalsium> 2.5 mmol/L.
Gejala: Penatalaksanaan
 Batu (renal calculi)  liminasi penyebab (thiazide, vit A dan D)
 tulang(osteoporosis, kista tulang)  peningkatan eksresi urin dengan rehidrasi
 manifestasi psikiatrik, kelemahan saline dengan furosemide diuresis
 perut (pancreatitis, ulkus peptikum)  menurunkan resopsi tulang dengan
memberikan calcitonin dan
 eliminasi penyebab (thiazide, vit A dan D)
bisphosphonates
 meningkatkan absorbs intestinal dengan
diet tinggi pospat dan glucokortikoid
 Guyton C. Athur, Hall E. john. medical fisiologyguyton and hall. Misisipi
university. 7.ed. 2001.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai