A. Trauma
Keluhan Utama :............. (yang menjadi keluhan utama pasien, memakai bahasa pasien)
Anamnesa :
- Jenis kelamin
- Usia
- Dirujuk dari mana (bila pasien rujukan dari RS lain)
- Keluhan utama
- Jam kejadian (berapa menit/ jam SMRS (sebelum masuk rumah sakit)
- Mekanisme kejadian
- Riwayat pingsan (+/-), mual/muntah (+/-)
- Riwayat pemakaian helm (+/-) half face atau bukan, perdarahan mulut, telinga dan
hidung (+/-)
- Apakah sebelum ke RSHS pasien mendapat perawatan sebelumnya
- Apakah ada riwayat penyakit sistemik
Contoh :
Pasien laki-laki usia 25 tahun dirujuk dari RS. Dustira dengan keluhan perdarahan dari
mulut. + 3 jam SMRS saat pasien sedang mengendarai motor di daerah Cimahi dengan
kecepatan sedang, tiba-tiba datang mobil dari arah berlawanan dan menyebabkan pasien
kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan mekanisme mulut membentur aspal
terlebih dahulu. Riwayat pemakaian helm (+) half face, pingsan (-), mual/muntah (-).
Perdarahan mulut (+), perdarahan telinga dan hidung (-). Kemudian pasien dibawa ke
RS. Dustira disana tidak dilakukan tindakan, kemudian pasien dirujuk ke RSHS. Riwayat
penyakit sistemik disangkal
Pemeriksaan :
Primary Survey
B (Breathing) : B/G ( bentuk/gerak) simetris, VBS (vesicular breathing sound) kanan sama
atau tidak dengan kiri, R (respirasi) = ......
Status generalisata
Leher : JVP (Jugular vein pressure) meninggi atau tidak meninggi, KGB (kelenjar
getah bening) teraba atau tidak, sakit atau tidak sakit
Pulmo : VBS (vesikular breathing sound) kiri =/- kanan, Rh(ronkhi) kanan negatif
atau positif / kiri negatif atau positif, wh (wheezing) kanan negatif atau
positif / kiri negatif atau positif
Ekstremitas : Akral hangat/dingin, CRT (capillary refill time) < / > 2 dtk
Status Lokalisata
EO (Extra Oral) : wajah simetris/asimetris (bila asimetris apakah ada oedem haematom, regio
mana, apakah ada VL (vulnus laceratum disebelah mana) tepi tidak rata, dasar otot/tulang
Catatan:
VL (vulnus laceratum) ukuran panjang x lebar x dalam (3 dimensi)
VP (vulnus punctum) ukuran panjang x lebar (2 dimensi)
Post suturing ukuran panjang (1 dimensi/garis)
VP tidak dituliskan dasar otot/tulang, karena tidak ada dasarnya
IO (Intra Oral) :
- mulai dari luar ke dalam (bibir, gingiva, vestibulum, mukosa bukal, palatum, lidah,
dasar mulut, tonsil T1-T3)
Status Gigi-geligi
Diagnosa
- Oksigen via Nasal kanul/simple mask: 3-5 lt/mnt bila dari BU belum dipasang
- Lab darah (rutin/lengkap, BT/CT)
- ATS, TT (bila di RS sebelumnya belum dilakukan)
- R/ (Pemberian Obat) PO atau inj
- Rontgen foto (bila belum ada) biasa nya schedel PA lateral dan trauma series + dari
TS terkait
- Debridement / nekrotomi debridement
- Bila ada VL suturing
- Bila ada fraktur dentoalveolar IDW (interdental wiring)
Saran :
- Pro panoramik
- Oral higiene instruction
- Diet lunak (bila IDW dan hecting IO), diet reguler (bila tidak ada fraktur dan VL)
- R/ (pemberian obat) PO (bila pasien pulang) dan Inj (bila pasien rawat inap)
- Kumur dengan betadine gargle setiap habis makan (bila ada IDW dan suturing)
- Aplikasi alloclair gel post hecting/abrasive IO
- Aplikasi ikamicetin zalf post hecting/abrasive EO
- Pro pencabutan/skeling/tambal di bagian terkait pada hari dan jam kerja
- Aff hecting POD VII (bila ada suturing)
- Kontrol poli BM POD I
Catatan
Keluhan Utama: ............. (yang menjadi keluhan utama pasien, memakai bahasa pasien)
Anamnesa:
- Jenis kelamin
- Usia
- Keluhan utama
Contoh:
Pasien perempuan usia 31 tahun datang dengan keluhan pembengkakan pada rahang bawah.
+ 3 hari SMRS pasien mengeluhkan adanya bengkak pada rahang bawah yang didahului sakit
gigi pada gigi bawah belakang namun pasien tidak minum obat dan tidak memeriksakan ke
dokter gigi. + 2 hari SMRS pembengkakan semakin lama semakin membesar dan
menyebabkan pasien sulit makan dan membuka mulut. Kemudian pasien ke klinik dokter gigi
disana tidak dilakukan tindakan kemudian dirujuk ke RSHS. Riwayat Hipertensi (+)
terkontrol. Riwayat DM disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal.
Pemeriksaan
Status generalisata
Leher : JVP (Jugular vein pressure) meninggi/tidak meninggi, KGB (kelenjar getah
bening) teraba atau tidak, sakit atau tidak sakit
Pulmo : VBS (vesicular breathing sound) kiri =/- kanan, Rh(ronkhi) kanan negatif
atau positif/ kiri negatif atau positif, wh (wheezing) kanan negatif atau
positif/ kiri negatif atau positif
Ekstremitas : akral hangat/dingin, CRT (capillary refill time) < / > 2 dtk
Status Lokalisata
EO (Extra Oral) : wajah simetris/ asimetris ( bila asimetris apakah ada oedem daerah mana,
ukuran sebesar apa, fluktuasi atau tidak, nyeri tekan + atau -, warna sama jaringan sekitar
atau tidak)
Saran :
- Pro panoramik
- Oral higiene instruction
- Diet lunak
- R/ inj(bila rawat inap) PO (bila rawat jalan)
- Pro skeling/pencabutan/penambalan bila ada gigi bermasalah di poli terkait pada hari
dan jam kerja
- Latihan buka tutup mulut dengan stick es krim
- GV 2x/hari
- Ganti penrose drain 1x/3 hari
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Trauma
Abses
Catatan
Lab lengkap
TT (Tetanus Toxoid)
- Jika mungkin Tetanus Toxoid (Tt) harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih
dari 10 tahun
- Jika riwayat imunisasi tidak diketahui, Tt dapat diberikan
- Jika riwayat imunisasi terakhir lebih dari 10 tahun yang lalu maka Tetanus Immune
Globulin (TIG) harus diberikan
Tabel. Petunjuk Pencegahan Terhadap Tetanus Pada Keadaan Luka
Riwayat Imunisasi Luka bersih, kecil Antitoksin Luka lainnya Antitoksin
(Dosis) Tet. Toksoid (TT) Tet. Toksoid (TT)
Tidak Diketahui ya tidak Ya ya
0-1 ya tidak Ya ya
2 ya tidak Ya tidak #
3 atau lebih Tidak ## tidak Tidak ## tidak
Ket : # : kecuali luka > 24 jam
## : kecuali bila imunisasi terakhir > 5 tahun
### : kecuali bila imunisasi terakhir > 5 tahun
Dosis : 0,5 cc IM
SUTURING
- Diameter
- Resorbability
- Monofilament and Polyfilament
ex : 3-0 (000)
Smaller size are designed with more zeros such as 4-0, 5-0 , 6-0
Smaller size (ex 6-0) usually used in conspicous places on skin such as face because less
scarring
Several synthetic resorbable such as polyglycolic acid (dexon) , polylactic acid (Vicryl)
and polydioxanone (PDS) are slowly resorbed 4 weeks
Terbuat dari satu lembar benang, tidak menyerap cairan ( non capilarity )
Keuntungan : Kelebihan dari jenis ini adalah permukaan benang rata dan halus, tidak
memungkinkan terjadinya nodus infeksi dan tidak menjadi tempat tumbuhnya mikroba.
B. Multifilamen
Terbuat dari beberapa filament atau lembar bahan benang yang dipilih menjadi satu.
Keuntungan : Kelebihan jenis ini adalah benang lebih kuat dari monofilament, lembut dan
teratur serta mudah digunakan.
Kerugian : Kelemahannya adalah karena ada rongga maka dapat menjadi tempat
menempelnya mokroba dan sedikit tersendat pada saat melalui jaringan.
Should not be used on volar surface of hands or feet or on the face because of blind
placement of the deep part of the suture.
Continous Interlocking
Subcuticular suture
Suture Filament Absorbing Tensile Tensile Uses
material properties strength
retention strength
plain gut Collagen absorbable 2-4 days poor Inside the wound where it
absorbs and wound healing is
quick
chromic Collegen absorbable 7-10 days poor Inside the wound where it
gut absorbs and wound healing
time is average length
polygalact Braided absorbable 2-3 weeks poor Inside the wound where it
ic acid absorbs and longer wound
(Vicryl) healing time is required,
such as tendons.
Eylet wiring
Essig
ERNST
RO FOTO
PANORAMIK
Anatomi Panoramik
THORAKS
CT SCAN
Perdarahan subdural
CERVICAL
Schedel
Water’s
STL AP LATERAL
Tujuannya untuk menilai keterbukaan airway, kecurigaan perluasaan abses ke parafaring dan
retrofaring
Makrodrips vs mikrodrips
Ringan 4%
Sedang 6 %
Berat 8 %
D = BB x 4% x 1000 cc
M = BB x 40 cc
Contoh Soal :
D = BB x 4 % x 1000 cc
= 72 x 4 % x 1000 cc = 2880 cc
M = BB x 40 cc
= 72 x 40 cc = 2880 cc
6 jam I = ½ D + ¼ M
= ½ x 2880 + ¼ x 2880
= 2160 cc / 6 jam
= 360 cc / jam
18 jam II = ½ D + ¾ M
= ½ x 2880 + ¾ x 2880
= 3600 cc / 18 jam
Koreksi diberikan bila terdapat gejala SSP (edema otak) atau kadar Na < 120 mEq/L
Rumus lainnya :
Koreksi diberikan dalam 4 jam. Pemberian Nacl 3 % dengan dosis 1 mL/kgbb diharapkan
dapat meningkatkan kadar natrium sekitar 1,6 mEq/L. Larutan ini tidak untuk diberikan pada
keadaan hiponatremia yang asimptomatik. Kenaikan kadar natrium serum idealnya tidak
melebihi 1 mEq/jam
Nacl 3% 1 mEq = 2 cc
HIPOKALEMIA
Bila kadar K < 2,5 mEq/L (dengan atau tanpa gejala) berikan KCl 3,75 % iv dengan dosis 3-5
mEq/kgbb, maksimal 40 mEq/liter cairan
Bila kadar K 2,5-3,5 mEq/L (dengan atau tanpa gejala) berikan KCl 75 mg/kg/hari p.o. dibagi
3 dosis
RUMUS PENGHITUNGAN KALORI
Catatan :
Contoh:
Seorang perempuan usia 31 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 50 kg
mengalami infeksi berat, severe sepsis dengan abses submandibula bilateral, saat ini sedang
dirawat di RS membutuhkan energi:
BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 50) + (1,8 x 155) – (4,7 x 31)
= 655 + 480 + 279 – 145,7
= 1.268,3 kkal
TEE = BEE x Aktivitas x Faktor Stress
= 1.268,3 x 1,3 x 1,6
= 2.638 kkal ∞ 2650 kkal
Contoh :
Seorang perempuan usia 21 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan 55 kg usai
menjalani operasi Odontektomi saat ini sedang dalam masa pemulihan dirawat di RS:
BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 55) + (1,8 x 165) – (4,7 x 21)
= 655 + 528 + 297 – 98,7
= 1.381,3 kkal
TEE = BEE x Aktivitas x Faktor Stress
= 1.381,3 x 1,3 x 1,2 = 2.154,8 kkal = 2150 kkal
Antibiotik Profilaksis
AMOXICILIN
Sediaan:
Tab 250 mg, Tab 500 mg, Sirup 50mg/ml,125/5ml, 200mg/ml, 250/5ml/Vial 1 g
Anak < 3 bulan : 30 mg/kg/hari terpisah setiap 12 jam untuk 48-72 jam.
Anak >3 bulan dan <40kg : dosis antara 45 mg/kg/hari dosis terpisah setiap 12 jam atau
40 mg/kg/hari terbagi dalam 8 jam
>40 kg : 875 mg terbagi dalam 12 jam atau 500 mg dibagi dalam 8 jam
untuk 10- 14 hari
DOSIS DEWASA:
DOSIS DEWASA IV :
Sediaan : Kapsul 250 mg, 500 mg. Syrup 125/5ml, 250mg/5ml. Injeksi 125 mg, 250 mg, 500
mg, 1 g, 2 g, 10 g.
Dosis
Oral
Dewasa :
Anak :
Injeksi
Dewasa :
Anak :
Neonatus <7 hari : <2 kg : 50-100 mg/kg/hari terbagi dalam 12 jam IV/IM
Sediaan : Kapsul 375 mg, Tab 250 mg, 500 mg, 750 mg. Infusion 500 mg/100 ml.
Sirup 125 mg/5 ml
Oral dan IV :
Dewasa :
CEFTRIAXON
Sediaan : Injeksi 1g/50ml, 2g/50ml. Powder injeksi 250mg, 500mg, 1g, 2g, 10g, 100g.
Injeksi
1-2 g per hari atau terbagi dalam 12 jam untuk 4-7 hari. Tergantung pada tingkat keparahan
infeksi. Maksimal : 4 g sehari dalam 2 dosis terbagi.
CEFAZOLIN
Injeksi
Dewasa
Infeksi Ringan :
1 g tiap 12 jam
Infeksi Berat :
Anak-anak
CEFADROXIL
Sediaan kapsul 500 mg. Syrup kering 250 mg/5ml, 500 mg/5 ml. Tablet 1 g
Dewasa :
Oral: 1 - 2 gram / hari dalam dosis tunggal atau terbagi 12 jam, Biasanya 2 gram perhari
dalam dosis terbagi.
Anak-anak
CEFIXIME
Sediaan : tablet 400 mg. Tablet kunyah 100 mg, 200 mg. Syrup 100 mg / 5 ml ,200 mg /5 ml,
500 mg /5 ml
Dewasa
Anak-anak
50 kg : 8 mg/kg/hari PO dosis tunggal atau terbagi dalam 12 jam tidak lebih dari 400 mg/hari
PARACETAMOL
Sediaan : Tab 500 mg, Syrup 120 / 5 ml, 1000 mg / 100 ml (IV)
Dewasa
Anak
<12 tahun : 10-15 mg/kg tiap 4-6 jam tidak boleh lebih dari 2,6 g per hari atau 5 dosis/24 jam
>12 tahun : 40-60 mg/kg/hari dibagi tiap 6 jam, tidak boleh melebihi 3,75 g per hari atau 5
dosis/24jam
TRAMADOL
Sediaan Cap : 50 mg
Dewasa
25-50mg/hari setiap 3 hari bisa ditingkatkan sampai 50-100 mg PO terbagi dalam 4-6 jam
tidak lebih dari 400 mg/hari.
Anak
<17 tahun 50-100 mg PO terbagi dalam 4-6 jam tidak lebih dari 400 mg/hari
Geriatric
>65 tahun menggunakan dosis yang paling rendah tidak lebih dari 300 mg/hari jika >75 tahun
ASAM MEFENAMAT
Dewasa :
500 mg PO sekali kemudian 250 mg PO terbagi dalam 6 jam tidak lebih dari 7 hari
IBUPROFEN
Sediaan Tab : 100 mg, 200 mg, 400 mg, 600 mg, 800 mg
Dewasa :
200-400 mg/hari PO terbagi dalam 4-6 jam dengan dosis max 1,2 g
Anak :
6-12 tahun : 5-10 mg/kg/dosis PO terbagi dalam 6-8 jam, tidak boleh lebih dari 40 mg
/kg/hari.
TRANEXAMID ACID
Sediaan Cap : 250 mg, Tab : 500 mg ; tab 650 mg, Amp : 50 mg/ml, 5 ml ; 100 mg/ml, 5 ml
Dewasa
Injeksi :
Anak
Profilaksis
PO : 3 x 1 tab/hari
Injeksi
2,5-10 mg PO/IV/IM/SC bisa ditingkatkan sampai 50 mg dan diulang dalam 12-48 jam
Anak
DEXAMETHASONE
Dewasa :
Anak
Inflamasi 0,08-0,3 mg/kg/hari IV/PO/IM terbagi dalam 6 atau 12 jam tidak boleh lebih dari
16mg/hari
- Spooling intra oral dengan NaCl 0,9 % 2x/hari dengan menggunakan spuit 10 cc
- Bila pasien tidak memungkinkan untuk spooling, maka diswab pakai kasa dengan
NaCl 0,9 %
- Bila dalam intra oral ada hecting maka setelah dispooling dikeringkan dan aplikasi
alloclair gel secara tipis pada daerah hecting ataupun abrasive pada intra oral
- Pembersihan luka intra oral dilakukan pod (post operation day) 1
Ekstra Oral
Trauma
Abses
- Lakukan massage pada daerah insisi untuk mengeluarkan pus, dilakukan 2x/hari
- Ditutup dengan kasa dan hypafix
- Pada pasien abses, pasien diinstruksikan latihan buka tutup mulut dengan stick es
krim