Anda di halaman 1dari 50

Cara Pengisian Status Emergensi

A. Trauma

Keluhan Utama :............. (yang menjadi keluhan utama pasien, memakai bahasa pasien)

Anamnesa :

- Jenis kelamin
- Usia
- Dirujuk dari mana (bila pasien rujukan dari RS lain)
- Keluhan utama
- Jam kejadian (berapa menit/ jam SMRS (sebelum masuk rumah sakit)
- Mekanisme kejadian
- Riwayat pingsan (+/-), mual/muntah (+/-)
- Riwayat pemakaian helm (+/-) half face atau bukan, perdarahan mulut, telinga dan
hidung (+/-)
- Apakah sebelum ke RSHS pasien mendapat perawatan sebelumnya
- Apakah ada riwayat penyakit sistemik

Contoh :

Pasien laki-laki usia 25 tahun dirujuk dari RS. Dustira dengan keluhan perdarahan dari
mulut. + 3 jam SMRS saat pasien sedang mengendarai motor di daerah Cimahi dengan
kecepatan sedang, tiba-tiba datang mobil dari arah berlawanan dan menyebabkan pasien
kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan mekanisme mulut membentur aspal
terlebih dahulu. Riwayat pemakaian helm (+) half face, pingsan (-), mual/muntah (-).
Perdarahan mulut (+), perdarahan telinga dan hidung (-). Kemudian pasien dibawa ke
RS. Dustira disana tidak dilakukan tindakan, kemudian pasien dirujuk ke RSHS. Riwayat
penyakit sistemik disangkal
Pemeriksaan :

Primary Survey

A (Airway) : clear atau tidak, with c spine atau tidak

B (Breathing) : B/G ( bentuk/gerak) simetris, VBS (vesicular breathing sound) kanan sama
atau tidak dengan kiri, R (respirasi) = ......

C (circulation) : T (tensi). N (nadi)

D (Disability) : GCS ( Glasgow Coma Scale ) ..... (E (eye)..., M (motor)..., V(verbal)...)


pupil bulat isokhor/anisokhor, ODS (oculo dextra sinista) diameter.... mm, RC (reflex
cahaya) kanan positif atau negatif /kiri positif atau negatif, parese kanan positif atau negatif /
kiri positif atau negatif

GLASGOW COMA SCALE

Behavior Response Score


Eye Opening Response Spontaneously 4
To speech 3
To pain 2
No response 1
Motoric Response Obeys commands 6
Moves to localized pain 5
Flexion withdrawal from pain 4
Abnormal flexion (decorticate) 3
Abnormal extension (decerebrate) 2
No response 1
Verbal Response Oriented to time,place,and person 5
Confused 4
Inappropriate words 3
Incomprehensible sounds 2
No response 1
Total score Best response 15
Comatose client 8 or less
Totally unresponsive 3
Secondary Survey :

Dilihat apakah ada jejas selain dibagian facial

Status generalisata

Kulit : Turgor + atau < (berkurang)

Kepala : Simetris/asimetris ( bila asimetris ada oedem at haematom di daerah mana)

Mata : Konjungtiva anemis/non anemis, sklera ikterik/nonikterik

Leher : JVP (Jugular vein pressure) meninggi atau tidak meninggi, KGB (kelenjar
getah bening) teraba atau tidak, sakit atau tidak sakit

Thorax : B/G (bentuk/gerak) simetris atau tidak simetris

Pulmo : VBS (vesikular breathing sound) kiri =/- kanan, Rh(ronkhi) kanan negatif
atau positif / kiri negatif atau positif, wh (wheezing) kanan negatif atau
positif / kiri negatif atau positif

Cor : BJ (bunyi jantung) murni reguler

Abdomen : BU (bising usus) negatif/positif, Normal (N)

Hepar/lien : Teraba/tidak teraba, sakit/tidak sakit

Ekstremitas : Akral hangat/dingin, CRT (capillary refill time) < / > 2 dtk

Status Lokalisata

EO (Extra Oral) : wajah simetris/asimetris (bila asimetris apakah ada oedem haematom, regio
mana, apakah ada VL (vulnus laceratum disebelah mana) tepi tidak rata, dasar otot/tulang

Catatan:
VL (vulnus laceratum) ukuran panjang x lebar x dalam (3 dimensi)
VP (vulnus punctum) ukuran panjang x lebar (2 dimensi)
Post suturing ukuran panjang (1 dimensi/garis)
VP tidak dituliskan dasar otot/tulang, karena tidak ada dasarnya
IO (Intra Oral) :

- mulai dari luar ke dalam (bibir, gingiva, vestibulum, mukosa bukal, palatum, lidah,
dasar mulut, tonsil T1-T3)

- bila ada VL atau abrasif maka yang terparah duluan disebutkan

Status Gigi-geligi

(odontogram, oklusi positif atau negatif , kalkulus + atau -)

Diagnosa

- Bila ada Fraktur dan VL maka fraktur disebutkan terlebih dahulu


- Bila ada diagnosa dari bagian/prodi lain maka diagnosa kita (BM) disebutkan terlebih
dahulu, kecuali cedera kepala yang lebih berat: diagnosa dari bedah saraf/bedah
umum.

Tatalaksana (treatment BM)

- Oksigen via Nasal kanul/simple mask: 3-5 lt/mnt  bila dari BU belum dipasang
- Lab darah (rutin/lengkap, BT/CT)
- ATS, TT (bila di RS sebelumnya belum dilakukan)
- R/ (Pemberian Obat) PO atau inj
- Rontgen foto (bila belum ada) biasa nya schedel PA lateral dan trauma series + dari
TS terkait
- Debridement / nekrotomi debridement
- Bila ada VL  suturing
- Bila ada fraktur dentoalveolar IDW (interdental wiring)
Saran :

- Pro panoramik
- Oral higiene instruction
- Diet lunak (bila IDW dan hecting IO), diet reguler (bila tidak ada fraktur dan VL)
- R/ (pemberian obat) PO (bila pasien pulang) dan Inj (bila pasien rawat inap)
- Kumur dengan betadine gargle setiap habis makan (bila ada IDW dan suturing)
- Aplikasi alloclair gel post hecting/abrasive IO
- Aplikasi ikamicetin zalf post hecting/abrasive EO
- Pro pencabutan/skeling/tambal di bagian terkait pada hari dan jam kerja
- Aff hecting POD VII (bila ada suturing)
- Kontrol poli BM POD I

Catatan

Tanda-tanda dari fraktur dasar tengkorak

- Otorrhea  keluarnya cairan otak bercampur darah melalui telinga menunjukkan


terjadinya fraktur pada petrous pyramid yangn merusak kanal auditory eksternal dan
merobeknya membran timpani mengakibatkan bocornya cairan otak dan darah
terkumpul disamping membran timpani. (tanda SBF – skull base fracture Media)
- Rhinorea  keluarnya cairan otak bercampur darah melalui hidung menunjukkan
terjadinya retakan pada os ethmoid sehingga terjadi kebocoran cairan otak melalui
hidung (tanda SBF Anterior)
- Battle sign (warna kehitaman di belakang telinga)  fraktur meluas ke posterior dan
merusak sinus sigmoid
- Racoon atau pandabear  fraktur dasar tengkorak dari bagian anterior menyebabkan
darah bocor masuk ke jaringan periorbital.
- Halo test  tes yang dilakukan untuk membedakan otorrhea dan rhinorrhea dengan
otorrhagi dan rhinorrhagi, dimana dilakukan dengan menggulung kassa berbentuk
kerucut dan dimasukkan ke dalam lubang hidung/telinga selama 5-10 menit. Halo test
(+) bila didapatkan gambaran cairan serosa dan mengkilap yang melingkari darah
yang membeku pada kassa tersebut.
Abses

Keluhan Utama: ............. (yang menjadi keluhan utama pasien, memakai bahasa pasien)

Anamnesa:

- Jenis kelamin

- Usia

- Dirujuk dari mana (bila pasien rujukan dari RS lain)

- Keluhan utama

- Pembengkakan sudah berapa lama, sebelumnya bengkaknya sebesar apa, sebelum


bengkak apakah ada sakit gigi atau tidak, dan sekarang bengkaknya sebesar apa

- Riwayat sakit gigi, riwayat ke dokter gigi

- Apakah sebelum ke RSHS pasien mendapat perawatan sebelumnya

- Riwayat penyakit sistemik

Contoh:

Pasien perempuan usia 31 tahun datang dengan keluhan pembengkakan pada rahang bawah.
+ 3 hari SMRS pasien mengeluhkan adanya bengkak pada rahang bawah yang didahului sakit
gigi pada gigi bawah belakang namun pasien tidak minum obat dan tidak memeriksakan ke
dokter gigi. + 2 hari SMRS pembengkakan semakin lama semakin membesar dan
menyebabkan pasien sulit makan dan membuka mulut. Kemudian pasien ke klinik dokter gigi
disana tidak dilakukan tindakan kemudian dirujuk ke RSHS. Riwayat Hipertensi (+)
terkontrol. Riwayat DM disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal.
Pemeriksaan

Vital signs (TNSR), SP02 ( pakai oxymetri )

Status generalisata

Kulit : turgor + atau < (berkurang)

Kepala : simetris/asimetris ( bila asimetris ada oedem didaerah mana)

Mata : konjungtiva anemis/non anemis, sklera ikterik/nonikterik

Leher : JVP (Jugular vein pressure) meninggi/tidak meninggi, KGB (kelenjar getah
bening) teraba atau tidak, sakit atau tidak sakit

Thorax : B/G (bentuk/gerak) simetris atau tidak simetris

Pulmo : VBS (vesicular breathing sound) kiri =/- kanan, Rh(ronkhi) kanan negatif
atau positif/ kiri negatif atau positif, wh (wheezing) kanan negatif atau
positif/ kiri negatif atau positif

Cor : Bj (bunyi jantung) murni reguler

Abdomen : BU (bising usus) +/- N (Normal)

Hepar/lien : Teraba/tidak teraba, sakit/tidak sakit

Ekstremitas : akral hangat/dingin, CRT (capillary refill time) < / > 2 dtk

Status Lokalisata

EO (Extra Oral) : wajah simetris/ asimetris ( bila asimetris apakah ada oedem daerah mana,
ukuran sebesar apa, fluktuasi atau tidak, nyeri tekan + atau -, warna sama jaringan sekitar
atau tidak)

Status gigi geligi :

Odontogram, pembukaan mulut...cm, kalkulus +/-


Tatalaksana (treatment BM) :

- Lab lengkap, AGD


- Rontgen bila diperlukan (thorax, STL AP-Lateral)
- R/ inj
- Aspirasi jarum -/> pus. Kultur + tes resistensi antibiotik.
- Pencabutan gigi yang menjadi fokus infeksi
- Insisi drainase
- Pemasangan penrose drain
- Ditutup dengan kassa dan hypafix (jangan ditekan)

Saran :

- Pro panoramik
- Oral higiene instruction
- Diet lunak
- R/ inj(bila rawat inap) PO (bila rawat jalan)
- Pro skeling/pencabutan/penambalan bila ada gigi bermasalah di poli terkait pada hari
dan jam kerja
- Latihan buka tutup mulut dengan stick es krim
- GV 2x/hari
- Ganti penrose drain 1x/3 hari
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Trauma

- Lab rutin/ lengkap


- PT, APTT / BT, CT

Abses

- Lab lengkap, PT APTT/ BT CT


- AGD (analisis gas darah) bila ada tanda2 sepsis

Catatan

Lab rutin/ sysmex

8 parameter ( Hb, Ht, lekosit, trombosit, eritrosit)

Lab lengkap

8 parameter + GDS, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, Na, K


Tabel AGD
ATS DAN TT

ATS (Anti Tetanus Serum)

- Merupakan imunisasi pasif


- Dapat merupakan antitoksin bovine (asal lembu) maupun antitoksin equine (asal
kuda)
- Dosis yang diberikan
Orang dewasa : 1500 IU (1 ampul 1 ml) per IM
Anak : 750 IU per IM
- Indikasi :
 Luka cukup besar (dalam lebih dari 1 cm )
 Luka berasal dari benda yang kotor dan berkarat
 Luka gigitan hewan dan manusia
 Luka tembak dan luka bakar
 Luka terkontaminasi
 Luka lebih dari 6 jam tidak ditangani
 Luka kurang dari 6 jam namun terpapar banyak kontaminasi
 Penderita tidak memiliki riwayat imunisasi tetanus yang jelas atau tidak
mendapat booster selama 5 tahun atau lebih

TT (Tetanus Toxoid)

- Jika mungkin Tetanus Toxoid (Tt) harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih
dari 10 tahun
- Jika riwayat imunisasi tidak diketahui, Tt dapat diberikan
- Jika riwayat imunisasi terakhir lebih dari 10 tahun yang lalu maka Tetanus Immune
Globulin (TIG) harus diberikan
Tabel. Petunjuk Pencegahan Terhadap Tetanus Pada Keadaan Luka
Riwayat Imunisasi Luka bersih, kecil Antitoksin Luka lainnya Antitoksin
(Dosis) Tet. Toksoid (TT) Tet. Toksoid (TT)
Tidak Diketahui ya tidak Ya ya
0-1 ya tidak Ya ya
2 ya tidak Ya tidak #
3 atau lebih Tidak ## tidak Tidak ## tidak
Ket : # : kecuali luka > 24 jam
## : kecuali bila imunisasi terakhir > 5 tahun
### : kecuali bila imunisasi terakhir > 5 tahun
Dosis : 0,5 cc IM
SUTURING

Material Suture are classified by

- Diameter
- Resorbability
- Monofilament and Polyfilament

Size of suture related to its diameter and designed by series of zeros

ex : 3-0 (000)

Smaller size are designed with more zeros such as 4-0, 5-0 , 6-0

Smaller size (ex 6-0) usually used in conspicous places on skin such as face because less
scarring

Suture may be Resorbable and Nonresorbable

- Natural Non Resorbable suture such as silk, cotton and linen


- Synthetic Non Resorbable suture such as nylon, vinyl and stainless steel, Silk most
commonly used non resorbable in the oral cavity
- Resorbable suture are primarily made of gut (catgut) and actually derived from the
sheep intestines, Collagen and Fascia lata

Plain catgut resorbs quickly in the oral cavity , 3 to 5 days

Chromic gut (chromic acid) resorbs up to 7 to 10 days

Several synthetic resorbable such as polyglycolic acid (dexon) , polylactic acid (Vicryl)
and polydioxanone (PDS) are slowly resorbed 4 weeks

Rarely indicated in the oral cavity


Berdasarkan penampang benang, dibagi atas :

A. Monofilamen ( satu helai )

Terbuat dari satu lembar benang, tidak menyerap cairan ( non capilarity )

Keuntungan : Kelebihan dari jenis ini adalah permukaan benang rata dan halus, tidak
memungkinkan terjadinya nodus infeksi dan tidak menjadi tempat tumbuhnya mikroba.

Kelemahan : Kelemahannya adalah memerlukan penanganan simpul yang khusus karena


relatif cukup kaku dan tidak sekuat multifilament.

Contoh : Catgut, plain, chromic gut, nylon

B. Multifilamen

Terbuat dari beberapa filament atau lembar bahan benang yang dipilih menjadi satu.

Keuntungan : Kelebihan jenis ini adalah benang lebih kuat dari monofilament, lembut dan
teratur serta mudah digunakan.

Kerugian : Kelemahannya adalah karena ada rongga maka dapat menjadi tempat
menempelnya mokroba dan sedikit tersendat pada saat melalui jaringan.

Contoh : polyglycolic acid, Polylactid acid, Silk, Ethibond


Simple Interrupted sutures
Continuous Sutures

continuous suture method - locking and non-locking

Horizontal Mattress Suture

Used with wounds with poor circulation

Helps eliminate tension on the wound edges

Requires fewer stitches to close the wound

Can be placed fairly quickly

Can be performed as a continuous seam


Vertical Mattress Sutures

Deep and shallow approximation of the tissue

Can be used for wounds under tension.

Can be useful with lax tissue e.g. elbow and knee.

Should not be used on volar surface of hands or feet or on the face because of blind
placement of the deep part of the suture.

Continous Interlocking
Subcuticular suture
Suture Filament Absorbing Tensile Tensile Uses
material properties strength
retention strength

plain gut Collagen absorbable 2-4 days poor Inside the wound where it
absorbs and wound healing is
quick

chromic Collegen absorbable 7-10 days poor Inside the wound where it
gut absorbs and wound healing
time is average length

polygalact Braided absorbable 2-3 weeks poor Inside the wound where it
ic acid absorbs and longer wound
(Vicryl) healing time is required,

such as tendons.

silk Braided Non- 1 year poor Skin closure or fascia


absorbable

nylon Monofili Non- Loses good Skin closure or fascia or where


ment absorbable 20%/yr long term strength isneeded

Polypropy Monofili Non- indefinite excellent Sub-cuticular skin closure or


lene ment absorbable fascia or where permanent
(Prolene) strength is needed.

Polyester Braided Non- indefinite good Internally where low reaction


(Mersilen absorbable braided suture is required to
e) allow tissue to adhere to it.
INTERDENTAL WIRING

Eylet wiring

Essig
ERNST
RO FOTO

PANORAMIK
Anatomi Panoramik
THORAKS
CT SCAN
Perdarahan subdural
CERVICAL
Schedel
Water’s
STL AP LATERAL

Tujuannya untuk menilai keterbukaan airway, kecurigaan perluasaan abses ke parafaring dan
retrofaring

Antara C1- C2 ( nasopharyngeal space )

Antara C2-C3 (retropharyngeal space)

Antara C5-C6 ( retrotracheal space)


CAIRAN
RUMUS BALANCE CAIRAN

Kebutuhan cairan maintenance =


40 cc/kgBB/hari

PERHITUNGAN INFUS MAINTENANCE

Makrodrips vs mikrodrips

Contoh 42 cc/ jam

Mikrodrips = 42/60 x 60 gtt/mnt = 42 gtt/ mnt

Makrodrips = 42 /60 x 15 gtt / mnt = 10, 5 gtt/ mnt


TABEL TANDA2 DEHIDRASI
RUMUS REHIDRASI

Rehidrasi dibagi atas :

Ringan 4%

Sedang 6 %

Berat 8 %

D = BB x 4% x 1000 cc

M = BB x 40 cc

Contoh Soal :

Pasien dehidrasi ringan dan bb 72 kg

Dik : Rehidrasi ringan 4 %, bb 72 kg

D = BB x 4 % x 1000 cc

= 72 x 4 % x 1000 cc = 2880 cc

M = BB x 40 cc

= 72 x 40 cc = 2880 cc

6 jam I = ½ D + ¼ M

= ½ x 2880 + ¼ x 2880

= 2160 cc / 6 jam

= 360 cc / jam

= 6 cc / mnt = 90 gtt / mnt

18 jam II = ½ D + ¾ M

= ½ x 2880 + ¾ x 2880

= 3600 cc / 18 jam

= 200 cc / jam = 50 gtt /mnt


HIPONATREMI

Defenisi :keadaan kadar darah Na < 130 mEq/L

Kadar Na aman sekurangnya 125 mEq/L

Koreksi diberikan bila terdapat gejala SSP (edema otak) atau kadar Na < 120 mEq/L

mEq Na = 125 – Na serum x 0,6 x BB (kg)

Rumus lainnya :

Defisit Na = 0,6 x BB (kg) x (140 – Na serum)

Durasi penggantian = 2x (140 – Na serum) (jam)

Larutan Nacl 3 % (513 mEq/L), Nacl 5 % (855 mEq/L)

Koreksi diberikan dalam 4 jam. Pemberian Nacl 3 % dengan dosis 1 mL/kgbb diharapkan
dapat meningkatkan kadar natrium sekitar 1,6 mEq/L. Larutan ini tidak untuk diberikan pada
keadaan hiponatremia yang asimptomatik. Kenaikan kadar natrium serum idealnya tidak
melebihi 1 mEq/jam

Nacl 3% 1 mEq = 2 cc

HIPOKALEMIA

Defenisi : Bila kadar K darah < 3,5 mEq/L

EKG : depresi segmen ST dan gel T, ditemukan gelombang U

Bila kadar K < 2,5 mEq/L (dengan atau tanpa gejala) berikan KCl 3,75 % iv dengan dosis 3-5
mEq/kgbb, maksimal 40 mEq/liter cairan

Bila kadar K 2,5-3,5 mEq/L (dengan atau tanpa gejala) berikan KCl 75 mg/kg/hari p.o. dibagi
3 dosis
RUMUS PENGHITUNGAN KALORI

Catatan :

BB x30 ( cara perhitungan singkat untuk kebutuhan kalori )

1. Menghitung Angka Metabolisme Basal (AMB) / Basal Energy Expenditure


(BEE)
Rumus Harris Benedict:
Laki-laki : 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U) kkal
Perempuan : 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U) kkal
BB = berat badan dalam kg TB = tinggi badan dalam cm U = umur dalam tahun

1. Menentukan Aktivitas Fisik


Kebutuhan energi berdasarkan aktivitas fisik:
Gender
Aktivitas
Laki-laki Perempuan
Sangat Ringan 1,3 1,3
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,7
Berat 2,1 2

2. Menentukan Faktor Stress/Penyakit


Operasi Minor : 1,2
Skeletal Trauma : 1,35
Cancer Cachexia : 1,3-1,5
Mayor Sepsis : 1,6
Several Thermal Injury : 2,1
Fibrile : 1 + (0,09 tiap 0,5 derajat C kenaikan suhu)
3. Menghitung Total Energy Expenditure (TEE)
TEE = AMB x Aktivitas fisik x Faktor Stress
Contoh penghitungan:
Seorang laki-laki usia 34 tahun dengan tinggi badan 170cm dan berat badan 80kg mengalami
kecelakaan lalu lintas dengan fraktur skeletal, saat ini sedang dirawat di RS membutuhkan
energi:
BEE = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
= 66 + (13,7 x 80) + (5 x 170) – (6,8 x 34)
= 66 + 1.096 + 850 – 231,2
= 1.780,8 kkal
TEE = BEE x Aktivitas x Faktor Stress
= 1.708,8 x 1,3 x 1,35
= 2.999 kkal ∞ 3000 kkal

Contoh:
Seorang perempuan usia 31 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 50 kg
mengalami infeksi berat, severe sepsis dengan abses submandibula bilateral, saat ini sedang
dirawat di RS membutuhkan energi:
BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 50) + (1,8 x 155) – (4,7 x 31)
= 655 + 480 + 279 – 145,7
= 1.268,3 kkal
TEE = BEE x Aktivitas x Faktor Stress
= 1.268,3 x 1,3 x 1,6
= 2.638 kkal ∞ 2650 kkal

Contoh :
Seorang perempuan usia 21 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan 55 kg usai
menjalani operasi Odontektomi saat ini sedang dalam masa pemulihan dirawat di RS:
BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 55) + (1,8 x 165) – (4,7 x 21)
= 655 + 528 + 297 – 98,7
= 1.381,3 kkal
TEE = BEE x Aktivitas x Faktor Stress
= 1.381,3 x 1,3 x 1,2 = 2.154,8 kkal = 2150 kkal

Tabel Grade Shock Haemorrhagic


Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Persentase
kehilangan <15% 15% - 30 % 30 – 40 % >40 %
darah
Kehilangan
<750 750 - 1500 1500 - 2000 >2000
darah (ml)*
Frekuensi nadi >100 >100 >120 >140
Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun
Frekuensi napas 14 - 20 20 - 30 30 - 40 >35
Capillary Reffill Normal Lambat (>2dtk) Lambat (>2dtk) Tidak terdeteksi
Ekstremitas Normal Pucat Pucat Pucat & dingin
Produksi urine
>30 20 - 30 10 - 20 0 - 10
(ml/jam)
Ngantuk,
Gelisah, agresif, Gelisah, agresif,
Status mental Sadar, haus bingung, tidak
haus ngantuk
sadar
Penggantian
Kristaloid dan Kristaloid dan
cairan Kristaloid Kristaloid
darah darah
( Hukum 3:1)
*) Pada pasien dengan BB 70 kg
DOSIS OBAT

Antibiotik Profilaksis
AMOXICILIN

Sediaan:

Tab 250 mg, Tab 500 mg, Sirup 50mg/ml,125/5ml, 200mg/ml, 250/5ml/Vial 1 g

DOSIS ORAL ANAK:

Anak < 3 bulan : 30 mg/kg/hari terpisah setiap 12 jam untuk 48-72 jam.

Anak >3 bulan dan <40kg : dosis antara 45 mg/kg/hari dosis terpisah setiap 12 jam atau
40 mg/kg/hari terbagi dalam 8 jam

>40 kg : 875 mg terbagi dalam 12 jam atau 500 mg dibagi dalam 8 jam
untuk 10- 14 hari

DOSIS DEWASA:

Dosis mild to moderate infection

Dosis 250 mg setiap 8 jam atau 500 mg dua kali sehari.

Dosis Severe infection

Dosis 500 mg setiap 8 jam atau 875 mg dua kali sehari

DOSIS DEWASA IV :

Dewasa 250-500 mg IM 3x sehari atau 500 mg – 2 g IV 4-6x/hari.

Anak (dibawah 20 kg) : 20 – 40 mg/kg tiap 6 – 8 jam.



AMPICILIN

Sediaan : Kapsul 250 mg, 500 mg. Syrup 125/5ml, 250mg/5ml. Injeksi 125 mg, 250 mg, 500
mg, 1 g, 2 g, 10 g.

Dosis

Oral

Dewasa :

250 - 500 mg tiap 6 jam

Anak :

50 - 100 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi dalam 6 jam.

Injeksi

Dewasa :

IV/IM : 1-2 g terbagi dalam 4-6 jam

Anak :

100-400 mg/kg/hari IV terbagi dalam 6 jam

Infeksi berat :200-300 mg/kg/hari IV/IM terbagi dalam 6 jam

Neonatus <7 hari : <2 kg : 50-100 mg/kg/hari terbagi dalam 12 jam IV/IM

>2 kg : 75-150 mg/kg/hari terbagi dalam 8 jam IV/IM

>7 hari : <1,2 kg : 50-100 mg/kg/hari terbagi dalam 12 jam IV/IM

1,2-2 kg : 75-150 mg/kg/hari terbagi dalam 8 jam IV/IM

>2 kg : 100-200 mg/kg/hari terbagi dalam 6 jam IV/IM


METRONIDAZOLE

Sediaan : Kapsul 375 mg, Tab 250 mg, 500 mg, 750 mg. Infusion 500 mg/100 ml.
Sirup 125 mg/5 ml

Oral dan IV :

Neonatus (<28 hari) < 1,2 kg : 7,5 mg/kg / 48 jam

(<7 hari) 1,2-2 kg : 7,5 mg/kg/hari

>2 kg : 15 mg/kg/hari terbagi dalam 12 jam

(>7 hari) 1,2-2 kg : 15 mg mg/kg/hari terbagi dalam 12 jam

>2 kg : 30 mg/kg/hari terbagi dalam 12 jam

Bayi dan Anak-anak :

30 mg /kg/hari, dibagi tiap 6 jam

Dewasa :

Loading Dose : 15 mg/kg iv

Maintenance dose : 7,5 mg/kg po/iv setiap 6 jam x 7-10 hari

Dosis maksimum : 4 g per hari

Durasi biasa terapi : 7 sampai 10 hari

CEFTRIAXON

Sediaan : Injeksi 1g/50ml, 2g/50ml. Powder injeksi 250mg, 500mg, 1g, 2g, 10g, 100g.

Injeksi

Dewasa dan anak >12 tahun :

1-2 g per hari atau terbagi dalam 12 jam untuk 4-7 hari. Tergantung pada tingkat keparahan
infeksi. Maksimal : 4 g sehari dalam 2 dosis terbagi.
CEFAZOLIN

Sediaan : Powder Injeksi 500 mg,1 g, 2 g, 10 g, 20 g, 100 mg, 300 mg.

Injeksi

Dewasa

Infeksi Ringan :

1 g tiap 12 jam

Infeksi Berat :

0,5-1 g tiap 6-8 jam

Anak-anak

25-100 mg/kg/hari IV/IM terbagi dalam 8 jam

CEFADROXIL

Sediaan kapsul 500 mg. Syrup kering 250 mg/5ml, 500 mg/5 ml. Tablet 1 g

Dewasa :

Oral: 1 - 2 gram / hari dalam dosis tunggal atau terbagi 12 jam, Biasanya 2 gram perhari
dalam dosis terbagi.

Anak-anak

Oral : 30 mg / kg BB / hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam.

CEFIXIME

Sediaan : tablet 400 mg. Tablet kunyah 100 mg, 200 mg. Syrup 100 mg / 5 ml ,200 mg /5 ml,
500 mg /5 ml

Dewasa

400 mg/hari dosis tunggal atau dosis terbagi dalam 12 jam.

Anak-anak

50 kg : 8 mg/kg/hari PO dosis tunggal atau terbagi dalam 12 jam tidak lebih dari 400 mg/hari
PARACETAMOL

Sediaan : Tab 500 mg, Syrup 120 / 5 ml, 1000 mg / 100 ml (IV)

Dewasa

Dosis 325-650 mg tiap 4 jam, tidak boleh lebih dari 4 g/hari

Anak

Dosis berdasarkan berat badan

<12 tahun : 10-15 mg/kg tiap 4-6 jam tidak boleh lebih dari 2,6 g per hari atau 5 dosis/24 jam

>12 tahun : 40-60 mg/kg/hari dibagi tiap 6 jam, tidak boleh melebihi 3,75 g per hari atau 5
dosis/24jam

TRAMADOL

Sediaan Cap : 50 mg

Dewasa

25-50mg/hari setiap 3 hari bisa ditingkatkan sampai 50-100 mg PO terbagi dalam 4-6 jam
tidak lebih dari 400 mg/hari.

Anak

<17 tahun 50-100 mg PO terbagi dalam 4-6 jam tidak lebih dari 400 mg/hari

Geriatric

>65 tahun menggunakan dosis yang paling rendah tidak lebih dari 300 mg/hari jika >75 tahun

Sediaan Amp : 50 mg/mL, 1 mL ; 50 mg/mL, 2 mL

> 14 tahun : 50-100 mg IV injected slowly/ drip, Max 400 mg/hari

ASAM MEFENAMAT

Sediaan kapsul 250 mg : tablet 500 mg

Dewasa :

500 mg PO sekali kemudian 250 mg PO terbagi dalam 6 jam tidak lebih dari 7 hari

Anak > 14 tahun : 250 mg 3-4 dose, Max 7 hari


Anak < 14 tahun : tidak disarankan

IBUPROFEN

Sediaan Tab : 100 mg, 200 mg, 400 mg, 600 mg, 800 mg

Dewasa :

200-400 mg/hari PO terbagi dalam 4-6 jam dengan dosis max 1,2 g

Anak :

6-12 tahun : 5-10 mg/kg/dosis PO terbagi dalam 6-8 jam, tidak boleh lebih dari 40 mg
/kg/hari.

TRANEXAMID ACID

Sediaan Cap : 250 mg, Tab : 500 mg ; tab 650 mg, Amp : 50 mg/ml, 5 ml ; 100 mg/ml, 5 ml

Dewasa

1300 mg PO dalam pengobatan menstruasi yang berat

1000-1500 mg terbagi dalam 8 sampai 12 jam

Injeksi :

10 mg/kg IV sekali sebelum operasi

25 mg/kg PO terbagi dalam 6-8 jam sebelum operasi

Anak

Injeksi: 10 mg/kg IV secepatnya sebelum operasi

Profilaksis

20-40 mg/kg/hari terbagi dalam 8-12 jam


VITAMIN K

Sediaan : Tab : 10 mg; Amp : 10 mg/mL, 1 mL

PO : 3 x 1 tab/hari

Injeksi

2,5-10 mg PO/IV/IM/SC bisa ditingkatkan sampai 50 mg dan diulang dalam 12-48 jam

Anak

0-6 bulan : 2 mcg/hari

6-12 bulan : 2,5 mcg/hari

1-3 thn : 30 mcg/hari

4-8 thn : 55 mcg/hari

9-13 thn : 60 mcg/hari

14-18 thn : 75 mcg/hari

Profilaksis : 0,5-1 mg IM 1 jam kelahiran

DEXAMETHASONE

Sediaan : Tab : 0,5 mg; Amp : 4 mg/mL,10 mg/ml

Dewasa :

PO : 0,75-9 mg/hari IV/IM/PO, dosis terbagi dalam 6-12 jam

Anak

Inflamasi 0,08-0,3 mg/kg/hari IV/PO/IM terbagi dalam 6 atau 12 jam tidak boleh lebih dari
16mg/hari

Intensive therapy or emergency : IV : 6-8 x 2-4 mg/hari, Max : 50 mg

Shock condition : IV : 1-6 mg/kgBB


CARA PEMBERSIHAN LUKA EKSTRA ORAL DAN INTRA ORAL
INTRA ORAL

- Spooling intra oral dengan NaCl 0,9 % 2x/hari dengan menggunakan spuit 10 cc
- Bila pasien tidak memungkinkan untuk spooling, maka diswab pakai kasa dengan
NaCl 0,9 %
- Bila dalam intra oral ada hecting maka setelah dispooling dikeringkan dan aplikasi
alloclair gel secara tipis pada daerah hecting ataupun abrasive pada intra oral
- Pembersihan luka intra oral dilakukan pod (post operation day) 1

Ekstra Oral

Trauma

- Luka dibersihkan (diswab) dengan NaCl 0,9 % 2x/hari


- Dikeringkan dengan kasa kemudian aplikasi ikamicetin zalf pada daerah hecting
ekstra oral ataupun abrasif pada ekstra oral
- Bila rawat luka tertutup pada daerah hecting maka aplikasi supratule/bactigras pada
daerah luka, kasa, dan hypafix
- Bila press bandage maka dipertahankan sampai POD III

Abses

- Lakukan massage pada daerah insisi untuk mengeluarkan pus, dilakukan 2x/hari
- Ditutup dengan kasa dan hypafix
- Pada pasien abses, pasien diinstruksikan latihan buka tutup mulut dengan stick es
krim

Anda mungkin juga menyukai