GAMBARAN
RADIOLOGI
PADA
MALFORMASI
ARTERI VENA
Oleh:
Tri Utomo
RA Ningrum
Fitara Yusda
Rizkia
Anatomi
Sirkulasi Anterior
Anterior
cerebral artery
Terbagi atas 3 segmen:
1. A1 ( segmen
horizontal /
precommunicating )
2. A2 ( segmen vertikal
/ postcommunicating ),
dan
3. A3 ( distal )
Medial Cerebral
Artery
Terbagi atas 3
segmen:
1. M1 ( segmen
horisontal )
2. M2 ( segmen insular )
3. M3 ( operkular )
4. M4 ( kortikal).
Sinus duramater
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
: Suwanda Saputra
Status Perkawinan
: Belum Kawin
: Islam
Umur
Bangsa
Alamat
: 22 tahun
: Indonesia
: Pidie
Tanggal Masuk RS
Tempat Asal
: 13 September 2015
: Pidie
: Mahasiswa
: 1064311
www.themegallery.com
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri kepala sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit
Keluhan Tambahan
Muntah
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran
Compos Mentis
Tekanan Darah
130/70 mmHg
Nadi
90x/menit
Pernafasan
20x/menit
Suhu
36,4oC
10
www.themegallery.com
PEMERIKSAAN FISIK
B. Kepala
Bentuk
Wajah
: normocephali
: simetris
C. Mata
Konjungtiva
: Pucat (-/-)
Sklera
: Ikterik (-/-)
Kedudukan bola mata
: ortoforia/ortoforia
Pupil
: isokor 3mm/3mm
Refleks cahaya langsung
: (+/+)
Refleks cahaya tidak langsung
: (+/+)
PEMERIKSAAN FISIK
D.Telinga
Selaput pendengaran : intak/perforasi
Lubang
: lapang
Serumen
: +/+
Perdarahan
: -/ Cairan
: -/-
www.themegallery.com
E. Mulut
Bibir : Sianosis (-)
Lidah : Tremor (-), hiperemis (-), papil
Tonsil : Dalam batas normal
Faring : Dalam batas normal
F. Leher
Trakhea : Terletak ditengah, deviasi (-)
KGB : Pembesaran (-)
Kelenjar Tiroid : Pembesaran (-)
Kelenjar Limfe : Pembesaran (-)
atrofi (-)
G. Thoraks
Thoraks depan
Inspeksi
:Simetris (+/+)
Palpasi
:
Stem Fremitus
Paru Kanan
Paru Kiri
LapanganParu
Paru Kanan
Paru Kiri
Sonor
Sonor
Lapangan
Paru
Sonor
Sonor
Paru
Sonor
Sonor
Tengah
Lapangan
Bawah
Paru Kanan
Paru Kiri
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Paru Kanan
Paru Kiri
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
H. Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V LMCS 1 jari ke medial
Perkusi
Batas Jantung Atas : Sela iga III sinistra
Batas Jantung Kiri
: ICS V, 1 jari medial Linea Mid Clavikula
Sinistra
Batas Jantung Kanan
:ICS V Linea Para Sternal Dextra
Auskultasi :BJ I > BJ II, reguler (-), bising (-)
I. Abdomen
Inspeksi : Simetris (+), distensi (-)
Palpasi : Soepel (+), massa (-), nyeri tekan (-)
Hati : Tidak teraba
Limpa: Tidak teraba
Ginjal : Ballottement (-/-)
Perkusi : Timpani(+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
J. Ekstremitas
Anggota Gerak Atas
KananKiri
Edema :
Pucat :
Deformitas :
Anggota Gerak
Bawah
KananKiri
Edema :
Pucat :
- Deformitas :
-
Status Neurologis
A. Kesadaran : E4M6V5
B. TRM
:
-Kaku Kuduk (-)
-Brudzinski I dan II (-)
-Kernig Sign (-)
Kanan
Kiri
Visus
5/5
5/5
Lapangan Pandang
Melihat warna
Ukuran
3 mm
3 mm
Bentuk Pupil
Bulat Isokor
Bulat Isokor
Ptosis
Negatif
Negatif
Strabismus
Negatif
Negatif
Nervus I
Fungsi Penciuman
Nervus II
Nervus III
negatif
Atas
Bawah
Medial
Diplopia
Tidak ada
Tidak ada
Membuka Mulut
Mengerutkan dahi
Menutup Mata
posit
Nervus V
Nervus VII
Menggembungkan pipi
Simetris
Memperlihatkan gigi
Simetris
Sudut bibir
Nervus V
Membuka Mulut
Mengerutkan dahi
Menutup Mata
Menggembungkan pipi
Simetris
Memperlihatkan gigi
Simetris
Sudut bibir
anterior lidah
Nervus VIII
Pendengaran
Nervus IX dan X
Bicara
Reflek menelan
Nervus XI
Mengangkat bahu
Memutar kepala
Nervus XII
Artikulasi lingualis
Menjulurkan lidah
H. Refleks Patologis
Anggota Gerak Atas
Tromner
negatif
negatif
Hoffman
negatif
negatif
Anggota Gerak Bawah
Babinski
negatif
negatif
Chaddok
negatif
negatif
Gordon
negatif
negatif
Oppenheim
negatif
negatif
Klonus pada kaki
negatif
negatif
Kiri
+
+
Kiri
+
+
Hemoglobin
14,6 g/dL
Hematocrit
45%
Eritrosit
6,1x106/mm3
Leukosit
15,4x103/mm3
Trombosit
367x103/mm3
Diftel
5/1/0/43/45/6
(E/B/NS/NB/L/M)
Na
144 mmol/dL
3,2 mmol/dL
Cl
103 mmol/dL
KGDS
149 mg/dL
Ureum
18 mg/dL
Kreatinin
0,91 mg/dL
Penatalaksanaan
a. Konservatif
-citicolin 1 gr/ 12 jam
-ceremax 2,1 cc/jam
-manitol 250cc habis dalam 15-30 menit
Selanjutnya 125 cc habis dalam 6 jam
-metilcobal 2x 500 mg
-drip paracetamol 1000 mg/8 jam
Prognosis
Quo ad vitam
: Dubia ad Bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
www.themegallery.com
Definisi
1
Epidemiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
1. Undifferentiated Stage
(Stage I)
Tekanan
intrakranial
yang tinggi
pada AVM
AVM
Nyeri kepala
aktivitas
listrik
abnormal
seizure
Seizure
Kardiomegal
i
Headache
Gejala
Problems
with vision,
hearing,
balance,
memory and
personality
changes
Numbness
Weakness or
paralysis on
one side of
the body
www.themegallery.com
Diagnosa
Anamnesis
Pemeriksaa
n Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
www.themegallery.com
Diagnosa Banding
1. Cerebral Amyloid Angiopathy
2. Cerebral Aneurysm
3. Tuberous Sklerosis
4. Koloid cysta
Tanda delta kosong (empty delta sign ) adalah sebuah temuan yang
terlihat pada kontras ditingkatkan CT
www.themegallery.com
Penatalaksanaan
Farmakologi
s
Terap
i
Non
farmakologis
www.themegallery.com
Spetzler-Martin Scale
OPERASI RESEKSI
Embolisasi
Radiosurgery
PROGNOSA
Semua AVM di otak sangat berbahaya.
Resiko terjadinya hemoragi pertama adalah seumur
hidup, meningkat sesuai usia (2-4%
per tahun,
kumulatif).
Sebagian besar akan menimbulkan gejala seumur hidup
pasien.
Sembuh spontan sangat jarang terjadi (< 1% kasus).
75 % merupakan lesi kecil (< 3cm) aliran vena tunggal,
75 % memiliki spontanneous ICH.
Modalitas Radiologi
CT Scan
MRI
Angiogram
www.themegallery.com
CT Scan
CT scan non kontras dan CT Angiography (CTA)
CTA memiliki nilai sensifitas dan spesifitas yang tinggi
untuk mendeteksi AVM pada pemeriksaan awal
Gambaran CT Scan non kontras
1. 60% menunjukan adanya area hiperdens, akibat
perdarahan dan kalsifikasi
2. 15% lesi isodens disertai efek masa
3. 15% lesi hipodens terkait dengan iskemik
4. 10% tidak dapat dinilai
www.themegallery.com
CT Angiography
Gambaran CT Angiography
1. 80% memberikan gambaran seperti cacing (worm like
appearance)
2. AVM yang kecil terdapat penyangatan homogen dengan
tepi berbatas tegas
3. Pada AVM yang terdapat trombus tidak didapatkan
enhancement
www.themegallery.com
CT Angiography
MRI
MRI C- dan MR Angiography
Kelebihan:
1. Lebih jelas untuk menentukan detil makroarsitektur AVM
2. Lebih sensitif untuk mendektesi perdarahan subakut
. Kelemahan:
1. Pada kasus perdarahan akut akan mengaburkan detil
struktur AVM
www.themegallery.com
Angiogram (Arteriogram)
Pemeriksaan x-ray dengan menggunakan kateter untuk menelusuri pembuluh darah
dan injeksi kontras
Memiliki nilai sensitivitas yang sama dengan CTA namun memiliki nilai spesifitas lebih
tinggi dibanding CTA
Dapat melalu 2 jalur: Pungsi langsung (melalui A. Karotis) dan tidak langsung (A.
Femoralis)
Kelebihan:
1. Menilai pembuluh darah secara selektif
2. Dapat menilai struktur pembuluh darah serta mendeteksi aneurisma
3. Dapat menentukan asal dari AVM apakah dari pial, dural atau keduanya
4. Dapat menentukuan ukuran AVM dan kepadatan nidus
5. Prosedur diagnostik dan terapetik
. Kelemahan:
1. Prosedur invasif, sehingga menimbulkan risiko seperti ada kemungkinan kateter
merusak pembuluh darah
2. Pajanan radiasi lebih tinggi
www.themegallery.com
Angiogram
www.themegallery.com
Pembahasan
www.themegallery.com
Gejala Klinis
Keluhan Pasien
Teori
50%
menunjukkan
manifestasi
perdarahan
intraserebral akut
20-25% kejang
fokal
Sisanya
asimtomatis
www.themegallery.com
Teori
60% menunjukan mix
densitiy, akibat
perdarahan atau
kalsifikasi
15% lesi isodens
disertai efek masa
15% lesi hipodens
terkait dengan iskemik
10% tidak dapat dinilai
www.themegallery.com
CT Angiography
www.themegallery.com
CT Angiography
Pasien
Tampak worm like
appearance di frontalis
dextra yang merupakan
cabang arteri cerebri
anterior yang pada vase
arteri tampak mengisi sinus
sagitalis dengan feeding
arteri dari cabang
artericerebri anterior
Letak lesi AVM pada lobus
frontal kanan
Suplai feeding arteri berasal
dari arteri cerebri anterior
Teori
80% memberikan gambaran
seperti cacing (worm like
appearance)
AVM yang kecil terdapat
penyangatan homogen
dengan tepi berbatas tegas
Pada AVM yang terdapat
trombus tidak didapatkan
enhancement
90% lesi supratentorial dan
10% infratentorial
Lesi supratentorial 75%
berasal dari cabang pial
www.themegallery.com
Skema Dx AVM
www.themegallery.com
Penatalaksanaan
Pasien
Terapi konservatif
penurunaan TIK dan
simptomatik dengan
medikamentosa
VP Shunt
Skala SM pada pasien
Lesi nidus 3,3 cm : 2
Drainesa vena superfisial:0
Kelancaran berbicara: 1
AVM derajat 3
Teori
Farmakologis
Operatif reseksi dilakukan
pada AVM yang ruptur,
dengan skala SM derajat 1
dan 2
Radiosurgery dengan lesi
nidus < 3cm
AVM derajat 3 pendekatan
multimodal yang
menggunakan embolisasi
AVM derajat 4 dan 5
pendeketan multimodal yang
mencakup embolisasi,
radiosurgery dan
pembedahan
www.themegallery.com
TERIMA KASIH
www.themegallery.com