Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1

1. Fungsi Perencanaan
A. kebutuhan Tenaga Keperawatan
 Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan kelompok 1,
ruangan RB-3 memiliki tenaga keperawatan sebanyak 24
perawat. Menurut rumus Douglas, jumlah perawat yang
dibutuhkan untuk memenuhi pelayanan keperawatan di
ruangan adalah sebanyak 37 orang sehingga jumlah
kekurangan tenaga perawat yang dibutuhkan adalah
sebanyak 13 orang perawat. Rumus Douglas digunakan
untuk perhitungan tenaga keperawatan karena dalam
praktik kesehariannya masih ada perawat yang
mengerjakan tugas non keperawatan.
 Menurut teori manajemen sebuah ruangan rawat inap
tidak hanya memiliki tenaga keperawatan, namun harus
juga memiliki tenaga non keperawatan seperti petugas
administrasi, petugas farmasi, dan pembantu perawat
(Gillies, 1989).
B. Mapping Jenjang Karir
 Berdasarkan pengkajian yang dilakukan bahwa di
ruangan RB-3 belum tersedia pendokumentasian
jenjang karir. Hal ini sangat dibutuhkan sebagai
penetapan dalam penyelenggaraan jenjang karir
perawat untuk menjamin pemberian asuhan
keperawatan yang profesional, menumbuhkan
motivasi para profesional keperawatan untuk selalu
menempuh dan menambah pengetahuan serta
kompetensi dengan laju pertumbuhan IPTEK juga
sebagai alat pembinaan dan pengembangan jangka
panjang bagi para profesional keperawatan, guna
memanfaatkan kompetensi penyelenggaraan asuhan
keperawatan. Oleh karena itu kelompok membuat
pendokumentasian mapping jenjang karir yang
diharapkan membantu dalam pemetaan dalam
pengembangan SDM.
2. Fungsi Organisasi
A. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
 Pendokumentasian asuhan keperawatan sangat
diperlukan karena memiliki aspek legalitas yang akan
menjadi aspek hukum untuk melindungi setiap tindakan
keperawatan, bila sesuatu hal yang tidak diinginkan
terjadi. Pendokumentasian asuhan keperawatan juga
sebagai bukti tertulis telah dilakukannya tindakan
keperawatan kepada pasien (Capernito, 1999).
 Seharusnya semua perawat melakukan
pendokumentasian sehingga jika terjadi kasus hukum
yang menjerat perawat, perawat memiliki catatan
keperawatan yang dilindungi oleh hukum atau sebagai
alat pembela diri perawat (Lyer & Camp, 2004). Jadi
meskipun beban kerja perawat tinggi harus tetap
membuat dokumentasi asuhan keperawatan.
B. Bagan struktur organisasi
 Struktur organisasi merupakan suatu
susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi
dalam menjalankan kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan
kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan
yang lain dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur
organisasi yang baik harus menjelaskan
hubungan wewenang siapa melapor kepada
siapa.
3. Fungsi Staffing
A. Pelatihan Tenaga Perawat
 Pelatihan di ruangan RB-3 diperlukan untuk
pengembangan kinerja perawat. Berdasarkan pengkajian
yang dilakukan dari 24 perawat, terdapat 11 perawat yang
mengikuti pelatihan alat kesehatan WSD, 19 perawat
mengikuti pelatihan alat kesehatan EKG, 15 perawat
mengikuti pelatihan RJP, 2 perawat mengikuti pelatihan
dasar keperawatan ruang intensif, 5 perawat mengikuti
pelatihan manajemen nyeri, 11 perawat mengikuti
pelatihan K3RS, 6 perawat mengikuti pelatihan PPGD, 8
perawat mengikuti pelatihan PPIRS, 1 perawat mengikuti
pelatihan manajemen bangsal, 1 perawat mengikuti
pelatihan EKG, 1 perawat mengikuti pelatihan pemantauan
askep, 2 perawat mengikuti pelatihan kursus perawatan
dasar, 2 perawat mengikuti pelatihan burn nyeri, dan 1
perawat mengikuti pelatihan clinical instructur.
 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa
beberapa perawat telah mendapatkan pelatihan, tetapi
belum secara merata.
 Pelatihan dibidang keperawatan merupakan
salah satu kegiatan pengembangan staf yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu sumber
daya manusia dalam hal ini perawat. Menurut
As’ad (2003) menjelaskan bahwa tujuan
pelatihan adalah meningkatkan produktifitas
kerja, meningkatkan mutu kerja,
meningkatkan ketepatan dalam perencanaan
sumber daya manusia khususnya perawat,
meningkatkan moral kerja, menjaga
keselamatan dan menunjang pengembangan
seseorang, meningkatkan kepribadian staf,
kemampuan intelektual dan keterampilan.
4. Fungsi Pengawasan
A. Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan yang Diberikan
Perawat
 Dari kuesioner yang disebarkan pada tanggal 31 Agustus 2015
sampai dengan tanggal 3 September 2015 (sebelum melakukan
role play) terhadap 32 orang responden dari 47 populasi
mengenai persepsi klien tentang kepuasan pelayanan
keperawatan didapatkan hasil bahwa sebanyak 18,75%
memiliki persepsi ketidakpuasan dengan pelayanan perawat,
sebanyak 81,25% memiliki persepsi puas dengan pelayanan
perawat.
 Setelah menjalankan role play kelompok kembali
menyebarkan koesioner untuk mengetahui tingkat kepuasan
pasien. Kelompok melakukan evaluasi ulang terhadap tingkat
kepuasan pasien pada tanggal 19 September 2015 sampai
tanggal 21 September 2015 dengan menyebarkan kuesioner
dengan sampel 9 responden. Dimana hasil yang didapatkan
bahwa sebesar (100%, n = 9) responden merasa puas dengan
pelayanan perawat di ruangan.
 Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan kegiatan
dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi
teraupetik dapat mendorong dan mengajarkan
kerjasama antara perawat dan pasien melalui
hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha
mengungkapkan perasaan, mengidentifikasi dan
mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang
dilakukan dalam perawatan (Purwoto, 1994). Dengan
demikian, komunikasi yang baik antara perawat dan
pasien mampu membantu pasien untuk memperjelas
dan mengurangi beban perasaan, pikiran, serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang
ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.
B. Penerapan Five Moments Dalam Melakukan
Mencuci Tangan Oleh Pasien dan Keluarga
pasien
 Saat ini perhatian terhadap infeksi nosokomial
disejumlah rumah sakit di Indonesia sangat tinggi.
 Disisi lain keluarga pasien bisa juga sebagai sumber
infeksi nosokomial, peralatan medis dan lingkungan
rumah sakit itu sendiri juga merupakan sumber infeksi
(Darmadi, 2008).
 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh
kelompok pada tanggal 18 September 2015 s/d 19
September 2015 terhadap 12 keluarga pasien yang menjaga
pasien yang di rawat di ruangan RB-3 didapatkan rata-rata
keluarga pasien sudah melakukan perilaku five moment
dalam mencuci tangan walaupun masih ada beberapa
orang yang melakukan hand hygien tidak berurutan
sesuai langkah-langkahnya

Anda mungkin juga menyukai