Anda di halaman 1dari 18

Pengkajian Sistem Integumen

Kelompok 6:
Justitia Intan
Khusnul Khotimah
Lani Rif’a Triyani
Liana Afita Dewi
Lilik Mauluddin

Tk 2B keperawatan
Pengkajian Riwayat Kesehatan

Pada saat merawat pasien dengan


gangguan dermatologik, perawat
mendapatkan informasi penting melalui
riwayat kesehatan pasien dan observasi
langsung.
Anamnesis
 Tanyakan pada pasien tentang persepsi tentang pola hidupsehat.
 Tanyakan apakah pasien mempunyai binatang peliharaan.
 Tanyakan apakah pola nutrisi dan ragam diet yang digunakan dapat
mengubah kondisi kulit pasien.
 Tanyakan dalam pola sehari-hari kondisi kulit tentang kekeringan atau
kondisi produksi keringat berlebihan.
 Tanyakan pada pasien akan adanya lesi, kemerahan, atau memar. Bisa jadi
merupakan gangguan dari panas, dingin, atau stress, keterbukaan terhadap
materi toksik, berjalan-jalan ke tempat yang terbuka, atau hasil perawatan
kulit.
 Apakah pasien memperhatikan adanya perubahan kulit?
 Tanyakan apakah pasien banyak bekerja atau menghabiskan waktu
berlebihan di luar. Bila ya, apakah menggunakan pelindung matahari dan
seberapa banyak efeknya.
Pemeriksaan Fisik
 Warna
Warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu
dengan yang lainnya, dan berkisar dari warna gading
hingga coklat gelap.
 Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang.
 Suhu
Suhu kulit normalnya hangat
 Kelembapan
Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh
 Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak
mengenakan.
Efloresensi
 Efloresensi adalah pengkajian kelainan kulit
yang dapat dilihat, dengan diperiksa dengan
perabaan.
 terdapat dua macam pengkajian efloresensi
meliputi :
1. Efloresensi primer adalah kelainan kulit
yang terjadi pada permulaan penyakit.
2. Efloresensi sekunder adalah kelainan kulit
yang terjadi selama perjalanan penyakit.
Efloresensi Eflorasensi
Primer sekunder
Contoh Lesi: Contoh Lesi:
 Macula
•Skuama
 Papula •Erosi
 Nodul •Ekskoriasi
 Tumor •Ulkus
 Vesikula •Kusta
 Bula •Sikatriks
 Pustule •Fisura
 urtika
Prosedur Pemeriksaan Fisik Integumen

Alat khusus
 Stetoscop
 Pencahayaan yang cukup
 Sarung tangan sekali apaki

Persiapan pasien
 Untuk pengakjian total Seluruh permukaan
kulit,pasien harus melakukan beberapa posisi
 Area yang diperiksa sebaiknya terbuka penuh.
 Bila area yang hendak diperiksa tidak bersih atau
tertutup kosmetik, mungkin kulit perlu dibersihkan
untuk memungkinkan inspeksi yang adekuat.
Teknik pengkajian

 Inspeksi warna dan pigmentasi kulit. Bandingkan


warna dari bagian simetris tubuh. Beri perhatian
lebih pada area sekitar pemasangan gif.
 Perhatikan bidang atau area kulit dimana terjadi
variasi warna.
 Kaji adanya hiperemi atau kemerahan pada kulit
 Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal atau
punggung tangan. Bandingkan bagian tubuh yang
simetris. Bandingkan bagian tubuh atas dan
bagian tubuh bawah.
Teknik pengkajian
 Palpasi dengan ujung jari daerah permukaan
kulit untuk merasakan kelembabanya.
 Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal atau
punggung tangan. Bandingkan bagian tubuh yang
simetris. Bandingkan bagian tubuh atas dan
bagian tubuh bawah.
 Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk
menentukan keadaan strukturnya.
 Palpasi ringan kuit untuk memeriksa kelmbutan,
ketegangan, dan kedalaman lesi eprmukaan.
Palpasi lebih dala apada area yang tampak tidak
biasa.
Teknik pengkajian
 Inspeksi adanya lesi untuk warna, ukuran, lokasi, jenis, kelompok, dan
cara penularan
 Inspeksi setiap area edema mengenai lokasi, warna dan bentuk.
 Palpasi setiap area edema tentang mobilitas, konsistensi, dan nyeri
tekan. Untuk mengkaji pitting edema, tekan kuat area tersebut
selama lima detik dan lepaskan.
 Catat warna kulit
 kaji tekstur kulit
 Kaji suhu pada pasien yang beresiko gangguan sirkulasi, yaitu mereka
dengan gips atau balutan yang ketat.
 Rekam warna, bau, jumlah, dan konsistensi dari cairan yang keluar
dari lesi
 Jangan memijat area kemerahan
 Catat adanya pucat, lecet, bintil-bintil, atau tak adanya lapisan
superficial kulit (tanda awal terbentuknya luk tekan)
Pengkajian Kuku

Sebelum mengkaji, kondisi kuku


mencerminkan status kesehatan umum, status
nutrisi , pekerjaan dan tingkat perawatan diri
seseorang. Bahakan status psikologis juga dapat
diungkapkan dari adanya bukti-bukti gigitan
kuku
Inspeksi dan palpasi kuku

 Perawat menginspeksi warna bantalan kuku,


kebersihan, panjang, ketebalan dan bentuk plat
kuku, tektur kuku, sudut antara kuku dan
bantalan kuku, serta kondisi lipatan kuku lateral
dan proksimal disekitar kuku
 Kuku normalnya transparan, halus, melengkung
dengan baik, dan cembung dengan sudut
bantalan kuku sekitar 160 derajat. Kutikula di
sekelilingnya halus, utuh, dan tanpa inflamasi.
 Jari tabuh (clubbing finger) dengan sudut kuku
lebih dari 180 derajat merupakan manifestasi
dari kondisi hipoksia
Palpasi kuku
Mengetahui warna bantalan kuku.
 Pada saat ditekan, saat dipencet dan
dilepas bantalan kuku tampak putih atau
memucat, tetapi warna merah muda harus
segera kembali, maka mengindikasikan
adanya insufiensi sirkulasi. warna kebiruan
atau keunguan pada banatalan kuku
memberitahukan terjadinya pada sianosis.
Warna putih atau pucat terjadi karena
anemia.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai