Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

Seorang Laki-laki 30 Tahun


Dengan Luka Bakar Listrik

Oleh : dr. Muhammad Agung


Pembimbing : dr. Yopie Ibrahim
IDENTITAS PASIEN

▹ Nama : Tn. M
▹ Jenis Kelamin : Laki-laki
▹ Usia : 30 tahun
▹ Agama : Islam
▹ Alamat : Tanjung, Klego
▹ No. RM : 180811xxxx
▹ Pekerjaan : Buruh
▹ Tanggal Masuk Poli : 26 Agustus 2018
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Tersetrum listrik

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan
tersetrum aliran listrik saat memperbaiki
Mushola di dekat rumahnya. Terdapat luka
bakar di daerah dada kiri dan lengan kiri
serta di kedua bagian kaki. Pasien mengeluh
nyeri dibagian luka bakar. Pasien juga
merasa dada sedikit berdebar-debar dan
sedikit pusing serta lemas. Pasien tidak
mengeluh sesak, mual dan muntah.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Keluhan Serupa : disangkal Diabetus milletus : disangkal
• Mondok : disangkal Hipertensi : disangkal
• Alergi Obat : disangkal
.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan Serupa : disangkal Diabetus milletus : disangkal
Mondok : disangkal Hipertensi : disangkal
Riwayat Pengobatan
Pasien belum memeriksakan diri.

Riwayat Kebiasaan
Pasien merupakan seorang buruh, saat kejadian pasien sedang ikut kerja bakti
memperbaiki Mushola di dekat rumahnya.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Vital sign
– Tensi : 130/70
– Nadi : 89x/menit
– RR : 20 x/menit
– Temp : 36 C
• Kepala leher:
• Mata : Reflek pupil +/+ , Pupil isokor 2mm/2mm , konjunctiva
anemis -/-, ikterus -/-. Konjungtiva Subfussion -/-
– THT :
• Telinga: sekret (-)
• Hidung : nafas cuping hidung (-)
• Tenggorokan : dbn
– Bibir: sianosis (-)
– pembesaran KGB (-)
– tiroid dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
• Thorax:
– Pulmo:
• Inspeksi : simetris, retraksi (-)
• Palpasi : vocal fremitus kanan=kiri
• Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi: Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-,
– Cor:
• Inspeksi: tidak tampak ictus cordis
• Palpasi: ictus cordis di ICS 5 MCL S
• Perkusi: batas jantung normal
• Auskultasi: s1 s2 tunggal, murmur -, gallop-
• Abdomen:
• Inspeksi : flat, distensi (-)
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Palpasi : Hepar/lien tidak teraba
• Perkusi : timpani (+)
• Ekstrimitas : anemia -/-, edema -/-, Capillary Refill Time < 2, Petechie (-)
• Berat Badan : 75 kg
PEMERIKSAAN STATUS LOKALIS
• Regio Thoraks Sinistra
Terdapat luka bakar luas 6% derajat IIB
• Regio Ektremitas Superior Sinistra
Terdapat luka bakar luas 7% derajat II B
• Regio Ektremitas Inferior Sinistra
Terdapat luka bakar luas 4,5% derajat II B dan terdapat
electrical mark di sekitar luka bakar
• Regio Ektremitas Inferior Dextra
Terdapat luka bakar luas 4,5% derajat II B dan terdapat
electrical mark di sekitar luka bakar

Kesimpulan : Terdapat luka bakar luas 22% derajat IIB dan


termasuk Luka Bakar Berat karena Luka Bakar Listrik Menurut
American Burn Association.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

10 Juli 2018
PEMERIKSAAN EKG
DIAGNOSIS

Luka Bakar Listrik Grade II B


Luas 22%
PENATALAKSANAAN
Primary Survey
Primary Survey
Secondary Survey

• B1 : Airway : clear, RR: 20x/I, SP: Ka =Ki: vesikuler, ST: (-)


• B2 : Akral: H/P/K, TD: 130/70 mmHg, HR: 86x/I, CRT:
3”,T/V: cukup, SpO2: 99%, T: 36ºC
• B3 : Sens: CM, GCS: 15, Pupil: +, RC: +/+ diameter 3mm
ka=ki
• B4 : kateter terpasang, UOP: 75 cc/jam, warna kuning
pekat.
• B5 : Abdomen: supel, Peristaltik (+)
• B6 : luka bakar listrik seluas 22% pada regio Thoraks
Sinistra, regio Ektremitas Superior Sinistra, regio
Ektremitas Inferior Sinistra dan regio Ektremitas Inferior
Dextra. Edema (-), fraktur (-),
TERAPI DI IGD
• Pemberian Cairan
Rumus Baxter
4cc x Berat Badan x Luas Luka Bakar
4cc x 75kg x 22%= 6600 ml
8 jam pertama 3300 ml = 103 tpm
16 jam kedua 3300 ml = 51 tpm
• Inj. Antrain 1 ampul/ 8 jam
• Inj. Ranitidin 1 ampul/12 jam
• Luka ditutup Kassa dan dibalut serta dibasahi NaCl untuk
mengurangi evaporasi.
• Konsultasi dr. Rahadian Sp. B :
• Inj. Cefuroxime 750 mg/12 jam
• Balance Cairan
• Pro Debridement tanggal 27 Agustus 2018
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Luka Bakar

Luka bakar atau combusio adalah suatu


bentuk kerusakan dan kehilangan
jaringan disebabkan kontak dengan
sumber suhu yang sangat tinggi atau
sangat rendah

Cedera listrik adalah salah satu jenis


trauma dengan patofisiologi yang agak
berbeda dari trauma pada
umumnya.Untuk memahami cedera
listrik, diperlukan pemahaman-
pemahaman tertentu listrik dasar.
ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT
ETIOLOGI
• Paparan api
– Flame
– Benda panas (kontak)
• Scalds (air panas)
• Uap panas
• Gas panas
• Aliran listrik
• Zat kimia
• Radiasi
• Sunburn
Pembagian zona kerusakan jaringan
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
LUAS LUKA BAKAR

Beberapa metode untuk menentukan luas luka


bakar:
• Estimasi menggunakan luas permukaan palmar
pasien. Luas telapak tangan = 1% luas permukaan
tubuh.
LUAS LUKA BAKAR
• Rumus 9 atau rule of nine
untuk orang dewasa.
– Luas kepala dan leher, dada,
punggung, pinggang dan
bokong, ekstremitas atas kanan,
ekstremitas atas kiri, paha
kanan, paha kiri, tungkai dan
kaki kanan, serta tungkai dan
kaki kiri masing-masing 9%.
– Daerah genitalia = 1%.
LUAS LUKA BAKAR
• Pada anak dan bayi
digunakan rumus lain
karena luas relatif
permukaan kepala
anak jauh lebih besar
dan luas relatif
permukaan kaki lebih
kecil.
– Rumus 10 untuk bayi
– Rumus 10-15-20 untuk
anak.
LUAS LUKA BAKAR Lund and Browder
PEMBAGIAN LUKA BAKAR

• Luka bakar berat (major burn)


– Derajat II-III > 20 % dengan pasien < 10 tahun / >50
tahun
– Derajat II-III > 25 % selain diatas
– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
– Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
tanpa memperhitungkan luas luka bakar
– Luka bakar listrik tegangan tinggi
– Disertai trauma lainnya
• Luka bakar sedang (moderate burn)

– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,


dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia
< 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka
bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka,
tangan, kaki, dan perineum
• Luka bakar ringan
– Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
– Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
– Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia
(tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan
perineum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
• EKG
• Urinalisis
• Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
• Analisis gas darah
• Radiologi – jika ada indikasi ARDS
TATA LAKSANA

• Primary Survey (ABCDE)


• Secondary Survey
• Resusitasi Cairan
• Manajemen Nyeri
• Perawatan Luka
TATA LAKSANA
Fase akut

• Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan


penyebab luka bakar
• Nilai KU penderita : (Airway, Breathing, Circulation)
• Jika terjadi obstruksi airway  Bebaskan airway
(intubasi, trakeostomi)
• Shock  guyur cairan tanpa memperhitungkan
luas luka bakar dan kebutuhan cairan
• Tidak shock  segera infus sesuai perhitungan
kebutuhan cairan
Fase akut

• Perawatan luka
• Cuci luka : air steril + antiseptika
• - Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.
• - Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)
• - Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine
(SSD) contoh : Silvaden, Burnazine, Dermazine.
• Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum
luas
• Analgetika
• ATS / Toxoid
• Pasang catheter pantau prod urin
• NGT(Nasogastric Tube)  hindari ileus paralitik
Pedoman pemberian cairan

1. Per oral
Penderita dengan luka bakar tidak luas (< 15% grade
II)
2. Intravena (IVFD) : pada luka bakar > 15%
Resusitasi cairan

• Rumus Baxter:
hari I:
3-4 ml x kgBB x % luas luka bakar
hari II:
Koloid: 500-2000 cc + glukosa 5%
Pemberian cairan ½ volume pada 8 jam pertama dan
½ volume diberikan 16 jam berikutnya
• Pada anak:

Hari I:
RL:dex 5% = 17:3
(2cc x kgBB x % luas luka bakar) + keb. faal
• Kebutuhan Faal:
<1 thn = kgBB X 100cc
1-5 thn = kgBB X 75cc
5-15 thn = kgBB X 50cc
Hari II
sesuai kebutuhan faal
Formula Parkland

• Hari I (24jam pertama):


• 8 jam pertama: [0,5 x (4 cc x kgBB x % TBSA )] / 8
jam =cc/jam
• 16 jam kedua: [0,5 X (4 cc x kg BB x % TBSA)] / 16
jam = cc/jam
• Penambahan cairan rumatan pada anak :
• 4 cc/kgBB/jam dalam 10 kg pertama
• 2 cc/kg BB/jam dalam 10 kg kedua (11-20kg)
• 1 cc/kgBB/jam untuk tiap >20kg
Fase pasca akut dan lanjutan

• Culture dan sensitivity test antibiotika 


Antibiotika diberikan sesuai hasilnya
• Perawatan luka tiap hari / 2 hari sekali
• Jika terjadi hipoalbumin  pemberian Human
Albumin – Globulin
• Eschar  escharectomi (Eschar : jaringan kulit yang
nekrose, kuman yang mati, serum, darah kering)
• Gangguan AVN distal karena tegang (compartment
syndrome) escharotomi atau fasciotomi
• Jika terjadi hipoalbumin  pemberian Human
Albumin – Globulin
Perawatan Luka

• Debridement
- Mekanis
- Operatif
• Pencucian luka
• Balut luka(wound dressing)
• Antibacterial topikal
PROGNOSIS

• Prognosis dan penanganan luka bakar tergantung:


– Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
– Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
– Letak daerah yang terbakar
– Usia dan keadaan kesehatan penderita
– Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien.
Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal
akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta
parut hipertrofik dan kontraktur.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai