Anda di halaman 1dari 15

Adam Satria Rakatama

1310211154
 Kasus pengguguran kandungan berawal dari adanya kehamilan yang
tidak diinginkan:
 Dalam perkawinan: belum siap, cukup anak, masalah ekonomi, saat
yang tidak tepat, masalah politik, selingkuh, bayi cacat
 Luar perkawinan: hamil diluar nikah, perkosaan, incest
Tindakan penghentian kehamilan ( ada unsur sengaja ) sebelum
waktunya dilahirkan
 Tidak ada batasan usia kehamilan
 Kandungan masih hidup
 Tidak ada alasan / indikasi dilakukan
 Dunia medis membagi aborsi secara umum menjadi dua jenis , sebagaimana
dikemukakan Musa Perdanakusuma dalam kutipan Suryono Ekotama ( 2001 :34)
yaitu:
 1. Aborsi spontan ( Abortus Spontaneous ) yaitu abortus yang terjadi dengan
sendirinya bukan perbuatan manusia.Dalam bahasa sehari-hari aborsi jenis ini
bisa disebut keguguran.
 2. Aborsi buatan (Abortus provocatus), yaitu pengguguran kandungan yang
dilakukan secara sengaja .Aborsi ini dibedakan lagi menjadi dua golongan
Abortus provocatus therapeuticus , yaitu aborsi yang dilakukan dengan sengaja
karena alasan medis yang sangat darurat atau jika ada indikasi bahwa kehamilan
dapat membahayakan atau mengancam ibu bila kehamilan berlanjut. Abortus
provokatus criminalis, ialah pengguguran kandungan yang dilakukan dengan
sengaja tanpa mempunyai alasan kesehatan ( medis), didorong oleh alasan-alasan
yang lain dan melawan hukum.
 Prinsip autonomy
Individu memiliki hak untuk menentukan sendiri, memperoleh
kebebasan dan kemandirian.
 Prinsip non malficence
Tindakan aborsi dapat menyebabkan injury jika dilakukan dengan
prosedur yang salah dan oleh orang yang tidak kompeten
MENGANCAM DENGAN HUKUMAN BAGI :

 Si wanita hamil ( 346 KUHP dg 4th penjara )


 Si pelaku dan pembantunya ( 347 KUHP dg 12th-15th penjara ) ( 348
KUHP dg 5th6bl-7th penjara)
 Maupun yang mempertunjukan (283 KUHP dg 9bl penjara / 299
KUHP dg 4th penjara / 535 KUHP dg 3bl penjara )

 Dari kalangan medis ditambah 1/3 nya (349 KUHP)


 Tergantung umur bayi pada saat diaborsi
KURANG DARI 2 BULAN
 dilakukan dg cara disedot / vakum
darah hitam, jar endometrium, gelembung ketuban berisi janin kecil
yg strukturnya belum manusia
UMUR 2 SAMPAI 5 BULAN
Dilatation / Curetation (D/C) mulut rahim dilebarkan dg Laminaria
(24 jam pertama) atau Bougie (busi)
 janin ukuran sedang 4 – 25 cm dg penuh luka atau hancur berupa
potongan tubuh
KEHAMILAN DIATAS 5 BULAN
 Induksi persalinan ( induksi partus )
diberi obat yg merangsang kontraksi rahim
 janin utuh badannya
tanpa luka – luka
 umumnya janin sudah mati pada saat dilahirkan
 Usia janin: 0 – 40 minggu
 Umumnya tali pusat dan plasenta masih terhubung dengan janin
 Perlukaan: pola dan jenis sesuai metode aborsi
 Hasil TP: janin mati atau hidup
 Hubungan genetik anak-ibu
 Hidup
 Tanda kehamilan atau nifas saat pemeriksaan
 Tanda penghentian kehamilan: luka atau bahan sesuai metode
aborsi
 Hasil dari penghentian kehamilan: janin IUFD, janin lahir: hidup /
mati), jaringan desidua.
 Mati
 Komplikasi aborsi: perdarahan, syok, emboli udara, keracunan,
infeksi / sepsis, inhibisi vagal  cari mana yang mematikan
 PERDARAHAN
 Luka pd jalan lahir, atonia uteri, sisa jar.tertinggal, diatesa hemoragik dll
 Sekarang jarang  higienis
 SYOK
 Refleks vasovagal atau neurogenik
 Adanya emboli cairan amnion
 EMBOLI UDARA
 Pada teknik penyemprotan  udara masuk uterus, sist.vena di
endometrium terbuka pd saat sama
 70 – 100 ml udara dilaporkan dpt menyebabkan mati mendadak
 INHIBISI VAGUS
 Pada ibu yg tidak di anestesi, ibu panik dan gelisah
 KERACUNAN OBAT / ZAT ABORTIVUM
 Obat anestesi
 Antiseptik lokal KMnO4 pekat, AgNO3, K-klorat, Jodium dan
Sublimat  cedera hebat atau kematian
 Periksa kadar Met-Hb, histologik
 INFEKSI DAN SEPSIS
 Komplikasi timbul pasca aborsi
1. Faktor victimless : tidak ada orang yang merasa sebagai
korban, tidak ada yang melapor.
2. Faktor ekonomi : dianggap sebagai permintaan,
dimasyarakat peluang bisnis.
3. Faktor profesi
4. Faktor masyarakat : invidualistis, cenderung
membutuhkan aborsi
 Aborsi sebagai Crime without victim memiliki kendala hukum
 Perlu pencegahan : pendidikan moral, pendidikan seks mencegah seks diluar
nikah, pendidikan kontrasepsi secara dini untuk mencegah unwanted pregnant
 Kelompok potensial (medis) : pendidikan moral dan etik, pendeteksian dini, sistem
pelaporan, penyidangan MKEK dan sangsi

Anda mungkin juga menyukai