Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

“MIOMA GEBURT”

OLEH :
Vitawati

PEMBIMBING :
dr. Wulan M Soemardji, Sp. OG
 Ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dan
kejadiannya meningkat 40% pada wanita dengan usia
lebih dari 35 tahun

 Prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 %


dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus,
membuktikan banyak wanita yang menderita mioma
uteri asimptomatik
Berdasarkan letaknya mioma dapat digolongkan atas
mioma intramural, subserosa dan submukosa.

Mioma submukosa dapat tumbuh bertangkai menjadi


polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks
disebut mioma geburt.
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot
polos uterus, yang diselingi untaian jaringan ikat dan
dikelilingi kapsul yang tipis, dan sering terjadi pada usia
reproduksi.

Mioma geburt adalah mioma submukosa bertangkai yang


dilahirkan. Mioma tersebut dapat muncul di serviks atau
vagina, dan dapat terjadi perputaran tangkainya.
27% wanita berumur 35 tahun mempunyai
sarang mioma. Pada wanita yang berkulit
hitam ditemukan lebih banyak.
Di indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-
11,7% pada semua penderita ginekologik yang
dirawat. Dilaporkan juga ditemukan pada
kurang lebih 20-25% wanita usia reproduksi
dan meningkat 40% pada usia lebih dari 35
tahun.
 Belum diketahui pasti
 Terdapat korelasi antara pertumbuhan
tumor dengan peningkatan reseptor
esterogen-progesteron pada jaringan mioma
uteri
 Abnormalitas kromosom lengan 12q13-15
 Umur
 Paritas
 Faktor Ras dan Genetik
 Fungsi Ovarium
Stimulasi
estrogen

Pertumbuhan
Mioma

Menyusut
Asimptomatik Simptomatik Seiring
menopause
Klasifikasi Mioma
1. Ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan ginekologik
2. Gejala
tergantung tempat, besar, perubahan,
dan komplikasi yang terjadi
3. Perdarahan abnormal
4. Nyeri
5. Gejala dan tanda penekanan
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Abdomen Luar
 Pemeriksaan Ginekologik (VT & Inspekulo)
3. Pemeriksaan Penunjang :
 USG ginekologik
 Histeroskopi
 Laboratorium
 MRI
1. Konservatif bila mioma kecil pada pra dan post menopause:
* Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6
bulan
* Bila anemia (HB < 8 gr/dL) transfusi PRC
* Pemberian zat besi
* Pemberian agonis hormon pelepas gonadotropin (GnRHa) yaitu
Leuprolid asetat 3,75 mg secara IM pada hari 1-3 menstruasi
setiap minggu sebanyak 3 kali
2. Medikamentosa
* GnRH analog
* Progesteron
* Danazol
* Goserelin
* Antiprostaglandin
Arteri uterine yang mensuplai aliran darah ke
mioma dihambat secara permanen dengan agen
emboli (partikel polyvinyl alcohol). Tindakan ini
efektif.
Tingkat keberhasilannya 85-90%
Penanganan operatif meliputi :
* miomektomi
* histerektomi.
Terapi bedah bersifat kuratif. Kehamilan di masa yang akan
datang tidak akan dibahayakan oleh miomektomi,
walaupun seksio sesarea akan diperlukan setelah diseksi
lebar untuk masuk ke dalam rongga uterus.
KASUS
Tanggal Pemeriksaan : 15 Maret 2018
Ruangan : IGD Kebidanan RSUD Undata
Jam : 16.00 WITA
Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 46 tahun
Alamat : Jl. Labuan Induk
Pekerjaan : URT
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
ANAMNESIS

Keluhan utama
Perdarahan dari jalan lahir

Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke IGD kebidanan RSUD Undata Palu dengan keluhan
perdarahan dari jalan lahir, dialami sejak 1 bulan terakhir, darah
yang keluar banyak dan kadang bergumpal. Sebelumnya pasien
penah merasakan keluhan yang sama, tetapi volume darah yang
keluar tidak banyak .Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian
bawah (+) terutama jika duduk. Demam (-), Pusing (+), sakit kepala
(-), mual (-), muntah (-), BAK biasa dan BAB lancar
ANAMNESIS

Riwayat yang serupa : tidak ada


Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM
Riwayat alergi : tidak ada

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada anggota keluarga yang sakit serupa
ANAMNESIS

RIWAYAT HAID :
Haid pertama kali usia 13 tahun, Menstruasi teratur, Lama
menstruasi 7 hari, Jumlah darah haid 2- 3 kali mengganti
pembalut setiap hari, Warna merah, tak berbau, kadang
menggumpal, Riwayat memakai pantyliners (-)

Riwayat sosial
Riwayat ganti-ganti pasangan/hubungan sexual ? (disangkal)

Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali pada usia 20 tahun, selama 26 tahun
*
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

No Anak Tahun J Umur Jenis Penolong Hidup/


ke- Persalinan K Kehamilan Persalinan Mati
1. 1 1998 P Aterm Sc Dokter Hidup
Sp.OG 3,1 kg
2. II 2004 - - - - Tidak
Dikuret

Riwayat Kontrasepsi (Keluarga Berencana)


( +) Pil KB
( - ) Suntik KB
( − ) IUD
( − ) Susuk KB
( − ) Lain-lain
KU : Baik Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Kesadaran : Comsposmentis Nadi : 88 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,8 °C

* Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterus (-/-), edema wajah (-), perbesaran KGB
(-), perbesaran kelenjar tiroid (-).

* Thorax :
Inspeksi : Kesan Simetris Bilateral, Normochest
Palpasi : Vocal Fremitus Simetris Bilateral, Massa (-), Nyeri Tekan (-).
Perkusi : Perkusi Paru Sonor ka-ki, Perkusi Jantung Pekak, Batas
Jantung dbn
Auskultasi : Rhonki (-/-), wheezing (-/-). Bunyi jantung I, II murni
reguler, Bunyi Tambahan (-)
• Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Luka bekas operasi (+), bendungan vena (-).
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa teraba (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal

Pemeriksaan Genitalia
Inspeculo :
Tampak massa bulat sebesar telur ayam keluar dari serviks uteri, tampak
keluar perdarahan keluar dari kanalis servikalis dan dinding vagina tidak
terdapat kelainan.

Vaginal Toucher :
Teraba massa bertangkai (pedunculated) , perabaan kenyal, permukaan
rata, bergerak bersamaan saat fundus uteri digerakan,

• Ekstremitas :
Atas : Akral hangat +/+, Oedem -/-
Bawah : Akral hangat +/+, Oedem -/-
Darah Rutin (15 Maret 2018)
* Leukosit : 10,49 x103/μL
* Eritrosit : 2,46 x106/μL
* Hemoglobin : 8 g/dL
* Platelet : 402 x103/μL
* Clotting Time : 7 menit 30 detik
* Bleeding Time : 6 menit 30 detik
Pasien wanita usia 46 tahun datang ke IGD Kebidanan
RSUD Undata dengan keluhan perdarahan pervaginam,
dialami sejak 1 bulan terakhir, darah yang keluar
banyak dan kadang bergumpal. Pasien juga mengeluh
nyeri perut bagian bawah (+) terutama jika
duduk.Pasien merasa pusing. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit hipertensi dan DM.
Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum baik,
composmentis.Tanda vital; TD 130/80 mmHg, N 88
x/menit, R 20 x/menit, S 36,8oC. Konjungtiva; anemis
+/+.

Pemeriksaan laboratorium : leukosit 10,49 x103/μL,


eritrosit 2,46 x106/μL, hemoglobin 8 g/dL, platelet 402
x103/μL, clotting Time 7 menit 30 detik, bleeding time
6 menit 30 detik.
Mioma Geburt + Anemia

Penatalaksanaan
1. IVFD RL 28 tpm
2. Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
3. Inj. Asam traneksamat 1 amp/8jam
4. Sulfas Ferous 1 x 1 tablet
5. Transfusi PRC 2 kantong
Follow Up
• FOLLOW UP (16 Maret 2018)
S : Nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal (-), sakit
kepala (+), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 100/70 mmHg
N: 92 x/m
P: 19 x/m
S : 37,4 °C
Konjungtiva anemis +/+
A :Mioma Geburt + anemia
P : IVFD RL 20 tpm
ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam
Asam traneksamat 1 amp/8jam/IV
SF 1 x 1 tab
Transfusi PRC labu I, jika Hb 10 g/dL rencana ekstirpasi
FOLLOW UP (17 Maret 2018)
S : Nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal (-), sakit
kepala (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 110/70 mmHg
N: 80 x/m
P: 22 x/m
S : 36,6 °C
Konjungtiva anemis +/+
A : Mioma Geburt + anemia
P : IVFD RL 20 tpm
ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam
Asam traneksamat 1 amp/8jam/IV
SF 1 x 1 tab
Transfusi PRC labu II dan cek Hb, jika Hb 10 g/dL rencana ekstirpasi
• FOLLOW UP (18 Maret 2018)
S : Nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal (-), sakit
kepala (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 110/70 mmHg
N: 87 x/m
P: 20 x/m
S : 36 °C
Konjungtiva anemis -/-
Lab : Hb = 10,8 g/dl
A : Mioma Geburt
P : IVFD RL 20 tpm
ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam
Asam traneksamat 1 amp/8jam/IV
SF 1 x 1 tab
EKG konsul jantung
rencana ekstirpasi
FOLLOW UP (19 maret 2018)
S : Nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan pervaginam (+), Sakit kepala (-), pusing
(-), demam (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 110/60 mmHg
N: 86x/m
P: 20 x/m
S : 37,3 °C
Konjungtiva anemis -/-
A : Mioma Geburt
P : IVFD RL 20 tpm
ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam
Asam traneksamat 1 amp/8jam/IV
SF 1 x 1 tab
Jawaban konsul jantung : tidak ada kontraindikasi untuk dilakukan operasi
rencana ekstirpasi besok
FOLLOW UP (20 maret 2018)
S : Nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal
(-), Sakit kepala (-), pusing (-), demam (-), mual (-), muntah (-), BAK
biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 110/60 mmHg
N: 76x/m
P: 18 x/m
S : 36,7 °C
Konjungtiva anemis -/-
GDS : 160
A : Mioma Geburt
P : IVFD RL 20 tpm
ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam
Asam traneksamat 1 amp/8jam/IV
SF 1 x 1 tab
Tampon vagina bila berdarah banyak
1.Pasien pada posisi litotomi
2.Pasang spekulum sims posterior, tampak mioma
geburt ukuran 6 x 4 x 3 cm
3.Jepit mioma geburt dengan tenakulum, lakukan
eksterpasi
4.Kontrol perdarahan
5.Keluarkan spekulum sisms
6.Operasi selesai.
* FOLLOW UP (21 maret 2018)
S: Nyeri perut (-), perdarahan pervaginam (-), Sakit kepala (-),
pusing (-), demam (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 110/70 mmHg
N: 76x/m
P: 16 x/m
S : 37,3 °C
Konjungtiva anemis -/-
A : Mioma Geburt post ekstirpasi H-1
P : IVFD RL 20 tpm
cefadroxil 2x500 mg
Asam traneksamat 3x1 tab
SF 1 x 1 tab
FOLLOW UP (22 maret 2018)
S: Nyeri perut (-), perdarahan pervaginam (-), Sakit kepala (-), pusing (-),
demam (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 110/80 mmHg
N: 82x/m
P: 20 x/m
S : 36,8 °C
Konjungtiva anemis -/-
A : Mioma Geburt post ekstirpasi H-2
P : Aff infus
cefadroxil 2x500 mg
Asam traneksamat 3x1 tab
SF 1 x 1 tab
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, diagnosis mioma geburt ditegakkan berdasarkan
dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Mioma geburt atau sering disebut mioma submukosa, dapat
dijumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma

Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan


keluhan perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun kecil
sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Hal ini
sesuai dengan keluhan utama dari pasien dimana pasien
pertama kali datang berobat dengan mengeluhkan pendarahan
dari jalan lahir.
Perdarahan disebabkan oleh : endometrium yang mengalami
hyperplasia akibat pengaruh ovarium, selain itu juga terjadi atropi
endometrium di atas mioma submukosa.

Dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium pada


pasien didapatkan konjungtiva anemis (+/+) dengan kadar
hemoglobin sebesar 8 g/dl.

Hal ini dapat disebabkan oleh keadaan perdarahan pervaginam


pada pasien yang dialami sudah sejak 1 bulan yang lalu
Inspeculo :
Tampak massa bulat sebesar telur ayam keluar dari serviks
uteri
Tampak perdarahan keluar dari kanalis servikalis
Dinding vagina tidak terdapat kelainan

Sedangkan pada pemeriksaan vaginal toucher teraba massa


bertangkai (pedunculated), perabaan kenyal, permukaan
rata, bergerak bersamaan saat fundus uteri digerakan.
Diagnosis banding
Polip serviks
Merupakan suatu adenoma ataupun adenofibroma yang
berasal dari mukosa endoserviks.

Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari OUE.


Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endoserviks
yang dapat juga mengalami metaplasia menjadi
semakin kompleks.

Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis sehingga


membuatnya mudah berdarah
Penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien pada
kasus ini terdiri dari tindakan konservatif dan
tindakan operatif.
Tindakan konservatif yang dilakukan pada kasus ini
meliputi pemberian tablet zat besi, antibiiotik,
antiperdarahan dan transfusi PRC.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi gejala yang
terjadi pada pasien dan meningkatkan kadar
hemoglobin darah pasien untuk persiapan dilakukan
tindakan operatif.
Terapi operatif yang dilakukan pada pasien
ini adalah miomektomi dengan cara
ekstirpasi
Hal ini sudah sesuai dengan teori dimana
tindakan ini dilakukan berdasarkan
keadaan dari pasien yang menderita
mioma submukosa yang bertangkai.

Anda mungkin juga menyukai