Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehinggaaliran darah koroner berkurang (Smeltzer dan Bare, 2002). Berkurangnya suplai oksigen ke miokard. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh. Sumbatan pada arteri koroner Embolus Factor risiko yang dapat diubah Factor risiko yang tidak dapat diubah Faktor risiko – lipoprotein – cidera pembuluh darah koroner – akumulasi lipid – tekanan pembuluh darah – trombhus menyumbat – jaringan iskemik – infark- kegagalan pompa. Nyeri Dada Sesak nafas. Gejala gastrointestinal. Seperti mual, muntah. Gejala lain seperti palpitasi, rasa pusing atau sinkop. Elektrokardiografi Laboratorium ; Pemeriksaan enzim jantung Kateterisasi Radiologi Gagal jantung kongestif. Syok kardiogenik Disfungsi otot papilaris Ventrikel septum defek Rupture jantung Trombositopeni Perikarditis Sindromdressler Aritmia Nitrogliserin Propanolol (inderal) Diuretik Vasodilator dan sedative Klien istirahta total 24 jam pertama Posisi semi fowler Beri oksigen 2-4 l/m binasal Pantau tanda-tanda vital tiap jam hingga keadaan stabil Pantau EKG Pasang jalur IV Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan EKG 12 sadapan setiap hari atau bila diperlukan Pemberian obat sesuai dengan rencana pengobatan Untuk mengurangi nyeri dadaSedative bila klien gelisah Diet Mobilisasi dan latihan aktivitas atau istirahat Sirkulasi Hygiene Nerosensori Nyeri /ketidaknyamanan Nyeri /ketidaknyamanan Nyeri akut berhubungan dengan penurunan aliran darah coroner, eskemia jaringan jantung. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunanan suplay oksigen ditandai dengan sesak napas. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hilangnya kontraklitas miokard. Inteloransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay dan oksigen dan eskemia jantung, imobilitas lama. Cemas berhubungan dengan situasi yang tidak dikenal yang tidak dapat diperkirakan, takut akan kematian.