Anda di halaman 1dari 41

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER DAN

PASIEN

dr.ARINA WIDYA MURNI, SpPD-


KPsi
Mukaddimah KODEKI (2002)
….hubungan kesepakatan terapeutik antara
dokter dan penderita (pasien) yang
dilakukan dalam suasana saling percaya
mempercayai (konfidensial) serta
senantiasa diliputi oleh segala emosi,
harapan dan kekhawatiran makhluk insani

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


2
 Hubungan paternalistik dengan prinsip
father knows best
 Kedudukan pasien tdk sederajat dengan
dokter/nakes
 Kedudukan dokter/nakes dianggap lebih
tinggi oleh pasien, peranannya lebih
penting dalam upaya penyembuhan
 Pasien nasib sepenuhnya bergantung
kepada dokter/nakes
 “MENIADAKAN” HAK PASIEN (CONSENT)
 MULAI DIKRITIK TAHUN 1956
Blok 1.1 , 31 Agustus 2012
3
 Horisontal kontraktual
 Dokter dan pasien sama-sama subjek
hukum mempunyai kedudukan yang sama
 Didasarkan pada sikap saling percaya
 Mempunyai hak dan kewajiban yang
menimbulkan tanggung jawab baik
perdata atau pidana

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


4
 Kritik terhadap kontraktual :
• Tak ada negosiasi eksplisit
• Tak ada ekspektansi eksplisit
• Terlalu materialistik, bukan etik
• Melupakan faktor sistem sosial
• Terlalu legalistik : peraturan
• Terfokus pada prinsip otonomi
• Cenderung meminimalkan mutu

 DISEBUT : BOTTOM-LINE ETHICS

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


5
 Dipengaruhi oleh etika profesi dan
kewajiban profesi.
 Prinsip Moral :
• AUTONOMY, BENEFICENCE, (kemurahan
hati ) NON MALEFICENCE (tidak
merugikan), JUSTICE
• VERACITY (kejujuran), FIDELITY
(kebenaran), PRIVACY (pribadi),
CONFIDENTIALITY (rahasia / empat mata)
• SALING PERCAYA

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


6
 VIRTUE BASED ETHICS (etik berdasarkan
kebaikan)
• PRINSIP : Keutamaan moral
• Bukan sekedar kewajiban dan
peraturan, tetapi juga “bagaimana
sikap sebaiknya”
• Empathy, Compassion, Perhatian,
Keramahan, kemanusiaan, saling
percaya, itikad baik dll
• HUBUNGAN : Bertumbuh kembang ,
bertujuan mensejahterakan pasien
• KOMUNIKASI HARUS BAIK
Blok 1.1 , 31 Agustus 2012
7
 Salah satu hubungan hukum dokter-
pasien
 Tidak seimbang / setara
• DOKTER TIDAK MENJANJIKAN HASIL
(RESULTAATSVERBINTENNIS),
• TETAPI MENJANJIKAN UPAYA YANG
SEBAIK-BAIKNYA
(INSPANNINGSVERBINTENNIS)
• – reasonable care
 Harus dijaga dengan aturan

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


8
 Priestly model (paternalistik)
• Dokter dominan
 Collegial Model (partnership)
• Dokter dan pasien adalah mitra
 Enginering model
• Pasien yang dominan

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


9
Untuk terjalinnya hubungan dokter-pasien :

 Membangun rasa saling percaya


 Memahami hak dan kewajiban masing-
masing

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


10
 Ketuhanan
 Kemurnian niat
 Keluhuran budi
 Kerendahan hati
 Kesungguhan kerja
 Integritas ilmiah dan sosial

Blok 1.1 , 31 Agustus


2012 11
 HAK UNTUK BEKERJA “BEBAS”,
PROFESIONAL
 HAK MENOLAK MELAKUKAN
PEKERJAAN YG DI LUAR STANDAR
PROFESI ATAU MELANGGAR ETIK
 HAK MEMILIH PASIEN DAN
MENGAKHIRI HUB DR-PASIEN,
KECUALI GAWAT DARURAT MEDIS
 HAK ATAS PRIVACY
 HAK ATAS IMBALAN
Blok 1.1 , 31 Agustus 2012
12
KODEKI , pasal 10

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas


dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


13
 KEWAJIBAN PROFESI :
• SUMPAH DOKTER
• KODEKI
• STANDAR PERILAKU
• STANDAR PROSEDUR
• STANDAR PELAYANAN MEDIS
 KEWAJIBAN AKIBAT HUB. DOKTER-
PASIEN
• MEMENUHI HAK PASIEN
 KEWAJIBAN SOSIAL
Blok 1.1 , 31 Agustus 2012
14
 Memperoleh informasi
 Memperoleh pelayanan yang manusiawi,
adil dan jujur
 Memperoleh “second opinion”
sepengetahuan dokter yang merawat.

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


15
 Mematuhi semua instruksi dokter
dalam pengobatannya.
 Memberikan informasi yang jujur dan
lengkap tentang penyakit yang
diderita

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


16
 Declaration of Lisbon (1991) : The
Rights of the patient
 UU No 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan : pasal 53 : hak pasien
 UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Pasal 52 dan 53.
 SE Ditjen Yanmed Depkes RI No
YM.02.04.3.5.2504 : Pedoman Hak
dan kewajiban pasien, dokter dan RS
 Deklarasi Muktamar IDI : Hak dan
kewajiban pasien dan dokter
Blok 1.1 , 31 Agustus 2012
17
 Hak memilih dokter
 Hak dirawat dokter yang “bebas”
 Hak menerima / menolak pengobatan
setelah menerima informasi
 Hak atas kerahasiaan
 Hak mati secara bermartabat
 Hak atas dukungan moral / spiritual

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


18
 Itikad baik
 Beri informasi yang adekuat
 Melaksanakan nasehat dokter dalam
rangka perawatan / pengobatan
 Menghormati hak dokter
 Memberi imbalan & ganti rugi
 Berterus terang apabila timbul masalah

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


19
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERDATA

Tenaga kesehatan dan sarana kesehatan (sebagai


subjek hukum), memiliki tanggungjawab hukum atas
semua tindakannya dalam upaya melaksanakan
tugas profesinya, yang tidak luput dari kesalahan
profesi.

TANGGUNG JAWAB HUKUM yang berkaitan dengan


pelaksanaan profesi, masih dapat dibedakan
terhadap ketentuan-ketentuan profesional (kode
etik), dan tanggung jawab terhadap ketentuan
hukum yang meliputi hukum perdata, hukum pidana
dan administratif.
Blok 1.1 , 31 Agustus 2012
20
HUBUNGAN ADANYA KESEPAKATAN

1 Dalam pelayanan kesehatan berawal dari hubungan


kepercayaan antara 2 orang atau lebih yang merupakan
subjek hukum.
2
Keputusan pasien/keluarga untuk mengunjungi
dokter/nakes guna meminta pertolongan, secara yuridis
diartikan bahwa pasien melakukan penawaran.
3
Dokter/Nakes melakukan wawancara/komunikasi dengan
pasien atau keluarga.
4
Berdasarkan informasi yg diterima oleh dokter/nakes dari
pasien tentang penyakitnya, maka si dokter akan menyusun
5 anamnesa.

Pada saat dokter/nakes bersedia dgn penyusunan


anamnesa,
Blok hal ini berarti dokter menerima atas penawaran
1.1 , 31 Agustus 2012
21
6 Dengan adanya penawaran dari pasien dan
penerimaan dari dokter/nakes, maka terjadilah
kesepakatan yang merupakan salah satu
persyaratan terjadinya perjanjian.
(pasal 1320 KUHPerdt)  - Sepakat
- Cakap
- Hal tertentu
- Sebab yang halal
7
Dengan demikian dalam setiap pelayanan
kesehatan terjadi suatu perjanjian (tidak tertulis)
antara pemberi dan penerima pelayanan
kesehatan, yang dinamakan perjanjian terapeutik
atau transaksi terapeutik (Inspanningverbintenis)
Blok 1.1 , 31 Agustus 2012
22
TRANSAKSI TERAPEUTIK
Transaksi Traupeutik merupakan hubungan antara
2 orang atau lebih subjek hukum, yg saling
mengikatkan diri didasarkan pada sikap saling
percaya.

Saling percaya akan tumbuh jika terjalin


komunikasi secara terbuka dan jujur antara
dokter/nakes dan pasien, karena masing2 dapat
saling memberikan informasi yg diperlukan bagi
terlaksananya kerjasama yg baik dan tercapainya
tujuan pelayanan kesehatan.

Pasal 1234 KUHPer:


“Tiap perikatan adalah untuk memberikan
Blok 1.1 , 31 Agustus 2012
sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak 23
Hakekat Pelayanan Kesehatan adalah :
1. Memberi pertolongan atau,
2. Memberi bantuan kepada pasien
Prinsip Etik 
Memberi pertolongan, berbuat baik dan tidak
merugikan.

Pasal 1354 KUHPerdata :


“Jika seseorang dengan sukarela, dengan tidak
mendapat perintah untuk itu, mewakili urusan
orang lain dengan atau tanpa pengetahuan
orang ini, maka ia secara diam-diam
mengikatkan dirinya untuk meneruskan serta
menyelesaikan urusan tersebut hingga orang
yang mewakili kepentingannya dapat
Blokmengerjakan
1.1 , 31 Agustus 2012 sendiri urusan itu”
24
PIDANA
PERDATA
DISIPLIN
ETIK
 Sanksi = moral – adminsitratif
- teguran
- penghentian tugas/kewenangan
tertentu untuk sementara
- pengalihan tugas
- re-edukasi
- pencabutan ijin praktik
 KELALAIAN : 359-361 KUHP
 KETERANGAN PALSU : 267-268 KUHP
 ABORSI ILEGAL : 347-349 KUHP
 PENIPUAN : 382 BIS KUHP
 PERPAJAKAN : 209, 372 KUHP
 EUTHANASIA : 344 KUHP
 PENYERANGAN SEKS : 284-294 KUHP
 PS 1365 KUH PERDATA :
Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang
yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
menggantinya
 PS 1366 KUH PERDATA : Juga akibat kelalaian
 PS 1367 KUH PERDATA : Juga respondeat superior
 Ps 55 UU KESEHATAN :
• Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat
kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga
kesehatan
 ADA KEWAJIBAN  DUTY
 PELANGGARAN  BREACH OF DUTY
KEWAJIBAN TSB
 CAUSAL
 HUB. KAUSAL RELATIONSHIP
 CEDERA /  DAMAGE
KERUGIAN
 AKIBAT ADANYA HUBUNGAN DR-PASIEN
 TIDAK MELAWAN HAK PASIEN (Consent)
 REASONABLE COMPETENCE
 REASONABLE CARE : SESUAI NORMA /
STANDAR PROFESI
 PERBUATAN ATAU KELALAIAN
 TAK PERSOALKAN : “SEMAMPUNYA” & “NIAT
BAIK”
 YANG PENTING : PROSEDUR dan
REASONABLE COMMUNICATION
 SKILL & KNOWLEDGE SESUAI
KATALOG PENDIDIKAN
 DIBANDINGKAN DENGAN DOKTER
RATA-RATA
 PADA SITUASI DAN KEADAAN
TERTENTU
 STANDAR PERILAKU : UNIVERSAL
 STANDAR PROSEDUR :
• TERGANTUNG SARANA KESEHATAN SETEMPAT
 STANDAR PELAYANAN MEDIS
• TERGANTUNG SARANA KESEHATAN SETEMPAT
• TERGANTUNG SITUASI – KONDISI TERTENTU
• TERGANTUNG SUMBER DAYA

 DPT DISIMPULKAN DARI DOKUMEN TERTULIS


ATAU DARI SAKSI AHLI
 HARUS DIBUKTIKAN DAHULU
 TIDAK BISA GUNAKAN “STRICT LIABILITY”
• STRICT LIABILITY HANYA BERLAKU BAGI PRODUK
– BUKAN JASA
 KADANG FAKTA SUDAH MENUNJUKKAN
ADANYA KELALAIAN : RES IPSA LOQUITUR
(The thing speaks for it self)
• AKIBAT ALATNYA DOKTER
• TIDAK ADA KONTRIBUSI PASIEN
• KEADAAN NORMAL : TAK TERJADI
 mis : gunting / tampon tertinggal
 DICARI : LEGAL CAUSE / PROXIMATE CAUSE
 PENGUJIAN :
• CAUSATION IN FACT : BUT FOR TEST “kalau
tidak” / (Conditio sine qua non theory)
 Mis. Kalau gunting tak tertinggal, tak akan
terjadi perforasi – peritonitis
 Mis. Kalau diagnosis tak salah atau terlambat,
pasien dapat tertolong ( ? )
 Terlalu menyederhanakan hubungan kausalitas
• FORESEEABILITY (Adequate theory)
 Bahwa cedera adalah akibat yang dapat
diperkirakan sebelumnya dari tindakan
substandar oleh dokter yang layak
 HARUS SEBAGAI AKIBAT
PELANGGARAN KEWAJIBAN
 JENIS KERUGIAN :
• GENERAL DAMAGE : NON-EKONOMIK
• SPECIAL DAMAGE :
 PAST AND FUTURE COSTS & EXPENSES
 LOSS OF INCOME, LOSS OF EARNING
CAPACITY
• PUNITIVE DAMAGE : sengaja, culpa lata,
kekerasan, penipuan dll
 DITAGIHKAN SATU KALI
 TUNAI / ANGSUR (dapat berbunga)
 “KEHILANGAN KESEMPATAN” SUKAR
DIHITUNG, PREDIKTIF, TIDAK PASTI
JUMLAH DAN LAMANYA
 MEMPERTIMBANGKAN KEDUDUKAN
DAN KEMAMPUAN KEDUA PIHAK
 DOKTER LALAI AMPUTASI
 KERUGIAN :
• BIAYA :
 BIAYA PERAWATAN HINGGA SEMBUH
 BIAYA FISIOTERAPI & KAKI PALSU
 BIAYA NON MEDIS
• KEHILANGAN KESEMPATAN
 SELAMA PERAWATAN
 KETERBATASAN PELUANG KERJA
• IMMATERIEL
 UPAYA CEGAH PELANGGARAN
• REASONABLE COMPETENCE, REASONABLE CARE,
REASONABLE COMMUNICATION
• PROFESIONALISME : ETIK, STANDAR, PENGAWASAN,
KOREKSI
 UPAYA CEGAH RISIKO
• PRODUCT LIABILITY PREVENTION, QUALITY ASSURANCE,
RISK MANAGEMENT
 SIAPKAN LEGAL DEFENCE
• MEDICAL EVIDENCE : REKAM MEDIK, INFORMED
CONSENT
 ALIHKAN RISIKO :
• ASURANSI PROFESI
• NO FAULT COMPENSATION
 Pendidikan etika kedokteran
sejak dini
 Sikap etis dan profesional
 UU Praktik Kedokteran
 Good clinical governance
 Evidence Based Medicine
 Dokter dan pasien sama-sama memiliki
hak dan kewajiban dengan prinsip saling
percaya dan memiliki kesepakatan
kerjasama
 Saling percaya akan tumbuh jika terjalin
komunikasi secara terbuka dan jujur antara
dokter dan pasien
 Menolong orang harus sampai tuntas

Blok 1.1 , 31 Agustus 2012


40

Anda mungkin juga menyukai