Tren Masa Depan dalam Akuntansi Kejujuran dalam Akuntansi Pada tahun 1960, Arthur Anderson & Co menyatakan bahwa salah satu postulat dasar akuntansi yang mendasari prinsip – prinsip akuntansi dinyatakan sebagai kejujuran; Kejujuran bagi seluruh segmen komunitas bisnis ( manajemen, tenaga kerja, pemegang saham, kreditur, pelanggan, dan publik ) ditentukan dan diukur dari sudut pandang ekonomis dan politis, cara berpikir dan kebiasaan seluruh segmen, sehingga akan menghasilkan akuntansi keuangan yang membentuk hak dan kepentingan ekonomi yang jujur dan sesuai hukum untuk seluruh segmen. Secara umum kejujuran menyatakan bahwa pembuat informasi akuntansi telah bertindak dengan keyakinan yang baik, dan menerapkan praktik–praktik bisnis etika dan keputusan akuntansi dalam penyajian, pembuatan, dan pengauditan hasil–hasil akuntansi. Kejujuran dalam Akuntansi Kejujuran dalam akuntansi juga mengarah pada doktrin “Benar dan Jujur”.
Kata benar didasarkan pada fakta - fakta, sesuai dengan
aturan, tidak saling bertolak belakang, objektif secara material, sesuai dengan yang terjadi.
Sedangkan jujur berarti tidak rancu, lebih mengutamakan
arti daripada bentuk, refleksi yang tepat. Kejujuran Dalam Distribusi Kaitan dengan Pertanyaan – pertanyaan Distribusi Pandangan konvensional mengenai kejujuran sebagai netralitas dalam penyajian telah mengabaikan masalah – masalah distribusi. Penekanannya hanya pada pembuatan dan pengungkapan hasil akuntansi, bukan distribusi. Pandangan mengenai kejujuran sebagai netralitas dalam penyajian bukannya tanpa kritik. Williams menjelaskannya sebagai sebuah evaluasi 2 (dua) atribut : a. Bahwa pembuat evaluasi sadar mengenai kondisi yang dapat terjadi sebagai konsekuensi tindakannya dalam membuat keputusan yang jujur atau tidak jujur. b. Bahwa usaha evaluasi dengan menggunakan perspektif, tidak memihak. Kejujuran Dalam Distribusi Williams mengemukakan 2 (dua) argumen yang menarik. 1. bahwa kemanfaatan keputusan, sebagai prinsip dalam mengorganisir praktik dan riset akuntansi, tidak sempurna, walaupun pertanggungjawaban (akuntabilitas) setidaknya memiliki kejujuran sebagai sifat yang melekat.
2. bahwa penekanan akuntansi pada efisiensi, membuat
kejujuran akuntansi menjadi ketetapan yang implisit, bukannya tidak ada. Kejujuran Dalam Distribusi Kejujuran sebagai Konsep Keadilan Moral Agar kejujuran dianggap sebagai konsep keadilan moral, harus dibuat kesesuaian antara teori utama yang membahas mengenai keadilan distributif. a. Kontribusi Rawls Teori keadilan Rawls bertujuan untuk mengembangkan sebuah teori mengenai keadilan dalam bentuk prinsip – prinsip yang dapat diterapkan untuk mengembangkan struktur dasar masyarakat dan memberikan tantangan langsung bagi pendekatan utilitarianisme. Teori Rawls ini mengusulkan adanya ketergantungan pada tabir kebodohan pada setiap situasi, yang menuntut adanya pilihan dalam akuntansi yang akhirnya menghasilkan solusi yang netral, jujur, dan adil secara sosial. Kejujuran Dalam Distribusi Kejujuran sebagai Konsep Keadilan Moral b. Kontribusi Nozick Nozick tertarik dengan proses terjadinya distribusi. Nozick berpendapat bahwa teori keadilan Rawls mengabaikan hak manusia, sehingga tidak dapat dibenarkan secara moral.
Nozick memposisikan teorinya didasarkan pada prinsip
keadilan dalam pemerolehan dan dalam transfer juga tergantung pada mekanisme pasar bebas. Kejujuran Dalam Distribusi Kejujuran sebagai Konsep Keadilan Moral c. Kontribusi Gerwith Tujuan teori keadilan Gerwith adalah untuk memberikan pembenaran rasional bagi prinsip – prinsip moral agar dapat membedakan secara objektif antara tindakan dan kebiasaan yang benar secara moral dengan tindakan dan kebiasaan yang salah secara moral. Tindakan yang dimaksud dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu kesukarelaan dan kemanfaatan. Teori keadilan Gerwith ditawarkan sebagai sebuah konsep kejujuran dalam akuntansi. Teori ini dapat di terapkan dalam akuntansi karena teori ini menekankan pada hak kebebasan dan kesejahteraan bagi semua orang yang dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan dan untuk pembentukan aturan – aturan institusional dan akuntansi untuk menjamin pelaksanaan hak – hak tersebut. Kejujuran dalam Pengungkapan Kebutuhan untuk Mengembangkan Pengungkapan Terdapat beberapa usulan untuk mengurangi atau untuk menghapus ketidakadilan dalam pelaporan dan pengungkapan diantaranya : a. Usulan Pengungkapan Bedford Bedford mengusulkan perluasan pengungkapan akuntansi untuk meringankan masalah yang ditimbulkan oleh doktrin kejujuran dalam akuntansi. Selain hanya tergantung pada prinsip akuntansi berterima umum sebagai satu – satunya metode pengukuran, bedford mengusulkan untuk mengembangkan alat baru yang dapat digunakan untuk membuat infomasi yang bermanfaat bagi manajemen dan pembuat keputusan. Kejujuran dalam Pengungkapan Kebutuhan untuk Mengembangkan Pengungkapan b. Teori Lev mengenai Kebijakan Akuntansi yang Wajar dan Efisien Lev mengusulkan teori mengenai kebijakan akuntansi yang wajar dan efisien. Lev berpendapat bahwa kemajuan dalam mengungkapkan masalah kebijakan akuntansi yang asasi dapat dicapai dengan melihat perhatian pembuat kebijakan secara eksplisit, yaitu keadilan pasar modal. Keadilan ini didefinisikan sebagai kesempatan yang sama atau terjadi informasi yang simetris bagi semua investor ketika informasi tersebut dikeluarkan dan semua investor identik dengan return ekspektasian yang disesuaikan dengan resiko. Kejujuran dalam Pengungkapan Kebutuhan untuk Mengembangkan Pengungkapan c. Keunggulan Penggunaan Gaa Gaa menggali formulasi logis mengenai prinsip keunggulan pengguna berdasarkan pada usaha terkini pada filosofi etika, sosial dan politik. Bidang ini merupakan bidang yang melibatkan manusia sebagai pembuat keputusan dan bidang yang prinsipnya mengatur perilaku individu dan kelompok sebagai hasil keputusan yang rasional. Kejujuran dalam Pengungkapan Kebutuhan untuk Mengembangkan Pengungkapan d. Temuan – temuan Komite Jenkins Komite Jenkins bertugas menentukan : - Sifat dan cakupan informasi yang seharusnya dilaporkan oleh pihak manajemen. - Cakupan informasi yang seharusnya dilaporkan oleh auditor. Kejujuran dalam Pengungkapan Kebutuhan untuk Mengembangkan Pengungkapan e. Pengungkapan Akuntansi yang Diperluas Tujuan pengungkapan adalah : - Untuk menjelaskan item–item yg diakui & untuk menyediakan ukuran yg relevan bagi item–item tsb, selain ukuran dlm laporan keuangan. - Untuk menjelaskan item–item yg belum diakui untuk menyediakan ukuran yg bermanfaat bagi item – item tersebut. - Úntuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditur dalam menentukan risiko dan item – item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui. - Untuk menyediakan informasi penting yang dapat dipergunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun. - Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang. - Untuk membantu investor dlm menentukan return & investasinya. Kejujuran dalam Pengungkapan Pelaporan Nilai Tambah Nilai tambah merupakan peningkatan kesejahteraan yang dihasilkan oleh pengguna sumber daya perusahaan yang produktif sebelum dialokasikan kepada pemegang saham, pemegang obligasi, pegawai, dan pemerintah. Langkah 1 : Laporan laba rugi menghitung laba ditahan sebagai selisish antara revenue penjualan dengan kos, pajak, dan dividen:
R = S – B – DP – W – I – DD – T
Ket : R : Laba ditahan W : gaji
S : revenue penjualan I : bunga B : material dan jasa yang dibeli DD : dividen DP : depresiasi T : pajak Kejujuran dalam Pengungkapan Pelaporan Nilai Tambah Langkah 2 : Persamaan nilai tambah dapat diperoleh dengan mengubah persamaan profit : S – B = R + DP + W + I + DD – T (metode nilai tambah bruto) Atau S – B – DP = R + W + I + DD – T (metode nilai tambah neto) Kejujuran dalam Pengungkapan Pelaporan tentang Karyawan Dengan adanya karyawan dan serikat pekerja sebagai pengguna informasi akuntansi yang potensial, dan untuk berbagai alasan yang baik, tampak bahwa laporan tahunan bagi pemegang saham bukan merupakan dokumen yang dapat mencakup kepentingan semua pihak. Solusinya yaitu terletak pada pembuatan laporan khusus bagi karyawan dan serikat pekerja. Kejujuran dalam Pengungkapan Pelaporan dan Akuntansi Sosial Terdapat 4 (empat) aktivitas yang berhubungan dengan akuntansi sosial yaitu : akuntansi pertanggungjawaban sosial (social responsibility accounting (SRA)), Akuntansi sosio ekonomi (socioeconomis accounting (SEA)), akuntansi dampak total (total impact accounting (TIA)), dan akuntansi indikator sosial (social indicator accounting (SIA)). Alasan dilakukannya pengungkapan kinerja sosial diantaranya: - Terkait dengan kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat. - Membantu dalam mengaplikasikan konsep kejujuran yang akan bermanfaat bagi akuntansi sosial. - Kebutuhan pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan alokasi dana. - Investasi sosial. Kejujuran dalam Pengungkapan Pengungkapan Informasi Penganggaran Dalam pengungkapan informasi penganggaran perlu memperhatikan reliabilitas terkait dengan keakuratan (peramalan), pertanggungjawaban (kewajiban perusahaan dalam penganggaran) dan (kemungkinan) akuntan mengaudit anggaran tersebut, serta sikap diam (terkait dengan tingkat diamnya dan ketidakbergeraknya perusahaan akibat kerugian yang mungkin timbul) dari pengungkapan penganggaran. Kejujuran dalam Pengungkapan Pelaporan dan Akuntansi Aliran Kas Akuntansi aliran kas dipandang oleh pendukungnya sebagai yang terbaik dibandingkan akuntansi akrual konvensional karena : - Dapat menyediakan kerangka analitis untuk menghubungkan kinerja masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. - Dapat merefleksikan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa mendatang dan yang direncanakan pada kebijakan keuangan. - Rasio aliran harga yang didiskon dapat menjadi indikator investasi yang lebih dapat dipercaya dibandingkan rasio harga dengan earnings saat ini, karena dalam menghitung earnings per lembar saham menggunakan berbagai metode alokasi yang sembarang. - Dapat digunakan untuk mengoreksi perbedaan dalam praktik yaitu antara cara melaksanakan investasi (biasanya didasarkan pada aliran kas) dengan cara mengevaluasi hasil (biasanya didasarkan pada earnings). Akuntansi Sumber Daya Manusia Definisi dan Tujuan Belkaoui (1995) mendefinisikan akuntansi sumber daya manusia yaitu proses mengidentifikasi dan mengukur data mengenai sumber daya manusia dan mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak – pihak yang tertarik. Tujuan utama akuntansi sumber daya manusia yaitu : a. Identifikasi “nilai sumber daya manusia”. b. Pengukuran cost dan nilai orang pada organisasi. c. Mengkaji pengaruh pemahaman informasi ini dan dampaknya pada perilaku manusia Akuntansi Sumber Daya Manusia Teori Nilai Konsep nilai manusia berasal dari teori umum mengenai nilai ekonomis. Individu dan kelompok dapat di nilai, seperti aset fisik yang didasarkan pada kemampuan untuk memberikan jasa ekonomi di masa mendatang. a. Faktor – faktor yang menentukan nilai individual Pada model Flamholtz, ukuran yang digunakan untuk mengukur manfaat manusia adalah nilai expected realizablenya. Nilai individu merupakan interaksi antara 2 (dua) variable : Nilai kondisional yang diharapakan individual : produktivitas, kemampuan untuk dipindah, dan kemampuan untuk dipromosikan. Probabilitas bahwa individu akan mempertahankan keangggotaannya pada organisasi : terkait dengan tingkat kepuasan seseorang terhadap pekerjaannya. Akuntansi Sumber Daya Manusia Teori Nilai b. Faktor – faktor yang menentukan nilai kelompok 3 (Tiga) variabel yang mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam “pengelolaan manusia”( Likert-Bowers ) : Variabel kausal : variabel bebas yang diubah atau diganti secara sengaja atau secara langsung oleh organisasi dan manajemennya dan yang menentukan arah perkembangan dalam organisasi. Variabel Intervening : merefleksi keadaan internal, kesehatan dan kemampuan kinerja organisasi. Variabel hasil akhir : variabel terikat yang merefleksikan hasil yang di capai oleh suatu perusahaan. Akuntansi Sumber Daya Manusia Ukuran Aset Manusia a. Metode Cost Historis Mengkapitalisasi seluruh cost yang terkait dengan usaha untuk merekrut, memilih, mempekerjakan, melatih, menempatkan dan mengembangkan seorang karyawan (aset manusia), dan kemudian mengamortisasi cost ini sepanjang masa manfaat aset ini dan mengakui kerugian jika melikuidasinya atau meningkatkan keuntungan potensial dari aset tersebut. Akuntansi Sumber Daya Manusia Ukuran Aset Manusia b. Metode Replacement Cost Membuat estimasi cost untuk mengganti sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Keuntungan metode ini adalah metode ini merupakan pengganti pengukuran yang baik bagi nilai ekonomis aset dengan batasan bahwa pertimbangan pasar penting untuk membentuk tafsiran akhir. Akuntansi Sumber Daya Manusia Ukuran Aset Manusia c. Metode Opportunity Cost Nilai sumber daya ditentukan melalui proses penawaran kompetitif pada perusahaan, didasarkan pada konsep opportunity cost. d. Metode Kompensasi Nilai modal manusia yang dikandung oleh seorang manusia pada umur tahun adalah nilai sekarang dari earnings yang akan diperolehnya dari pekerjaanya. Kelemahan metode ini adalah subjetivitas yang terkait dengan penentuan tingkat gaji mendatang, lama karyawan bekerja dalam organisasi, dan tingkat diskon. Akuntansi Sumber Daya Manusia Ukuran Aset Manusia e. Metode Adjusted Discounted Future Wages Metode ini mengusulkan bahwa gaji mendatang yang didiskon disesuaikan dengan menggunakan faktor efisiensi, yang digunakan untuk mengukur efektivitas relatif modal manusia pada perusahaan tertentu. f. Ukuran Non Moneter Ukuran non moneter ini digunakan untuk mengukur aset manusia yang telah digunakan seperti metode sederhana yaitu dilakukan pembuatan peringkat atau ranking mengenai kinerja individual dan pengukuran sikap. Krisis Akuntansi Masa depan Krisisi akuntansi menurut Lev yaitu akuntan bukan a good eyesight. Lensa lama tidak akan bisa melihat situasi ekonomi baru, apalagi jika ingin melaporkan hal – hal yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud seperti: ide, merk, cara kerja, goodwill, franchises. Pegawai tidak mengetahui secara akurat berapa sebenarnya kontribusi mereka terhadap perusahaan. Saat ini perusahaan banyak melakukan proyek penelitian untuk mengembangkan intangible asset dan akuntansi belum memberikan respon yang baik. Karenanya perlu pemikiran kembali terhadap prinsip akuntansi keuangan. Krisis Akuntansi Masa depan Pada tahun 1989 Belkoui menulis buku yang berjudul The Coming Crisis in Accounting yang membahas krisis akuntansi yang mungkin muncul dari: a. Profesi akuntan. b. Kecurangan dalam lingkungan akuntansi. c. Menurunnya work load dalam profesi akuntansi. d. Iklim organisasi di kantor akuntansi. e. Problema produksi ilmu pengetahuan. SELESAI