Tepung Kanji Pink pucat Pink bening Pink bening (larut) (larut) (larut) Tepung maizena Pink pucat Pink Pink bening (larut) (larut) (larut) Tepung terigu Pink pekat Pink Pink cerah (larut) (larut) (larut) Tepung ketan putih Pink Bagian bawah pink Pink (larut) pucat, bagian atas (tidak larut) bening (tidak larut) Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa penyerapan warna pada bahan tepung uji menunjukkan warna yang berbeda pada setiap perlakuannya. Hal ini dipengaruhi oleh adanya suhu dan waktu atau lamanya proses dari pemanasan yang dilakukan. Selain itu, karakteristik gelatinisasi setiap jenis tepung yang berbeda- beda juga mempengaruhi tingkat penyerapan warna. Tepung sendiri terdiri atas kandungan amilosa dan amolipektin. Gelatinisasi dan sifat pembengkakan dari setiap jenis tepung sebagian dikontrol oleh amilopektin, komposisi tepung dan arsitektur granula (Donald Richmon, 1997) dalam (N. Imaningsih, 2012). Pembahasan tepung kanji Dari hasil data yang diperoleh, pada tepung kanji dengan perlakuan tanpa pemanasan menunjukkan warna pink pucat, pada perlakuan pemanasan hingga setengah matang juga menunjukkan warna pink pucat dan pada perlakuan pemanasan hingga benar-benar matang menunjukkan warna pink bening kemerahan dengan sifat kelarutan yang timbul adalah kesemuanya larut. Kelarutan tepung kanji yang semakin meningkat akibat suhu tinggi dan lamanya pemanasan yang dilakukan. Semakin tinggi suhu dan lama proses pemanasan menunjukkan kadar amilosa pada tepung semakin menurun sehingga menyebabkan amilosa mengalami depolimerisasi dan meningkatkan kelarutan(Yuliasih, 2007). Peningkatan kelarutan ini menunjukkan bahwa tepung kanji tinggi kandungan amilosa yang mudah larut dalam air. Adanya peristiwa yang mudah larut dalam air tersebut juga mempengaruhi ketika tepung diberi ekstraksi zat warna dari buah bit. Semakin larut tepung yang hasilkan maka proses penyerapan warna yang dihasilkanpun akan semakin pudar atau bahkan bening. Pembahasan tepung maizena Pada tepung maizena dengan perlakuan tanpa pemanasan menunjukkan warna pink pucat, pada perlakuan pemanasan hingga setengah matang menunjukkan warna pink dan pada perlakuan pemanasan hingga benar-benar matang menunjukkan warna pink bening dengan sifat kelarutan yang timbul adalah kesemuanya larut. Semakin lama proses pemanasan tepung maizena, maka akan semakin banyak pula molekul amilosa yang mengalami leaching dan peningkatan swelling volume serta solubility tepung jagung. Proses peningkatan ini berhubungan dengan meningkatnya jumlah amilosa dan amilopektin yang mengalami leaching dari granula pati. Swelling volume juga berhubungan dengan kapasitas penyerapan air tepung jagung tersebut. Swelling volume dipengaruhi oleh kemampuan molekul pati untuk mengikat air melalui pembentukan ikatan hidrogen. Setelah tergelatinisasi, ikatan hidrogen antara molekul pati akan terputus dan digantikan oleh ikatan hidrogen dengan air. Tepung yang tergelatinisasi memiliki gugus hidrofilik yang lebih banyak untuk beikatan dengan air dan porositas tepung juga dapat memfasilitasi penyerapan air (Marta, 2011), sehingga saat diberi ekstraksi buah bit warna yang dihasilkan semakin lama pemanasan akan semakin pudar. Pembahasan tepung terigu Pada tepung terigu dengan perlakuan tanpa pemanasan menunjukkan warna pink pekat, pada perlakuan pemanasan hingga setengah matang juga menunjukkan warna pink dan pada perlakuan pemanasan hingga benar- benar matang menunjukkan warna pink cerah dengan sifat kelarutan yang timbul adalah kesemuanya larut. Kelarutan tepung terigu yang semakin meningkat akibat suhu tinggi dan lamanya pemanasan yang dilakukan. Semakin tinggi suhu dan lama proses pemanasan menunjukkan kadar amilosa pada tepung semakin menurun sehingga menyebabkan amilosa mengalami depolimerisasi (Yuliasih, 2007). Peningkatan kelarutan ini menunjukkan bahwa tepung terigu tinggi kandungan amilosa yang mudah larut dalam air. Adanya peristiwa yang mudah larut dalam air tersebut juga mempengaruhi ketika tepung diberi ekstraksi zat warna dari buah bit. Semakin larut tepung yang hasilkan maka proses penyerapan warna yang dihasilkanpun akan semakin pudar atau bahkan bening. Pembahasan tepung ketan putih Pada tepung ketan putih dengan perlakuan tanpa pemanasan menunjukkan warna pink, pada perlakuan pemanasan hingga setengah matang juga menunjukkan warna pink pucat pada bagian bawah dan bening pada bagian atas, dan pada perlakuan pemanasan hingga benar-benar matang menunjukkan warna pink dengan sifat kelarutan yang timbul adalah tidak larut kecuali pada perlakuan tanpa pemanasan. Tepung ketan putih memiliki kandungan amilosa 0,88% dan amolipektin sebesar 99,11% (N. Imaningsih, 2012) Adanya kandungan amilopektin yang tinggi pada tepung ketan putih ini menyebabkan tepung beras tergelatinisasi lebih cepat pada suhu pemanasan yang lebih rendah dibanding dengan jenis tepung lainnya. Tepung yang tergelatinisasi memiliki gugus hidrofilik yang lebih banyak untuk beikatan dengan air dan porositas tepung juga dapat memfasilitasi penyerapan air (Marta, 2011), sehingga saat diberi ekstraksi buah bit warna yang dihasilkan semakin lama pemanasan akan semakin pudar.