Anda di halaman 1dari 24

KONTRASEPSI

ORAL PROGESTIN (KOP)


Progestin-Only Pills (POP)

oleh : SURATMINAH
1
Jenis-Jenis KOP
 Kemasan 35-pil: 300 µg levonorgestrel atau 350
µg norethindrone
 Kemasan 28-pil: 75 µg norgestrel
Pil Progestin Bahan Aktif Banyaknya
µg
Microlut® Levonorgestrel 300
Micronor® Norethindrone 350
Ovrette® Norgestrel 75

2
Mekanisme Kerja
Menekan ovulasi

Mengurangi transportasi
sperma dalam saluran
telur (tuba fallopii)

Perubahan endometrium
membuat implantasi lebih
sulit

Mengentalkan lendir
servik (mencegah
penetrasi sperma)
3
Manfaat Kontraseptif
 Efektif bila diminum pada waktu yang sama setiap hari
(0.05–5 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
pemakaian)
 Bila anamnesis dan tampilannya normal, tidak perlu
dilakukan periksa dalam (bimanual)
 Tidak mempengaruhi produksi ASI
 Kesuburan segera pulih bila penggunaan dihentikan
 Tidak mengandung estrogen atau mempunyai efek
samping yang disebabkan oleh asupan estrogen

4
Manfaat Nonkontraseptif

 Mengurangi kram haid


 Mengurangi jumlah perdarahan haid
 Berkurangnya jumlah darah haid dapat memperbaiki
kondisi anemia
 Mempunyai efek protektif terhadap kanker
endometrium
 Mengurangi insidensi keganasan payudara
 Mengurangi kehamilan ektopik
 Mempunyai cara kerja yang secara tak langsung akan
melindungi pengguna terhadap PRP/PID

5
Keterbatasan
 Menyebabkan perubahan pola (siklus) haid
 Terjadi pertambahan / pengurangan berat badan
 Sangat tergantung dari ketaatan pengguna (perlu
motivasi dan konsistensi untuk menggunakannya
setiap hari) karena bila lupa minum obat, dapat terjadi
kegagalan pencegahan kehamilan
 Harus diminum pada waktu yang sama setiap hari
 Harus ada jaminan ketersediaan pasokan ulang
 Dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain

6
KOP sesuai untuk:
Perempuan:
 Dari semua usia subur

 Dari semua paritas termasuk wanita

nulipara
 Sedang menyusui (6 minggu
pascapersalinan atau lebih) dan
membutuhkan kontrasepsi
 Pascapersalinan dan tidak menyusukan

bayinya
 Pascakeguguran

7
KOP sesuai untuk:
Perempuan:
 Dengan hipertensi < 180/110, mengalami
masalah pembekuan darah atau anemia
bulan sabit (sickle cell)
 Dengan dismenore sedang hingga berat

 Perokok (tak dibatasi usia dan jumlah


batang rokok)
 Yang tidak menyukai efek samping atau
tidak boleh menggunakan hormon
estrogen
 Yang menginginkan kontrasepsi pil
progestin tetapi tidak dalam bentuk
injeksi atau susuk
8
Konseling Tambahan untuk:

Perempuan:
 Pelupa dan sulit untuk mengingat
harus makan pil setiap hari pada saat
yang sama
 Yang sangat terganggu dengan adanya
perubahan pola haid atau perdarahan
di luar siklus normal mereka

9
KOP tidak sesuai untuk:

Wanita yang sedang hamil atau


kehamilannya belum dapat dipastikan

Source: WHO 1996.


10
Beberapa Kondisi Medik yang Perlu
diperhatikan pada Pengguna KOP:

KOP tidak dianjurkan pada wanita dengan kondisi


berikut ini, kecuali jika tidak tersedia atau tidak
cocok dengan metode lain:
 Sedang menyusui (< 6 minggu postpartum)
 Mengalami perdarahan per vaginam yang belum
pasti penyebabnya (terutama bila ada kecurigaan
keganasan)
 Karsinoma (sedang menderita atau ada riwayat)
 Ikterus (aktif, simptomatik)

Source: WHO 1996.


11
Beberapa Kondisi Medik yang perlu
diperhatikan pada pengguna KOP:
 Sedang menggunakan obat antikonvulsi
(fenitoin dan barbiturat) atau
tuberkulostatik (rifampisin)
 Menderita sirosis hati berat atau tumor
hati (adenoma dan hepatoma)
 Pernah mengalami stroke
 Penyakit iskemia jantung (sedang atau
pernah menderita)

Source: WHO 1996.


12
Kondisi Medik yang Masih Dapat
Dipertimbangkan:

 Tekanan Darah (< 180/110)


 Diabetes terkontrol atau diderita (< 20
tahun lamanya)
 Riwayat Pre-eklampsia
 Perokok (tanpa batas usia/jumlah batang)
 Penyakit yang memerlukan pembedahan
(dengan/tanpa perawatan pascabedah
yang berkepanjangan)
 Kelainan tromboemboli
 Penyakit Jantung Vaskuler (simptomatik
ataupun asimptomatik)
13
Saat penggunaan KOP

 Mulai dari hari ke 1 siklus haid


 Setiap saat bila klien dapat dipastikan tidak sedang
hamil
 Postpartum:
 Setelah 6 bulan jika memakai Metode Laktasi Amenore
 Setelah 6 minggu, masih menyusukan bayinya tetapi tidak
menggunakan MLA
 Segera atau dalam tempo 6 minggu jika tidak menyusui
 Untuk Pascakeguguran, dapat segera diberikan
 Bila ingin ganti cara

14
Efek Samping yang Perlu ditangani
 Amenorea (tidak haid atau spotting)
 Perdarahan atau perdarahan bercak
berulang
 Perdarahan banyak, berulang dan lama
 Nyeri perut bawah (dengan atau tanpa
gejala-gejala hamil)
 Pertambahan atau kehilangan berat
badan (perubahan nafsu makan)
 Sakit kepala/sefalgia
 Mual/pusing/muntah

15
Penanganan Amenorea
 Pastikan apakah terjadi kehamilan,
terutama bila amenorea terjadi
setelah siklus haid sebelumnya
teratur
 Bila dipastikan tidak hamil, lakukan
konseling dan yakinkan hal tersebut
masih tergolong normal
 Jangan berupaya untuk membuat
perdarahan lucut (withdrawal
bleeding) dengan memberikan KOK

16
Penanganan Perdarahan atau Spotting

Perdarahan bercak berkepanjangan (> 8 hari) atau


perdarahan sedang:
 Lakukan konseling bila tidak ditemui kelainan
 Periksa apakah ada masalah ginekologis (misalnya
servisitis)
 Pengobatan jangka pendek:
 KOK (30-50 µg EE) selama 1 siklus1, atau
 Ibuprofen (3 x 800 mg selama 5 hari)

Ingatkan klien akan adanya perdarahan lucut setelah selesai KOK.

17
Penatalaksanaan Perdarahan yang Banyak, Lama
dan Diluar Siklus

Perdarahan dengan jumlah dua kali lebih


banyak atau waktu dua kali lebih lama dari
normal:
 Cermati riwayat siklus sebelumnya dan

periksa kadar hemoglobinnya (jika


mungkin)
 Periksa apakah ada kelainan ginekologik

 Pengobatan jangka pendek:

 KOK (30-50 gEE) selama 1 siklus1, atau


 Ibuprofen (3 x 800 mg selama 5 hari)

1Ingatkan klien tentang adanya perdarahan lucut setelah KOK selesai. 18


Penatalaksanaan Perdarahan yang Banyak,
Lama dan Diluar Siklus

Jika perdarahan tidak berkurang dalam


tempo 3 - 5 hari, beri:
 2 pil KOK per hari selama sisa siklus

haidnya kemudian diikuti dengan 1


pil per hari dari kemasan yang baru,
atau
 Estrogen dosis tinggi (50 µg EE KOK
atau 1.25 mg LNG yang disatukan
dengan estrogen) selama 14-21 hari

19
Interaksi Obat

Sebagian besar interaksi sering berkaitan


dengan terjadinya peningkatan proses
metabolisme levonorgestrel akibat
peningkatan enzim di hati:
 Rifampisin (tuberkulosis)
 Anti-epilepsi (kejang-kejang):
 Barbiturat, fenitoin, karbamazepine (tapi
bukan valproic acid)
 Griseofulvin (hanya pemakaian jangka
panjang)

20
Yang Perlu Diingat Oleh Klien
 Minum 1 pil di saat yang sama setiap hari.
 Minum pil pertama di hari yang pertama haid
 Jika mulai KOP setelah hari pertama tetapi sebelum hari ke 7,
gunakan metoda pelindung tambahan (kondom) untuk 48 jam
berikutnya
 Habiskan semua pil dalam kemasan lama dan mulai dengan pil
dari kemasan baru pada keesokan harinya
 Jika terjadi muntah dalam waktu 30 menit setelah makan pil,
minum kembali satu pil yang baru atau gunakan metoda
pelindung tambahan (kondom) jika akan melakukan sanggama
dalam 48 jam berikutnya

21
Yang Perlu Diingat Oleh Klien
 Jika terlambat minum pil 3 jam dari jadwal yang seharusnya,
minum pil sesegera klien ingat.
 Gunakan metoda pelindung jika akan bersanggama dalam waktu 48 jam
berikutnya

 Jika terlupa minum 1 pil atau lebih, minum pil tersebut sesegera
mungkin.
 Gunakan metoda pelindung lain jika akan bersanggama dalam waktu 48
jam berikutnya.

 Jika tidak mendapat haid sebanyak dua kali atau lebih, klien
harus memeriksakan diri ke klinik terdekat untuk memperoleh
kepastian hamil-tidaknya klien.
 Jangan menghentikan penggunaan pil kecuali jika klien dipastikan telah
hamil

22
Informasi Umum
 Perubahan-pola haid adalah hal yang umum terjadi selama 2
atau 3 siklus pertama. Hal tersebut hanya bersifat sementara
dan tidak mengandung risiko bagi kesehatan.

 Efek samping lainnya dapat berupa penambahan berat badan,


sefalgia, dan pelunakan payudara. Gejala-gejala ini tidak
berbahaya dan lambat laun akan hilang.

 Beberapa obat tertentu (rifampisin dan sebagian besar obat


anti-epilepsi) bisa mengurangi keampuhan KOP. Beritahukan
kepada petugas bila klien mendapat obat-obatan lain sementara
menggunakan KOP.

 Gunakan kondom jika klien termasuk risiko tinggi untuk PMS/ISR


(misalnya: HBV, HIV/AIDS).

23
Perhatikan !
Segera hubungi petugas/kunjungi klinik
terdekat bila ada tanda-tanda berikut ini:
 Tidak dapat haid setelah beberapa siklus
sebelumnya teratur (mungkin terjadi kehamilan)
 Nyeri hebat di perut bawah
 Perdarahan hebat dan lama
 Sakit kepala (migren)

24

Anda mungkin juga menyukai