Anda di halaman 1dari 38

Referat

Rematik Artritis
Melisa A
11 2016 229
Rematik
 adalah semua penyakit yang menyerang sendi dan semua
jaringan di sekitar sendi.
 Rematik articular dan non articular.
 Organ sendi
 Jaringan sendi
 Sinovium
 Cavum sendi
 Tulang rawan
 Jaringan diluar sendi
 Tendon
 Bursa
 Otot
 Tulang
Artikular rematik
 Rematik artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan
gangguan rematik yang berlokasi pada persendian.
 Meliputi artritis reumatoid, osteoarthritis dan gout arthritis
Reumatoid artritis
 Penyakit inflamasi kronik yang ditandai oleh pembengkakan
sendi,nyeri sendi dan destruksi sendi
 Penyakit multisistem kronik yang penyebabnya belum
diketahui
 Melibatkan
 sendi-sendi kecil (Jari-jari tangan)
 Sendi besar ( sendi bahu, sendi siku,lutut dan pergelangan kaki)
Sendi yang terlibat Frekuensi keterlibatan
MCP 85
Pergelangan tangan 80
PIP 75
Lutut 75
MTP 75
Pergelangan kaki 75
Bahu 60
Tarsus 60
Panggul 50
Siku 50
Acromioclavicular 50
Vertebra cervical 40
Temporomadibular 30
Sternoclavicular 30
Epidemiologi
 Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1 dan
faktor ini memiliki angka kepekaan dan ekspresi penyakit
sebesar 60% (Suarjana, 2009). Insidensinya meningkat seiring
usia, 25 hingga 30 orang dewasa per 100.000 pria dewasa dan
50 hingga 60 per 100.000 wanita dewasa
Patofisiologi
 AR merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerang
sendi.
 Reaksi autoimun terjadi dalam jaringan sinovial.
Patofisiologi
Limfosit menginfiltrasi daerah
Pembuluh darah pada sendi
Kerusakan sendi mulai terjadi perivaskular dan terjadi
yang terlibat mengalami oklusi
dari proliferasi makrofag dan proliferasi sel-sel endotel
oleh bekuan kecil atau sel-sel
fibroblas sinovial. kemudian terjadi
inflamasi.
neovaskularisasi.

Pannus kemudian menginvasi


Terbentuknya pannus akibat dan merusak rawan sendi dan
terjadinya pertumbuhan yang tulang. Respon imunologi
iregular pada jaringan sinovial melibatkan peran sitokin,
yang mengalami inflamasi interleukin, proteinase dan
faktor pertumbuhan

Respon ini mengakibatkan destruksi sendi dan


komplikasi sistemik.
Terapi
 (1). mengurangi nyeri,
 (2). mengurangi inflamasi,
 (3). menjaga struktur persendian,
 (4). mempertahankan fungsi sendi, dan
 (5). mengontrol perkembangan sistemik.
Terapi
 untuk mengurangi rasa sakit,
 meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan.
 Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik
dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat
memperbaiki atau
Osteoartritis
 Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan
sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia
lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas,
pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi-sendi
tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
Artritis gout
 Suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus,
yaitu artritis akut.
 Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada
wanita.
 Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada
wanita biasanya mendekati masa menopause.
Non Artikular Reumatoid
 sekelompok penyakit yang menyerang berbagai jaringan
lunak disekitar sendi yang tidak berhubungan dengan
penyakit sendi baik itu lokal atau sistemik
Prevalensi
 Kejadian penyakit rematik lebih banyak pada usia lanjut.
 Pria dan wanita  1 : 2.
Klasifikasi
Patofisiologi
 Penyebab RNA belum diketahui secara pasti.
 Beberapa faktor yang berperan seperti
 trauma, beban kerja berlebihan, kelainan postur, usia lanjut dan
imunologis, gangguan metabolik (seperti kalsium atau
pyrophosphate) dan infeksi.
 Faktor-faktor penyebab tersebut menyebabkan peradangan
lokal pada jaringan lunak sekitar sendi
Diagnosis
 Ditegakkan apabila ada keluhan tanpa atau dengan kelainan
fisik yang ringan dan tanpa kelainan laboratoris dan radiologis
 Keluhan sering berupa nyeri atau kekakuan sendi.
 Pemeriksaan fisik terjadi tenderness (kepekaan lokal), gerakan
sendi terbatas pada satu sendi dan bersifat lokal.
 RNA juga sering menimbulkan keluhan nyeri pinggang.
 Pemeriksaan laboratoris dan radiologis sering dalam batas
normal.
Frozen shoulder
 Bahu beku artinya bahunya tidak bisa diangkat, tidak bisa digerakkan,
nyeri, dan sering terjadi pada wanita usia lanjut
 Kapsul yang mengelilingi shoulder ball dan socket mengalami
fibrosis sehingga menghambat pergerakan baik aktif maupun
pasif dan menyebabkan nyeri
 Initial treatment = obat oral biasanya tidak mempan →
harus melakukan realize dengan penyuntikan di kapsul
daripada shoulder → konsul ke rheumatologys → perlu
arthoscopic
 Time : 18+ bulan sampai spontaneous resolution
 Pain medicine
 Cortisone injection: 2-3 kali
 Stretching : mungkin dapat membantu atau mungkin juga
memperburuk kondisi
De Quarvain’s Tenosynovitis (Ekstensor
Tenosynovitis)
 Terjadi fibrosis di extensor retinaculum, banyak terjadi pada
pemain golf dan tennis karena overuse.
 Tandanya sangat gampang, cukup dengan melakukan
Finkelstein Test = jari derenggangkan kemudian
digerakkan atau ditekan di daerah extensor retinaculum,
maka akan terasa nyeri yang luar biasa.
 Etiologi  belum diketahui  diduga aktivitas yang
berulang yang melibatkan jempol tangan, seperti mejejaitan.
 kondisi patologis  bervariasi dari inflamasi sampai
fibrosis reaktif dan penebalan dari selubung kompartemen
pertama ekstensor pergelangan tangan
 Gejala  nyeri pada bagian dorsal radial pergelangan tangan
yang terlokalisasi, nyeri saat pergerakan jempol, krepitus dan
atau pembengkakan jaringan
Terapi
 Injeksi kortikosteroid  angka keberhasilan 2/ pasien
setelah 3 minggu.
 Splint tidak terlalu banyak membantu
 Operation (cutting tendon sheath) : untuk pasien
dengan keluhan dalam jangka waktu lama atau tidak membaik
dengan injeksi kortikosteroid
Trigger finger (jari pelatuk)

 Ada terowongan/pulley , ada


nodul dari tendon, akibat
nodul trsbut tendon
terperangkat sehingga jari
terkunci dalam posisi flexi.
Diagnosis
 Jari terkunci pada posisi fleksi
 Nodul yang nyeri pada volar sendi metacarpophalangeal
Terapi
 Nonoperative  Operative:
 NSAIDs  A1 pulley release
 Injeksi kortison di bawah  95% success rate
A1 pulley
 60% sukses bila dilakukan
secara dini
Plantar Fasciitis
 Patofisiologi  inflamasi ec
peregangan yang belebihan
pada fascia plantar  nyeri
pada telapak kaki pada saat
bangun tidur
 Etiologi  belum diketahui
 multifaktorial (obesitas,
berdiri lama, pes planus,
penurunan dorsofleksi
pergelangan kaki, dan
eksotosis inferior kalkaneus)
Diagnosis
 Nyeri khas pada fascia berupa nyeri pada waktu bangun
menapak pertama kali.
 Nyeri di pagi hari karena pada saat tidur plantar fascia dalam
kondisi relaxs dan ketika menapak pertama kali langsung
terjadi kontraksi yang tinggi, sehingga terjadi tekanan yang
luar biasa.
 Pada pemeriksaan fisik, jika calcaneus di tekan akan terasa
nyeri.
 onset gradual  memburuk setelah beristirahat (membaik
setelah aktivitas)
 Predisposisi  peningkatan intensitas dari regimen lari,
perubahan alas kaki, atau permukaan tempat pasien berlari
Terapi
 Masih tidak ada terapi yang optimal
 Fisioterapi = baru bangun kaki ditarik2 dengan handuk atau
bisa juga ketika tidur pakai bidai (Night splints)
 NSAIDS untuk meredakan nyeri
 Untuk nyeri yang berat dapat diberikan injeksi lidocain
 Terapi operatif  surgical release plantar fascia
Epicondylitis

 Epicondylitis adalah nyeri yang terjadi di elbow, bisa lateral


bisa medial.
 Lateral epicondylitis (tennis elbow)  trauma repetitif
pada tendon ekstensor communis pada epikondilus lateral
dari humerus
 Medial epicondylitis (golf elbow)  adalah trauma
repetitif pada tendon fleksor communis pada epikondilus
medial dari humerus
 Gejala yang timbul tidak hilang karena adanya traksi yang
konstan dari pergerakan pergelangan tangan dan tangan.
a. Lateral Epicondylitis (Tennis Elbow)

Gejala :
 Nyeri lokal pada lateral
siku
 Kelemahan pada lengan
b. Medial Epicondylitis (Golfer’s Elbow)

Gejala :
 Nyeri pada bagian medial
siku
 Kelemahan pada lengan
Terapi
 Konservatif dan operatif  menghilangkan inflamasi ,
mengubah biomekanik, regenerasi tendinopati.
 Pada kondisi akut (6 minggu)  istirahat dan meredakan
nyeri
 Untuk nyeri derajat yang lebih berat  NSAID dan
kortikosteroid
 Terapi pembedahan baik melalui open surgery, percutaneous,
dan pembedahan athroscopic

Anda mungkin juga menyukai