Anda di halaman 1dari 26

+

PRESENTASI
KASUS
APPENDISITIS
AKUT

Oleh :
dr. Nurul Ilmia

Pembimbing Wahana :
dr. Utari, MM
dr. Wawan Eko D
+ Identitas Pasien
 Nama : Sdr. EY

 Usia : 15 tahun

 Alamat : Lau 03/05, Dawe Kudus

 Pekerjaan : Pelajar

 DPJP : dr. Nasrudin Sp.B

 Ruang : Abu Bakar

 No CM : 296234 (BPJS)

 Tanggal masuk : 3 Oktober 2018

 Jam Masuk :19.50


+ RPS

 Ku : Nyeri perut kanan bawah

 Onset : Sejak pagi

 kualitas : Sedang

 Kuantitas : Hilang timbul

 Progesifitas : Semakin memberat

 Gejala penyerta : Demam, mual, muntah


+
RPS
 Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut kanan bawah
sejak pagi jam 08.00 WIB. Nyeri awalnya berasal dari sekitar ulu
hati dan kemudian berpindah kearah perut kanan bawah. Nyeri
yang dirasakan semakin lebih tajam pada perut kanan bawah
setelah beberapa jam setelahnya. Nyeri perut kanan dirasakan
terus menerus sehingga pasien terlihat membungkukan
badannya. Nyeri perut ini menjalar sampai ke bagian punggung
dan kadang ke bagian perut bagian atas. Nyeri yang dirasakan
timbul tiba-tiba tanpa adanya faktor yang mendahului.

 Keluhan ini disertai dengan demam yang muncul di sore hari.


Pasien juga mual disertai muntah setiap makan atau minum.
Buang air kecil sedikit dan buang air besar lancar tidak ada
keluhan. Pasien tidak mengeluh adanya nyeri pada waktu
berkemih serta tidak terdapat adanya merah pada urine. Nyeri
pinggang juga disangkal oleh pasien. Pasien tidak memiliki
riwayat adanya batu yang keluar pada saat berkemih. Tidak ada
riwayat trauma.
+ RPD

 Riwayat penyakit yang sama (-)

 Riwayat trauma / jatuh (-)

 Riwayat alergi obat maupun makanan (-)


+ RPK

 Riwayat penyakit yang sama disangkal

 Riwayat penyakit hipertensi tidak diketahui

 Riwayat penyakit diabetes tidak diketahui

 Riwayat alergi obat maupun makanan disangkal

 Riwayat penyakit Asma disangkal


+ RPSOSEK

 Pasien mengaku tidak merokok dan tidak mengkonsumsi


minuman beralkohol
+ Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum : Lemah, tampak sakit

 Kesadaran : kompos mentis, GCS E4M6V5 = 15

 Tanda Vital :
 TD : 125/81 mmHg
 N : 111x/menit
 RR : 20x/menit
 Temp : 39,3 oC
+
 Kepala : mesocephal

 Kulit : sianosis (-) petechie (-) ekimosis (-) iketerik (-


) ulkus (-) turgor baik

 Mata : konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)

 Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-),


epistaksis (-), nyeri tekan (-)

 Telinga : discharge (-) hiperemis (-)

 Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-), atropi papil


lidah (-)

 Leher : trakhea di tengah, JVP 5+2 cm, pembesaran


nnll (-), pembesaran thyroid (-)

 Dada : simetris
+  Jantung :
 Inspeksi : ictus kordis tak tampak
 Palpasi : ictus kordis teraba di SIC VI 2 cm lateral
LMCS, tidak kuat angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-),
pulsasi epigastrial (-), sternal lift (-), thrill (-)
 Perkusi :
 Batas atas : SIC II LPS sinistra
 Batas kanan : LPS dextra
 Batas kiri : SIC VI 2 cm lateral LMCS
 Auskultasi : HR 111x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni,
bising(-), gallop(-)

 Pulmo :
 Inspeksi : simetris, retraksi (-)
 Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
 Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
 Auskultasi : SD Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Ronkhi (-
/-)
+
 Abdomen:
 Inspeksi : cembung, DC (+), DS(+), bekas operasi (-)
 Auskultasi : bising usus (+) meningkat, metalic sound (+)
 Perkusi : timpani, pekak alih (-)
 Palpasi : supel, massa (-), defans muscular (-),nyeri tekan
titik McBurney (+), Rovsing sign (+), Bloomberg sign (+), Psoas
sign (+), Obturator sign (-)

 Ekstremitas SUPor INFor


 Edema -/- -/-
 Akral dingin -/- -/-
 Sianosis -/- -/-
+ Pemeriksaan Penunjang
+
+ Diagnosis Awal

 Abdominal Pain, susp. Appndicitis Akut


+
Tata Laksana

 TATALAKSANA DARI IGD


 Inf. RL 20 tpm
 Inj. Ondancentron 1A
 Pamol 500 mg

 Advice DPJP
 Inj. Ceftriaxon 2gr/24 jam
 Pro Appendictomy
+ Follow up
+
+

TERIMA KASIH
+
definisi

 Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis


dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling
sering.Penyakit ini mengenai semua umur baik laki-laki
maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki
berusia 10 sampai 30 tahun
+
KLASIFIKASI
 Apendisitis akut
 Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh
radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat,
disertai maupun tidak disertai rangsang peritonieum lokal.Gejala
apendisitis akut talah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan
nyeri viseral didaerah epigastrium disekitar umbilikus.Keluhan ini
sering disertai mual dan kadang muntah. Umumnya nafsu makan
menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ketitik Mc
Burney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya
sehingga merupakan nyeri somatik setempat.

 Apendisitis kronik
 Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika ditemukan
adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang
kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik. Kriteria
mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh dinding
apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks, adanya jaringan
parut dan ulkus lama dimukosa , dan adanya sel inflamasi kronik.
Insiden apendisitis kronik antara 1-5%.
+
ETIOLOGI
 Faktor Obstruksi
 Sekitar 60% obstruksi disebabkan oleh hiperplasia jaringan
lymphoid sub mukosa, 35% karena stasis fekal, 4% karena benda
asing dan sebab lainnya 1% diantaranya sumbatan oleh parasit dan
cacing.

 Faktor Bakteri
 Infeksi enterogen merupakan faktor patogenesis primer pada
apendisitis akut. Bakteri yang ditemukan biasanya E.coli, Bacteriodes
fragililis, Splanchicus, Lacto-bacilus, Pseudomonas, Bacteriodes
splanicus.

 Kecenderungan familiar
 Hal ini dihubungkan dengan terdapatnya malformasi yang herediter
dari organ apendiks yang terlalu panjang, vaskularisasi yang tidak
baik dan letaknya yang memudahkan terjadi apendisitis.

 Faktor ras dan diet


 Faktor ras berhubungan dengan kebiasaan dan pola makann sehari-
hari.
+
PATOGENESIS
+
GEJALA KLINIS

 Tanda awal nyeri di epigastrium atau regio umbilicus disertai


mual dan anorexia. Demam biasanya ringan, dengan suhu
sekitar 37,5 - 38,5C. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah
terjadi perforasi.

 Nyeri berpindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda


rangsangan peritoneum lokal di titik Mc Burney, nyeri tekan,
nyeri lepas dan adanya defans muskuler.

 Nyeri rangsangan peritoneum tak langsung nyeri kanan


bawah pada tekanan kiri (Rovsing’s Sign) nyeri kanan bawah
bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg’s Sign)
batuk atau mengedan
+
+
+

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai