Anda di halaman 1dari 18

Peranan Hormon dan Metabolisme

Karbohidrat dalam Keadaan Puasa

Angelina Wijaya
102015186
 
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6, Kebon Jeruk- Jakarta Barat 11510
Telepon: (021)5694-2061, fax: (021)563-1731
Email : Angelina.2015fk186@civitas.ukrida.ac.id
Skenario 7

Seorang pendaki gunung 20 tahun dibawa


ke IGD RS karena ditemukan oleh tim SAR
dalam kondisi lemah karena hilang selama
3 hari. Pendaki tersebut tidak membawa
perbekalan yang cukup dan hanya makan
buah-buahan yang ditemukan di hutan.
Rumusan Masalah

Seorang pendaki gunung 20 tahun,


ditemukan dalam kondisi lemah karena
hilang selama 3 hari di gunung dan hanya
makan buah-buahan yang ditemukan di
hutan.
Analisis Masalah
Glikolisis

Glikogenolisis
RM Metabolisme KH
Glukoneogenesis

Hormon yang 
Berperan Fruktosa
Hipotesis
Pendaki gunung bisa bertahan selama 3 hari
karena ada metabolisme karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat
Dalam kondisi normal (tidak kelaparan): karbohidrat akan diubah
menjadi bentuk glukosa
Glukosa diubah menjadi energi glikolisis oksidasi piruvat
menjadi asetil koA
Sikulus Asam Sitrat (SAS) energi
Glukosa juga sebagian akan disimpan dalam bentuk glikogen
melalui proses yang dikenal sebagai proses glikogenesis
Metabolisme Glukosa

Glukosa darah , memacu jalur


metabolisme karbohidrat berikut :
1. Glikolisis
2. Oksidasi Piruvat
3. Siklus Asam Sitrat
4. Glikogenesis

Puasa / kelaparan kadar


glukosa darah memacu jalur
metabolisme karbohidrat berikut
:
1. Glikogenolisis
2. Glukoneogenesis
GLIKOLISIS 
Oksidasi Piruvat--> Asetil
Siklus Asam Sitrat
KoA
Glukoneogenesi
s
Sumber karbon utama/substrat untuk
glukoneogenesis :
1. Asam amino glukogenik (Ala)
2. Laktat
3. Gliserol
4. Propionat

Enzim yang berperan dalam perubahan :


o Laktat <Lactase
dehydrogenase>Piruvat
o Alanin <Alanine
aminotransferase>Piruvat
o Gliserol <Gliserol kinase>Glycerol 3-
phosphate<Glycerol 3-phosphate
dehydrogenase>Dihydroxyacetone
phosphate
1. Piruvat mengalami karboksilasi      
      oksaloasetat (piruvat
karboksilase)
2. Oksaloasetat mengalami 
dekarboksilasi         PEP (fosfoenol
piruvat karboksinkiase)
3. PEP          Gliseraldehida 3-fosfat 
& DHAP         fruktosa 1,6-bifosfat
4. fruktosa 1,6-bifosfat              
fruktosa 6-fosfat (fruktosa 1,6-
bifosfatase)
5. Fruktosa 6-fosfat         glukosa 6-
fosfat oleh isomerase
6. Glukosa 6 fosfat         glukosa 
(glukosa 6-fosfatase)
Glikogenolisis
• Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa
• Tempatnya di hati dan di otot
• Hati : glikogenolisis   glukosa darah 
• Otot : glikogenolisis   piruvat (aerob) / 
laktat (anaerob: kerja fisik)
Enzim yang berperan dalam Glikogenolisis
1. Fosforilase: enzim regulator, mengatalisis 
reaksi pemecahan ikatan 
glikosidik/fosforolisis (pemecahan dengan 
fosfat)

2. Glukan transferase: memindahkan ±3 
segmen glukosa dari 4 sisa glukosa ke 
rantai yang lurus yg berdekatan dan 
menyisakan 1 glukosa pada cabang tsb.

3. Debranching enzyme: menghidrolisis 
tempat percabangan, memutus 1 molekul 
glukosa tsb menjadi glukosa bebas. 
Metabolisme Fruktosa
 Jalan utama : Fruktosa + ATP  Fruktosa 1-P + ADP.
Enzim : Fruktokinase
- terdapat di hati
- tidak dapat mengfosforilasi glukosa
- tidak dipengaruhi oleh puasa / insulin
(pada DM, pengeluaran fruktosa dari darah dlm
kecepatan normal)
- Km rendah  afinitas substrat tinggi
(Heksokinase dpt mengfosforilasi fruktosa  fruktosa 6-P, ttp
afinitas thd fruktosa kecil sekali dibanding glukosa)
 Di hati  glikolisis lebih cepat dibanding glukosa
melalui jalan pintas tanpa melewati reaksi yang dikatalisis
oleh fosfofrukto-kinase
 Pada keadaan DM  fruktosa & sorbitol >> dilensa 
katarak.
Hormon Pengaturan Metabolisme
Energi
Hormon terpenting pada pengaturan metabolisme energi
 Insulin
 Glukagon
Kesimpulan
Dalam kondisi tidak makan, tubuh akan mulai melakukan aktivitas
metabolisme yang tidak seperti biasanya. Glikogen yang disimpan di
tubuh akan diubah menjadi glukosa. Jika kondisi ini terus berlanjut
(puasa berkepanjangan) tubuh akan kehilangan simpanan glikogen
sehingga energi yang dihasilkan akan berkurang. Hal ini dapat
menyebabkan seseorang menjadi mudah lelah.
-HIPOTESIS DITERIMA-

Anda mungkin juga menyukai