Anti-Inflammatori
Obat anti-inflamasi yang dikenal ada 2 yaitu antiinflamasi steroid dan non-
steroid, namun obat-obatan ini memiliki efek samping seperti penurunan
imunitas osteoporosis, atropi otot dan jaringan lemak serta beberapa ada
yang bersifat diabetik
Anti-Inflammatori
IC50
Mekanisme Inflamasi
Pendahuluan
Tanaman ini biasa ditemukan di Algeria dan Tunisia
Kingdom: Plantae
Order: Asterales
Family: Asteraceae
Genus: Hertia
Spesies: H. cheirifolia L.
Skema kerja
Ekstraksi
Akar H.Cheiriifolia L.
- Dieringanginkan pada temperature ruangan
selama 15 hari
- Dihaluskan
- Dimaserasi dengan methanol selama 72 jam
pada temperature ruangan
- Diulangi sebanyak 3 kali
Ekstrak metanol
Aktifitas anti inflamatori
Tikus
- Dibagi menjadi lima kelompok dimana masing-masing ada
enam tikus
- Diberikan larutan garam pada kelompok control (NaCl 9 ‰,
2,5 mL / kg)
- Diberikan diklofenak pada kelompok refrensi (25 mg / kg)
- Dibeikan ekstrak methanol pada kelompok uji (50 dan 100
mg / kg)
- Disuntik tikus dengan 0,05 mL suspensi karagenan 1%
- Diukur volume kaki kiri belakang menggunakan
plethysmometer sebelum dan sesudah (1-5 jam)
- Dihitung IC50 dengan rumus
Hasil
Hasil
Data Identifikasi Senyawa dari Ekstrak
Metanol Akar H.Cheiriifolia L.
Kesimpulan
• Pada 100 mg / kg, ekstrak ini menunjukkan aktivitas antiinflamasi
akut tertinggi pada karaginan diinduksi edema tikus kaki
• Profil HPLC dari ekstrak metanol menunjukkan kehadiran coumarin
sebagai komponen yang melimpah yang dapat menjelaskan efek
farmakologisnya.
Pendahuluan
Daerah Penyebaran
Biasa ditemukan di Timur dan Selatan China
Batang T. hypoglaucum
- Dikeringanginkan, dihaluskan direfluks dengan EtOH-H2O 70:30
sebanyak 150L selama 2 jam dengan 3x pengulangan
- Dilarutkan dengan H2O, difraksinasi dengan EtOAc, difraksinasi
dengan kolom silika gel dengan petroleum ether –aseton (98:2,
95:5, 90:10, 80:20 and 70:30), fraksi 3 di fraksinasi dengan kolom
kromatografi kolom dengan pelarut petroleum ether-EtOAc (90:10
and 80:20). Fraksi 3.2 dipisahkan dengan MCI gel kolom dengan
pelarut 50%, 60%, 70%, 80%, 90% MeOH-H2O dan MeOH,
dimurnikan kembali dengan kolom aluminium oksida, semi-
preparatif HPLC
Senyawa 1-13
Aktifitas Anti-inflamatori
Sel RAW264,7
- Dikultur di 96 well-plates pada 37oC dengan konsentrasi CO2 5%
- Ditmabhakan dengan LPS (1.0 μg/mL) dan senyawa 1-13 (3.13,
6.25, 12.5, 25 and 50 μM), diinkubasi Selma 22 jam
- Dihitung konsentrasi NO dari kultur dengan NO assay kit
- Dihitung viability dari sel pada Panjang gelombang 540 nm
- Dihitung IC50
Hasil
Analisa QPCR
Sel RAW264,7
- Dimasuukan sebanyak 2.5 × 106 cells/well pada 12 lubang plat
- Diinkubasi dengan LPS 1,0 μg/mL dan senyawa dengan konsentrasi
(3.13 and 12.5 μM) selama 24 jam
- Dicuci 2kali dengan PBS
- Diisolasi RNA dengan Reagen tizol
- Diukur absorban RNA
- Dibuat DNA komplementer dari RNA dengan Superscript II reverse
transcriptase pada suhu 42oC selama 2 menit
- Dilakukan sekuensing kuantitatif dengan kondisi siklus termal 95oC
untuk 3 menit, 40 siklus untuk 95OC untuk 10 detik, 55oC untuk 30
detik dan 72oC untuk 40 detik dengan primer iNOS, sense: 5′-
GCAAACCCAAGGTCTACGTTCA-3′, antisense: 5′-GAGCACGCTG
AGTACCTCATTG-3′ , GADPH: sense: 5′-CGTC CCGT
AGACAAAATGGT-3′, antisense: 5′-TTGATGGCAACAATCTCCAC-3
Hasil
Hasil
Kesimpulan
• Senyawa 6,7 dan 11 memiliki IC50 tertinggi